290 likes | 583 Views
HERPESVIRIDAE. KARAKTERISTIK. Herpesvirus merupakan virus DNA intranukleus besar . Mempunyai kecenderungan kuat untuk menimbulkan infeksi laten dan rekuren . Dibagi menjadi 3 Genus : Alphavirinae ( terdiri dari virus Herpes simplex tipe 1 dan 2, serta virus varicella -zoster).
E N D
KARAKTERISTIK • Herpesvirusmerupakan virus DNA intranukleusbesar. • Mempunyaikecenderungankuatuntukmenimbulkaninfeksilatendanrekuren. • Dibagimenjadi 3 Genus : • Alphavirinae (terdiridari virus Herpes simplex tipe 1 dan 2, serta virus varicella-zoster). • Betaherpesvirinae (terdiridari cytomegalovirus). • Gammaherpervirinae (terdiridari virus Epstein-Barr). • DitemukanHerpersvirus human baru, yaitu Herpes lymphotyropic virus yang dapatmerupakankofaktorpadapatogenesis AIDS dandisebutjuga Human herpesvirus 6.
SIFAT-SIFAT HERPESVIRUS • Virion herpesvirus berbentuk sferik ukuran 150-120nm • Kapsid berbentuk ikosahedral (bidang 20) yang besarnya 100nm. • Kapsid terdiri dari 162 kapsomer, mempunyai gambaran sebagai prisma memanjang berlubang berbentuk hexagonal (150 buah hexon) dan pentagonal (12 buah penton) dengan sumbu lubang di tengah-tengahnya. • Kapsid ikosahedral yang berdiameter 100nm memperlihatkan suatu simetri rangkap 5:3:2.
SIFAT-SIFAT HERPESVIRUS • Virionmerupakanpartikel yang mempunyaipeplos (selubung) yang terdiridari lipoprotein dengan diameter keseluruhan 150-200nm. • partikel yang takberselubung (naked atau non envelope) yang berdiameter 100nm kadangseringterlihat. • Padapreparatirisantipisterlihatkapsidnyaterdiridualapisanliporotein (multiple shell).
SIFAT-SIFAT HERPESVIRUS • Asam Nukleat merupakan suatu DNA yang berantai ganda (double stranded) dengan berat molekul 100 juta dalton. • Mempunyai kandungan guanin dan sitosin yang tinggi. • Nukleokapsid dari pelbagai herpesvirus mempunyai struktur antigen golongan yang bersamaan dan dapat dibuktikan dengan teknik imuno-difusi atau reaksi pengikatan komplemen.
VIRUS HERPES SIMPLEX Padamanusiamenimbulkanberbagailesi. Lesi-lesitersebutdapatdiklasifikasikandalam 4 golongan : • Lesisetempatpadakulitataumembranmukosa. • Lesipadasistemsarafpusat. • Eczema herpeticum. • Herpes yang disseminated.
A. Lesi Setempat pada Kulit atau membran mukosa • Herpes simplex, merupakanistilah yang dipakaiuntukmendeskripsikanerupsivesikulertipe cold sore padabibir, mukadantelinga. Vesikelbersifatnyeri, tetapitanpadiikutidemam. Ulkusaphthouspadamulut yang biasanyanyeri yang seringdideritaolehorangdewasa, dimungkingkantidakdisebabkanoleh virus herpes simplex. • Herpes Febris, merupakanistilah yang digunakanbagitipe yang samauntukerupsivesikuler yang berkembangmenjadipenyakitdemamseperti malaria dan pneumonia dan yang duludilaksanakanpadapyrotherapibuatan yang diinduksidenganjalanmenyuntikanvaksin.
A. Lesi Setempat pada Kulit atau membran mukosa • Herpes cornealis, adalahkeratitis yang disebabkanoleh virus herpes simplex. Lesibiasanyamerupakansuatuulkus unilateral padakorneaataukonjungtiva (bercabangataudendritik), jugaterdapatlimfadenopatipreaurikuler. • Herpes genetalis, merupakanlesivesikuler yang ditimbulkanoleh virus herpes simplex yang terdapatpadagenetaliaeksternapriaatauwanita. Bentukkhususlainnyaialahvulvovaginitisdan diaper rash padabayi.
A. Lesi Setempat pada Kulit atau membran mukosa • Herpes Traumatik, merupakaninfeksi herpes padajari yang seringterdapatpadaperawat, dokter, dandoktergigi, seringdisebut herpetic whitlow, biasanyamerupakaninfeksibersamdenganStaphylococcus aureus. • Gingivostomatitisherpetika, merupakanmanivestasiinfeksi yang paling seringterjadipadausia 1 – 5 tahun. Gingivostomatitis primer terdapatsebagaireaksiinflamasi yang hebatpadamulut, gingiva, tonsil bibirdanmukadisertaidemamdanlimfadenopati.
