1 / 64

BAB IV. NITROGEN

BAB IV. NITROGEN. KONTEN MATERI :. 4.1. Siklus N 2 4.2. Fungsi dan Bentuk N dalam Tanaman 4.3. Fiksasi N 2 Simbiotik 4.4. Fiksasi N 2 Nonsimbiotik 4.5. Bentuk N Tanah 4.6. Transformasi N dalam Tanah 4.7. Kehilangan N bentuk gas 4.8. Sumber dan pupuk N untuk

ariane
Download Presentation

BAB IV. NITROGEN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BAB IV. NITROGEN

  2. KONTEN MATERI : 4.1. Siklus N2 4.2. FungsidanBentuk N dalamTanaman 4.3. Fiksasi N2Simbiotik 4.4. Fiksasi N2Nonsimbiotik 4.5. Bentuk N Tanah 4.6. Transformasi N dalam Tanah 4.7. Kehilangan N bentuk gas 4.8. Sumberdanpupuk Nuntuk peningkatanhasiltanaman

  3. 4.1. Siklus N • Tanaman non legum, sering kekurangan N • Sumber organik & anorganik mensuplai N-tersedia bagi tanaman. • N2 yang difiksasi tan. legum dapat mencukupi pertumbuhan tanaman. • Memahami kimia dan biologi N tanah adalah penting untuk memaksimalkan produktifitas , sambil mengurangi dampak input N terhadap lingkungan. • Sumber utama adalah N2udara sekitar 78% volume udara bumi. • Tanaman tingkat tinggi tidak dapat memetabolisis langsung N2 menjadi protein. • N2 harus diubah menjadi N-tersedia bagi tanaman oleh : 1. mikroorganisme yang hidup bersimbiosis pada akar legum 2. mikroorganisme tanah nonsimbiosis atau yang hidup bebas 3. loncatan listrik di udara waktu hujan membentuk N-oksida 4. pabrik pembuatan pupuk N.

  4. Tabel 4.1. Perkiraan Distribusi N seluruh sistem tanah- tanaman/hewan-atmosfer

  5. Gambar 4.1. Siklus N Hujan Kilat Fiksasi N2 1 N2O NO N2 Kacang2an/legum NO3- NO3- Residu tanaman&hewan NH3 Non Simbiosis Simbiosis Diangkut Tanaman 7 N2 N2O NO NO2 NO3- NO3-/NH4+ Volatilisasi NH3 Bahanorganik Tanah 4 2 Fiksasi NH4+ NH4+ R-NH2 AmmonifikasiAminisasi Mineralisasi Liat 2:1 NO3- NO2- Denitrifikasi 3 6 5 Nitrifikasi 5. Pencucian NO3- 6. Denitrifikasi N2ON2 7. Volatilisasi NH3 • Fiksasi N2 • Dekomp./mineralisasi • Nitrifikasi • Diserap tanaman Pencucian

  6. Tabel 4.2. Input, Output (kehilangan) N, dan Daur dalam Sistem Tanah-tanaman-Atmosfer* * Sejumlah komponen input, output dan daur N dapat dipengaruhi oleh pengelolaan tetapi umumnya tidak dikelola † Sejumlah NH4+ yang difiksasi dapat dilepaskan (input)

  7. 4.2. FungsidanBentuk N DalamTanaman 4.2.1. Bentuk N dalamTanaman ♣Tanamanmengandung 1-6% dari N berattanaman, dandiserapdalambentuk NO3-dan NH4+. ♣ Dalamkeadaanlembab, panas, aerasitanahbaik, larutan NO3-diserap oleh akar > NH4+, keduanya diserap akar melaluialiran massadandiffusi ♣ Sebagaisenyawa: As.amino,enzim, khlorophyl, gen. ♣ Dibutuhkandlmkonst. tinggipada bag. aktiftum- buh(daunmuda/tunas, buah,danujung-ujungakar).

  8. 4.2.2. Fungsi N dalamTanaman Sebelum NO3-dapatdigunakantanaman, harusdireduksi → NH4+atau NH3. reduksi NO3-melibatkanreaksidua 2 enzimkatalis, yang terjadidalamakardan/dauntergantungspesiestanaman. Keduareaksiterjadidalamrangkaian yang jugatoksik NO2-tidakdiakumulasi. 1. Pembentukansintesis/ protein: 2. Bagiandarimolekul khlorophyl 3. Komponen vitamin 4. Merangsangpertumbuhanvegetatif

  9. Tabel 4.3. Pengaruh N Terhadap Kelembaban dan Hasil Biji Jagung Sumber : Ohio State Univ., 1979, 17th Annu. Agron. Demonstration, Farm Sci. Rev.

