1 / 32

Learning In Action!

Learning In Action!. Panduan Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek. Oleh Supratomo. Pendahuluan.

gunda
Download Presentation

Learning In Action!

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Learning In Action! Panduan Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Oleh Supratomo

  2. Pendahuluan Pembelajaran berbasis proyek (project based learning/PjBL) merupakan salah satu metode pembelajaran yang menekankan pada pemberian kesempatan kepada mahasiswa untuk menghasilkan suatu karya melalui pengembangan pengetahuan, sikap, nilai dan ketrampilan sosial yang berguna bagi kehidupannya di masyarakat. Karya yang dihasilkan dapat berupa suatu rancangan, model, prototipe atau produk yang nyata yang dapat diterapkan di masyarakat. PjBL banyak diterapkan di bidang keteknikan (engineering), namun demikian dari beberapa literatur, metode ini juga telah diterapkan di bidang-bidang lain, sepert : pertanian, peternakan, perikanan dan beberapa bidang studi yang lain. Namun demikian tidak semua mata kuliah dalam kurikulum dimungkinkan untuk menerapkan metode PjBL. Mata kuliah tingkat lanjut lebih cocok diajarkan dengan metode ini dan yang sangat relevan adalah mata kuliah dalam kelompok MKB (Mata Kuliah Keahlian Berkarya). Paradigma dari PjBL adalah pembelajaran berbasis mahasiswa (student-centered and self-directed), diarahkankan untuk menyelesaikan permasalahan nyata yang ada di masyarakat (organized around real-world problems), difokuskan pada ketrampilan pembelajar (focused on authentic skills), dikerjakan bersama di dalam suatu tim kerja (collaborative), dan difasilitasi oleh fakultas/dosen (with faculty as facilitators).

  3. Apakah PjBL itu? • Berikut ini adalah beberapa pengertian tentang PjBL : • A method of teaching in which students aquire new knowledge and skills in the course of designing, planning and producing some product or performance. (Simkins, 2001). • A systematic teaching method that engages students in learning knowledge and skills through an extended inquiry process structured around complex, authentic questions and carefully designed products and tasks. (The Buck Institute of Education, 2006) • Is a model that organizes learning around projects, based on challenging questions or problems, that involve students in design, problem-solving, decision making, or investigative activities; give students the opportunity to work relatively autonomously over extended periods of time; and culminate in realistic products or presentations. (Thomas, 2000) • Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa PjBL adalah metode pembelajaran dimana mahasiswa menerima pengetahuan dan ketrampilan baru melalui suatu tahapan pembelajaran yang sistematis untuk pada akhirnya dapat menghasilkan suatu rancangan, model, prototipe atau produk.

  4. Mengapa Menerapkan PjBL? Beberapa program studi menginginkan lulusannya mempunyai kompetensi, misalnya : Kemampuan dalam menerapkan pengetahuan dasar ....., dalam menggambar, merancang dan membuat......, dalam mengukur, menginterpretasikan dan menganalisis data, dalam memberikan solusi terhadap suatu masalah ....., dsb. Matakuliah – matakuliah lanjut, khususnya yang berada di dalam kelompok MKB (Mata Kuliah Keahlian Berkarya) yang mempunyai kompetensi yang sama dengan kompetensi-kompetensi tersebut di atas, dapat menerapkan PjBL dalam proses pembelajarannya. Dengan PjBL, mahasiswa diharuskan membuat suatu produk yang nyata pada akhir proses pembelajarannya. Proyek yang dikerjakan bukan proyek hasil praktikum, bukan dirancang oleh dosen, tetapi yang dihasilkan dari hasil pemikiran mahasiswa itu sendiri yang mana hasilnya dapat langsung dilihat ujudnya oleh masyarakat. Kelemahan PjBL antara lain adalah dalam hal penggunaan waktu yang relatif panjang, biaya yang cukup besar (biasanya ditanggung oleh mahasiswa), diperlukan pengetahuan mahasiswa yang lebih advance, dan ada kemungkinan proyek yang dikerjakan tidak dapat diselesaikan pada waktunya atau bahkan gagal.