B. Lesi pada Sistem saraf pusat • Meningitis aseptik, kasussporadik meningitis aseptik yang disebabkanoleh virus herpes simplekdapatterjadidanvirusnyadapatsiasingkandarilikuorspinalis. • Ensefalitis, Kasussporadikensefalitisbaikbentukakut, maupun yang sub akutpernahdideskripsikanoleh Adam & Jennet (1967), Miller & Ross (1968), dan Olson dkk (1967). Lesidarikasusensefalitisiniterdapatpadakorteksserebral, termasuk meningitis, infiltrasiperivaskuler, destruksidariselsarafganglioniksertaadanyabadaninklusiintranukleustipe A.
C. Eczema herpeticum • Kaposi (1887) suatuerupsivesikulerakutsebagaikomplikasidari eczema infantilataudisebutjugadenganistilah lain dermatitis varicelliformacuta, inidapatdisebabkanoleh virus herpes simplex (eczema herpeticum), maupunoleh virus vaccinia (eczema vaccinatum). • Terjadipadasemuaumur. Penyakitinitimbulmendadakdenganterlihatvesikelbesar-besardalamjumlah yang besar pula yang munculdalamkumpulanselamasatumingguataulebih. Diikutidengandemam, denudasi yang hebatdariepiteldenganakibatdehidrasi.
D. Herpes yang Disseminated • Hass (1935) telahmendeskripsikandanmelaporkantentangkasus herpes simplex generalisatapadabayiprematur. • Vesikeltimbuldanberkembangpadakulitdalammulutdanpadamata. • Terdapatdemam, ikterusdanensefalitis. • Akanditemukanlesinekrotikpadahati, paru-paru, limpa, otak, ginjal, adrenal, dandiafragma. • Badaninklusiintranukleusditemukandalamselpadapinggiranlesidanvirusnyadapatdiasingkandalam lab. • Bentuk yang samadari herpes disseminated yang akutdapat pula terjadipadabayidananak yang lebihtua.
Sifat Alami dari Herpes • Prosentaseorang yang mengandungantibodiakanmeningkatsesuaidengankenaikanumurnya. • Infeksi primer dengan virus herpes simplex dapatbersifat sub klinikatauklinikdenganmanifestasi yang paling seringterjadisebagaigingivostomatitis. • Penyakit herpes primer cenderunguntukbersifathebatdanumumnyaterbanyakdidapatpadaanakberumurantara 1 – 5 tahun. • Herpes yang rekurenmerupakansuatupenyakit yang timbul ( kambuh) lagidaribentukinfeksi herpes setempatpadakulit, mukosadankornea, dalamhaliniantibodidalamdarahterdapatpadafaseremisi, akantetapitidakdapatmencegahterjadinyarekurensi.
PATOLOGI DAN PATOGENESIS • Infeksi herpes mempunyailesi yang bersifatkhasberupavesikelpadakulit. • Sel-selepitelmemperlihatkandegenerasibalon (ballooning degeneration) yang menyebabkanterbentuknyavesikel. • Badaninklusiintranukleusasidofilikdapatditemukandalamsel-selraksasadansel-selepitel yang terdapatdipinggrivesikel. • Lesi-lesitersebutmerupakansalahsatubuktiadanyareaksiinflamasi. • Virus herpes simplekbiasanyamasukkedalambadanmelaluibibir, mulut, kulit, kanrtungkonjungtivaadatugenetalia. • Multiplikasiawal virus terjadipadatempatmasuknya, kemudianmasukkekelenjarlimfe regional danmengadakaninvasikedalamdarah yang selanjutnyamenempatkandiridanmengadakanreproduksididalamkulit, membranmukosaatauvisera.
PATOLOGI DAN PATOGENESIS • Virus herpes simplex didugaberadadalamkeadaanlatendidalamkulit, membranmukosaataukemungkinanbesarjugadalamkelenjarlimfe yang dapatdibangunkanmenjadiaktifdenganberbagaicara, misalnyasecara hormonal. Traumatikdanbanyakfaktorlainnya. • Sekitar 5% dariorang yang kelihatannyasehat, dapatmengeksresikan virus herpes simplex dalammulut, nasofaring, dantinja. Jugadapatditemukandalamlikuorserebrospinalorang normal. Diduga carrier virus yang sehatsesungguhnyamenderitaserangan herpes yang rekuren
EPIDEMIOLOGI • Virus herpes simplek dapat ditularkan antar manusia dengan jalan pegangan langsung dengan tangan ciuman, hubungan sexual dan melalui alat gelas, handuk, sabun dll. • Sumber inbfeksi adalah seorang penerita atau pembawa virus yang mengeksresikan virus dalam sekret mata, mulut, kulit, dan genetalia. • Orang dengan ezcema sangat sensitif pada kulitnya, • Bayi yang menderita herpes yang disseminated diduga mengalami infeksi pada waktu dilahirkan oleh seorang ibu penderita herpes genitalis
TISSUE CELL CULTURE • Virus herpes simplex tumbuhdenganbaikdalamberbagaisistembiakanseljaringan, terutamadalammonolayersdaribiakanselginjalkelinci, ginjalkera, amnion manusiadanembrioayam. • Dalambiakanseljaringan virus inimenimbulkanefeksitopatogenik yang khasberupa : • pembentukanbadaninklusiintranukleusasidofilik (Cowdrytipe A), • peminggirianbahaninti (Margination of nuclear materials), • degenerasisepertibalon (ballooning degeneration) • pembentukansinsitiasehinggaterjadiselraksasaberintibanyak (multinucleated giant cell / plykaryocytosis) • pembentukan plaque yang mempunyaiartipentinguntukdifferensiasimorfologi plaque.
