1 / 19

UNSUR MIKRO BAGI TEBU

UNSUR MIKRO BAGI TEBU Unsur hara mikro yang sangat penting bagi tanaman tebu adalah B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, and Zn. Unsur lain yang juga sangat penting bagi tanaman tebu adalah Si dan Na. Boron (B)

armina
Download Presentation

UNSUR MIKRO BAGI TEBU

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. UNSUR MIKRO BAGI TEBU Unsur hara mikro yang sangat penting bagi tanaman tebu adalah B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, and Zn. Unsur lain yang juga sangat penting bagi tanaman tebu adalah Si dan Na.

  2. Boron (B) Defisiensi boron tanaman tebu biasanya terjadi pada tanah-tanah berpasir. B mudah tercuci ke luar zone perakaran tebu. Defisiensi B dipercepat pada kondisi tanah yang sangat kering. Dosis rekomendasi aplikasi B, berdasarkan kebutuhan tanaman, adalah 1 lb B/A (untuk tanah organik) dan 0.5 lb B/A (untuk tanah-tanah berpasir). Aplikasi B harus secara langsung pada larikan tanam pada saat tanam bibit. Gejala Deficiency : Defisiensi B sangat distingtif, karena unsur ini sangat imobil (tidak dapat dipindahkan dari daun tua ke daun muda). Helai daun muda berbecak lesi-putih jernih (atau "water sacks") kadangkala dibarengi dengan eksudasi tetes-tetes air dari permukaan atas daun. Daun muda kerdil dan nekrosis, pucuk daun mengering dan tampak seperti terbakar, dan tanaman muda menjadi kerdil dengan banyak anakan kecil-kecil. Tulang daun menjadi putih, mengering dan akhirnya mati.

  3. Boron (B) B merupakan unsur hara esensial yang terlibat dalam translokasi gula, fotosintesis dan pembentukan dinding sel. Boron diserap oleh akar tanaman dari larutan tanah dalam bentuk asam borat. Serapan tanaman berhubungan erat dengan pH tanah dan konsentrasi B dalam larutan tanah, dan proses penyerapannya pasif. Distribusi B dalam tanaman dikendalikan oleh aliran transpirasi melalui xylem, B juga bersifat mobil dalam phloem, dan sejumlah besar B dapat ditranslokasikan kembali. There is a long list of possible roles of boron, including sugar transport, cell wall synthesis, lignification, cell wall structure integrity, carbohydrate metabolism, RNA metabolism, respiration, indole acetic acid (IAA) metabolism, phenol metabolism, and as part of the cell membranes. This long list might indicate, either that boron is involved in a number of metabolic pathways, or that there is a “cascade effect”, as is known of the phytohormones, for example. Boron beranan penting dalam biosynthesis dan strukture dinding sel, dan integritas membran plasma. Perubahan dinding sel dan interface-nya dianggap akibat dari defisiensi B, yang selanjutnya dapat mengakibatkan efek sekunder dalam metabolisme , pertumbuhan dan komposisi tanaman.

  4. BORON & BAHAN ORGANIK TANAH Kandunganbahanorganiktanahsangatmenentukanketersediaan B bagitanaman. Adahubunganeratantarakandunganbahanorganiktanahdenganjumlah B yang terekstraksdengan air panas. Asosiasiantara B denganbahanorganiktanahadakaitannyadenganasimilasi B olehmikrobatanah. B yang terikatdalambahanorganiktanahtidaktersediabagitanaman, tetapi B iniakanmenjaditersediabagitanamansetelahbahanorganikmengalamidekomposisidanmineralisasi. Aplikasi boron diperlukanpadatanaman yang tumbuhpadatanah-tanah yang kayabahanorganik. Reduksiserapan B olehtanamanpadakondisitanah pH tinggidisebabkanolehkarenareaksikimiaantarabahanorganiktanahdengan Boron. Reaksitanah (pH) sangatmenentukanketersediaan B dalamtanah. Kalaularutantanahmempunyai pH tinggi, B yang adadidalamnyamenjadikurangtersediabagitanaman. Olehkarenaitu, pengapurantanahmasamkadangkaladapatmengakibatkandefisiensi B. Kandungan B-larutdalamtanahberhubunganeratdengan pH larutantanah. Serapan B olehtanamanakanlebihbesarkalau pH larutantanahnyalebihrendah. Penjerapan B olehtanahtergantungpada pH larutantanah. Penjerapan B olehtanahakanmeningkatkalau pH meningkatdalamkisaran 3 – 9 . Penjerapan B olehtanahakanmenurunpadakisaran pH 10 - 11.5.

