1 / 20

SEMINAR KERJA PRAKTEK

SEMINAR KERJA PRAKTEK. PENGENDALIAN KUALITAS SINGLE PART PROGRAM PESAWAT A380, PARAGON DAN BOEING 777 DI PT. DIRGANTARA INDONESIA. OLEH : SUCI HIDAYATI 03 173 053 PEMBIMBING : ERI WIRDIANTO, MSc. SEJARAH PERUSAHAAN. PERINTISAN Pertimbangan lahirnya IPTN :

Download Presentation

SEMINAR KERJA PRAKTEK

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SEMINAR KERJA PRAKTEK PENGENDALIAN KUALITAS SINGLE PART PROGRAM PESAWAT A380, PARAGON DAN BOEING 777 DI PT. DIRGANTARA INDONESIA OLEH :SUCI HIDAYATI03 173 053PEMBIMBING :ERI WIRDIANTO, MSc

  2. SEJARAH PERUSAHAAN PERINTISAN Pertimbangan lahirnya IPTN : • Kepentingan strategis dalam hal pertahanan dan keamanan Nasional. • Kebutuhan untuk melayani sendiri sarana transportasi udara. • Kebutuhan akan lapangan kerja bagi penduduk. • Ekspor non migas yang sangat tinggi nilai tambahnya. • Memberikan image kebanggaan dan reputasi Negara Indonesia. • Dorongan untuk menguasai teknologi tinggi & pembangunan Nasional Indonesia.

  3. SEJARAH PERUSAHAAN PENDIRIAN • Atas gagasan BJ. Habibie dan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 12 tanggal 15 April 1975 dipersiapkan pendirian industri pesawat terbang. • Tanggal 5 April 1976 berdasarkan akte notaris didirikan PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio. • 11 Oktober 1985 PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio diubah menjadi PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara.

  4. SEJARAH PERUSAHAAN PARADIGMA BARU • Selama 24 tahun IPTN berhasil melakukan transformasi teknologi kedirgantaraan dalam hal desain, pengembangan serta pembuatan pesawat komuter regional kelas kecil dan sedang. • 24 Agustus 2000 berubah nama menjadi PT. Dirgantara Indonesia atau Indonesian Aerospace/ IAe. • Pertengahan 2003, melakukan restrukturisasi bidang usaha pesawat terbang, keuangan, organisasi, dan ketenagakerjaan.

  5. PROFIL PERUSAHAAN • Bisnis Inti 70% : Pesawat terbang dan Helikopter meliputi lini usaha: CN-235, N 250, NC-212, dan Helikopter. • Bisnis Plasma 30% : Manufacturing Services Technology and Engineering Services Component Manufacturing Tools Manufacturing Aircraft Services Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Maju (ATEC)

  6. PROFIL PERUSAHAAN Aktivitas Satuan Usaha Perusahaan: • Aircraft (Airplane & Helicopter) • Aerostructure (Parts & Components, Sub Assemblies, Assemblies Tools & Equipment) • Aircraft Services ( Maintenance, Overhaul, Repair and Alteration) • Engineering Services ( Communication Technology, Simulator Technology, Information Technology Solution, Design Center) • Defence (Launcher, SUT Torpedo, Rocket)

  7. QUALITY ASSURANCE (QA) Satuan unit pada bagian Quality Assurance (QA): • Quality System Management • Quality Audit & Analysis • Quality Improvement Sertification • Material & Process Control • Metrology • Quality Program & Resources Management

  8. LATAR BELAKANG MASALAH Sebuah pesawat terbang yang dibangun oleh lebih dari 15.000 single parts, umumnya dipasok oleh banyak manufacturer yang berasal dari berbagai Negara. Kualitas setiap single part menunjukkan adanya variasi yang tinggi, secara statistical process control (SPC) cenderung tidak terkontrol, dan mempunyai nilai kapabilitas proses (Cp) rendah. Kondisi kualitas single parts demikian akan berdampak pada terjadinya ketidaksesuaian dengan pasangannya sehingga mengakibatkan adanya tambahan pengerjaan selama proses perakitan yang bermuara kepada tambahan waktu dan biaya produksi.

  9. TUJUAN PENELITIAN Menganalisis penyebab terjadinya cacat material Single Part paling dominan pada program pesawat A380, Paragon dan Boeing 777, dan memberikan usulan perbaikan.

