1 / 43

BAB IV

BAB IV. S K A L A. A. DASAR. PENGERTIAN Pengukuran adalah penempatan angka (atau bilangan) pada objek atau peristiwa menurut aturan. SKALA merupakan bagian dari aturan penempatan angka itu

carrington
Download Presentation

BAB IV

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BAB IV S K A L A

  2. A. DASAR • PENGERTIAN • Pengukuran adalah penempatan angka (atau bilangan) pada objek atau peristiwa menurut aturan. SKALA merupakan bagian dari aturan penempatan angka itu • Rencana konsisten secara internal pada pengukuran untuk menempatkan bilangan dikenal sebagai MODEL PENSKALAAN dan ukuran yang dihasilkan oleh penerapan rencana itu disebut SKALA (skala adalah ukuran)  NUNNALY • SKALA adalah seperangkat lambang atau angka yang dibuat sehingga, melalui aturan, lambang atau angka itu dapat ditempatkan pada individu (atau perilaku mereka) yang menjadi sasaran penggunaan skala itu ….. (KERLINGER)

  3. SKALA UKUR Cara yang dipakai untuk menempatkan angka atau bilangan pada hasil ukur • Alat ukur METERAN Skala ukur “METER” Hasil ukur: 25 meter • Alat ukur TIMBANGAN Skala ukur “KILOGRAM” Hasil ukur : 9 kilogram • Alat ukur UJIAN Skala ukur “ANGKA 1 SAMPAI 10” Hasil ukur : 7 • Alat ukur KUESIONER Skala ukur “ANGKA 1 SAMPAI 5” Hasil ukur : 4

  4. KATEGORI SKALA Ada berbagai cara untuk melihat kategori skala, meliputi • Level skala • Tipe skala • Sifat skala • Nilai skala Skala yang digunakan merupakan kombinasi di antara mereka, yakni ADA LEVEL, ADA TIPE, ADA SIFAT, DAN ADA NILAI

  5. B. LEVEL SKALA • HAKIKAT SKALA mengenal level angka yang menunjukkan banyaknya informasi yang terkandung di dalam skala itu Level SKALA makin tinggi jika kandungan informasinya makin banyak Dan demikian sebaliknya

  6. URUTAN LEVEL SKALA LEVEL RASIO LEVEL INTERVAL LEVEL ORDINAL LEVEL NOMINAL TINGGI RENDAH TINGGI : BANYAK MENGANDUNG INFORMASI RENDAH : SEDIKIT MENGANDUNG INFORMASI LEVEL LEBIH TINGGI DAPAT DIRINGKAS MENJADI LEBIH RENDAH, TIDAK BOLEH SEBALIKNYA

  7. 3. LEVEL NOMINAL • CIRI Hanya untuk membedakan satu dan lainnya • Kandungan informasi Kandungan informai paling sedikit • Contoh 1 PRIA : 1 WANITA : 2 MANGGA : 1 JERUK : 2 DUKU : 3 MANGGIS : 4 ANGKA HANYA SEBAGAI PEMBEDA

  8. 4. LEVEL ORDINAL a) CIRI • Membedakan satu dan lainnya • Menunjukkan peringkat Mis : TINGGI – RENDAH BESAR – KECIL dan sejenisnya (tanpa memperhatikan jarak di antara skala) b) KANDUNGAN INFORMASI Kandungan informasi lebih banyak dari level nominal c) PERINGKASAN Jika perlu, dapat diringkas, diturunkan, atau dianggap sebagai skala nominal

  9. LUAS BAK AIR = 1 LUAS KOLAM IKAN = 2 LUAS SAMUDRA PASIFIK = 3 PERINGKAT : BESAR-KECIL • Contoh 2 TINGGI ALMARI = 1 TINGGI RUMAH = 2 TINGGI GNG. HIMALAYA = 3 PERINGKAT : TINGGI-RENDAH KADAR KOPI ENCER = 1 KADAR KOPI SEDANG = 2 KADAR KOPI PEKAT = 3 PERINGKAT : BANYAK-SEDIKIT 1 2 3 4

