1 / 23

KELOMPOK 1

KELOMPOK 1. NAMA : A.ALFIANNOR ADDIN RIDHANI AHMAD TAUFIK HIDAYAT ANIDA RAHMATILLAH ANTUNG SITI RAHMAH ARI KURNIAWAN. ASKEP KLIEN DENGAN HOSPITALISASI. Pengertian

cicily
Download Presentation

KELOMPOK 1

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KELOMPOK 1 NAMA : A.ALFIANNOR ADDIN RIDHANI AHMAD TAUFIK HIDAYAT ANIDA RAHMATILLAH ANTUNG SITI RAHMAH ARI KURNIAWAN

  2. ASKEP KLIEN DENGAN HOSPITALISASI • Pengertian • Hospitalisasi adalah suatuproseskarenasuatualasandaruratatauberencanamengharuskanindividuuntuktinggaldirumahsakitmenjalaniterapidanperawatansampaipemulangankembalikerumah. • Hospitalisasiadalahbentuk stressor individu yang berlangsungselamaindividutersebutdirawatdirumahsakit (http://zieshila.wordpress.com, 2009).

  3. Adaduajenishospitalisasi, yaituvolunterdaninvolunter(Wanda, 2003). • Volunter : Setiaporangdapatmengajukanpermohonansecaratertulis (biasanyapadaformulirmasukstandar) untukmasukkerumahsakitjiwaumumatauswasta • Involunter : Involunterdidasarkanpadaduateorihukum. Pertama, dibawahkekuasaanpolisitersebut, negaramemilikikewenanganuntukmelindungimasyarakatdaritindakanberbahayadarisakit mental.

  4. Hospitalisasimerupakanpengalaman yang mengancambagiindividukarena stressor yang dihadapidapatmenimbulkanperasaantidakaman, seperti: • Lingkunganyang asing, • Berpisahdenganorang yang berarti, • Kuranginformasi, • Kehilangankebebasandankemandirian, • Pengalamanyang berkaitandenganpelayanankesehatan, semakinseringberhubungandenganrumahsakit, makabentukkecemasansemakinkecilataumalahsebaliknya, • Perilakupetugasrumahsakit.

  5. FaktorPenyebabStresdiRumahSakit • Dirawatdirumahsakitadalahsituasi yang baru yang tidakmenyenangkanbagiklien, denganmasukkerumahsakitsemuakebiasaan yang selamainidilakukansendirimenjaditidakbisadilakukandanterbatas, perasaan stress yang dirasakanolehkliendisebabkankarenabanyaknya stressor baru yang dihadapisecarabersamaan, misalnyalingkungan yang asing, bagaimanamerasakansakit yang sedangdihadapi, klienjugamengahadapiberbagaiprosedurtindakankeperawatan, tindakandiagnostik, program terapi, berubahnyapolanutrisi, biayaperawatan, pekerjaan yang ditinggalkan, peran sosial yang ditinggalkan, dan lain-lain.

  6. LANJUTAN...................... • Sedangkanparaanak-anak stressor yang dihadapi adalahlingkunganbarudanasing, pengalaman yang menyakitkandenganpetugas. Klienharusmenghadapitindakanprosedurtindakankeperawatan, prosedurdiagnostik, prosedurterapi, berpisahdenganmainan, berpisahdengantemanbermain, berpisahdenganorangtuadalamartisementara. Kondisiinimenyebabkanklienmenjadi stress danperlubantuan yang efektifmelaluipendekatanasuhankeperawatan (Rasmun, 2004).

  7. Tingkatan Perawatan Ada beberapa tingkatan perawatan dalam rumah sakit (Stuart & Laraia, 2005), yaitu: • Rawatinap • Berisikoterhadapmemburuknya status medis yang disebabkanadanyakondisikejiwaanataupenyalahgunaanzataktif. • Tidaksesuaipadatingkatpelayananintensif.  2. Perawatanparsial • Berisikotinggiterhadapkerusakan status medisyang disebabkanolehadanyakondisikejiwaanataupenyalahgunaanzataktif.  • Tidakamanpadatingkatkurangintensifpelayanan.  • Kebutuhanintervensiterapi yang intensifdenganketersediaansystem dukungandokter yang memadaiuntukmenjagakeselamatan. • Tidakresponsifterhadappengobatan

  8. LANJUTAN........................................ 3. Intensifrawatjalan • Membutuhkanterapiintervensiuntukmemperbaikifungsi.  • Tidaksesuaiuntuktingkatpelayanan yang kurangintensif.  • Dukunganterhadapsistem yang memadaiatauketerampilanberupayauntukmenjagastabilitasdankeamananantarakunjunganterapeutik.  • Tidakresponsifterhadappengobatan, intensifikasigejalaataupenurunantingkat yang biasaberfungsimeskipunpartisipasidalamtingkatpelayanan. 4. Rawatjalan • Terapirawatjalandiperlukanuntukmengurangigejalaakut.  • Sistemdukungan yang memadaiuntukmenjagakeselamatanantarakunjunganterapeutik. 