KEKEBALAN PADA MANUSIA • Antibodi primer pertama-tama dibentuk beberapa hari setelah terjadinya infeksi dan titer maksimum dicapai kira-kira setelah 2-3 minggu. • Antibodi bertahan untuk jangka waktu yang tidak terbatas, tidak dapat mencegah suface carriage virus dan rekurensi stempat. • Reaksi netralisasi dan pengikatan komplemen dapat digunakan untuk membuktikan kenaikan konsentrasi antibodi. • Antibodi dapat ditemukan pada serum orang dewasa yang prosentasenya mencapai lebih dari 80%, dapat juga ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang mengadung antibodi tersebut. • Sebagian anak berumur sampai 12 tahun telah mempunyai antibodi herpes dalam darahnya. • Gamma globulin manusia mengandung antibodi netralisasi yang titernya mencapai kira-kira 500.
DIAGNOSIS LABORATORIUM • Bahanpemeriksaan : • Vesikel yang masihbaru / utuh, • Usapan / kerokandariulkuspadamulut, • Alat genitalia. • cuciandarimatadantenggorok, saliva, • likuorserebrospinalis, • darah, • feses. • Padakasus fatal dapatjugadiperiksaotak, hatisumsumtulangbelakang.
DIAGNOSIS LABORATORIUM • Diluen : • Kaldu nutrien, • Cairan garam untuk biakan jaringan ynag mengandung 10% serum normal, atau 0,5% gelatin, • Aquades steril. • Pengiriman bahan pemeriksaan jarak jauh : • Gliserol 50% • Dengan Dry ice.
4 macam pemeriksaan Laboratorium untuk penyakit herpes • Pemeriksaan langsung secara mikroskopis. • Pemeriksaan serologi. • Isolasi dan identifikasi virus. • Percobaan hewan.
Pemeriksaan Lab. • Paling sederhana dan cepat : dengan mewarnai denagn Giemsa atau hematoksilin eosin (H-E) sediaan kerokan dasar vesikel pada gelas alas untuk melihat adanya sel raksasa berinti banyak (Tzanck) yang khas dengan badan inklusi intranukleus asidofil (Cowdry tipe A). • Dengan teknik antibodi fluoressensi dari sediaan daras vesikel maka bdan inklusi khas dapat ditemukan dalam sel dengan cepat.
Pemeriksaan Lab. • Isolasi virus dapat dilaksanakan dengan 3 cara yaitu : • Teknik in ovo. • Teknik in vitro. • Teknik in vivo. Hasil pemeriksaannya tergantung faktor-faktor : • Pemilihan jenis bahan pemeriksaan yang paling baik (specimen of choice). • Pengambilan, pengiriman, pengolahan, dan penyimpanan bahan pemeriksaan. • Pemilihan dan pengurangan sistem atau medium hidup yang paling peka bagi virus yang akan diisolasi.
Diagnosa Laboratorium Penyakit Herpes Bahan Klinik Biakan sel In vivo Serologi Mikroskopis Telur berembrio • Anal Mencit • Marmot • Kelinci • Netralisasi. • Pengikatan komplemen • Imunofluoresence • RIA • ELISA 1. Cahaya biasa Giemsa / H-E 1. Biakan primer ginjal kelinci 1. Selaput CAM 2. Antibodi Fluoresensi 2. Biakan stabil : manusia / hewan 3. Elektron Ataksia, Konvulsi, Paralisis, keratitis, mati Badan Inklusi Pock / Plaque Cow dry tipe A Antibodi khas
TERAPI • Iododeoxyuridin (IDU) dianggap dapat dipakai untuk terapi pada keratitis tersebut. Tetapi mempunyai efek sitotoksik yang dapat membahayakan penderita. • 5-trifluorothymidin (TPT) • Arabinosyl adenin (ARA-A), efektif untuk herpes ensefalitis dan herpes neonatorum