  10. 5. LEVEL INTERVAL • CIRI • Membedakan satu dan lainnya • Menunjukkan peringkat • Memiliki jarak skala yang sama (tidak harus memiliki titik nol mutlak atau tulen) • KANDUNGAN INFORMASI Kandungan informasi lebih banyak dari level ordinal • PERINGKASAN Jika perlu, dapat diringkas, diturunkan, atau dianggap sebagai level ordinal

  11. 360 C 370 C 380 C 390 C • Contoh 3 JARAK SKALA DI ANTARA ANGKA ADALAH SAMA • - 2 VOLT • 1 VOLT • 0 VOLT • 1 VOLT • 2 VOLT 36 37 38 39 40 41

  12. 6. LEVEL RASIO • CIRI • Membedakannya satu dan lainnya • Menunjukkan peringkat • Memiliki jarak skala yang sama • Memiliki titik nol mutlak (tulen) • KANDUNGAN INFORMASI Kandungan informasi lebih banyak dari level interval • PERINGKASAN Jika perlu, dapat diringkas, diturunkan, atau dianggap sebagai level interval atau ordinal

  13. Contoh 3 2 orang 3 orang 4 orang 5 orang 6 orang ADA TITIK NOL MUTLAK DAPAT DIBUAT RASIO 4 ORANG : 2 ORANG = 2 : 1 6 ORANG : 2 ORANG = 3 : 1 Rp. 4000 : Rp. 1000 = 4 : 1 Rp. 1000 Rp. 2000 Rp. 3000 Rp. 4000 0 1 2 3 4 5 6

  14. 7. PENSKALAAN COOMBS (4 OBJEK) • HAKIKAT • Level skala terletak di antara skala ORDINAL dan INTERVAL, dengan menunjukkan jarak mana LEBIH DEKAT dan mana LEBIH JAUH • Menentukan urutan objek, mis. A, B, C, D AB > CD A B C D AB < CD A B C D JIKA SETUJU A, JUGA SETUJU BCD JIKA SETUJU B, JUGA SETUJU CD JIKA SETUJU C, JUGA SETUJU D

  15. SKALA I (INDIVIDUAL SCALE) Terdiri atas banyak kombinasi • A B C D • A B D C • A C B D • B A C D • B A D C 24 MACAM Yang diperhatikan 7 macam : A B C D B A C D B C A D C B A D atau B C D A C B D A C D B A D C B A

  16. AB AC BC AD BD CD • SKALA J (JOINT SCALE) Terdiri atas wilayah di antara titik tengah AB, AC, AD, BC, BD, CD 1 2 3 4 5 6 7 A B C D KOMBINASI JARAK AB < CD AB > CD

  17. AB AC BC AD BD CD 1 2 3 4 5 6 7 A B C D a. AB AC BC AD BD CD b. A B C D AB AC BC AD BD CD c. A B C D AB AC AD BC BD CD d. A B C D

  18. AB AC AD BC BD CD e. A B C D AB AC BC AD BD CD 2 1 3 4 5 6 7 f. A B C D

  19. CIRI KOMBINASI SEBAGAI WAKIL ADALAH MACAM a DAN f AB AC BC AD BD CD 1 2 3 4 5 6 7 a. A X B C D JIKA X DI (1) JARAK AX TERDEKAT JARAK BX BERIKUTNYA JARAK CX BERIKUTNYA JARAK DX TERJAUH URUTAN DEKAT KE JAUH : ABCD

  20. AB AC BC AD BD CD 1 2 3 4 5 6 7 a. A X B C D JIKA X DI (2) X DI KANAN AB, JARAK BX TERDEKAT X DI KIRI AC, JARAK AX BERIKUTNYA JARAK CX BERIKUTNYA JARAK DX TERJAUH URUTAN DEKAT KE JAUH : BACD JIKA X DI (3) D A TEKNIK PEMEKARAN C B AB AC BC AD BD CD 1 2 3 4 5 6 7 A B X C D

  21. UNTUK LETAK DI SEMUA WILAYAH, URUTAN • Contoh Bagaimana urutan persyaratan untuk menjadi anggota pemerhati pendidikan SEMUA ORANG PARA PROFESIONAL PARA PENDIDIK PARA GURU Bagaimana jarak skala

