1 / 22

DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA BARAT

PENANGANAN DAN PENGENDALIAN ANGKUTAN BARANG DI CADAS PANGERAN. DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA BARAT. A N G K U T A N B A R A N G. PRINSIP. MENGANGKUT BARANG SEBANYAK BANYAKNYA TIDAK DIBATASI PERGERAKANNYA ( POINT TO POINT ) BERUSAHA UNTUK MENEKAN BIAYA OPERASI SERENDAH-RENDAHNYA.

bert
Download Presentation

DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA BARAT

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript

  1. PENANGANAN DAN PENGENDALIAN ANGKUTAN BARANG DI CADAS PANGERAN DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA BARAT

  2. A N G K U T A N B A R A N G PRINSIP • MENGANGKUT BARANG SEBANYAK BANYAKNYA • TIDAK DIBATASI PERGERAKANNYA (POINT TO POINT) • BERUSAHA UNTUK MENEKAN BIAYA OPERASI SERENDAH-RENDAHNYA POTRET DI JAWA BARAT • DOMINASI ANGKUTAN JALAN DALAM PELAYANAN ANGKUTAN BARANG MENGINGAT KETERBATASAN MODA ANGKUTAN LAIN • BAHWA PERGERAKAN ANGKUTAN BARANG DI JAWA BARAT HAMPIR MERATA PADA SETIAP RUAS JALAN YANG ADA ( POINT TO POINT ) • ADANYA KESENJANGAN DAYA ANGKUT KENDARAAN DENGAN DAYA DUKUNG JALAN • PERGERAKAN LOKAL ANGKUTAN BARANG DI JAWA BARAT LEBIH DOMINAN DARI PERGERAKAN LINTAS ATAU KELUAR MASUK PELANGGARAN ANGKUTAN BARANG TERHADAP DAYA DUKUNG JALAN DAN DAYA ANGKUT KENDARAAN

  3. POTRET JEMBATAN TIMBANG • PENGAWASAN MASIH TERBATAS PADA KELEBIHAN MUATAN SEDANGAKAN PENGAWASAN TERHADAP KELAS JALAN, DIMENSI KENDARAAN DAN TATA CARA MUAT BELUM SEPENUHNYA DILAKUKAN • SARANA PRASARANA JEMBATAN TIMBANG MASIH TERBATAS (KAPASITAS TIMBANG, LUAS LAHAN, GUDANG, PARKIR, DLL) • SANKSI PENURUNAN MUATAN BELUM DILAKSANAKAN SECARA OPTIMAL • PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KELEBIHAN MUATAN PADA JEMBATAN TIMBANG BELUM OPTIMAL (PELANGGARAN MASIH RELATIF TINGGI ( 25,14 %)) • TIDAK SEMUA PELANGGARAN DAPAT DITINDAK • PERGERAKAN ANGKUTAN BARANG YANG ADA BELUM DAPAT DIMONITOR SEPENUHNYA OLEH JEMBATAN TIMBANG YANG ADA (8 BUAH) • BESARAN DENDA YANG DIKENAKAN CENDERUNG OLEH OPERATOR DIKONVERSIKAN TERHADAP KELEBIHAN MUATAN YANG DIANGKUT • PENANGANAN KELEBIHAN MUATAN, BELUM DILAKUKAN SECARA KOMPREHENSIF

