1 / 65

KONSEPSI DAN PERMASALAHAN SERTA PROSPEKNYA KINI DAN MENDATANG

PENGELOLAAN HUTAN BERKELANJUTAN. KONSEPSI DAN PERMASALAHAN SERTA PROSPEKNYA KINI DAN MENDATANG. Oleh :. Andi Chairil Ichsan. Pengelolaan/Manajemen……?. Manajemen…..?.

Download Presentation

KONSEPSI DAN PERMASALAHAN SERTA PROSPEKNYA KINI DAN MENDATANG

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENGELOLAAN HUTAN BERKELANJUTAN KONSEPSI DAN PERMASALAHAN SERTA PROSPEKNYA KINI DAN MENDATANG Oleh : Andi Chairil Ichsan

  2. Pengelolaan/Manajemen……?

  3. Manajemen…..? Manajemen adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumberyang tersedia dalam organisasi dengan cara sebaik mungkin.

  4. Pola Umum Manajemen • Manajemen sebagai sarana atau alat bagi administrasi. • Fungsi manajemen adalah menggerakkan unsur statis dari adminsitrasi yaitu organisasi • Manejemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi.

  5. Manajemen Taman Nasional Koordinasi • Internal • Eksternal Pengawasandanevaluasi Perencanaan • Penataan kawasan • Pemangkuan • Perlindungan • Pengawetan plasma nutfah dan pemanfaatan kawasan Organisasi • Kepala Balai • Sub Bagian Tata Usaha • Seksi Konservasi Wilayah I • Seksi Konservasi Wilayah II • Seksi Konservasi Wilayah III • Kelompok Jabatan Fungsional Pelaksanaan • Pelayanan • Perjizinan • Pembinaan dan pengendalian

  6. Inti Materi: I. Ilmu Pengelolaan Hutan (Forest Management Science) A. Ruang Lingkup B. Identitas sbg Satu Kesatuan Ilmu II. Pengertian Hutan III. Pengelolaan Hutan A. Pengelolaan Hutan vs Pengurusan Hutan B. Ciri-ciri Pengelolaan Hutan sebagai Kegiatan Usaha Berbasis SDA Dapat Dipulihkan C. Pengelolaan Hutan Lestari IV. Pengurusan Hutan Dunia A. Hutan dan Perkembangan Peradaban Manusia B. Permasalahan dlm Pengurusan Hutan Dunia V. Pengurusan Hutan di Indonesia A. Sejarah Masa Lampau B. Masa Kini dan Perkiraan di Masa Mendatang

  7. I. Ilmu Pengelolaan Hutan (Forest Management Science) Kesetaraan Istilah dlm Bhs. Indonesia : Ilmu Manajemen Hutan A. RUANG LINGKUP : Forest Management sbg kegiatan : The practical application of : - Biological - Physical - Quantitative - Managerial - Economical - Social - Policy Principles To the : - Regeneration - Management - Utilization, and - Conservation of forest to meet specified goals and objetives while maintaining the productivity of the forest (SAF-Society of American Foresters, 1998)

  8. Forest Management sbg kegiatan mengandung arti : Art (Seni) dan Science (Ilmu) Forest Management sbg Ilmu membahas teori dan konsep utk menerapkan prinsip-prinsip dlm bidang-bidang Ilmu : - Biological - Physical - Quantitative - Managerial - Economical - Social - Policy Principles To the : - Regeneration - Management - Utilization, and - Conservation Secara lengkap dan terintegrasi of forest to meet specified goals and objetives while maintaining the productivity of the forest.

  9. B. IDENTITAS Tiga Komponen Suatu Kesatuan Ilmu : 1. Ontologi : obyek (sasaran) dan aspek yg ingin diketahui 2. Epistemologi : bagaimana cara mendapatkan pengetahuan yg ingin diketahui 3. Axiologi : Nilai atau manfaat pengetahuan yg ingin diketahui

  10. Identitas Ilmu Manajemen Ht sbg Satu Kesatuan Ilmu 1. Ontologi : - Aspek-aspek : - Sasaran : Hutan sbg ekosistem & lingk., mencakup : • Ciri-ciri (atribut) • Potensi, Nilai • Komponen, Hirarki, Interaksi • Masyarakat (manusia) • Ekosistem lain di sekitarnya 2. Epistemologi : Bersifat empiris dgn pendekatan sistem 3. Axiologi : - Menjelaskan : - Menjadi dasar (masukan) utk : • Macam, besarnya & nilai kekayaan ekosistem hutan • Pola hubungan yg khas antar komponen ekosistem dan dgn lingkungannya • Teknologi • Teknik Manajemen • Kebijakan dlm Pengelolaan Htn