  22. HASIL ANGKET 1. DAN 7.  BERKEBALIKAN MENJADI ABCD DAN CDBA SEHINGGA : A = SEMUA ORANG C = PENDIDIK B = PROFESIONAL D = GURU

  23. URUTAN MENJADI • ABCD • BCAD • CBDA • CDBA • BACD • DCBA • BCDA COCOK DENGAN MODEL f JARAK AB > CD SEMUA ORANG – PROFESIONAL > PENDIDIK - GURU

  24. C. TIPE SKALA • SKALA KATEGORIS • Skala ini hanya menunjukkan KATEGORI OBJEK UKUR • Contoh 7 • MAKANAN ASIN = 1 • MAKANAN MANIS = 2 • MAKANAN ASAM = 3 • MAKANAN PEDAS = 4 • ORANG DESA = 1 • ORANG KOTA = 2

  25. SKALA KUALITATIF BERPERINGKAT • Skala ini menunjukkan peringkat pada objek ukur • Contoh 8 • Tingkat status sosial ekonomi TINGGI = 1 SEDANG = 2 RENDAH = 3 • Ragam Tutur Bahasa HALUS = 1 MENENGAH = 2 KASAR = 3

  26. Kepekatan kopi TIADA KOPI = 1 KOPI ENCER = 2 KOPI AGAK ENCER = 3 KOPI SEDANG = 4 KOPI AGAK PEKAT = 5 KOPI PEKAT = 6 • FREKUENSI TIDAK PERNAH = 1 KADANG-KADANG = 2 AGAK SERING = 3 SERING = 4 SELALU = 5 • STATUS PENDIDIKAN TIDAK PERNAH BERSEKOLAH = 0 TIDAK LULUS SD = 1 LULUS SD = 2 LULUS SLTP = 3 LULUS SLTA = 4 LULUS S1 PERGURUAN TINGGI = 5 LULUS S2 PERGURUAN TINGGI = 6 LULUS S3 PERGURUAN TINGGI = 7 • JUMLAH MAHASISWA KURANG DARI 1000 = 1 1001 - 5000 = 2 50001 – 10.000 = 3 10.001 – 15.000 = 4 15.001 – 20.000 = 5 LEBIH DARI 20.000 = 6

  27. SKALA (KIRAAN) LIKERT • PILIHAN PERTANYAAN Skala ini dibuat oleh R. LIKERT untuk pengukuran sikap, dengan lima jawaban : SANGAT SETUJU SETUJU RAGU TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU Diterapkan pada setiap butir pertanyaan

  28. BENTUK PERTANYAAN • Ada dua macam pertanyaan POSITIF dan NEGATIF • Pertanyaan POSITIF mengharapkan responden setuju, seperti : ___ Pendidikan adalah penting bagi bangsa dan negara • Pertanyaan NEGATIF mengharapkan responden tidak setuju, seperti : ___ Bersekolah hanya membuang waktu saja • Di dalam kuesioner, terdapat campuran pertanyaan positif dan pertanyaan negatif

  29. PEMBERIAN NILAI Pada pertanyaan positif dan negatif

  30. LEVEL SKALA • Pada umumnya setiap butir pada skala Likert dianggap memiliki level ordinal • Jumlah skor dari banyak (semua) butir sering dianggap memiliki level interval SANGAT SETUJU SETUJU RAGU TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU LEVEL ORDINAL

  31. SKALA KIRAAN LAINNYA • Biasanya berbentuk pertanyaan dengan pilihan jawaban pada rentangan angka tertentu, misal : 1 2 3 4 5 • TERBURUK • TERENDAH • PALING TIDAK DIKEHENDAKI • PALING TIDAK MEMADAI • TERBAIK • TERTINGGI • PALING DIKEHENDAKI • PALING MEMADAI MENGGUNAKAN ANGKA PADA SKALA ATAU MEMBERI ANGKA PERINGKAT

  32. SKALA KIRAAN LAINNYA MELIPUTI: • Skala Frekuensi Verbal • Skala Ordinal • Skala Komparatif • Skala Numerik • Skala Pilihan Kata Sifat • Skala Stapel • Skala Peringkat Paksaan • Skala Diferensial Semantik (lihat BAB III) Setiap butir dianggap berlevel ordinal Jumlah skor dari semua butir ada kalanya dapat dianggap berlevel ordinal