  5. SIKLUS BORON Total B dalamtanahsangatsedikit: 20 - 200 ppm Mineral primer sumber B dalamtanahadalah TOURMALINE (borosilicate), sangattidaklarut B dijerapkuatpadapermukaanliat. Dalamtanah-tanahberpasir B mudahtercuci. B membentukkolpleksdengan BOT, dan BOT menjadisumberutama B bagitanaman. Mineralisasi BOT mensuplai B. Ketersediaan B menurundenganmeningkatnya pH tanah. B biasanyakurangtersediapadatanah-tanahberpasirdidaerahbasah, karenapencucian B Ketersediaan B meningkatdenganmeningkatnyakandungan BOT Kondisikeringakanmereduksiketersediaan B. Pupuk B adalah Borax (Na4B4O7 10 H2O) mengandung 10-11% B

  6. Copper (Cu) Defisiensi Cu menjadimasalahutamakalaukebuntebudibukapadatanah-tanahorganik. Cu adalahharaimobil, olehkarenaitugejaladefisiensimunculpertamapadajaringanmeristematisdandaun-daunmuda. Aplikasipupuk P yang berlebihandapatmendorongdefisiensi Cu. Defisiensi Cu padatanamantebudewasadicirikanolehwujuddaun-daunmudasepertilayu. Biasanyadefisiensi Cu dikoreksidenganaplikasilewatdaunataulewatpupuk. Rekomendasi Cu berdasarkankebutuhantananamadalah 2 lb Cu/A (untuktanahorganik) dan 1 lb Cu/A (untuktanahberpasir). Aplikasi Cu harussecaralangsungpadalarikantanamanpadasaattanambibit. Gejala Deficiency : Dark-green splotches appear on a slightly chlorotic and wilted leaf blade. If unchecked, poor stool development and "droopy top“ can result. Walaupuntidakadanekrosis, defisiensi Cu yang parahdapatmenyebabkannekrosisdaun, pemendekanruas, mengurangianakandan vigor tanaman, danmereduksipertumbuhandanhasiltebu.

  7. Cu (Tembaga) Cu diserap oleh akar tanaman dalam bentuk Cu++ . Cu dalam tanaman berkisar 5-20 ppm , defisiensi Cu terjadi kalau kadar tanaman Cu < 4 ppm. Cu dengan mudah emengikat dan mereduksi O2. Sifat redoks Cu sangat penting bagi ensim-ensim yang menciptakan kompleks polimer seperti lignin dan melanin. Cu sangat unik dalam hal keterlibatannya dalam ensim, dan tidak dapat digantikan oleh ion logam lainnya. Gejala defisiensi Cu dicirikan oleh daun-daun muda yang menguning-pucat dan kerdil, sedangkan gejala defisiensi yang parah berupa daun muda pucat dan daun tua nekrosis. Nekrosis terjadi di sepanjang ujung daun dan tepian daun. Toxicity symptoms include reduced shoot vigor, poorly developed root systems, and leaf chlorosis. Cu toxicity often resembles Fe deficiency. Cu toxicities are rare, occurring in areas where high-Cu materials (e.g. sewage sludge, municipal composts, pig and poultry manures, mine wastes, and Cu containing pesticides and fungicides) were applied.

  8. Iron (Fe) Kondisi pertumbuhan akar tanaman yang tidak bagus dapat mendorong defisiensi Fe. Rendahnya ketersediaan Fe-tanah menjadi penyebab utama defisiensi Fe tanaman tebu. Aplikasi daun dapat dilakukan untuk mengoreksi gejala klorosis daun, tetapi cara ini tidak dapat memperbaiki hasil tanaman. Gejala Deficiensi : Seringkali gejala defisiensi muncul pada tanaman sakit yang tumbuh di antara tanaman yang normal. Karena Fe sifatnya immobile, gejala defisiensinya muncul pada daun muda, jaringan tanaman yang sedang tumbuh. Anakan muda mungkin muncul dalam kondisi klorosis. Deficiency symptoms in young leaves include light green striping between parallel leaf veins along the full length of the leaf blade. The stripes are similar to those seen in Mn deficiency (although Mn deficiency symptoms generally involve striping from the tips to the middle of the leaf blade). Dalam kondisi defisiensi parah, area di antara tulang daun mengalami klorosis hingga putih.