  11. Ilmu Manajemen Hutan merupakan satu cabang ilmu yang bersifat : 1. Terapan (Applied Science) 2. Interdisiplin (Interdiscipline Science) 3. Empiris (Empirical Science)

  12. II. Pengertian Hutan ASAL KATA HUTAN Dalam Bhs. Inggeris : FOREST Berasal dari Bhs. Latin kuno FORIS = di luar rumah (ruangan) Pohon-pohonan di luar dinding taman Kata Lain : SILVA = SYLVA, FOREST (HUTAN)

  13. BEBERAPA PENGERTIAN HUTAN Pengertian hutan dapat ditinjau dari aspek-aspek : • Wujud biofisik lahan & tumbuhan • Fungsi ekologi 3. Kepentingan praktis pengelolaan 4. Status hukum lahan Add.1. Berdasarkan Wujud Biofisik 1. Hutan : Komunitas tumbuhan yang didominasi oleh pohon² atau tumbuhan berkayu dgn kerapatan cukup (Sharma, 1992) 2. Hutan memiliki ciri-ciri : • Penutupan pohon yang cukup rapat dan luas • Terdiri atas tegakan-tegakan dgn beraneka-ragam sifat dlm hal : komposisi jenis, struktur, kelas umur atau pertumbuhan, dan proses-proses yang berhubungan

  14. Add.2. Berdasarkan Fungsi Ekologis Hutan merupakan satu kesatuan ekosistem dgn ciri-ciri: • Luasan tertentu • Ada batas-batas fisik • Ada komponen : flora, fauna, fisik • Ada struktur • Ada fungsi  a.l. Mampu menciptakan iklim mikro Davis & Johnson (2001) ; Helm (1998) ; SAF (1998)UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

  15. Add.3. Berdasarkan Pertimbangan Kepentingan Praktis Pengelolaan Hutan 1. Untuk tujuan inventarisasi hutan dunia (FAO, 1958) • Lahan yang terdiri dari masyarakat tumbuhan yang didominasi oleh pohon-pohonan berbagai ukuran : -Diekspolitasi atau tidak - Menghasilkan kayu atau hasil hutan lainnya - Dapat memberikan pengaruh terhadap iklim atau siklus air - Memberikan perlindungan untuk ternak dan satwa liar • Kriteria penutupan tajuk (%) Tahun 1995 : negara maju > 20% ; negara berkembang > 10%Tahun 2000 : negara maju dan negara berkembang> 10%

  16. 2. Untuk pengelolaan hutan dengan tujuan menghasilkan kayu • Davis dan Johnson (1987, 2001) : • Hamparan lahan yg terdiri atas tumbuhan yg didominasi oleh pohon-pohon, atau yg akan ditumbuhi pohon-pohonan yg secara keseluruhan dikelola utk tujuan tertentu. • Bruenig (1996) : • Sebidang lahan yang tertutupi pohon-pohonan yang dapat membentuk iklim tegakan (iklim mikro) Termasuk ke dalam hutan : Lahan bekas tebangan melalui tebang habis yg setelah pemanenan thdp tegakannya dilakukan penanaman kembali atau pemeliharaan permudaan alaminya, dipelihara dan dibina utk dijadikan tegakan hutan kembali.

  17. Add.4.Berdasarkan Status Hukum Lahan • Kawasan Hutan (KH): Wilayah-wilayah tertentu yg ditunjuk dan/atau ditetapkan oleh pemerintah utk dipertahankan sbg hutan tetap (UU No. 41 Tahun 1999 ttg Kehutanan) RANGKUMAN PENGERTIAN HUTAN : A. Wujud Biofisik • Hamparan lahan dengan luasan tertentu • Ditumbuhi pohon-pohonan dengan kerapatan yang cukup • Kumpulan bidang lahan yg ditumbuhi pohon-pohonan atau akan ditumbuhi pohon-pohonan dgn kerapatan dan luasan yg cukup

  18. B. Fungsi Ekologi • Masy. tumbhn didominasi oleh pohon²an atau tumb. berkayu lainnya • Merupakan satu kesatuan ekosistem • Mampu menciptakan iklim mikro di dlm ht & fungsi ekologis lainnya C. Untuk Tujuan Kegiatan Pengelolaan Hutan • Luas hamparan lahan (Indonesia : > 0,25 Ha ; FAO : > 0,50 Ha) • Persentase penutupan tajuk (> 10%) • Merupakan satu kesatuan pengelolaan • Fungsi-fungsi tertentu (tata air, perlindungan satwa,dst.) D. Status Hukum Lahan Hutan • Dapat berupa lahan berstatus hak milik atau tanah negara • Diperuntukan untuk hutan tetap (berhutan atau tidak berhutan)