  4. PENGEMBANGAN JEMBATAN TIMBANG Batujaya Bts. DKI Rengasdengklok Bekasi D K I JAKARTA Tanjungpura Cilamaya Pdk.Gede Gdg.garam Karawang TANGERANG Narogong INDRAMAYU Pamanukan Cibubur Kandanghaur Kosambi Prg.panjang Patrol Balongan Cileungsi Sawangan Jangga Cimanggis Lohbener Cikampek Jonggol Parung Depok Jasinga Curug Jatibarang Sadang Karangampel Pagaden Cibinong Citeureup Haur Geulis Kalijati Cigelung Jatiluhur Kemang Sanca Purwakarta Leuwiliang Kedunghalang Ciampea Bantarwaru Subang Plered Bogor Ciawi Sagalaherang Arjawinangun Buah dua Cikamurang Ckl. Kulon Plumbon Jln. Cagak Cisarua Cisomang Jati Tujuh Cirata Wanayasa Caringin Cirebon Puncak Ckl. Wetan Cijelag Palimanan Selaawi Weru Jati Wangi Kanci Selajambe Pacet Lembang Sumber Cicurug Kadipaten Rajagaluh Pasirhayam Losari Cimahi Sumedang Padalarang Cianjur Ciranjang Majalengka Bandung Caracas Cikidang Cisolok Linggarjati Cibadak Cileunyi Lebak Jati Wado Saguling Sukabumi Kuningan Cibeber Bantarsari Cibareno Talaga Cipatik Pelab.Ratu Dyh.kolot Cikembar Cidahu Cikijing Nagreg Oleced Bantarujeg Soreang Bagbagan Nyalindung Ciparay Wdk.darma Majalaya Luragung Malangbong Banjaran Banjarharja Ciwidey Kadungora Sukanagara Panjalu Cibingbin Cibatu Malabar Kiaradua Leles Lengkong C i a w i Rancabali Rancah Pangalengan Sagaranten Kawali Pagelaran Rajapolah Garut Ancol Bts. JATENG Jpg.kulon Tasikmalaya Cisaga Surade Naringgul Ciamis Cikajang Ujunggenteng Agrabinta Singaparna Manonjaya Banjar Tegalbuleud Bungbulang Cidaun Sdg.barang Rancabuaya Banjarsari Sukaraja Palembuhan Cijayana Karangnunggal Pangandaran Kalipucang Pameungpeuk JEMBATAN TIMBANG EKSISTING Majingklak Cimerak Cipatujah USULAN JEMBATAN TIMBANG (TANAH SUDAH BEBAS) JEMBATAN TIMBANG EKSISTING : 8 UNIT KEBUTUHAN JEMBATAN TIMBANG : 28 UNIT Cikalong Kalapa Genep USULAN JEMBATAN TIMBANG

  5. KOMPOSISI PELANGGARAN Tahun 2009 MENURUT RANGE (JBI) JUMLAH PELANGARAN BERDASARKAN JENIS MUATAN KENDARAAN %-TASE KELEBIHAN MUATAN Semen : 64.498 kend( 24 % ) Pasir : 56.436 kend ( 21 % ) BatuBara : 51.061 kend ( 19 % ) Besi : 45.686 kend ( 17 % ) Sembako : 34.936 kend ( 13 % ) Lain-lain : 16.124 kend( 6 % )

  6. JEMBATAN TIMBANG TOMO • JT TOMO TERLETAK PADA RUAS JALAN UTAMA YANG MENGHUBUNGKAN BANDUNG - CIREBON • JT TOMO MENIMBANG KENDARAAN YANG SUDAH MELANGGAR KELAS JALAN YANG MANA SEHARUSNYA PENINDAKAN DILAKUKAN SEBELUM KENDARAAN TERSEBUT MASUK KE KELAS JALAN YANG BUKAN PERUNTUKANNYA • KONDISI SARANA DAN PRASARANA JEMBATAN TIMBANG MASIH SANGAT TERBATAS SEHINGGA PENGAWASAN ANGKUTAN BARANG BELUM OPTIMAL • ANGKUTAN BARANG YANG MELEWATI, SEBAGIAN BESAR MENGANKUT BARANG CURAH, YANG POTENSIAL MELANGGAR KELEBIHAN MUATAN • DARI HASIL SURVEY SEBANYAK 59,94 %ANGKUTAN BARANG YANG MELINTAS DI CADAS PANGERAN TIDAK MELALUI JT TOMO

  7. SUMBER : HASIL SURVEY 2010 CADAS PANGERAN LHR ANGKUTAN BARANG • PEMBEBANAN ARUS ANGKUTAN BARANG YANG MELINTAS DI RUAS JALAN CADAS PANGERAN, TIDAK SEMUA MELALUI JEMBATAN TIMBANG TOMO SUMEDANG • JUMLAH ANGKUTAN BARANG YANG MASUK KE RUAS JALAN CADAS PANGERAN : • MELALUI JEMBATAN TIMBANG : 1.042 KENDARAAN (40,06 %) / HARI • TIDAK MELALUI JEMBATAN TIMBANG SEBESAR 1.559 KENDARAAN (59,94%) / HARI JT TOMO ∑ LHR DAN PELANGGARAN