  10. 4.2.3. Gejala Defisiensi • Tanamankekurangan N: dauntampakkuning. Kehilangan N protein darikhloroplastpadadauntuamenyebabkankekuningan, ataukhlorosis, menunjukkkankekurangan N. • Khlorosispertamanampakpadadaunterbawah, daunbagianatastetaphijau; kekurangan N yang hebat, padagilirannyadaunterbawahberwarnacoklatdanmati. Nekrosisdimulaipadaujungdaundanmajumemanjangkeantartulangdaunsampaiseluruhdaundanakhirnyamati.

  11. 4.3. Fiksasi N2Simbiotik 4.3.1. Fiksasi N2 Biologi Tabel 4.4. Pentingnya Mikroorganisme yang Terlibat Fiksasi N2 Biologi Secara Ekonomi

  12. Penggunaanpupuk N Hasilbijilegum (lb x 106) Penggunaanpupuk N (ton x 106) Hasilbijilegum Tahun Gambar. 4.2 Hubungan terbalik antara pupuk N yang digunakan dan produksi biji legum di A.S

  13. Tabel 4.5. Perkiraan Persentase Penambahan N Total Dikebun Sayuran Dengan Berbagai Sumber di A.S Sumber : USDA, 1992. In Havlin,J.L et all; 2005. Soil Fertility and Fertilizer

  14. 4.3.2. Fiksasi N oleh Legum AkarLegum nitrogen N2 + 16 ATP + 2H+ 2NH4+ + 16 ADP + H2 Gambar. 4.2 .Perubahan N2 menjadi NH4+ oleh Rhizobia dibagian dalam nodul akar legum

  15. 4.3.3. Jumlah N2 yang difiksasi • Fiksasivia nodulabakteri 25-80% dari N total legum. • N2 yang difiksasiolehsebagianbesartanamanlegumtahunanberkisar 100–200 lbs/a/tahun, meskipunpadakondisidibawah optimum fiksasi N2nilainyadapatmencapai 2-3 kali. • Tanamanlegumsemusimmemfiksasiantara 50 dan 100 lbs N/a/tahun.

  16. 4.3.4. Faktor yang Mempegaruhi Fiksasi N2 1. pH Tanah 2. Status Hara 3. Fotosintesis dan Iklim 4. Pengelolaan Tanaman Legum 5. Fiksasi oleh Pohon Legum dan Semak

  17. pH Tanah • Kemasaman tanah dapat membatasi kelangsungan hidup dan pertumbuhan Rhizobia dalam tanah. • Sangat mempengaruhi nodulasi dan proses fiksasi N2. Umumnya pada pH < 5,5 – 6,0, keracunan Al+3,Mn+2, H+ disertai rendahnya Ca+2 dan H2PO4-, • Dapat mengurangi infeksi rhizobia yang kuat, pertumbuhan akar, dan produktivitas legum. • Nyata berbeda dalam sensitifitas antara Rhizobia dengan adanya kemasaman tanah. • pH tanah < 6,0 secara drastis menurunkan populasi Rhizobium meliloti, derajat nodulasi dan hasil alfalfa, dimana pH tanah 5,0-7,0 sedikit berpengaruh terhadap Rhizobium dihubungkan dengan red clover.

  18. Toleransi pH rendah Sensitif pH rendah Hasil (g bahankering/pot) Non legumsebagaikontrol pH tanah Toleransi pH rendah Skornodulasi Sensitif pH rendah pH tanah Gambar. 4.3. Hasil tanaman makanan ternak (a) dan skor nodulasi (b) alfalfa yang diinokulasi dengan toleransi pH rendah dan sentitif pH rendah oleh strain Rhizobium meliloti. Barley adalah non legum sebagai kontrol (Rice, 1989, Can. J. Plant Sci. 62:943.)