  5. Proses Utama PjBL Pelaksanaan PjBL dapat mengikuti model CDIO : Conceive, Design, Implement, Operate, (Pee and Leong, 2005) Conceive (Pahami) Tahap ini adalah tahapan terpenting dari rangkaian proses pelaksanaan PjBL dimana mahasiswa dengan arahan dosennya berdiskusi untuk menentukan produk apa yang akan dihasilkan oleh kelompok mahasiswa tsb. di akhir proses pembelajaran. Dosen harus membimbing mahasiswanya untuk mendapatkan pilihan terbaik dari alternatif-alternatif proyek yang digagas oleh kelompok mahasiswa tsb. Design (Rancang) Setelah ditetapkan proyek yang akan dikerjakan, kelompok mahasiswa tsb perlu untuk membuat rancangan yang detail. Mereka dianjurkan untuk membagi pekerjaannya agar masing-masing anggota mempunyai tanggung jawab pada pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Sebelum melakukan pembelian bahan dan alat untuk keperluan proyek, dosen harus memastikan bahwa apa yang akan dibeli memang sudah sesuai dengan produk yang akan dihasilkan, hal ini dilakukan untuk menghindari adanya pemborosan dana. Sejak tahapan ini, mahasiswa sudah mulai mengerjakan proyek sesuai dengan jadwal yang ada di proposal, oleh karena itu pengawasan dari dosen sangat diperlukan agar mereka dapat menepati jadwal

  6. Proses Utama PjBL (lanjutan) Implement (Laksanakan) Tahapan ini adalah tahapan dimana produk dibuat. Ini adalah tahapan yang dinantikan oleh mahasiswa yang mana jika produk berhasil dibuat dan berfungsi sesuai dengan rancangan, mereka akan sangat senang, namun jika gagal berfungsi, mereka akan kecewa (frustasi). Banyak waktu yang diperlukan oleh mahasiswa untuk memecahkan permasalahan jika produk belum berfungsi dengan benar. Dalam kondisi demikian, dosen perlu memberi semangat dan memberi arahan agar mereka tidak cepat menyerah. Operate (Operasikan) Ini adalah tahapan yang paling ditunggu oleh para mahasiswa karena dalam tahapan ini penilaian akhir akan diberikan. Semua pekerjaan telah diselesaian. Mereka akan menunjukan kinerja produknya dihadapan kelompok mahasiswa yang lain, dosen atau bahkan jika diperlukan external reviewer (misalnya dosen dari mata kuliah lain, pelaku industri, atau mereka yang berkepentingan dengan hasil karya mahasiswa tsb.).

  7. Penyiapan Penerapan PjBL Rencana Pembelajaran: Yang harus diperhatikan dalam penyusunan Rencana Pembelajaran meliputi unsur-unsur berikut ini. Outcomes : Kemampuan mahasiswa yang dapat diperoleh dari PjBL, antara lain adalah untuk : (1) pemahaman pada pengetahuan (content knowledge), (2) penalaran dan pemecahan masalah (reasoning and problem solving), (3) komunikasi dalam lisan dan tulisan (oral and written communication), (4) bekerja sama dalam tim kerja (teamwork and collaboration), (5) pengelolaan proyek (project management) dan (6) belajar mandiri yang terarah (self-directed learning). Desain Matakuliah: (1) judul mata kuliah, (2) tujuan mata kuliah, dan (3) Topik-topik (yang disusun berdasarkan suatu kerangka teoritik). Runtut Pelaksanaan: Conceive – Design – Implement – Operate Pemilihan Materi: (1) dosen memberikan topik umum atas dasar sasaran belajar dan permasalahan yang sedang berkembang di masyarakat (misalnya biofuel, mekatronik, dsb), dan (2) mahasiswa atas inisiatif tim kerjanya mengajukan usulan proyek berdasarkan topik umum yang diberikan oleh dosen.