  8. KERUSAKAN PADA KANTILEVER CADAS PANGERAN KM.BDG. 34+350 – 35+922 (1.572 M) KERUSAKAN TERSEBAR YAITU ; PADA BAGIAN LANTAI BAIK MELINTANG MAUPUN MEMANJANG, PADA BAGIAN TIANG DAN BALOK PENYANGGA KANTILEVER SERTA KERUSAKAN PADA SISTEM DRAINASE. RETAK PADA LANTAI KANTILEVER, SECARA VISUAL SAAT DILALUI KENDARAAN BERAT TERJADI LENDUTAN. PECAH PADA BALOK MEMANJANG Km. 35+800 Km. 35+922 RETAK PADA BALOK MELINTANG DAN PERGESERAN TANAH DASAR KERUSAKAN PADA SISTEM DRAINASE 30 CM Km. 35+800 Km. 35+800

  9. KERUSAKAN PADA KONSTRUKSI PENAHAN TEBING DENGAN BORE PILE KM.BDG. 34+300 (175 M) ALIRAN AIR PADA LERENG TIDAK TERARAH DAN TANAH MENJADI JENUH AIR SEHINGGA TERJADI PENURUNAN YANG MENIMBULKAN TEKANAN TANAH AKTIF DAN MENGAKIBATKAN RETAKAN PADA 5 BUAH TIANG (A22, A23, A28, A29, A30) KERUNTUHAN LERENG DAPAT MENGAKIBATKAN TERTUTUPNYA BADAN JALAN KONSTRUKSI BORE PILE PENAHAN LONGSORAN DAN PENURUNAN PADA LERENG KONDISI TANAH JENUH AIR AKIBAT RUSAKNYA SISTEM DRAINASE KERUSAKAN PADA TIANG BORE PILE

  10. SALAH SATU TIANG KONSTRUKSI BORE PILE YANG SUDAH RETAK AKIBAT TEKANAN TANAH

  11. CONTOH-CONTOH JENIS KENDARAAN YANG MELEWATI CADAS PANGERAN (1) BATUBARA

  12. CONTOH-CONTOH JENIS KENDARAAN YANG MELEWATI CADAS PANGERAN (2) BATUBARA

  13. CONTOH-CONTOH JENIS KENDARAAN YANG MELEWATI CADAS PANGERAN (3)

  14. UPAYA PENANGANAN MASALAH CADAS PANGERAN • JANGKA PENDEK/MENDESAK : • PENETAPAN MST/TONASE RUAS CADAS PANGERAN SEBAGAI DASAR UNTUK PENGATURAN LALU LINTAS ANGKUTAN BARANG • PENGALIHAN ANGKUTAN BARANG YANG MEMPUNYAI TONASE BESAR (TIDAK SESUAI KELAS JALAN DI RUAS CADAS PANGERAN) KE JALUR PANTURA • SOSIALISASI KE PENGUSAHA UNTUK MEMENUHI KETENTUAN PENETAPAN MST/TONASE CADAS PANGERAN • PENETAPAN POS PENGAWASAN TERPADU PEMENUHAN FASILITAS LALU LINTAS UNTUK MENDUKUNG PENGATURAN LALU LINTAS ANGKUTAN BARANG 2. JANGKA MENENGAH : • PENINGKATAN DAN OPTIMALISASI FUNGSI JEMBATAN TIMBANG • PENINGKATAN KONDISI JALAN DAN PENYESUAIAN KELAS JALAN UNTUK PENGATURAN LALU LINTAS ANGKUTAN BARANG 3. JANGKA PANJANG : • PENGEMBANGAN MODA ANGKUTAN BARANG DENGAN MENGGUNAKAN MODA KERETA API DAN ANGKUTAN LAUT

  15. TERIMA KASIH DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA BARAT

  16. PERMASALAHN JEMBATAN TIMBANG

  17. PERMASALAHAN JEMBATAN TIMBANG

  18. JENIS ANGKUTAN BARANG DAN BATASANNYA

More Related