  19. III. PengelolaanHutan A. Pengurusan Hutan vs Pengelolaan Hutan • Forest Governance (Ketataprajaan Hutan) • Forest Administration (Administrasi Hutan) • Forest Stewardship (Pengurusan Hutan) Pengurusan Hutan : Keseluruhan tindakan manajemen thdp SDH utk mendptkan totalitas barang², manfaat², dan nilai² yg dapat diperoleh dgn tetap memper-tahankan kelestariannya utk generasi skrg dan generasi y.a.d. Kata Kunci • Seluruh SDH  tanpa ada klasifikasi/pengelompokan fungsi atau tujuan • Seluruh/totalitas barang, manfaat dan nilai-nilai • Seluruh kegiatan manajemen (Perenc., Pelaks., Pengorg., Pengawasan) Ruang Lingkup Kegiatan (UU No. 41/1999) Perencanaan Kehutanan Pengelolaan Hutan 3. Litbang dan Diklatluh Kehutanan 4. Pengawasan

  20. Pengelolaan Hutan (Forest Management) Praktek penerapan prinsip-prinsip/teori-teori ilmu pengetahuan (dalam bidang Biologi, Fisika, Kimia, Analisis Kuantitatif, Manajemen, Ekonomi, Sosial, Analisis Kebijakan) dalam kegiatan-kegiatan :Membangun atau meregenerasikan, Membina, Memanfaatkan, Mengkonservasikan Tujuan atau tujuan-tujuan, danSasaran atau sasaran-sasaran yg telah ditetapkan, dgn tetap mempertahankan produktivitas dan kualitas ht Tata Htn dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Htn Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan (KH) Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Ruang Lingkup Kegiatan(UU No.41/1999)

  21. Inventarisasi hutan Pengukuhan kawasan hutan (KH) Penatagunaan kawasan hutan (KH) Pembentukan wilayah pengelolaan hutan Penyusunan rencana-rencana kehutanan Perencanaan Kehutanan(UU No.41/1999) Hasil Perencanaan Kehutanan Karakteristik dan potensi ekosistem hutan diketahui Status lahan kawasan hutan tertentu (definitif) Fungsi penggunaan KH ttt. : KH Lindung, KH Produksi, KH Konservasi Terbentuk unit² pengelolaan htn utk setiap fungsi penggunaan htn 5. Tujuan pengelolaan dalam setiap unit pengelolaan hutan tertentu Pengelolaan Hutan Dilakukan : Pada setiap unit pengelolaan hutan untuk setiap fungsi Berdasarkan tujuan dan sasaran pengelolaan yang sudah ditetapkan Dengan tetap mempertahankan atau terus meningkatkan : Kualitas, Fungsi dan Produktivitas Hutan

  22. B. Ciri-ciri Pengelolaan Hutan sbg Kegiatan Usaha (Bisnis) Berbasis SDA Hayati yg Dapat Dipulihkan B.1 Ciri-ciri Klasik yg pada Saat Ini Tidak Selalu Dipenuhi/Relevan Hasil prod dan tempat prod terdpt pd bagian yg samaMemanen Hasil = Menghancurkan PabrikHasil Produksi : Riap atau PertumbuhanTempat Produksi : Pohon, TegakanTotal Riap (Phn, Tgkn) = Pohon (Tegakan) itu sendiri Memanen Riap (Pertumbuhan) = Menghilangkan Pohon (Tgkn) Ciri 1 - Hasil prod. = Sepatu- Tempat prod. = Pabrik Sepatu Bandingkan dgn proses prod. sepatu : Mengambil sepatu tidak harus menghancurkan pabrik sepatu

  23. CATATAN : 1. Ciri yg pertama ini hanya berlaku apabila tujuan penge-lolaan htn bersifat tunggal, yaitu : menghasilkan kayu scr lestari/berkelanjutan (Sustained Yield Principle) • Prinsip ini merupakan cikal bakal pengelolaan hutan lestari yang kini dianut • Pada saat ini masih berlaku dlm praktek pengelolaan ht produksi utk menghasilkan kayu (HTI, HPH, Ht jati di Perhutani, Ht industri di berbagai negara) 2. Ciri ini tidak berlaku utk pengelolaan htn dgn tujuan utama menghasilkan hasil hutan bukan kayu, jasa lingkungan dan tujuan ganda selain kayu