  8. Fasilitator: Dosen tidak lagi sebagai orang bijak di atas mimbar (teacher is a sage on the stage) yang berfungsi sebagai penyedia fakta, tetapi lebih sebagai fasilitator lingkungan pembelajaran yang membangun komunitas pembelajaran (teacher is a guide on my side). Konsep ini sangat baik karena memberikan ‘respect’, baik kepada dosen maupun mahasiswa sebagai individu dengan pemahaman, minat dan pengetahuan yang sama, yang bergabung dalam suatu wadah untuk berbagi pengetahuan dalam satu proses pembelajaran. Peserta Pembelajaran: Semua mahasiswa yang terdaftar pada mata kuliah tsb, yang terbagi dalam kelompok-kelompok kerja dengan anggota antara 5 – 10 orang. Bahan dan Sumber Pembelajaran: Bahan dan sumber yang perlu disiapkan meliputi, antara lain: (1) modul-modul pembelajaran yang disiapkan oleh dosen, (2) textbook, dan (3) bahan-bahan bacaan dari internet. Sarana dan Prasarana: Sarana dan prasarana yang dibutuhkan, antara lain adalah: (1) ruang kuliah, (2) tempat belajar yang dirancang sedemikian rupa sehingga peserta dapat berdiskusi dalam kelompoknya tanpa mengganggu kelompok yang lain, (3) perpustakaan dan fasilitas internet yang handal dan (4) laboratorium, studio dan/atau bengkel.

  9. Penerapan PjBL Salah satu contoh apa yang akan dikerjakan dosen/fasilitator dan mahasiswa selama proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini : (lengkapnya ada di Lampiran)

  10. Evaluasi dan Penilaian dalam PjBL Evaluasi dalam PjBL harus disesuaikan dengan kompetensi dan outcomes dari mata kuliah yang menerapkan PjBL. Setiap mata kuliah mempunyai kompetensi yang berbeda-beda, tetapi outcomeyang diharapkan dalam penerapan PjBL relatif sama, antara lain adalah : • pemahaman pada pengetahuan (content knowledge), • penalaran dan pemecahan masalah (reasoning and problem solving), • komunikasi dalam lisan dan tulisan (oral and written communication), • bekerja sama dalam tim kerja (teamwork and collaboration), • pengelolaan proyek (project management) dan • belajar mandiri yang terarah (self-directed learning).

  11. Evaluasi PjBL Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai/belum, sesuai/tidak. Evaluasi dilakukan untuk (1) menentukan kemajuan program dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan (formatif/proses), dan (2) memperoleh informasi berupa umpan balik untuk penyempurnaan program tsb. (normatif/hasil). Evaluasi dapat dilakukan oleh fasilitator/dosen, mahasiswa (peer reveiwer), maupun pihak ketiga (external reviewer). Berikut ini adalah bentuk-bentuk alat ukur untuk mengukur keberhasilan mahasiswa.

  12. Penilaian dalam PjBL • Penilaian (Assesment) dilakukan oleh fasilitator/dosen selama proses pembelajaran. • Apa yang dinilai ? • Ada 3 (tiga) hal yang dapat dinilai dari mahasiswa yaitu : (1) pengetahuan (knowledge), (2) kecakapan/keahlian (skill), dan (3) sikap (attitude). • Bagaimana menilainya ? • Pengetahuan (knowledge) • Penilaian terhadap penguasaaan pengetahuan yangmencakup seluruh kegiatan perkuliahan yang dapat dilakukanantara lain dengan : • 􀂃 Ujian Tengah dan Akhir Semester • 􀂃 Kuis, pekerjaan rumah, dokumen2 dan laporan. • (2)Kecakapan/keahlian (skill) • Penilaian terhadap kemampuan berkomunikasi lisan dan tulisan, serta kemampuan dalam menghasilkan perancangan,model, prototipe atau produk. • (3) Sikap (attitude) • Penilaian terhadap penguasaan soft skill, antara lain : • 􀂃 Keaktifan dan partisipasi dalam diskusi. • 􀂃 Kemampuan bekerjasama dalam tim. • 􀂃 Kehadiran perkuliahan, dsb.

  13. Penilaian Berbasis Kelas Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan penilaian yang berkelanjutan, akurat dan konsisten terhadap kompetensi belajar atau hasil belajar mahasiswa yang dilakukan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar di kelas. PBK dapat dilakukan dengan : • Pengumpulan hasil kerja mahasiswa (portofolio) : berupa kumpulan dokumentasi hasil pekerjaan mashasiswa yang disimpan dalam suatu bundel • Hasil karya (produk): tugas yang diberikan kepada mahasiswa yang memerlukan waktu relatif lama dalam pengerjaannya dengan hasil akhir berupa produk • Penugasan (proyek) : sama dengan hasil karya, tetapi hasil akhirnya dapat berupa makalah, penyelesaian suatu masalah, dsb. • Kinerja (performance) : tes yang menuntut mahasiswa melakukan tugas dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati dosen/fasilitator, mis. tes praktek, percobaan, olah raga, menyanyi, dsb. • Tes tertulis : dapat berupa pilihan berganda atau membuat jawaban sendiri (uraian).

