1 / 43

Krissantias Sutanto 09101713018

Hubungan antara Gula Darah Puasa dengan circulating Endothelial Progenitor Cell (CEPs) pada P asien Sindrom Metabolik. Krissantias Sutanto 09101713018. Latar Belakang.

blanca
Download Presentation

Krissantias Sutanto 09101713018

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. HubunganantaraGula Darah Puasa dengancirculating Endothelial Progenitor Cell(CEPs)padaPasienSindrom Metabolik Krissantias Sutanto 09101713018

  2. Latar Belakang PadapasienSindrom Metabolik, terutamapadapasiendengankomplikasipenyakit vascular, jumlahCEPspadadarahperifermengalamipenurunansecarasignifikandanfungsinyajugamengalamikerusakan (Tepperet all, 2002, Fadiniet all, 2007)

  3. Rumusan Masalah AdakahhubunganantaraCirculating Endothelial Progenitor Celldengangula darahpuasa padapasienSindrom Metabolik? Tujuan Penelitian MengetahuihubunganantaraCirculating Endothelial Progenitor Celldengangula darah puasa padapasien Sindrom Metabolik.

  4. Manfaat Akademik Menambahwawasan tentang peranan circulating EndothelialProgenitorCelldan gula darah puasa terhadap terjadinya komplikasipada pasienSindrom Metabolik. Manfaat Praktis Menambah konsep tentang penanganan Sindrom Metabolik yang berkaitan dengan circulating EndothelialProgenitorCell dan gula darah puasa sehingga komplikasi kerusakan pembuluh darah pada pasien Sindrom Metabolik dapat diintervensi lebih dalam lagi.

  5. DefinisiSindrom Metabolik Diagnosis sindroma metabolik ditegakkan bila ada minimal 3 dari 5 kriteria faktor risiko sindroma metabolik : • Obesitassentral: pria > 90 cm wanita > 80 cm • Peningkatantrigliserida: > 150 mg / dL • Penurunan HDL kolesterol: pria < 40 mg / dL wanita <50 mg / dL • Hipertensi: tekanandarahsistolik > 130, diastolik > 85 mm Hg • Peningkatangula darahpuasa: > 100 mg / dL (Alberti et al, 2009)

  6. Gula Darah Puasa Pemeriksaan gula darahadalahistilah yang diperkenalkan oleh American Diabetes Association (ADA) dengan menggunakansatuanukuran yang samadenganglukosa (mg / dL). Ada beberapa tipe pemeriksaan glukosa darah. Pemeriksaan gula darah puasa mengukur kadar glukosa darah setelah pasien berpuasa minimal 8 jam. (Henrikson J. E. et al., 2009).

  7. CEPs • CEPs = sel punca (stem cell) namunmemilikikemampuanproliferasidandiferensiasi yang lebihterbatas • Bersifat unipoten, yaitudapatberdiferensiasimenjadiselendotelmatang. • CEPsmemilikiperanpentingdalampembentukanpembuluhdarahdanremodelisasiselendotelialpadapembuluhdarah yang mengalamikerusakan. (Frisca dkk, 2008)

  8. MetodePenghitunganCEPs • Berdasarkanmorfologi • Berdasarkanfenotip • Berdasarkankarakteristikfungsional (Frisca dkk, 2008)

  9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi CEPs • Usia • Faktorresikoterhadappenyakitkardiovaskuler • Lemak (lipid) • Hipertensi • Diabetes Mellitus • Faktorresiko lain (Shantsila, 2012)

  10. Patogenesis Penurunan CEPs pada Pasien Hiperglikemia ROS NADPH Glikolisis Protein c-kinase Superoxidase NO + NO Normal Disfungsi Endotel + SOD  H2O (Cleland et al., 2004)

  11. Kerangka Konsep Penelitian Sindrom Metabolik Hiperglikemia Circullating Endothelial Progenitor Cell (CEPs) menurun Gula Darah Puasa meningkat CD34+ dan VEGFR Komplikasi Makrovaskular dan Mikrovaskular

  12. Hipotesis Penelitian Peningkatangula darah puasa berhubungandenganpenurunanCirculatingEndhotelial Progenitor CellpadaSindrom Metabolik.