  24. Ciri 2 Umur (jangka waktu) yg diperlukan sampai bisa dipanen (daur) sangat panjang Untuk menghasikan kayu : • Jati : 40 − 80 tahun • Mahoni : 40 − 60 tahun • Jenis² pohon di daerah iklim sedang : ≥ 100 thn Saat ini ciri ini tidak sepenuhnya benar, karena banyak dikembangkan jenis daur pendek, a.l. : • Sengon : 4 − 6 tahun • Akasia : 6 − 8 tahun Ciri 3 Proses produksi lebih mengandalkan kepada proses yg bersifat alami Pada saat ini telah dilakukan praktek pembinaan hutan intensif (HTI)

  25. B.2 Ciri-ciri Klasik yg Sampai Saat Ini Masih Harus Dipenuhi/ Relevan Berlandaskan kepada konsep daya dukung ekologis lahanKata Kunci : Ciri 4 1) Proses produksi berlandaskan kpd konsep daya dukung tempat tumbuh (Site) Site Quality : Site index, Bonita Pada saat ini berkembang ke arah Daya Dukung Wilayah Bentang Alam Ekologis 2) Bersifat menyeluruh (holistic) 3) Bersifat terpadu (integrated)

  26. Perkembangan Prinsip (Azas) dgn Berlandaskan kepada Konsep Daya Dukung Ekologis 1. Fase Azas Kelestarian Hasil (Sustained Yield Principles) 2. Fase Azas Kelestarian Sumberdaya (Multiple Use of the Forest Resources Principles) 3. Fase Azas Kelestarian Ekosistem (Ecosystem Based Management of Forest Resources) Pengelolaan Hutan Berbasis Ekosistem

  27. Beberapa Anggapan Dasar (Kunci) dlm Pengelolaan (SDA) Berbasis Ekosistem : • Adanya Tujuan atau Tujuan yg Tegas (eksplisit)2. Dilaksanakan berlandaskan kpd kebijakan, protokol dan Petunjuk Praktis yg Adaptif dan Diperoleh Melalui : • Monitoring scr Berkelanjutan • Penelitian utk Mendapatkan Pemahaman yg Mendalam thdp Interaksi Ekologis dan Proses yg Diperlukan utk Melestarikan Komposisi, Struktur dan Fungsi Ekosistem 3. Memperhatikan Kompleksitas Sistem (Ekologi, Ekonomi, Sosial) 4. Memperhatikan Sifat Dinamis Ekosistem5. Memperhatikan Konteks dan Skala6. Memasukan Manusia sbg Komponen dari Ekosistem 7. Bersifat Adaptif8. Bersifat Akuntabel (Bertanggunggugat)

  28. Prinsip-prinsip yg Harus Dianut dlm Pengelolaan Hutan Berbasis Ekosistem : 1. Ditujukan utk Mencapai Manfaat SD Ekosistem scr Berkelanjutan 2. Bertujuan Ganda tapi Tertentu3. Berperspektif Bentang Alam Ekologis4. Bersifat Menyeluruh5. Bersifat Terpadu6. Melibatkan Partisipasi Para Pihak7. Berlandaskan kpd Hasil Monitoring yg Terus-menerus (Iteratif) 8. Bersifat Adaptif9. Berlandaskan kpd Ilmu Pengetahuan yg Tepat dan Penilaian yg Baik10. Memasukan Penget., Emosi & Reaksi Moral ke dlm Pertimbangan (dlm Perencanaan, Penilaian Hasil & Dampak) utk Pengelolaan 11. Berlandaskan kpd Prinsip Kehati-hatian dan Pencegahan

  29. Ciri 5 Banyaknya Pengulangan Kegiatan (Usaha) Bersifat tdk TerhinggaDalam Pengelolaan Htn utk Menghasilkan Kayu, 1 (satu) kali Daur (Ht Tanaman), atau Rotasi Tebang (Ht Alam) Merupakan Satu Kali Kegiatan (Usaha)Dengan Pengulangan Kegiatan yg tdk Terhingga, artinya : Setiap Tegakan Hutan yg Dipanen Akan Selalu Ditanam Kembali, Dibina, dan Dipanen, Begitu Seterusnya (Sampai tdk Terhingga Kali) Peruntukan Lahan Harus Tetap utk Hutan, sehingga disebut Hutan Tetap (Permanent Forest)