  14. Penilaian Berbasis Kelas (lanj..) Instrumen Penilaian dalam PBK

  15. Batu Sandungan Penerapan PjBL Ada beberapa batu sandungan (obstacle) yang mungkin akan terjadi dalam penerapan PjBL, antara lain :. Komitmen Lembaga: Penerapan PjBL adalah suatu perubahan paradigma pembelajaran yang membutuhkan komitmen yang kuat dari institusi pelaksana. Komitment tersebut antara lain dalam penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, seperti media pembelajaran, jaringan internet yang handal, buku-buku (textbook) yang memadai, jurnal-jurnal ilmiah yang uptodate, ruang kelas yang memadai serta insentif yang cukup bagi fasilitator karena dengan metode ini, waktu dosen akan lebih banyak tersita dibandingkan dengan ketika mereka menerapkan metode pembelajaran konvensional. Resistensi Dosen dan Mahasiswa: Dosen-dosen yang selama ini sebagai penyedia fakta yang tidak terbiasa dengan metode SCL akan kesulitan dalam mengelola kelas dan menerapkan PjBL, juga bagi mereka yang belum memahami ICT dan jarang memperbaharui pengetahuannya, baik dengan membaca textbook, jurnal-jurnal, maupun browsing di internet. Di lain pihak, mahasiswa yang selama ini bersifat pasif, selalu mengharapkan “catatan” dari dosen, malas membaca textbook, jurnal-jurnal, maupun browsing di internet juga akan menjadi batu sandungan dalam penerapan PjBL.

  16. Referensi Anonimous, 2006. Handbook of Project Based Learning. The Buck Institute of Education, http://www.bie.org/pbl/pblhandbook/index.php --------------, 2005. Teaching Method of the Future : E-Learning and Project Based Learning. Board of European Student Technology (BEST) Symposium on Education, Aalborg, 21 – 28 August 2005. --------------, 2003. A Guide to Learning Engineering Through Projects.University of Nottingham. http://www.pble.ac.uk Brodeur, D.R., 2004. Problem-Based Learning in Professional Education. AAHE - Massachusetts Institute of Technology. dbrodeur@mit.edu Pee, S. H. and H. Liong, 2005. Implementing Project Based Learning Using CDIO Conceps. 1st Annual CDIO Conference – Queen’s University, Ontario, Canada. Simkins, M. 2005. Project Based Learning with Multimedia. http://pblmm.k12.ca.us The George Lucas Educational Foundation, 2003 : http://www.edutopia.org/teachingmodules/PBL/index.php Thomas, J.W., 2000. A Review of Research of Project-Based Learning. http://www.autodesk.com/foundation/ Willard, K. and M.W. Duffrin, 2003. Utilizing Project-Based Learning and Competition to Develop Student Skills and Interest in Producing Food Quality Items. Journal of Food Science Education Vol 2 2003.

  17. Lampiran - Lampiran Contoh Penerapan PjBL • School of Engineering and Technology • Northumbria University, New Castle - England • Mata Kuliah : An introduction to engineering design and problem solving • Learning outcomes. The student will be able to : • Analyse a problem, break it down into constituent parts and recognise the knowledge required for a novel solution. • Employ an interdisciplinary approach to describing the solution to electromechanical design problems. • Demonstrate the ability to plan and control the progress of group work. • Tackle engineering problems by ‘thinking and describing’. Sumber : Penlington, R. 2003 : A Project for Group Working with Foundation Year Students in Engineering In A Guide to Learning Engineering Through Projects.University of Nottingham. http://www.pble.ac.uk.

