1 / 20

ppt Pusat Pertumbuhan Wilayah

Geografi kelas xii

Muhammad690
Download Presentation

ppt Pusat Pertumbuhan Wilayah

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pengertian Pusat Pertumbuhan Pusat pertumbuhan adalah wilayah yang memiliki pertumbuhan lebih pesat dibandingkan wilayah lain di sekitarnya, menjadi pusat berbagai kegiatan ekonomi, dan dapat memengaruhi wilayah sekitarnya. Pusat pertumbuhan adalah wilayah yang memiliki pertumbuhan lebih pesat dibandingkan wilayah lain di sekitarnya, menjadi pusat berbagai kegiatan ekonomi, dan dapat memengaruhi wilayah sekitarnya. Pusat pertumbuhan memiliki hubungan fungsional dengan wilayah-wilayah di sekitarnya yang berfungsi sebagai hinterland.

  2. Click to Edit Title GEOGRAFI PKBM INTAN 2023

  3. Fakto r Pen gar u h pada Per kemban gan Pu sat Per tu mbu h an Perkembangan pusat pertumbuhan dipengaruhi oleh tujuh faktor, antara lain: 1. Faktor Lokasi Wilayah yang lokasinya strategis dengan aksesibilitas tinggi baik lewat darat, laut, dan udara dapat menjadi pusat pertumbuhan. 2. Faktor Sumber Daya Alam Wilayah yang memiliki sumber daya alam melimpah dan dikelola dengan baik dapat menjadi pusat pertumbuhan. 3. Faktor Sumber Daya Manusia Wilayah yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas mengelola wilayahnya dapat menjadi pusat pertumbuhan. 4. Faktor Topogra? Wilayah dataran rendah akan berkembang lebih pesat dibandingkan wilayah pegunungan. Wilayah dataran rendah yang relatif halus (datar) berpotensi menjadi pusat pertumbuhan karena pembangunan jaringan transportasinya lebih mudah sehingga distribusi barang dan jasa lancar. 5. Faktor Fasilitas Penunjang Wilayah yang memiliki jaringan jalan, jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, terminal, pelabuhan laut dan udara, bahan bakar, air bersih, dan sarana kebersihan dapat menjadi pusat pertumbuhan. 6. Faktor Industri Wilayah yang memiliki banyak aktivitas industri dapat menjadi pusat pertumbuhan. 7. Faktor Sosial Budaya Masyarakat Wilayah dengan potensi sosial budaya tinggi dapat menjadi pusat pertumbuhan.

  4. TEORI PUSAT PERTUMBUHAN Teori Polarisasi Ekonomi (Gunar Myrdal) Teori Kutub Pertumbuhan/Growth Pole Theory (Perroux) Teori Tempat Sentral/Central Place Theory (Christaller)