  19. Status Hara 1.Tanah masam, kekurangan Ca+2 dan H2PO4- dapat membatasi pertumbuhan Rhizobia dan mengurangiproduktivitas tanaman inang (Gambar 4.4.). 2. Fiksasi N2 membutuhkan Mo yang lebih banyak dibandingkan dg tanaman inang, karena Mo sbg komponen nitrogenase.

  20. 13 Diinokulasi 2.5 Tidakdiinokulasi 2 Hasilbiji (kg/ha x 1,000) 1.5 1 0.5 0 Dosis P (kg/ha) Gambar 4.4 PengaruhPupuk P danInokulasiterhadapHasilKedelai.( Singleton et al., 1990, Applied BNF Technology; A Practical Guide for Extention Specialists, NifTAL, Paia, HI.). In Havlin J. L.et al.,2005

  21. Fotosintesis dan Iklim • Tingginya laju fotosintat berhubungan kuat dengan kenaikan fiksasi N2 oleh Rhizobia. • Faktor berkurangnya laju fotosintesis akan menurunkan fiksasi N2, seperti intensitas cahaya berkurang, cekaman air, suhu rendah.

  22. Pengelolaan Legum • Berkurangnya tegakan legum per satuan luas akan mengurangi jumlah N2 yang difiksasi oleh legum, seperti halnya cekaman air dan hara; kecuali menekan tumbuhan penggangu dan hama, serta perbaikan pengelolaan panen. • Praktek panen untuk setiap lokasi bervariasi besar, tetapi kecepatan frekuansi pemotongan, panen awal, atau terlambat panen, keculai karena rebah, dapat mengurangi tegakan legum dan jumlah N2 yang difiksasi.

  23. Fiksasi Pohon Legum dan Semak • Fiksasi N2 oleh pohon legum penting dalam membentuk ekologi hutan subtropik dan tropik, dan sistem agroforestri dalam dalam pengembangan daerah. 2. Banyak spesies pohon legum atau semak yang memfikasi N2, seperti mimosa, akasia, dan lain-lain. 3. Pohon legum yang dijadikan pupuk hijau, seperti Gliricidia sepium, Leucaena leucosepala, dan Sesbania biospinosa dlm sistem penanaman berbasis padi. 4. Tumbuhan non legum, seperti Betulaceae, Elaegnaceae, Myricaceae, Coriariaceae, Rhamnaceae, dan Casurinaceae dapat berfungsi serupa dengan legum dan simbiosis dengan mikroorganisme pada nodule akar.

  24. 4.3.5. Ketersediaan N Legum Terhadap Tanaman Non Legum Hasiltanaman nonlegum meningkat apabila bersamaan ditanam dengan tanaman legum. Contoh jika jagung ditanam bersamaan dengan tanaman kedelai, N yang dibutuhkan kurang untuk hasil yang optimum dibandingkan jika tanaman jagung ditanamsetelah tanaman kedelai (Gambar 4.5).

  25. Jagung-kacang Jagung-Jagung Hasil biji (bu/a) Rata-Rata N (lb/a) (a) Jagung tahun pertama Jagung tahun kedua Jagung tahun ketinga Jagung-Jagung Hasil biji (bu/a) Rata-Rata N (lb/a) (a) Gambar. 4.5

  26. Tabel 4.6. Hasil dan Serapan N dari Tanaman Barley Setelah Ditanami Legum Ditanam Tahun 1968 dan 1969 Sumber : Leitch, 1976, Alfalfa Production in The Peace River Region, in In Havlin,J.L et all; 2005. Soil Fertility and Fertilizer

  27. Hasilbiji (bu/a) PanenTanaman Jagung Kedelai Gandum Alfalfa pemangkasan 3 x Alfalfa pemangkasan 1 x Dosis N (lb/a) Gambar 4.6. pengaruhpanensebelumnyadanpupuk N terhadaphasilbijijagung ( Heichel, 1987, Role of Legume in Conservation Tillage Systems, Soil Cons. Serv. Am.,p.33.) Havlin,J.L et all; 2005.

  28. 4.3.5. Rotasi Legum • Alasanutamalegumdalamrotasitanamanadalah untukmensuplai N, tetapidenganperkembangandanketersediaanpupuk N relatifmurah, produksipertaniantidakselalu memerlukan N legum (Gambar 4.3). • Dalamsistempertanianpeternakan, tujuanutamadarilegumuntukmensuplaijumlahbesardarikualitasmakananternaktinggi, apakahjeramiataurumput.