  13. Rancangan Penelitian • Penelitian survey • Metode cross sectional • Analisis: korelasi

  14. Populasi Penelitian • Semuapasien yang didiagnosisSindrom Metabolik diPoliPenyakitDalamRumahSakit dr. Saiful Anwar Malang. • Sampel yang diambiladalahpasienSindrom Metabolik yang menjalanirawatjalandiPoliPenyakitDalamRumahSakit dr. Saiful Anwar Malang. • TeknikpengambilansampeladalahdenganmetodeNon Probability SamplingyaitudenganConsecutive Sampling

  15. Kriteria Inklusi Pasien sindrom metabolik yang memenuhi minimal 3 dari 5 kriteria sindrom metabolik, berusia 40-70 tahun, serta bersediamenjadiresponden. Kriteria Eksklusi • Tidak berpuasa atau berpuasa <10-12 jam sebelum pengukuran

  16. Sampel Banyaknyasampel yang dibutuhkanadalahsemuasubyek yang datangdanmemenuhikriteriapemilihandimasukkandalampenelitiansampaijumlahsubyek yang diperlukanterpenuhi. • VariabelBebas Kadar gula darah puasa • VariabelTerikat Kadar Circulating Endhotelial Progenitor Cell (CEPs)

  17. Lokasi dan Waktu Penelitian PenelitianiniakandilaksanakanpadabulanDesember 2012 – Februari 2013 diPoliPenyakitDalamRumahSakitSaiful Anwar Malang.

  18. Bahan Penelitian • Darah9cc untukmengukurkadar CEPs dan kadar gula darah puasa • Marker CEPS: PerCp/Cy55 anti-human VEGFR2 antibody FITC anti-human CD34 antibody Limphosite Separation Medium (LSM)

  19. Instrumen penelitian(PengambilanSampel) • LembarPenjelasanSubyekPenelitian • SuratPersetujuanmenjadiresponden / Informed Consent • LembarPemeriksaanFisik • Vacutainer EDTA 50 buah • Venojact • Ice box • Alattimbanganberatbadan • Alatpengukurtinggibadan • Meteranuntukmengukurlingkarpinggang • Stetoskop • Spigmomanometer

  20. Instrumen penelitian(PemeriksaanGDP) • Vacutainer Plain 100 buah • Venojact • Icebox

  21. Instrumen penelitian(Pemeriksaan CEPS) • Falcon • Blue Tip • Yellow Tip • White Tip • Mikropipet • Tabung 1,5 ml • Sentrifuge • Flowcytometry

  22. Definisi Operasional • Sindrom Metabolik • Kadar Gula Darah Puasa • Kadar CEPs

  23. Pasien Sindrom Metabolik Populasi Terjangkau Sampel/Responden Pemeriksaan Gula Darah Puasa & Kadar CEPs Analisis Prosedur Penelitian Kriteria Inklusi Informed Consent

  24. ProsedurPemeriksaanGDP Pemeriksaan GDP dilakukan di Poliklinik Universitas Brawijaya Malang dengan metode enzimatis. Komposisi dari reagen yang digunakan adalah phosphate 100mmol/L, phenol 5 mmol/L, glucose oxidase > 10 U/mL, peroxidase > 1 U/mL, 4-aminoantipyrine 0,4 mmol/L, pH 7,5.

  25. Metode Isolasi PBMC • Mencampur 2,5 cc Phosfat Buffer Salin (PBS) dengan 2,5 cc darah (1:1)padatabung sentrifuge 15 mLdengantujuanuntukmempertahankanpH.Setelahitudihomogenkan.

  26. Metode Isolasi PBMC • Campuransampeldarahdengan PBS kemudiandilapiskan secara hati-hati (lewat dinding tabung)kedalamtabung sentrifuge 15 mL yang telahberisiLimphosite Separation Medium (LSM)sebanyak 2,5 cc. • Campurandisentrifugasidengankecepatan 1600 rpm selama 30 menit dengan posisi brake off.

  27. Metode Isolasi PBMC • Setelahdisentrifugasiakanterbentuk4 lapisan berturut-turut eritrosit, granulosit (PMN), ficoll hypaque, cincin buffy coat (limfosit dan monosit), plasma, dan PBS. • Mengambil cincin buffy coat dengan hati-hati lalu memindahkannya ke dalam tabung baru.

  28. Metode Isolasi PBMC • Sel dicuci dengan PBS dan disentrifugasi dengan kecepatan 1300 rpm selama 10 menit. • Proses pencucian diulang 2-3 kali. • Membuang supernatan dan mengambil palatenya yang merupakan PBMC terisolasi.

  29. Prosedur Pemeriksaan CEPS • MembuatCell Staining Buffer, yang isinyaadalahFetelBufine Serum (FBS) 2% didalam PBS danmencampurnyadenganantibodi CD34 (1:10) dan VEGFR (1:100). • Enceran antibodi diatas dimasukkan dalam pipet sebanyak 50 µL, dicampurkan ke dalam palate PBMC. Setelah itu diinkubasi selama 20-30 menit dalam gelap dan suhu 4°C.

  30. Prosedur Pemeriksaan CEPS • Setelahinkubasi, lalumenambahkanCell Staining Buffersebanyak 300-400 µL danmemindahkannyakedalam tube 5mL. • Melakukanpembacaan CEPS padaflowcytometridenganmenggunakan program software Cell QuestPro.