  18. Contoh Penerapan PjBL(cont …) • STUDENT AND STAFF ACTIVITY THROUGH THE PROJECT

  19. Contoh Penerapan PjBL(cont …) • STUDENT AND STAFF ACTIVITY THROUGH THE PROJECT (cont ….)

  20. Hasil karya mahasiswa PjBL sesuai dengan aktivitas di atas. Both walkers completed the final task of a three metre course with obsticles to both pass over and around but when the learning experience of the groups is considered then the process of developing the walker in Figure 2 was a better demonstration of design development and problem solving. The walker in Figure 1 did not evolve through a learning process, it functionally mirrors commercially available devices and only incorporated minor advances upon the initial design outline. As the project assessment scheme recognised but only placed a low weighting upon the practicing of practical build skills then the competent tool users of this group did not have an advantage. The group responsible for the walker in Figure 2 did not approach the task with one design in mind, they had early outlines of two device types but established that their practical skills with tools and materials would limit their ability to produce a sound light weight rigid structure. Therefore they needed a self supporting device which would reserve a large portion of the motor output for overcoming friction etc. in their less ‘crafted’ device.

  21. Contoh Penerapan PjBL (Sumber : Willard and Duffrin, 2003) School of Human and Consumer Sciences Ohio University, USA Mata Kuliah : Introduction to Foods Course Objectives :

  22. Contoh Penerapan PjBL (lanj…) Criteria of the Project :

  23. Contoh Penerapan PjBL (lanj…) Student comments after project completion :

  24. Contoh Penerapan PjBL (lanj…) Attitude toward project-based activity a,b

  25. Contoh : Project proposal • Judul : • Nama : • Program Studi : • Pendahuluan • Jelaskan latar belakang pemilihan proyek • Jelaskan keterkaitan dengan mata kuliah yang diambil • Jelaskan keterkaitan dengan pihak-pihal lain (industri atau program studi lain), jika ada • Tujuan • Jelaskan tujuan yang ingin dicapai oleh kegiatan ini • Jelaskan output yang dikehendaki • Misalnya : • Mereview kebutuhan pasar alat sistem pendeteksi kebakaran gedung. • Merancang bagunan rumah tinggal yang hemat energi dengan biaya tidak lebih dari Rp 200 juta. • Membuat robot cerdas yang mampu mendeteksi kebakaran di gedung. • Membuat animasi multimedia sistem pembangkit listrik tenaga nuklir.

  26. Contoh : Project proposal (cont ..) • Mekanisme dan Rancangan • Jelaskan rincian, tahapan dan langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan • Fokuskan pada pencapaian indikator kinerja terkait. • Sumberdaya yang diperlukan Jelaskan semua sumberdaya tenaga dan dana yang diperlukan untuk dapat menyelesaikan proyek ini • Jadwal Pelaksanaan (misal …..)

  27. Confoh : Format laporan akhir • Judul • Judul proyek, nama-nama pelaksana, program studi, tahun • Daftar Isi • Abstrak • Ringkasan proyek, tujuan, metodologi, hasil dan kesimpulan • Pendahuluan • Latar belakang dan tujuan • Tinjauan Pustaka • Dasar teoritis yang digunakan untuk proyek ini • Metodologi Perancangan • Jelaskan bagaimana proyek dijalankan, termasuk flow-chart • Hasil dan Pembahasan • Jelaskan apa-apa yang didapatkan dari proyek ini, analisis data, diskusi-diskusi • Kesimpulan dan Saran • Komentar dari hasil-hasil temuan yang dikaitkan dengan tujuan dan saran-saran untuk perbaikan/pengembangan proyek • Daftar Pustaka • Tuliskan semuan referensi yang digunakan • Lampiran – lampiran • Sertakan data, gambar-gambar, foto-foto

  28. Contoh : Assessment • Student Peer Assesment • Judul: Judul Proyek • Pelaksana : Nama-nama pelaksana proyek • Tanggal : tanggal penilaian

  29. Project Assessment Criteria Sumber : Houghton, W. 2003. Intended Learning Outcomes and Assessment Criteria. Faculty of Engineering and Computer Scince – University of Exeter In A Guide to Learning Engineering Through Projects.University of Nottingham. http://www.pble.ac.uk.

  30. Project Assessment Criteria (cont..)

  31. Project Assessment Criteria (cont..)

  32. Terima Kasih

More Related