  29. 3. Legumumumnyamempunyaikualitas superior, dengankonsentrasi mineral dan protein lebihtinggidibandingkandenganrumputdipupuk N. 4. Sistemtanamdenganlegumesensiluntukmensupleibeberapatanaman non legumterhadapkebutuhan N

  30. 4.4. Fiksasi N2Nonsimbiotik 4.4.1. Mikroorganisme Tanah • FiksasiN nonsimbiotikdalamtanahterjadijikaterdapatbeberapa strain bakteri danBGA (Tabel 4.5). • BGA, bersifatautotroph, membutuhkan cahaya, air, N2, CO2 dan hara esensil. • Algae biasahidupdalamkeadaantergenangdibandingdengandrainase baik.

  31. 4.4.2. N Atmosfer Senyawa N dari atmosfer berasal dari hujan dan salju sebagai NH4+, NO3-, NO2- dan N organik. Jumlah NO2- sedikit di atmosfer, NO3- dan NO2-

  32. 4.4.3. Fiksasi N2 Industri IndustriFiksasi N2sangatpentingsebagaisumber N untuktanaman. Fiksasi N2iniberdasarkanpadaproses Haber-Bosch : Catalis 3H2 + N22 NH3 1.200OC, 500 atm

  33. 4.5. Bentuk N Tanah Total N tanah < 0,02% (top soil), dalam sub soil sampai 2,5% pada tanah organik. N tanahsebagai N anorganikdanorganik, kira-kira 95 % dari N-total dalampermukaantanahdalambentuk N organik. 4.5.1. Senyawa N –Anorganik • Termasuk NH4+, NO2-, NO3-, N2O, NO dan unsur N (N2), digunakan oleh rhizobia dan mikroorganisme yang memfiksasi N. • Untuk tanaman NH4+, NO2-, NO3- penting dan dihasilkan dari dekomposisi secara aerobik bahan organik tanah atau dari penambahan pupuk N. Jumlahnya 2-5% dari total N tanah. Sedangkan N2O dan NO merupakan bentuk yang hilang melalui denitrifikasi.

  34. 4.5.2. Senyawa N –organik • Sebagai protein, asam amino, gula amino dan senyawa N komplek lain. Bagian dari N total tanah dalam fraksi tersebut beragam : ikatan asam amino 20-40%, gula amino seperti heksosamin 5-10%, derivat purin dan pirimidin < 1 %. • Secara alami jumlahnyasangatsedikitdalam bentuk kimia hanya 50% atau N organik tidak ditemukan dalam fraksitersebut. • Bentuk protein ditemukan dalam kombinasidengan liat, lignin, dan bahan-bahan lain yang resisten terhadap dekomposisi. • Oksidasi biologi, asam amino sangatpenting sebagai sumber NH4+. Jumlah asam amino bebas dalam tanah rendah.

  35. 4.6. Transformasi Bentuk N Dalam Tanah 4.6.1. Mineralisasi N Tahap 1 : Aminisasi Protein R-C-COOH + R-NH2 + C=O + CO2 + Energi NH2 NH2 H2O Bakteridan fungi H NH2 Asam amino Amida Urea

  36. Tahap 2 : Amonifikasi R-NH2 + H2O NH3 + R-OH + Energi NH4+dihasilkanmelaluiamonifikasipadabeberapakeadaan (Gambar 4.1), NH4+dapatmenjadi • Diubahmenjadi NO2- (nitrifikasi) • Diseraplangsungolehtanamantingkattinggi (N diserap) • Digunakanolehbakteriheterotopmenjadiresidu (immobilisasi) • Difiksasisecarabiologimenjadi N tidaktersediadalamkisibeberapa mineral liat (NH4+difiksasi), atau • Dikonversimenjadi NH3dandilepaslambatkembalikeatmosfer (volatilisasi) NH4+ + OH- H2O

  37. Contohperhitungan : Jikatanahmengandungbahanorganik (BO) 4 % dan BO mengandung 5 % N, 2 % BO tsbdimineralisasi, makaperhitunganjumlah N yang dimineralisasiadalah : 4 % b.o. ( 2 x 106 kg/ha) x 5 % N x (2 % N dimineralisasi) = 80 kg N/ha 4.6.2. N Immobilisasi • N immobilisasiadalahkonversi N anorganik (NH4+dan NO3) menjadi N organikdanmerupakanreaksibolakbalikdarimineralisasi N (Gambar 4.1). • Jikadekomposisib.o. mengandung N rendah, mikroorganisme NH4+dan NO3-diimmobilisasidalamlarutantanah.