  9. Fe (Besi) Tanaman menyerap besi dalam bentuk Fe2+ dan Fe3+. Fe mudah menerima dan melepaskan elektron. Transfer electrons di antara senyawa organik dan Fe sangat penting untuk beragam reaksi ensimatis ( misalnya sintesis klorofil). Pada kondisi ketersediaan Fe rendah, produksi klorofil akan berkurang dan menimbulkan gejala klorosis. Fe merupakan komponen struktural dari molekul porphyrin (cytochromes, hematin, dan leghemoglobin) yang terlibat dalam reaksi oxidation-reduction dalam respiration dan photosynthesis. Sekitar 75% - 90% Fe sel berada dalam chloroplasts dimana cytochromes terlibat dalam proses reduksi fotosintetik. Ferredoxins (Fe-S proteins) dalam kloroplas merupakan senyawa redoks pertama yang stabil dari rantai transpor elektron photosynthetic. Senyawa yang mengandung Fe memediasi reduksi O2 menjadi air selama respiration.

  10. Manganese (Mn) DefisiensiMnseringterjadidikebuntebupadatanah-tanahorganikdantanahberpasir pH tinggi (lebihdari 6.5). Kondisitanah alkalis membatasiketersediaanMnbagitanaman. DefisiensiMnjugaberhubunganeratdengankondisitanah yang kaya Mg, Ca, dan N. MetodeefektifuntukmencegahdefisiensiMnpadatanah-tanah alkalis adalahaplikasi S bersamadenganMnpadasaattanambibittebu. Kalau pH tanahmelebihi 6.0, direkomendasikanaplikasi 5 lb Mn/A (untuktanahorganik) dan 2.5 lb Mn/A (untuktanahberpasir). AplikasiMnharuslangsungpadalaritantanampadasaattanambibit. Gejala Deficiency Mn: Since manganese is an immobile nutrient deficiency symptoms typically affect younger leaves first. The deficiency is characterized by pale-green to white interveinal stripes (chlorosis) alternating with normal color from the tip to the middle of the leaf blade. Leaf splitting or fraying may also be apparent.

  11. Mn (Mangan) Mn diserap tanaman dalam bentuk Mn2+. Untuk mencukupi kebutuhan tanaman, Mn-larut dan Mn-tukar dalam tanah harus sebesar 2 - 3 ppm dan 0.2 - 5 ppm. Konsentrasi Mn dalam tanaman berkisar 20 - 500 ppm. Konsentrasi Mn dalam tanaman sebesar < 15 - 20 ppm dianggap defisien. Mn terlibat dalam evolusi O2 selama proses fotosintesis. Mn juga berperan dalam proses redoks lainnya dan dalam proses decarboxylasi dan hidrolysis. Mn dapat menggantikan Mg2+ dalam beberapa reaksi fosforilasi. Mn diperlukan untuk memaksimumkan aktivitas reaksi-reaksi ensimatis dalam siklus asam sitrat. Dalam beberapa sistem ensim, Mg sama efektifnya dnegan Mn dalam memacu transformasi ensim. Mn mempengaruhi kandungan auxin dalam tanaman, dan konsentrasi Mn yang tinggi memacu pemecahan IAA = indoleacetic acid.

  12. Zinc (Zn) Defisiensi Zn biasanyaterjadipadatanah-tanahberpasir pH tinggi. Efisiensi Zn dapatdiperparaholehaplikasipupuk P dan K dosistinggi, pengapuranberlebihandankondisitanah alkalis. Rekomendasiaplikasidosis Zn, berdasarkankebutuhantanamanadalah 2 lb Zn/A (untuktanahorganik) dan 1 lb Zn/A (untuktanahberpasir). Aplikasi Zn haruslangsungdidalamlarikantanamanpadasaatpenanamanbibit. Gejaladefisiensi Zn Zinc is considered fairly immobile and thus deficiency symptoms typically appear in younger leaves. Young leaves have light-green stripes that are in the leaf veins, (not between the veins as in a Mn deficient leaf). The leaves are also small and non-symmetrical. Necrosis of the leaf tips may occur when the Zn deficiency is severe. Tanaman yang defisien Zn tidakmempunyaikemampuan yang baikuntukmembentukanakandanratoon.