  9. DimensiPeranSakit Perubahan yang terjadiakibathospitalisiadalah: a.       Perubahankonsepdiri. • Akibatpenyakit yang dideritaatautindakansepertipembedahan, pengaruhcitratubuh, perubahancitratubuhdapatmenyebabkanperubahanperan , idialdiri, hargadiridanidentitasnya. b.      Regresi • Klienmengalamikemunduranketingkatperkembangansebelumnyaataulebihrendahdalamfungsifisik, mental, prilakudanintelektual. c.       Dependensi • Klienmerasatidakberdayadantergantungpadaorang lain.

  10. LANJUTAN........................................ d.      Dipersonalisasi • Peransakit yang dialamiklienmenyebabkanperubahankepribadian, tidakrealistis, tidakdapatmenyesuaikandiridenganlingkungan, perubahanidentitasdansulitbekerjasamamengatasimasalahnya e.       TakutdanAnsietas • Perasaantakutdanansietastimbulkarenapersepsi yang salahterhadappenyakitnya. f.       Kehilangandanperpisahan • Kehilangandanperpisahanselamakliendirawatmunculkarenalingkungan yang asingdanjauhdarisuasanakekeluargaan, kehilangankebebasan, berpisahdenganpasangandanterasingdariorang yang dicintai.

  11. ReaksidanMasalahPerilakuKlien yang Dirawat Berikut reaksidanmasalahperilakuklien yang dirawat di rumah sakit, yaitu: • Masa bayi (0-1 th) • Perlu pembentukan rasa percaya diri dan kasih sayang. Usia anak > 6 bln terjadi stanger anxiety /cemas. Reaksi berupa: • 1)      Menangis keras • 2)      Pergerakan tubuh yang banyak • 3)      Ekspresi wajah yang tak menyenangkan

  12. Masa todler (2-3 th) • Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan. Disini respon perilaku anak dengan tahapnya. • 1)    Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain • 2)     Putus asa menangis berkurang, anak tak aktif, kurang menunjukkan minat bermain, sedih,apatis • 3)      Pengingkaran/denial • Masa prasekolah (3 sampai 6 tahun) • Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman. Sehingga ada perasaan malu, takut sehingga menimbulkan reaksi agresif, marah, berontak, tidak mau bekerja sama dengan perawat.

  13. -Masa sekolah 6 sampai 12 tahun • Perawatan di rumah sakit memaksakan meninggalkan lingkungan yang dicintai , keluarga, kelompok sosial sehingga menimbulkan kecemasan. Kehilangan kontrol berdampak pada perubahan peran dalam kelurga, kehilangan keluarga sosial, perasaan takut mati, kelemahan fisik. Reaksi nyeri bisa digambarkan dengan verbal dan non verbal. • Masa remaja (12 sampai 18 tahun) • Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya. Saat merasa cemas karena perpisahan tersebut. Pembatasan aktifitas kehilangan kontrol. Reaksi yang muncul : • 1)      Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan • 2)      Tidak kooperatif dengan petugas (http://www.trinoval.web.id, 2009).

  14. Dewasa • Beberapa klien yang dirawat di rumah sakit mungkin bertindak secara seksual melalui pengucapan kata-kata kotor, mencubit atau kontak sugestif lainnya dengan perawat, atau telanjang, atau memajankan alat genital ketika perawat memasuki ruangannya. • Lansia • Untuk beberapa lansia hospitalisasi mengakibatkan penurunan fungsi, meskipun pengobatan atau perbaikan kondisi mereka dapatkan. Hospitalisasi mengakibatkan komplikasi yang tidak berhubungan dengan masalah yang menyebabkan ia masuk ke rumah sakit atau penanganan spesifik untuk alasan yang tidak dapat dijelaskan dan dihindari (Potter & Perry, 2005).

  15. ResponPerawat • Tindakankeperawatanpadaklien yang mengalami stress karenadirawatdirumahsakit (Kozier, at all, 1989, dalamRasmun, 2004), yaitu: • Dukungankliendankeluarga • Mengorientasikankliententangrumahsakitdanfasilitasnya • Berikesempatanklienuntukmempertahnkanidentitas • Berikaninformasi yang dibutuhkanolehklien • Ulangiinformasijikakliensukarmengingat • Dorongperansertakliendalamrencanakeperawatan

  16. BerikesempatankepadaklienuntukdapatmengungkapkanperasaandanpikirannyaBerikesempatankepadaklienuntukdapatmengungkapkanperasaandanpikirannya • Cermatdalammengidentifikasisituasi yang dapatmeningkatkan stress • Tetapkanharapankliensesuaidengankemampuannya • Bantu klienuntukmenilaisituasidenganbenardanrealistis • Ciptakanlingkungandimanakliendapatberfungsimandiridalambeberapahal • Berireinforcementtentangaspekpositif yang dapatdilakukanolehklien • Rencanakankunjungandenganklien lain yang mengalamimasalah yang sama • Bantu kliendankeluargauntukkontakdanmenggunakanfasilitasdanbantuan yang adadimasyarakat • Bicarakankemampuan, pengertiandanempatidengankliendankeluarga.