  30. Sejarah : Nilai Harapan Lahan (Land Expectation Value, LEV) utk Hutan Dihitung dgn Rumus LEV yg Dibuat oleh Dr. Martin Faustmann (1849) dan disebut Faustmann Formula di mana : C = Biaya membangun hutan (Rp/Ha) W = Harga kayu (Rp/m³) VR = Volume kayu pada umur R (m³/Ha) R = Daur tanaman (thn) r = Suku bunga (%/thn)

  31. LEV = Nilai Harapan Lahan, Merupakan Nilai Lahan Kosong yg Akan Diusahakan utk Menghasilkan Kayu dgn Tindakan Silvikultur tertentu Nilai LEV Diperoleh dgn cara Menghitung NPV Pendapatan Bersih (W x VR − C), dimulai dari Lahan Kosong dgn Ulangan Kegiatan Usaha yg tdk Terhingga SecaraMatematisakanDapatDibuktikan : (Buongiorno and Gilles, 2003)

  32. Ciri 5 (Banyaknya Pengulangan Kegiatan yg Bersifat tdk Terhingga) • Dianut dlm Prinsip Kelestarian Hasil (Sustained Yield Principle) • Merupakan Cikal Bakal utk Azas : — Pengelolaan Ht Lestari (Sustainable Forest Management, SFM) — Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) Catatan : Tiga Pilar Pembangunan Berkelanjutan 1. BERKELANJUTAN 2. KEADILAN 3. DEMOKRASI

  33. C. Pengelolaan Hutan Lestari atau PHL (Sustainable Forest Management, SFM) SFM Merupakan Prinsip Pengelolaan Hutan yg Dicetuskan dlm Konferensi PBB utk Lingkungan dan Pembangunan (United Nation Conference on Environment and Development, UNCED) di Rio De Janeiro, Brasil, 1992 Dimuat dlm Dokumen Principles on Forest yg Bersifat tdk Mengikat (Non Legally Binding) Tetapi Disepakati utk Diperhatikan dlm Setiap Kerjasama International dlm Bidang Kehutanan dan Lingkungan Hidup SFM (UNCED, 1992) : The practice of meeting the forest resources needs and values of the present with out compromising the similar capability of future generations.

  34. KRITERIA DAN INDIKATOR (C & I) PHL 1. ITTO 1992  COCOK UNTUK TUJUAN MENGHASILKAN KAYU PADA HUTAN TROPIKA ITTO 1998  PENDEKATAN EKOSISTEM 2. DEPARTEMEN KEHUTANAN  MANDATORY TAHUN 1993 : KEPMEN KEHUTANAN NO. 610/KPTS-IV/1993 • PENILAIAN HPH TAHUN 2002 : KEPMEN KEHUTANAN NO. 4795/KPTS-II/2002 • PENILAIAN UNTUK PERPANJANGAN IJIN USAHA • DILAKSANAKAN OLEH LPI 3. FSC : PRINCIPLES AND CRITERIA FOR FOREST STEWARDSHIP (VOLUNTARY) • ANTARA LAIN DIPERGUNAKAN UNTUK SERTIFIKASI PHL AREAL KERJA PERUM PERHUTANI 4. LEI  BSN : C & I PHL HUTAN ALAM PRODUKSI (VOLUNTARY) • SERTIFIKASI HPH

  35. C & I MEKANISME : CERTI- FIED Ya ? KEADAAN HUTAN PADA SAAT T KEADAAN HUTAN MULA-MULA Tidak REKOMENDASI STRATEGI PEMBENAHAN PENGELOLAAN HUTAN C & I  UKURAN KINERJA PENGELOLAAN • TINGKAT NASIONAL • TINGKAT UNIT PENGELOLAAN (Forest Management Unit, FMU) DALAM PENGELOLAAN HUTAN KONVENSIONAL HUTAN NORMAL (HARTIG, 1791) MERUPAKAN ‘BAKU MUTU’ TEGAKAN PERSEDIAAN YANG DAPAT MENJAMIN KELESTARIAN HASIL  STANDAR UNTUK TEGAKAN HUTAN YANG DIHARAPKAN