  38. c. Mikrobamemerlukan N pada C:N rasio 8:1. N anorganikdalamtanahdigunakandengancepatuntukpopulasipertumbuhannya. d. Immobilisasi N selamaresidutanamandidekomposisidapatmengurangi NH4+dan NO3-sampaiketingkatsangatrendah. e. Mikroorganismeefektifbersaingdengantanamanakan NH4+dan NO3-selamaimmobilisasidantanamandapatmengalamikekurangan N. 4.6.3. Pengaruh C:N RasioterhadapImmobilisasidanMineralisasi • Rasio C:N adalahbandinganjumlah 2 unsur C dan N dariresidutanaman, b.o. segarlainnya, b.o. tanah, danmikroorganismetanah (Tabel 4.7).

  39. b. Kandungan N humus ataub.o. tanahstabil rata-rata 5,0 – 5,5 %, dimana rata-rata C 50-58 %, memberikanrasio C berbanding N rata-rata antara 9 dan 12. c. Mineralisasiatauimmobilisasi N tergantungpadarasio C:N b.o. yang didekomposisiolehmikroorganismetanah. Contoh, suatutanahdimineralisasi 0,294 mg N, kemudiandiukurolehserapantanaman (Tabel 4.8). Jikarasioresidu C:N berubah-ubahditambahkanketanahmineralisasiatauimmobilisasi N ditunjukkanjikatanamanmengambil > atau < 0,294 mg N berturut-turut. d. Rasio C:N = 20:1 bataspembagiantaraimmobilisasidanmineralisasi. C:N >20:1 terjadiimmobilisasidan C:N < 20:1 terjadimineralisasi.

  40. Tabel 4.7. Rasio C:N B.O. Terpilih Havlin,J.L et all; 2005. Soil Fertility and Fertilizer

  41. Tabel 4.8. Mineralisasi N dariBerbagaiResidu yang DiukurDenganSerapanTanaman * Residudiatasgarisbatasmempunyairasio C:N > 20:1 Residudibawahgarisbatasmempunyairasio C:N < 20:1. Havlin,J.L et all

  42. Hasilbersihmineralisasi Rasio C/N Hasilbersihmineralisasi 4-8 minggu Tingkat NO3-baru Evolusi CO2 Tingkat NO3- Jumlah Tingkat CO2 Waktu Gambar.4.7 DeskripsiumumMineralisasidanImmobilisasi N mengikutipenambahanresidupadatanah (Havlin,J.L et al., 2005).

  43. Contohperhitungandekomposisiresidu C:N yang ditambahkanketanah, residu N dan N anorganikdigunakanolehmikrooragnismeselamadidekomposisi. Jml N-tanahanorganikdiimmobilisasimikrobedapatdihitung. • Diketahui : residusebanyak 3.000 kg/ha, C/N= 60 dengankandungan C sebanyak 40 %. Aktivitasmikrobemembutuhkan 35 % residu C (terjadipeningkatanbiomassamikrobe), sisanya 65 % direspirasisebagai CO2 . • Ditanyakan: • 1. Berapa kg C residu yang digunakanmikrobe ? • 2. Jikapopulasimikrobemeningkatberapa N yang dibutuhkanuntukpertumbuhanmikrobetsbbila C/N = 8/1 ? • 3. Berapa N yang dibutuhkanmikrobeselamadekomposisiresidu ? • 4. Jikakandungan N-residu 0,67 % . Berapa kg N residu/ha ? • 5. Berapajumlah N yang diimmobilisasi ?