  10. PROSES PRODUKSI AEROPRODUCTION Mengidentifikasi KC, memonitor, mengukur proses performansi.

  11. DIAGRAM KONTROL PROPORSI Keadaan diatas UCL, akan menghambat proses produksi selanjutnya.Keadaan dibawah LCL, masih dimungkinkan dilakukan proses perbaikan.

  12. ANALISIS PARETO Scratch adalah penyebab jenis cacat terbesar (71,89%)

  13. ANALISIS FISHBONE DIAGRAM & USULAN PERBAIKAN Scratch (cacat dominan) pada single parts terjadi karena: • Manusia (operator) • Operator kurang konsentrasi & kurang teliti dalam pengawasan mesin. • Pola bekerja cenderung menyebabkan jenuh, lelah & bosan. • Operator kurang terlatih. • Usulan Perbaikan: • Perusahaan memberikan fasilitas tambahan. • pembagian tugas yang merata & ada variasi pola kerja (perpindahan). • Pendekatan komunikatif dari atasan guna menambah rasa percaya diri operator terhadap pekerjaannya. • Perusahaan melakukan pelatihan.

  14. ANALISIS FISHBONE DIAGRAM & USULAN PERBAIKAN Scratch (cacat dominan) pada single parts terjadi karena: • Mesin • Kurangnya perawatan terhadap mesin. • Umur mesin yang sudah cukup tua. • Adanya bagian mesin yang menyimpang. • Usulan Perbaikan: • Menjaga kebersihan dan melakukan perawatan mesin secara baik & intensif. • Mengganti komponen mesin yang rusak/tua dengan yang baru. • Operator harus lebih mengawasi mesin secara ketat saat proses produksi dilakukan agar penyimpangan salah satu bagian mesin dapat terdeteksi sedini mungkin.

  15. ANALISIS FISHBONE DIAGRAM & USULAN PERBAIKAN Scratch (cacat dominan) pada single parts terjadi karena: • Material • Material tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. • Kurang teliti dalam pemilihan material. • Sifat fisik material kurang bagus. • Usulan perbaikan: • Perusahaan meningkatkan ketelitian saat inspeksi sewaktu material datang. • Lebih teliti dalam memilih supplier yang bermutu & kualitas dapat dipercaya.

  16. ANALISIS FISHBONE DIAGRAM & USULAN PERBAIKAN Scratch (cacat dominan) pada single parts terjadi karena: • Metoda yang digunakan • Proses pemesinan kurang baik • Kurangnya pemahaman metoda pentingnya inspeksi penerimaan raw material. • Usulan perbaikan: • Perusahaan perlu mengajarkan metoda-metoda yang benar dalam menggunakan alat. • Menyediakan standar metoda yang jelas. • Selalu melakukan inspeksi saat penerimaan raw material.

  17. KESIMPULAN • Scratch adalah penyebab cacat material single part paling dominan pada program pesawat A380, Paragon dan Boeing 777 yaitu sebesar 71,8%. • Berdasarkan Fishbone Diagram dapat dilihat bahwa scratch yang terjadi pada single parts disebabkan oleh operator, mesin, material dan metoda yang digunakan. • Peningkatan kualitas dan kesegaraman memungkinkan meningkatkan kepuasan yang berarti menurunkan tingat keluhan pelanggan.

  18. SARAN • Perlu diusahakan pengadaan worksheet dan jadwal pemeriksaan terhadap part yang akan dikerjakan dan diletakkan dekat dengan mesin kerja, agar memudahkan pengawasan dari pihak Inspektur Quality. • Pada peta kontrol nantinya akan terlihat data sampel yang keluar dari batas kontrol, hal ini nantinya dapat dijadikan sebagai dasar pada bagian produksi untuk mengambil tindakan-tindakan yang mengarah pada perbaikan mutu. • Perusahaan sebaiknya rutin melakukan pemeriksaan kualitas pada saat material telah dikirimkan. • Perlu diadakan re-training pengendalian kualitas statistik, khususnya para operator yang belum berpengalaman, agar dapat menyajikan data yang telah dikumpulkan untuk keperluan laporan atau analisis dan diharapkan dapat menggunakan diagram kendali yang tepat untuk data hasil pengukuran tersebut.

  19. TERIMA KASIH

  20. SEMINAR KERJA PRAKTEK PENGENDALIAN KUALITAS SINGLE PART PROGRAM PESAWAT A380, PARAGON DAN BOEING 777 DI PT. DIRGANTARA INDONESIA OLEH :SUCI HIDAYATI03 173 053PEMBIMBING :ERI WIRDIANTO, MSc

More Related