  33. SKALA (KIRAAN) THURSTONE • Skala ini dibuat oleh L. L. THURSTONE untuk mengukur sikap dengan : • BERSKALA INTERVAL • BENTANGAN SKALA 0 - 11 • Penyusunan Kuesioner Penyusunan kuesioner dilakukan dengan memilih sejumlah butir dari kumpulan butir, sehingga nilai untuk semua butir membentuk urutan interval Misal : 0,3 0,6 0,9 1,2 1,5 1,8 2,1 2,4 2,7 3,0 3,3 3,6 3,9 4,2 . . .

  34. PENENTUAN NILAI BUTIR • Butir yang telah disusun diserahkan kepada para pakar untuk ditanggapi Rentangan nilai untuk tanggapan adalah A sampai K (11 kategori) A B C D E F G H I J K SANGAT TIDAK DIKEHENDAKI SANGAT DIKEHENDAKI PAKAR MEMILIH SALAH SATU DIANTARA A SAMPAI K

  35. PERHITUNGAN Pada A sampai K diberi nilai 1 sampai 11 dengan interval i = 1 misalnya : A B C D E F G H I J K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 E 5,5 F 6,5 G 5 6 7 BATAS ATAS BATAS BAWAH i = 1

  36. NILAI DAN KUALITAS BUTIR NILAI BUTIR = MEDIAN M KUALITAS BUTIR = JARAK INTERKUARTIL MAKIN KECIL JARAK INTERKUARTIL, MAKIN BESAR KECOCOKAN DI ANTARA PARA PAKAR, MAKIN TINGGI KUALITAS BUTIR

  37. C O N T O H 9 Butir 1 ditanggapi oleh 200 pakar dengan hasil : A B C D E F G H I J K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 FREK 2 2 6 2 6 62 64 26 18 8 4

  38. SKALA NILAI Biasanya berbentuk nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur misal : • TEKANAN DARAH • NILAI UJIAN • NILAI POTENSI AKADEMIK • SKALA FREKUENSI Berbentuk hasil cacahan, seperti : • BANYAKNYA JAWABAN BENAR • BANYAKNYA PENUTUR BAHASA ASING • BANYAKNYA PENGGEMAR SEPAK BOLA

  39. SKALA LAIN - LAIN Ada sejumlah skala lain-lain yang tidak banyak digunakan (dapat dicari di dalam bacaan) • KAITAN DI ANTARA LEVEL DAN TIPE SKALA

  40. D. SIFAT SKALA • SKALA DISKRIT Jika diurutkan, terdapat lompatan di antara skala, Misal : 1, 2, 3, 4, 5, ... 5, 10, 15, 20, 25 ... 100, 150, 200, 250, 300 ... • SKALA KONTINU Jika diurutkan, menjadi serba terus berkesinambungan Misal : X1 X2 X3 . . . . . . 1 1,5 2 3 4 5 1,25

  41. 6 7 8 9 6,5 7,5 8,5 9 6 7 8 • DISKRIT SEMU Skala sesungguhnya adalah kontinu, tetapi diberi nilai secara diskrit, melalui aturan tertentu KONTINU DISKRIT SEMU MISAL : 10 15 20 25 12,5 17,5 22,5 15 20 25

  42. E. NILAI SKALA • MACAM NILAI SKALA Secara garis besar, dikenal dua nilai skala • DIKOTOMI • POLITOMI • SKALA DIKOTOMI • Hanya ada dua macam nilai, biasanya dinyatakan sebagai 0dan1 • Contoh 5 JAWABAN BENAR = 1 JAWABAN SALAH = 0 ADA = 1 TIDAK ADA = 0 SETUJU = 1 TIDAK SETUJU = 0

  43. SKALA POLITOMI • Memiliki bentangan nilai lebih dari dua macam • Contoh 6 SALAH, SEBAGIAN BENAR, BENAR SALAH = 0 SEBAGIAN BENAR = 1 … 9 BENAR = 10 PERINGKAT DARI RENDAH KE TINGGI 1, 2, 3, 4, 5 KIRAAN (RATING) DARI BURUK KE BAIK 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7

More Related