  36. APAKAH PENGELOLAAN HUTAN PADA FMU YANG CERTIFIED MENURUT C & I TERTENTU BERARTI SUDAH OPTIMAL ?  BERGANTUNG ‘KUALITAS’ C & I DAN SISTEM SERTIFIKASI/ASSESSMENT YANG DIKEMBANGKAN A. C & I : • KERANGKA YANG LOGIS • DUKUNGAN EMPIRIS/DATA ILMIAH YANG KUAT, MEMADAI B. ASSESSMENT : • KUALITAS ASESOR • INDEPENDENSI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN JIKA A DAN B LEMAH, DAPAT TERJADI : • C & I TERLALU IDEAL, SULIT DICAPAI • KEPENTINGAN YANG TIDAK SEJALAN DENGAN PHL • STRATEGI NEGARA KONSUMEN KAYU • MELINDUNGI PRODUKSI KAYUNYA (NEGARA MAJU) • MENEKAN PERDAGANGAN KAYU NEGARA PRODUSEN KAYU (NEGARA BERKEMBANG)

  37. BAGAIMANA KEADAAN KRITERIA PHL DI INDONESIA SEKARANG ? • KRITERIA DEPHUT  MANDATORY • KRITERIA BSN (LEI, 2000)  VOLUNTARY • MERUPAKAN HASIL MAKSIMAL YANG DAPAT DIPEROLEH PADA SAAT INI • TIDAK SELURUH C & I DIDUKUNG OLEH DATA EMPIRIS YANG KUAT MERUPAKAN MODAL YANG SANGAT BERHARGA UNTUK MENDAPATKAN C & I PHPL INDONESIA YANG PERLU DIUJI TERUS MENERUS C & I DENGAN : - KEABSAHAN (VALIDITY)  - KETERANDALAN (RELIABILITY) 

  38. PENGAWASAN  OPTIMALKAN PENGELOLAAN HUTAN  OPTIMALKAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN  OPTIMAL LITBANG DAN DIKLATLUH KEHUTANAN  OPTIMALKAN PERENCANAAN KEHUTANAN  OPTIMALKAN C & I MEKANISME LAIN DLM MENGOPTIMALKAN KINERJA PENGELOLAAN HTN (BERDASARKAN PENDEKATAN KERANGKA SISTEM PENGURUSAN HUTAN) ? Ya Tidak

  39. IV. Pengurusan Hutan Dunia A. Hutan dan Perkembangan Peradaban Manusia SEJARAH PANJANG PERKEMBANGAN PERADABAN UMAT MANUSIA DIMUKA BUMI MENCATAT : 1) TIGA KOMPONEN SDA YG PALING BERPERAN DLM PERKEMBANGAN PERADABAN MANUSIA : 1. AIR SEGAR2. TANAH YANG SUBUR3. HUTAN • PADAHAL HTN SANGAT BERPERAN DLM MEMELIHARA DAN MENJAGA •KUALITAS DAN PERSEDIAAN AIR DI DARAT •KESUBURAN TANAH SECARA ALAMI, EROSI TANAH (FUNGSI HIDROOROLOGIS HUTAN) • TEMPAT PEMELIHARAAN KEANEKARAGAMAN HAYATI (SUMBER PLASMA NUTFAH) HUTAN MERUPAKAN IBU KANDUNG PERTANIAN (FOREST IS THE MOTHER OF AGRICULTURE)

  40. 2. HUTAN DINILAI SANGAT BERPERAN DALAM MENYEDIAKAN SUMBER TENAGA (ENERGI) DAN MEREKATKAN TINGKAT PERADABAN MANUSIA ANTAR GENERASI HUTAN MERUPAKAN OTOT BAGI PERADABAN MANUSIA(FOREST IS THE SINEW OF CIVILIZATION) (GARDNER AND ENGELMAN, 1999)

  41. B. Permasalahan dlm Pengurusan Hutan Dunia • Fakta di dunia : • Kebutuhan manusia thdp hutan : lahan, barang, jasa dari ekosistem hutan • Keragaman Meningkat • Per kapita, pada umumnya meningkat Catatan : rata-rata pertumbuhan kebutuhan thdpkayu dunia : 3%/thn • Populasi penduduk dunia terus meningkat : rata-rata 1,5%/thn Th 6000 SM: 0.25 Milyar org Th 0 M: 0.30 Milyar org Th 1000 M : 0.35 Milyar org Th 1500 M : 0.50 Milyar org Th 1800 M : 1.00 Milyar org Th 1900 M : 1.60 Milyar org Th 1950 M : 2.50 Milyar org Th 1990 M : 5.25 Milyar org Th 2000 M : 6.20 Milyar org Th 2010 M : 7.00 Milyar org (Perkiraan) • Total kebutuhan barang dan jasa hasil ekosistem hutan terus meningkat

  42. Luas hutan dunia terus menurun Th 6000 SM : 6,20 Milyar Ha Th 0 M : 6,00 Milyar Ha Th 1000 M : 6,00 Milyar Ha Th 1500 M : 5,90 Milyar Ha Th 1800 M : 5,75 Milyar Ha Th 1900 M : 5,25 Milyar Ha Th 1950 M : 4,75 Milyar Ha Th 1990 M : 4,25 Milyar Ha Th 1995 M : 3,45 Milyar Ha Th 2000 M : 3,87 Milyar Ha Th 2005 M : 3,95 Milyar Ha • Upaya yang mutlak diperlukan : • Pembatasan pertumbuhan populasi manusia • Peningkatan produktivitas lahan hutan • Substitusi barang dan jasa dari ekosistem hutan (?)