  13. Pemupukan Zn Tebu Aplikasitanahdengandosis 4.4 - 8.9 kg/ha Zn dapatmeningkatkanhasiltebudanhasilgulalebihdari 23 % diataskontrol. Aplikasidaundengandosis 1.3 kg/ha Zn meningkatkanhasilgulapadakebuntebutanahkalkareus. Aplikasi ZnSO4 dapatmeningkatkanhasiltebupadatanah-tanah yang miskin Zn-ekstraks DTPA. Sumber: Journal American Society Sugar Cane Technologists, Vol. 25, 2005

  14. PERANAN METABOLISME Zn Defisiensi Zn dapatmengakibatkanreduksifotosintesiskarbon. Zn memodifikasidan/atauregulasiaktivitascarbonic anhydrase, ensim yang meregulasikonversi CO2 menjadibikarbonatreaktifuntukmenjadikarbohydrat. Zn jugamenjadibagiandaribeberapaensimsepertisuperoxide dismutase dancatalase, yang mencegah stress oksidatifdalamseltanaman. Peranan Zn dalammetabolismetanaman: 1. Produksihormonpertumbuhanauxin 2. Regulasipembentukanpatidanperkembanganperakarantanaman 3. Pembentukanklorofildankarbohidrat 4. Memungkinkantanamanbertahanpadasuhuudararendah 5. Membantu biosynthesis cytochrome; pigment, danmenjagaintegritasmembran plasma, sertasintesiskutikuladaun. carbohydrates in these plants. Zinc is also a part of several other enzymes such as superoxide dismutase and catalase, which prevents oxidative stress in plant cells. Following are the various other roles of zinc in plants; 2. regulates starch formation and proper root development 3. formation of chlorophyll and carbohydrates 4. enable plants to withstand lower air temperatures 5. helps in the biosynthesis of cytochrome; a pigment, and maintains plasma membrane integrity, and synthesis of leaf cuticle

  15. APLIKASI Zn Zn kadangkaladisebarditanahuntukmengoreksirendahnyaketersediaan Zn dalamtanah. Zincoxidadan oxy-sulphatesmerupakanbentuk-bentuk yang “slow release” , cocokuntukaplikasiketanah. Bentuk Zn yang lebihcepattersediauntukaplikasitanamanadalahzincsulphateatauchelateddan / ataucomplexedzinc. Zinc oxide sifatnyatidaklarut air, sehingga Zn tidakdapatsegeralarutdalamlarutantanahdantidakdapatcepatdiserapolehakartanaman. Untikpenyediaan Zn secaracpatdapatdigunakan Zn-sulfat. Zn-sulfat yang diaplikasikandapatdengancepatmenyediakan Zn untukdiserapolehdaundandikirimkepusat-pusatmetabolismenya. Aplikasidengandosis yang berlebihandapatmengakibatkangangguantanamanberupagugurdaun.

  16. Silicon (Si) Silicon is considered a “functional” or “beneficial” (rather than essential) plant nutrient. In Florida, Si amendments may increase cane and sugar yields as much as 25% and may support more successful ratoon crops. Calcium silicate slag, a popular Si source, tends to have low solubility under high soil pH conditions. Kalauujitanahmenunjukkanhasil Si-terekstraksasamasetattergolongrendah (kurangdari 10 ppm), direkomendasikanaplikasi 3 ton/A Ca-silicate slag. Aplikasi Si biasanyadisebarataudibenamkanketanahsebelumpenanamanbibit. Deficiency symptoms: Defisiensi Si dicirikanolehbecak-becakdaunberwarnaputihsirkuler, ukuranbecakkecil-kecil. Gejalainilebihparahpadadaun-dauntua. Daun-dauntuamenjadimati premature, dankondisianakantebumenjadiburuk, demikianjugaratoon.

  17. BahanorganiktanahmemperbaikiketersediaanunsurmikromelaluimekanismekhelateBahanorganiktanahmemperbaikiketersediaanunsurmikromelaluimekanismekhelate Bahanorganikalamimembentuk 'CHELATE' ataumengikatkation-kationunsurmikro. Unsurmikro yang telahmembentukkhelatetidakdapatterlibatdalamreaksipengendapan. Bahanorganikmenjadisumberpentingdalamsuplaiunsurmikro (pelepasanunsurmikronyamelaluiprosesdekomposisidanmineralisasi)

  18. SODIUM META-SILIKAT Sodium metasilicate nonahydrate , with CAS number of 13517-24-3, can be called Disodiummetasilicate nonahydrate ; Sodium metasilicate (Na2SiO3) nonahydrate ; Sodium metasilicatenonahydrate ; Sodium silicate . It is a white crystal.

  19. SILIKAT Sodium Orthosilicate is Na4SiO4; Sodium Metasilicate is Na2SiO3; Sodium Disilicate is Na2Si2O5; Sodium Tetrasilicate is Na2Si4O9. All these compounds are colorless, transparent, glasslike substance available commercially as a powder or as a transparent, viscous solution in water. They can be dissolved in water to form a syrupy liquid. Some forms are slightly soluble, and some are almost insoluble; they are best dissolved by heating with water under pressure.The solutions are strongly alkaline.

More Related