  17. ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian • Pengkajian yang dapat dilakuakn pada klien dengan hospitalisasi (Wanda, 2003) adalah: • Cara berpikirdanpersepsi • Aktivitasmotorikdanbahasatubuh • Perasaan • Keadaanfisik • Riwayat terdahulu

  18. Diagnosa Keperawatan • Berikut diagnosa keperawatan pada klien hospitalisasi (Boyd & Nihart, 1998), yaitu: • a.    Perubahanproseskeluarga, • b.    Perubahanpemeliharaankesehatan, • c.    Risikotinggiterhadapkekerasandirisendiri, • d.    Cemas, • e.    Gangguaninteraksisosial, • f.     Kopingindividuinefektif, • g.    Gangguanhargadiri, • h.    Gangguanpolatidur, • i.     Isolasisosial, • j.     Gangguanspiritual.

  19. Rencana Intervensi Keperawatan a. Diagnosakeperawatan: kopingtidakefektif(Wanda, 2003) Intervensi: • Sarankanklienmencatatsituasi yang menimbulkankemarahan • Bantu klienuntukmengatasikemarahandenganmerangsangbicarasendiri. • Ajarkanteknikdistraksi. • Ajarkanpikirteknikrelaksasi. • Ajarkanklienmenghormatiperasaan orang lain danhak-hakorang lain. • Bantu klienmengidentifikasicarapenanggulanganpadasaattegang.

  20. b. Diagnosa keperawatan: Potensiterjadinyakekerasan(Wanda, 2003) Jauhkanbenda-bendaberbahaya. • Tunjukkansikapkepeduliandanperhatianterhadapklien • Lakukanpendekatanpadakliendenganberbicaradengan nada suaralembut • Diskusikanharapanterhadapperilakudankonsekuensi yang akanterjadi. • Berikankesempatanpadaklienuntukmengekspresikankeprihatianandanmengungkapkanisihatinya c. Diagnosakeperawatan: Perubahan proses keluarga (Wilkinson, 2006) Intervensi: • Ajari keterampilan merawat pasien yang diperlukan oleh keluarga (misal: manajemen waktu, pengobatan) • Berikan perawatan berkelanjutan dengan mempertahankan komunikasi yang efektif. • Tanyakan pelayanan konsultasi sosial untuk membantu keluarga menentukan kebutuhan pasca hospitalisasi dan identifikasi sumber dukungan di komunitas. • Bantu keluarga dalam mengidentifikasi kekuatan personal. • Dukung keluarga untuk menyatakan perasaan dan masalahnya secara verbal.

  21. d. Diagnosakeperawatan: Perubahan pemeliharaan kesehatan (Wilkinson, 2006) Intervensi: • Jelaskan tentang sistem perawatan kesehatan, bagaimana cara kerjanya dan apa yang dapat diharapkan pasien/keluarga. • Informasikan pasien tentang biaya, waktu, alternatif, dan risiko yang timbul dari pemeriksaan atau prosedur tertentu. • Berikan salinan hak-hak pasien pada pasien. • Konsultasikan pada layanan sosial untuk merencanakan kebutuhan pemeliharaan kesehatan pada perencanaan pulang. e.Diagnosakeperawatan: Gangguanhargadiri(Wilkinson, 2006) Intervensi: • Tekankan kekuatan diri yang dapat diidentifikasi oleh pasien • Bantu pasien untuk mengidentifikasi respon positif terhadap orang lain • Hindari tindakan yang dapat melemahkan pasien • Kaji pencapaian keberhasilan sebelumnya • Berikan penghargaan atau pujian terhadap perkembangan pasien dalam pencapaian tujuan • Fasilitasi lingkungan dan aktifitas yang dapat meningkatkan harga diri.

  22. f.       Diagnosakeperawatan: Isolasi diri (Wilkinson, 2006) Intervensi: • Dukung hubunngan dengan orang lain yang mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama • Berikan uji pembatasan interpersonal • Berikan umpan balik tentang peningkatan dalam perawatan diri atau aktifitas lainnya • Harapkan pasien pada hambatan penilaian jika memungkinkan • Dukung pasien untuk mengubah lingkungan seperti pergi jalan-jalan dan menonton film. g.      Diagnosakeperawatan: Gangguan spiritual (Wilkinson, 2006) Intervensi: • Gunakan teknik klarifikasi nilai-nilai untuk membantu pasien mengklarifikasi keyakinan dan nilai-nilainya •  Dengarkan dengan cermat komunikasi pasien dan kembangkan arti pentingnya berdoa atau aktifitas keagamaan. •  Berikan fasilitas dalam beribadah.

  23. TERIMA KASIH

More Related