1 / 7

Contoh Menulis Laporan kualitatif

Contoh Menulis Laporan kualitatif. Prof. Dr. H. Nur Syam, MSi. Contoh Sistematika Laporan Penelitian Kualitatif. Bab I: Pendahuluan (Latar Belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika laporan)

Download Presentation

Contoh Menulis Laporan kualitatif

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Contoh Menulis Laporan kualitatif Prof. Dr. H. Nur Syam, MSi

  2. Contoh Sistematika LaporanPenelitian Kualitatif • Bab I: Pendahuluan (Latar Belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika laporan) • Bab II: Perspektif Teoretik (Pengertian dalam perspektif keilmuan, substansi teori atau konsep yang dibahas, perdebatan penelitian terdahulu tentang konsep-konsep yang dihasilkan) • Bab III: metode penelitian (mengapa metode tersebut dipilih dan digunakan, tahapan-tahapan penelitian) • Bab IV: Setting penelitian

  3. Lanjutan… • Bab V: hasil penelitian (untuk menjawab rumusan masalah penelitian pertama) • Bab VI: hasil Penelitian (untuk menjawab rumusan masalah kedua) • Bab VII: Pembahasan atau pemahaman tentang data berdasar atas perspektif teori yang digunakan. • Bab VIII: Kesimpulan, refleksi teoretis dan keterbatasan kajian)

  4. (Pradjarta Dirdjasanyoto, Memelihara Umat, Kyai Pesantren, Kyai Langgar, Jogyakarta; LKiS, 2002) “hari masih buta. Jam baru menunjukkan pukul 03.30, saat saya terbangun oleh suara Ramelan yang sedang berusaha membangunkan Kiai Muhdzakir. Dari celah pintu saya melihat dia duduk bersila dilantai dekat kamar tidur kyai. Cara duduknya memberikan kesan bahwa ia sangat hormat kepada sang kiai. Suaranya pun diatur seperti berlagu, agar jangan sampai mengejutkan sang Kiai. “sudah jam setengah empat Pak Kiai…sudah jam setengah empat Pak Kiai”. Kalimat itu diulang-ulang terus menerus secara teratur selama beberapa menit, hingga terdengar tanda-tanda bahwa Muhdzakir telah terbangun…”

  5. (Tadjoer Ridjal, Tamparisasi Tradisi Santri Pedesaan Jawa, Surabaya: Kampusina, 2004) • “Mbah Mad berbisik kepada Dasir, tetangga Ngaipah. Sir, Ngaipah tadi menyembelih apa?. Ayam Mbah. Berapa? Satu ekor. Besar atau Kecil?. Tanggung Mbah (ukuran sedang). Kalau begitu, acara ini dibuat roceh-rocehan saja (maksudnya dibaca loncat-loncat saja)”

  6. (Nur Syam, Islam Pesisir, Jogyakarta: LKiS, 2005) • “Wak Man meninggal dunia setelah membuat sumur. Padahal sepanjang hidupnya, Wak Man penuh dengan dosa. Jika ditimbang banyak mana dosa dan pahalnya, pasti jomplang (tidak seimbang). Dosanya lebih banyak ketimbang pahalanya. Mesti masuk neraka. Malaikat berkata kepada Wak Man: “Wak Man,sampeyan ini mestinya masuk neraka”. Jawab Wak Man: “Oh, tidak bisa Kat, soalnya saya sudah bikin sumur”. Semula Wak Man di dalam kubur mlarat (miskin), tidak punya celengan (simpanan) pahala. Tiba-tiba datang pahala sebanyak 6 karung, sebab sumur miliknya diambil orang sebanyak 6 timba. Sore hari dapat kiriman lagi sebanyak 10 karung, karena air sumur diambil sebanyak 10 timba. Tiap hari Wak Man dapat kiriman pahala, sehingga Wak Man jadi orang kaya di alam kubur. Ketika sudah kaya, Wak Man bertemu dengan Yu Jah. Yu Jah bertanya: “Man sekarang kamu kok jadi kaya”. Jawab Wak Man: “Ya, Yu Jah, karena setiap hari saya dapat kiriman pahala, karena saya membikin sumur”. (Nur Syam, Islam Pesisir, Jogyakarta: LKiS, 2005)

  7. Clifford Geertz, Abangan, Santri Priyayi dalam Masyarakat Jawa”. Jakarta: Pustaka Jaya, 1981) • “Saya berbincang dengan Joyo di suatu malam tentang kakeknya yang hebat. Katanya bisa menghilang secara ajaib. Ia juga bisa pergi ke suatu tempat yang jauh dalam waktu yang singkat. Ia keluar dari rumah dan berpamitan kepada istrinya, bahwa ia akan pergi ke Semarang (tiga ratus atau empat ratus mil jauhnya) dan tujuh belas menit kemudian ia sudah masuk kembali dan mengatakan dia baru saja datang dari Semarang. Kakek ini memiliki beberapa murid yang diajari ilmu itu, tapi tak seorang pun yang masih hidup sehingga ilmu itu kemudian hilang…”.

More Related