1 / 14

PRINSIP-PRINSIP EKONOMI DALAM MANAJEMEN USAHA TANI TERNAK

Prinsip ekonomi dalam proses produksi diartikan sebagai kaidah-kaidah atau asumsi yang dapat dipakai dalam menggunakan sumber-sumber yang terbatas dalam proses produksi agar tercapai hasil yang optimal.

calais
Download Presentation

PRINSIP-PRINSIP EKONOMI DALAM MANAJEMEN USAHA TANI TERNAK

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Prinsip ekonomi dalam proses produksi diartikan sebagai kaidah-kaidah atau asumsi yang dapat dipakai dalam menggunakan sumber-sumber yang terbatas dalam proses produksi agar tercapai hasil yang optimal. Sumber daya diartikan sebagai input atau pengorbanan untuk menghasilkan output tertentu. Dalam menghasilkan suatu produk atau input dapat dipengaruhi oleh produk yang lain. PRINSIP-PRINSIP EKONOMI DALAM MANAJEMEN USAHA TANI TERNAK

  2. Hubungan Input-Output • Di dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu produk dapat dipengaruhi oleh satu atau beberapa faktor. Secara matematis hubungan input dengan output digambarkan sebagai berikut : Y = f (X1, X2, X3,.....Xn) • Y merupakan produk yang dihasilkan dengan menggunakan faktor-faktor nonproduksi seperti kapital (X1), tanah (X2), tenaga kerja (X3) dan faktor-faktor lain (Xn). Dalam hubungan input-output ini biasanya di dalam proses produksi, manajemen dihadapkan kepada memilih/menambah level suatu input tertentu dengan menganggap factor yang lain tetap atau konstan. Keadaan ini digambarkan sebagai : Y = f (X1/X2, X3,.......Xn),

  3. X1 bersifat variabel, sedang yang lain konstan. • Tanda ”l” adalah memberi batasan mana yng variabel dan mana yang bersifat tetap. • Ada beberapa macam hubungan antara input dan output : • Hubungan input-output yang bersifat constant productivity • Fenomena ini menggambarkan pada setiap penambahan unit input pada suatu kegiatan produksi, akan memberikan tambahan hasil yang tetap pada setiap kenaikan input berikutnya. Karena kenaikan tersebut bersifat tetap, maka bila digambarkan akan berbentuk garis lurus.

  4. Hubungan yang bersifat increasing productivity (produktivitas naik) • Fenomena ini menggambarkan terjadi penambahan hasil yang meningkat pada pemberian input tambahan berikutnya. • Hubungan decreasing productivity (produktivitas menurun) • Fenomena ini menggambarkan hubungan bilamana terjadi tambahan input pada suatu variable (yang lain konstan) maka tambahan hasil yang didapat akan menurun. Atau terjadi penurunan penambahan hasil pada setiap menambahkan input berikutnya. Keadaan ini sering terjadi pada proses produksi pertanian.

  5. Hubungan Kombinasi • Di dalam proses produksi pertanian, biasanya berupa hubungan yang mula-mula bersifat increasing yang dilanjutkan dengan hubungan yang bersifat decreasing productivity setelah variabel yang diberikan relative telah cukup. • Kombinasi ini merupakan fenomena produksi pertanian dan dinyatakan dalam hukum penambahan hasil yang menurun atau law of diminishing return. Hukum ini berlaku untuk produk penambahan hasil (produk marginal)

  6. HUBUNGAN KOMBINASI • INCREASING DECREASING PRODUCTIVITY • LAW OF DIMINISHING RETURN • HUB. PM & PT • KPT NAIK PM POSITIF • KPT MAX KPM = 0 • KPT TURUN KPM NEGATIF • PT NAIK, LAJU NAIK PM NAIK, LAJU TURUN • HUB. KPM & KPR • KPM & KPR NAIK KPM DIATAS KPR, KPR NAIK • KPM & KPR TURUN KPR DIATAS KPM • KPM = KPR KPR MAX

  7. PRODUKSI PERTANIAN YG MENGALAMI LAW OF DIMINISHING RETURN

  8. FUNGSI PRODUKSI /KPT DIBAGI 3 PHASE • PHASE 1 INPUT = 0 S/D PR MAX (PR=PM) • PHASE 2 PR MAX S/D PM = 0 (PT MAX) • PHASE 3 PM NEGATIF (PT TURUN ABSOLUT)

  9. PENENTUAN INPUT PD DAERAH II NILAI PRODUK MARGINAL (MVP) • PENAMB.PENDAPATN TAMBAHN UNIT INPUT ∆ NILAI PT • NPM = ————————— ∆ LEVEL INPUT • NILAI PT = JMLH PT X HARGA JUAL BIAYA / NILAI INPUT MARGINAL (MIC) • PERUB.ONGKOS INPUT TOT. TAMBAHN UNIT INPUT ∆ BIAYA TOTAL INPUT • NIM = ————————————— ∆ LEVEL INPUT • BIAYA TOTAL INPUT = JMLH INPUT X HARGA INPUT

  10. OUTPUT YANG DIHASILKAN PROFIT MAX • NPM = NIM (∆Y/∆X = Px/Py) • MR = MC (PM = BM) • MR = PERUB.PENDAPATAN AKIBAT PERUB.PRODUKSI ∆ PENDAPATAN TOTAL • MR = ———————————— ∆ PRODUKSI TOTAL • ∆ PENDAPATAN TOTAL = ∆ PRODUKSI TOT. X HARGA • MC = PERUB.BIAYA AKIBAT TAMBAHAN HASIL ∆ BIAYA TOT. INPUT • MC = ——————————— ∆ PRODUKSI TOTAL • NILAI MC AWAL TURUN NAIK PD PENAMB.INPUT

  11. MR & MC DARI FUNGSI PRODUKSI

  12. Elastisitas Produksi • Elastisitas produksi adalah suatu angka yang menunjukkan persentase perubahan pada output akibat adanya persentase perubahan dari suatu input atau ratio antara perubahan produksi dengan perubahan input • EP = ∆Y/Y : ∆X/X → Ep = PM/PR • Ketentuan ini dapat diberlakukan : • Bila PM = PR maka Ep = 1 • Bila PM = 0 maka Ep = 0

  13. Bila PM > PR maka Ep > 1 • Bila PM < PR maka Ep < 1 • Akibat dari keadaan tersebut maka : • Daerah I mempunyai elastisitas > = 1 • Daerah II mempunyai elastisitas > = 1 dan > = 0 • Daerah III mempunyai elastisitas < = 0 • Dalam proses produksi daerah I dan III disebut daerah irasional karena pada kedua daerah tersebut masing-masing keuntungan masih dapat ditambah (daerah I) dan keuntungan akan merugi (daerah III). Daerah II disebut daerah rasional, yaitu daerah di mana manajer harus memilih input untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal.

  14. Di titik mana I daerah rasional tersebut terdapat keuntungan yang maksimum masih tergantung kepada harga input dan outputnya. Daerah II ini merupakan daerah pusat perhatian dari para pengambil keputusan (decision maker/manajer)/ Secara efisiensi teknis, terjadi maksimum keuntungan pada saat produk rata-rata mencapai maksimum, tetapi efisiensi ekonomis letaknya masih tergantung pada harga input dan outputnya.

More Related