  43. V. Pengurusan Hutan di Indonesia A. Sejarah Masa Lampau 1. Zaman Sebelum Tahun 1602 • Arti hutan bagi kehidupan manusia sama dengan keadaan pada masyarakat primitif • Hutan atau jenis pohon tertentu dihormati karena diyakini sebagai tempat untuk inkarnasi jiwa leluhur mereka • Pada masa Hindu, masyarakat di P. Jawa diperkirakan sudah mulai menanam pohon Buku Pararaton menyebut istilah pengalosan (1247) menurut Altona (1927) : pejabat yang memiliki kewenangan untuk menentukan penggunaan sebidang lahan • Terdapat hutan jati di P. Jawa sekitar 1 juta ha Polemik : Ht jati tsb. asli (alami) atau eksotik (ditanam) ???

  44. 2. Zaman Kongsi dagang Belanda (1602–1799) • Tahun 1602 berdiri organisasi dagang Belanda : VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) = Kompeni  Pada masa gemilang Kerajaan Mataram • Beberapa catatan penting : • Hutan dianggap sbg domein (hak milik) Raja : Mataram, (Sultan) Banten, Cirebon • Residen, Sunan melakukan perjanjian penyewaan daerahnya dengan Kompeni - Kompeni menganggap semua SDA yg ada didlamnya sbg domein(milik) sendiri - Tetapi tata pemerintahannya tidak diambil  Kompeni mengangkat Bupati (Bupati tdk dapat gaji dari Kompeni) - Masing-masing mengeruk keuntungannya sendiri - Cukai yg biasanya ditarik kerajaan (10-satu) dimanfaatkan sendiri oleh Bupati Akar budaya korupsi ??? • Keputusan Agraria 1870 : Semua lahan yang diatasnya tdk bisa dibuktikan hak miliknya, menjadi domein negara • Kebutuhan Kompeni terhadap kayu, terutama kayu Jati, tinggi • Telah dirintis usaha pelestarian produksi kayu jati, akibat kekurangan persediaan, tetapi gagal

  45. 3. Zaman Hindia Belanda : Pemangkuan Hutan Non Ilmiah (1800–1850) • VOC (Kompeni) dibubarkan tahun 1796  daerah bekas kekuasaannya menjadi tanah jajahan Hindia Timur (Indonesia)  Gubernur Jenderal th. 1807 : Herman WillemDaendels • Pengaturan hutan diatur dalam Plakat Kehutanan 1808 • Hutan sebagai domein negara hanya untuk kepentingan negara • Pemangkuan hutan oleh dinas khusus di bawah Gubernur • Semua kegiatan teknis dilakukan oleh rakyat dengan sistem upah • Prioritas peruntukan kayu : negara, swasta • Ada izin penebangan kayu untuk rakyat

  46. 4. Zaman Hindia Belanda : Pemangkuan Hutan Scr Ilmiah (1850 - 1942) • Th. 1849 ke Hindia Belanda dikirim 3 orang ahli Kehutanan dan ahli Geodesi • Dibuat beberapa undang-undang yang mengatur pengelolaan hutan • Ada definisi hutan negara • Hutan negara terdiri atas Hutan Jati dan Hutan Rimba • Hutan Rimba : hutan tetap dan hutan tidak tetap • Pemangkuan htn mencakup : Penataan ht, Pemanenan ht, Pengamanan ht • Pengelolaan hutan diatur dalam undang-undang (Reglemen Hutan) • Ada instansi pengelola hutan : “Boswezen” • Mulai ada penataan ht scr sistematis di P. Jawa (1897) dibuat KPH Kradenan Utara • KPH = Kesatuan Pemangkuan Hutan (Houtvesterij) • Bekas areal ini sekarang masuk BKPH Purwodadi • Mulai dirintis kegiatan perlindungan ht  ditetapkan ht konservasi pertama : hutan di depok, seluas 6 Ha, dilindungi sejak th. 1714 • Merintis Litbang Kehutanan (1913) : Beekman, Wolf von Wulfing, Ferguson, dll. Majalah Ilmiah : Tectona