  31. Hasil Flowcytometry UR UL LL LR

  32. Cara Pengumpulan Data Data Primer • Data pemeriksaan fisik: Tekanan darah, berat badan, tinggi badan, dan lingkar pinggang. • Data pemeriksaan laboratorium dari sampel darah: Kadar gula darah puasa serum dan circulating Endothelial Progenitor Cell (CEPs). Data Sekunder • Data identitas pasien

  33. Analisis Data Data yang diperolehdianalisisdenganlangkah-langkahsebagaiberikut : • AnalisisDeskriptif • UjikorelasiparametrikdenganmenggunakanPearson’s Chi Square Test jikadistribusi data normal atauSpearman’s Rho Test jikadistribusi data tidak normal, karena data darikeduavariabel yang tersajimerupakan data jenisskala data rasionumerik. • Ujiregresi linier, untukmemprediksisuatuvariabelindependenterhadapvariabeldependen.

  34. Data HasilPenelitian • Penelitianinidilakukanpada45respondenyang terdiri dari 23 responden wanita dan 22 responsen laki-laki yang memenuhikriteriainklusidaneksklusi yang telahditentukan. • Seluruhrespondendiambilsampeldarahnyamasing-masingsebanyak 9 cc untukpengukurankadargula darah puasa (GDP)dankadarcirculating endothelial progenitor cell.

  35. Data HasilPenelitian *Kadar CEPs (%) adalah median.

  36. Gula Darah Puasa (GDP) merupakan salah satu kriteria untuk menegakkan diagnosis pada pasien sindrom metabolik. Pemeriksaan GDP mengukur kadar glukosa darah setelah puasa 8-10 jam. Pengukuran GDP dilakukandiPoliklinikUniversitasBrawijaya. Didapatkan Mean ± SD dari GDP adalah sebesar 182,11 ± 88,542 mg/dl.

  37. Analisa data • BerdasarkanujidistribusimenggunakanKolmogorov-Smirnov yang dilakukanpadamasing-masingvariabeldidapatkannilai normalitas GDP dan CEPs adalah 0,582 dan 0,000. • Karena nilai normalitas GDP > 0,05 maka disimpulkan bahwapersebaran data normal. Akan tetapi, uji normalitas CEPs menunjukkan angka < 0,05 sehingga data harus ditransformasi terlebih dahulu. • Setelah data CEPs ditransformasi, nilai signifikansi masih < 0,05 sehinggaujikorelasi yang dipilihadalahSpearman Test.

  38. Analisa data • Spearman’s Testmenunjukkanhasilkoefisienkorelasi (r) sebesar -0,364dannilaisignifikansebesar0,034. • Padaujiregresi linier, didapatkanhasilkoefisienregresi (R2) sebesar0,102.

  39. Koefisienkorelasi (r) sebesar -0,364menunjukkanbahwa: Terdapatkorelasiberbandingterbalikataubersifatnegatifantaravariabelbebasdanvariabelterikat, artinya, semakinmeningkatkadarGDPmakakadar EPC menurun. Selainitu, nilaikoefisienkorelasitersebutjugamenunjukkanbahwaterdapathubunganataukorelasi yang rendah/lemah. • Nilaisignifikansebesar0,034menunjukkanbahwa: Terdapathubungan yang bermaknaatausignifikankarenanilainyalebihkecildari 0,05. • Koefisienregresi0,102 menunjukkan bahwa: Besar persentase peningkatan GDP yang mempengaruhi penurunan kadar EPC adalah sebesar 10,2%

  40. Koefisienregresi0,102 tersebutmenyatakankekuatanhubungansebabakibat, jadi10,2% yang menyebabkanpenurunankadar EPC adalahkondisidimanaterdapatpeningkatankadarGDP.

  41. Kesimpulan Terdapat hubungan terbalik antara kadar GDP dan EPC namun korelasinya bersifatlemah. Padaujiregresi linier, didapatkanhasilkoefisienregresi (R2) sebesar0,102, yang berarti10,2% yang menyebabkanpenurunankadar EPC adalahkondisidimanaterdapatpeningkatankadarGDP.

  42. Saran • Adanyapenelitianlebihlanjutmengenai usia dan jenis kelamin respondendengan kadar CEPs sehingga dapat diketahui pengaruh usia dan jenis kelamin terhadap kadar CEPs. • Adanyapenelitianlebihlanjut yang mengintervensiriwayat penyakit, riwayat pengobatan, riwayat merokok yang lebihketatsehinggahasilidentifikasivariabellebih valid. • Adanya penelitian lebih lanjut dengan menambah jumlah sampel sehingga dapat meningkatkan angka korelasi yang signifikan antara kadar GDP terhadap kadar CEPs pada pasien sindroma metabolik.

  43. TERIMA KASIH

More Related