1 / 15

Analisis Saham

Analisis Saham. Proses analisis Valuasi dengan PV of future dividends Valuasi dengan multiplication. Memahami akun ekuitas di neraca.

chaka
Download Presentation

Analisis Saham

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Analisis Saham Proses analisis Valuasi dengan PV of future dividends Valuasi dengan multiplication Analisis saham

  2. Memahami akun ekuitas di neraca • Saham adalah bukti kepemilikan suatu perseroan terbatas (PT). Untuk perusahaan tbk saham dapat diterbitkan dengan ataupun tanpa nilai nominal. Berikut ini contoh akun ekuitas PT. Adhi Karya pada 31 Desember 2007. • Adhi Karya mendaftarkan sahamnya di bursa pada 2004. Ketika perusahaan menawarkan sahamnya ke publik saham-saham tersebut ditawarkan dengan harga Rp.150 per lembar (nominal Rp.100). Jumlah saham yang ditawarkan ke publik pada waktu IPO sekitar 441 juta lembar. Analisis saham

  3. Akun ekuitas of PT. Adhi Karya, 31 Des 2007 Analisis saham

  4. Memahami akun ekuitas di neraca • Saham adalah bukti kepemilikan suatu perseroan terbatas (PT). Untuk perusahaan tbk saham dapat diterbitkan dengan ataupun tanpa nilai nominal. Berikut ini contoh akun ekuitas PT. Adhi Karya pada 31 Desember 2007. • Adhi Karya mendaftarkan sahamnya di bursa pada 2004. Ketika perusahaan menawarkan sahamnya ke publik saham-saham tersebut ditawarkan dengan harga Rp.150 per lembar (nominal Rp.100). Jumlah saham yang ditawarkan ke publik pada waktu IPO sekitar 441 juta lembar. Analisis saham

  5. Beli atau Jual? • Nilai buku ekuitas hampir mendekati Rp.295 per saham, sedangkan selama beberapa minggu di sekitar pengumuman laporan keuangan tahun 2007 tersebut harga saham PT. Adhi Karya berkisar Rp.900 per saham. Dengan PBV sekitar 3,05, apakah hal ini menunjukkan nahwa harga saham PT. Adhi Karya telah terlampau mahal? • Untuk menilai apakah harga saham telah terlampau mahal ataukah masih murah, kita tidak cukup hanya sekedar membandingkannya dengan nilai buku ekuitas (mengapa?). Analisis saham

  6. Proses analisis saham • Untuk melakukan analisis tersebut perlu ditaksir nilai intrinsik, NI, (atau nilai teoretis) saham tersebut dan kemudian memban-dingkannya dengan harga di bursa. Apabila NI > harga di bursa, maka saham tersebut dinilai masih murah, dan sebaliknya. Proses analisis dapat digambarkan sbb. Analisis saham

  7. Proses analisis saham:Gambar 1. Manfaat yang diharapkan B A N D I N G K A N Nilai intrinsik Harga di bursa Tingkat keuntungan yang diinginkan Analisis saham

  8. Valuasi dengan PV of future dividends • Model PV dividen mendasarkan diri pada pemikiran bahwa nilai suatu aset adalah PV manfaat yang akan diterima karena memiliki aset tersebut. Diterapkan pada saham, konsep ini dapat dinyatakan sebagai, P0 =  Dt/(1 + R)t + Pn/(1 + R)n t mulai dari 1 s.d n • Apabila diasumsikan perusahaan akan merupakan agoing concern entity. P0 =  Dt/(1 + R)tt mulai dari 1 s.d ∞ Dalam hal ini R = rate of return yang diinginkan oleh pemegang saham. Analisis saham

  9. Simplifikasi model PV dividen • Model ini sering disederhanakan menjadi, • Constant growth model – sesuai untuk perusahaan yang telah mencapai tahap maturity (misal BNI waktu IPO 1996) • Three stages growth model – sesuai untuk perusahaan yang masih pada tahap pertumbuhan. Analisis saham

  10. Contoh analisis sewaktu IPO BNI (akhir 1996). • Sewaktu IPO, saham BNI ditawarkan dengan harga Rp.850 per saham. Pada waktu itu otoritas moneter meminta agar pertumbuhan kredit tidak melebihi 17% per tahun. Diharapkan EPS BNI tahun depan sebesar Rp.160 per saham, dan 30% akan dibagikan sebagai dividen. Dengan batasan pertumbuhan kredit sebesar 17%, maka diperkirakan pertumbuhan EPS juga akan berkisar 17% (g = 17%). Karena risiko () investasi dinilai cukup tinggi, maka dipergunakan R = 22%. Analisis saham

  11. Contoh analisis sewaktu . . . . (cont’d) • Dengan taksiran EPS1 = Rp.160, dan 30% dibagikan sebagai dividen, maka D1 ditaksir akan sebesar Rp.48. Dengan demikian ditaksir nilai intrinsik saham BNI adalah, P0 = 48/(0,22-0,17) = Rp.960Karena nilai intrinsik > harga yang ditawarkan, maka saham dinilai masih cukup murah.(Epilog: setelah saham diperdagangkan di bursa, harga ditutup pada harga Rp.1.200. Hal ini menunjukkan bahwa analisis kita agak terlalu konservatif) Analisis saham

  12. Bagaimana menaksir dividen? • Analisis fundamental digunakan untuk menaksir dividen di masa yang akan datang. • Dengan analisis fundamental diproyeksikan bagaimana profitabilitas perusahaan di masa yang akan datang, dan besarnya dividen ditaksir dengan menggunakan asumsi residual dividend model (biasanya 5 tahun yad, dan sesudahnya diasumsikan tumbuh konstan). Analisis saham

  13. Model kelipatan laba (PER) • Tidak semua analis menggunakan PV of dividend model (atau discounted cash flow model). Ada yang memilih menggunakan model kelipatan laba (atau Price Earnings Ratio, PER). • Apabila diasumsikan constant growth model berlaku dan PER = P0 / E1 maka PER dapat dirumuskan sebagai PER = (1 - b)/(Rs - g) Dalam hal ini b = proporsi laba yang ditahan. Analisis saham

  14. Beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila menggunakan model PER • Sayangnya constant growth model tidak selalu berlaku dan penggunaan PER perlu kehati-hatian karena hanya berdasar pada taksiran EPS tahun yad. • Ingat juga bahwa angka EPS hanya dilaporkan setiap tahun (atau setiap triwulan) beberapa waktu setelah tutup tahun. Sementara harga saham dapat diperoleh tiap hari bahkan tiap menit. • Untuk ilustrasi, terapkan model PER pada IPO BNI (ingat BNI adalah kasus constant growth model). Analisis saham

  15. Model kelipatan nilai buku ekuitas (PBV) • Cara lain adalah membandingkan nilai pasar ekuitas dengan nilai buku ekuitas. Disebut sebagai Price to Book Value (PBV) atau disebut juga sebagai Market to Book Value. • Model ini didasarkan atas pemikiran bahwa perusahaan yang baik (berprospek bagus) akan dihargai oleh pasar lebih tinggi dari nilai buku investasinya. Karena itu PBV diharapkan > 1. • Semakin bagus semakin besar PBVnya (PBV Unilever pada Maret 2008 = 15,3x), tetapi setiap perusahaan akan unik. Analisis saham

More Related