  47. 5. Zaman Pendudukan Jepang (1942 – 1945) • Boswezen diubah menjadi Ring Yoo Thuoo Zimusyo, Pusat di Jakarta • Kegiatan pengurusan hutan : • Perencanaan hutan : kurang diperhatikan • Pembinaan hutan : reboisasi, perlindungan hutan, rehabilitasi lahan • Pelestarian alam : tidak ada usaha yang terencana • Litbang : kurang mendapat perhatian 6. Zaman Perang Kemerdekaan (1945 – 1949) • Pengurusan hutan oleh Jawatan Kehutanan R.I. • Kegiatan pengurusan hutan : • Perencanaan hutan : dibuat rencana perusahaan (berlaku 10 th) • Pemanfaatan hutan : terbatas • Pembinaan hutan : penanaman kembali, mulai membangun hutan industri • Litbang : dilakukan percobaan penanaman kayu asing • Diklat : didirikan Sekolah Menengah Kehutanan, kursus-kursus, dan Sekolah Tinggi Kehutanan • Akademi Kehutanan di Yogyakarta • Pendidikan Tinggi Kehutanan di Klaten  UGM Yogyakarta • Jurusan Kehut.-Fak. Pertanian -Universiteit van Indonesia di Bogor  IPB

  48. 7. Zaman Demokrasi Liberal (1950 – 1959) • Awal pembangunan Kehutanan pada periode kemerdekaan • Pengurusan hutan oleh : Jawatan Kehutanan di bawah DEPTAN • Kegiatan pengurusan hutan : • Perencanaan hutan : pengukuhan kawasan hutan, penataan hutan oleh Bagian Planologi Kehutanan. Luas kawasan htn : 125,29 juta ha (SK Mentan No. 73/UM/52) • Pembinaan hutan : reboisasi, perlindungan hutan, rehabilitasi lahan • Pelestarian alam : pertama kali dimasukan dalam pengurusan hutan  Seksi perlindungan hutan (1951) • Litbang : dibuat balai besar penyelidikan kehutanan – Bogor (1956) • Diklat : didirikan Sekolah Menengah Kehutanan dan kursus-kursus

  49. 8. Zaman Demokrasi Terpimpin (1960 – 1965) • Dibuat Garis² Besar Pemb. Nasional Semesta Berencana tahap pertama (1961-1969) oleh Dewan Perancang Nasional (Depernas) Bappenas • Mulai dilaksanakan desentralisasi urusan kehutanan dan perusahaan kehutanan negara • Dibentuk perusahaan kehutanan negara (PERHUTANI) : 1961 • Pertama kali berdiri Departemen Kehutanan pada Kabinet Dwikora (1964)/Kabinet 100 Menteri • Kegiatan pengurusan hutan mulai dilakukan secara sistematis Dibuat : UU No. 5/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria 9. Zaman Orde Baru : 1965 - 1998 • Supersemar (1966) • Pengurusan hutan oleh : Ditjen Kehutanan pada Deptan s/d 1983. Mulai Kabinet Pembangunan IV (1983) dibentuk Departemen Kehutanan Secara fungsional pengurusan hutan berhubungan dengan Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH)

  50. Dibuat : - UU No. 5/1967 ttg Ketentuan2 Pokok Kehut. - UU No. 1/1967 ttg PMA - UU No. 6/1967 ttg PMDN - UU No. 4/1982 ttg Ketentuan2 L.H. - UU No. 5/1990 ttg KSAH dan Ekosistemnya - UU No. 24/1992 ttg Penataan Ruang • Kegiatan pengurusan hutan Perenc. ht : Tata Guna Ht Kesepakatan Kawasan hutan = 143,0 juta ha H.L. = 30,0 juta ha H. SA dan H.W. = 19,0 juta ha H. PT = 31,0 juta ha H. Produksi Tetap = 33,0 juta ha TOTAL Hutan Tetap = 113,0 juta ha H. P yg dpt dikonversi = 30,0 juta ha TOTAL HUTAN = 143,0 juta ha Hasil paduserasi TGHK dgn RTRWP : H.L. = 33,9 juta ha H. K. = 20,6 juta ha H. P. Terbatas = 23,2 juta ha H. P. Tetap = 35,3 juta ha TOTAL Hutan Tetap = 113,0 juta ha H. P yg dpt dikonversi = 8,1 juta ha TOTAL HUTAN = 121,1 juta ha

More Related