  44. Jawaban: • C-residutanah = 3.000kg/ha x 40 % = 1.200 kg/ha C dlmresidu. Aktivitasmikrobehanyamenggunakan 35 % residu = 35/100 x 1.200 kg = 420 kg/ha 2. N yang dibutuhkanuntukpertumbuhanmikrobetsbbila C/N = 8/1: = 420 kg C : kg N = 8 : 1  y = 1/8 x 420 kg = 52,50 kg N/ha. • N yang dibutuhkanmikrobeselamadekomposisiresidu (420 kg C atau 1.200 kg residu) = 1200 kg C : ykg N = 60 ; 1  y = 1/60 x 1.200 kg = 20 kg N/ha residu. • Jikakandungan N-residu 0,67 % . Maka N residu/ha = 0,67/100 x 3.000 kg residu/ha = 20 kg N/ha. • Jumlah N yang diimmobilisasi = 52,5o kg N – 20 kg N = 32,50 kg N/ha.

  45. BENTUK TRANSFORMASINITROGEN DI DALAM TANAH • A. Bentuk-bentuk Nitrogen • Tanaman mengabsorpsi nitrogen dalam bentuk amonium dan nitrat • NO3- >NH4+ • Bentuk NO3-, NH4+ pada tanaman ditentukan oleh : • - Umur • - Tipe tanaman • - Lingkungan • - Faktor lainnya

  46. FIKSASI N • Fiksasi secara biologik : rhizobium dan bakteri-bakteri simbiotik yang lain pada akar-akar tanaman kacang-kacangan dan bukan kacang-kacangan, maupun oleh organisme-organisme lain yang terdapat dalam tanah, air, maupun pada permukaan daun. • Fiksasi karena loncatan muatan listrik di udara yang menghasilkan salah satu bentuk oksida nitrogen. • Fiksasi oleh salah satu proses dalam industri pupuk nitrogen, baik dalam bentuk NH4+, dan NO3- ataupun CN2-.

  47. Bentuk N dalam Tanah • Bentukorganik : bagian terbesar ada dalam tanah. Senyawa N-organik dalam tanah umumnya terdapat dalam bentuk asam-asam amino, protein, gula-gula amino dan senyawa kompleks yang sukar ditentukan (a.l. reaksi NH4+ - lignin, polimerisasi dari quinone dan senyawa nitrogen, serta kondensasi dari gula + amino. • Bentuk anorganik: NH4+, NO2-, NO3-, N2O, NO dan gas N2 yang hanya dimanfaatkan oleh Rhizobium. BentukNH4+, NO3- dan NO2- sangat penting dalam hubungan dengan kesuburan tanah. Bentuk N2O dan N2 merupakan bentuk-bentuk yang hilang dari tanah dalam bentuk gas sebagai akibat proses denitrifikasi.

  48. Tranformasi Nitrogen Di Dalam Tanah • Tanaman mengambil nitrogen terutama dalam bentuk NH4+ dan NO3-. Yang berasal dari pupuk & bahan organik tanah. Jumlah yang diserap tergantung dari : - jumlah pupuk yang diberikan. - kecepatan perombakan dari bahan-bahan organik. • Jumlah yang dibebaskan dari bahan organik (dan juga sedikit yang berasal dari sisa pupuk) ditentukan oleh kesetimbangan antara faktor-faktor yang mempengaruhi mineralisasi, immobilisasi unsur N serta kehilangannya dari lapisan tanah. • Mineralisasi bahan organik tanah terjadi melalui 3 tahap reaksi utama; (1) aminisasi, (2) amonifikasi, dan (3) nitrifikasi.

  49. Tahap aminisasi dan amonifikasi berlangsung di bawah aktivitas mikroorganisme yang heterotrop; tahap nitrifikasi dipengaruhi oleh bakteri-bakteri autotrop. Mikroorganisme heterotrop membutuhkan senyawa C organik sebagai sumber enersi sedangkan autotropmemperoleh enersi dari oksidasi garam-garam anorganik dan memperoleh karbon dari CO2 dalam udara di sekitarnya. 1. Aminisasi : Protein  R-NH2 + CO2 + enersi + lain-lain 2. Amonifikasi : Amina-amina dan asam-asam amino yang dibebaskanakan dimanfaatkan oleh golongan bakteri heterotrop yang lain dan dibebaskan menjadisenyawa amonium, yang kemudiandapat : (a) dikonversi ke nitrit dan nitrat; (b) diambil langsung oleh tanaman; (c) dipakai langsung oleh bakteri dalam melanjutkan proses dekomposisi; dan (d) fiksasi oleh mineral liat tertentu dari tipe 2 : 1.

More Related