  5. Teori Tempat Sentral/Central Place Theory (Christaller) 1. Teori ini menyatakan bahwa pusat-pusat pelayanan harus terletak di tempat yang sentral, yaitu tempat yang memungkinkan partisipasi penduduk dalam jumlah maksimal, baik sebagai pemberi pelayanan maupun sebagai konsumen. 2. Jika topogra? wilayah seragam dan tingkat ekonomi penduduk homogen (tidak ada produksi primer), maka akan tumbuh tempat sentral (pusat pelayanan) yang berjarak sama dengan pola keruangan berbentuk heksagonal (segienam). 3. Tempat sentral (pusat pelayanan) dapat tumbuh dan berkembang jika ada “threshold population” (jumlah penduduk minimal yang dibutuhkan untuk kelancaran suplai barang). Jika jumlah penduduk tidak mencukupi, maka tempat sentral (pusat pelayanan) tidak akan terbentuk. 4. Tempat sentral (pusal pelayanan) dapat tumbuh dan berkembang jika ada “range” (jangkauan atau jarak yang harus ditempuh penduduk untuk memenuhi kebutuhannya). 5. Hubungan antara tempat sentral dengan tempat sentral di sekitarnya membentuk jaringan dengan hierarki sebagai berikut: • Tempat Sentral Berhierarki 3 (K=3) Tempat yang sentral berhierarki 3 merupakan pusat pelayanan berupa pasar yang senantiasa menyediakan barang-barang bagi daerah di sekitarnya, sering disebut sebagai pasar optimal. • Tempat Sentral Berhierarki 4 (K=4) Tempat yang sentral berhierarki 4 disebut juga situasi lalu lintas optimum. Artinya, daerah tersebut dan daerah di sekitarnya yang terpengaruh oleh tempat yang sentral senantiasa memberikan kemungkinan lalu lintas yang e? sien. • Tempat Sentral Berhierarki 7 (K=7) Tempat yang sentral berhierarki 7 disebut juga situasi administratif optimum. Pada hierarki ini terlihat adanya perbedaan yang jelas antara susunan tempat yang lebih tinggi dan tempat yang lebih rendah. Teori Kutub Pertumbuhan/Growth Pole Theory (Perroux) 1. Teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan suatu pusat tidak serentak, tetapi muncul di tempat-tempat (kutub-kutub) tertentu dengan intensitas yang berbeda-beda. Pertumbuhan dimulai dari kutub-kutubnya lalu menyebar ke daerah yang tingkatnya lebih rendah. 2. Suatu kutub pertumbuhan merupakan pusat kegiatan “ekonomi”, yang mampu memengaruhi pusat-pusat lain. Contoh: Industri yang berkembang di sebuah kota akan memengaruhi wilayah sekitarnya, jika industri tersebut mengolah sumber daya alam dari wilayah sekitarnya (wilayah hinterland-nya). 3. Titik tempat awal pertumbuhan berlangsung disebut pusat pertumbuhan atau kutub pertumbuhan. Pusat pertumbuhan tersebut akan memberikan pengaruh positif berupa peningkatan kesejahteraan penduduk (sektor ekonomi) serta kemajuan lain di bidang sosial dan budaya. • Di sektor ekonomi, antara lain muncul berbagai peluang kerja, adanya pergerakan barang dan jasa. • Di bidang sosial budaya, seperti meningkatnya pelayanan kesehatan, tersedianya perumahan, sarana pendidikan, kelancaran informasi dengan berbagai media komunikasi. 4. Kutub (pusat) pertumbuhan memancarkan kekuatan sentripetal dan sentrifugal. Teori Polarisasi Ekonomi (Gunar Myrdal) 1. Teori ini menyatakan bahwa setiap wilayah memiliki pusat pertumbuhan yang menjadi daya tarik bagi tenaga buruh, tenaga terampil, modal, dan barang dagangan dari daerah pinggiran. 2. Proses masuknya tenaga buruh, tenaga terampil, modal, dan barang dagangan berlangsung terus- menerus hingga terjadi pusat pertumbuhan yang semakin lama semakin pesat, kemudian terbentuk polarisasi (kutub) pertumbuhan ekonomi yang cenderung merugikan daerah pinggiran, seperti ketimpangan wilayah, peningkatan kriminalitas, dan kerusakan lingkungan.

  6. WILAYAH PUSAT PERTUMBUHAN REGIONALISASI BERDASARKAN POTENSI GEOGRAFIS. DALAM RANGKA MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN NASIONAL, INDONESIA MENERAPKAN SISTEM WWW.WEBSITE.COM

  7. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) membagi wilayah Indonesia menjadi empat regional pembangunan utama dan sepuluh (X) wilayah pembangunan. WWW.WEBSITE.COM

  8. WILAYAH PUSAT PERTUMBUHAN INDUSTRI Sebagian besar industri nasional berada di Pulau Jawa sehingga menimbulkan ketimpangan aktivitas ekonomi daerah serta menurunkan daya dukung lingkungan Pulau Jawa. Untuk mengatasinya prioritas pembangunan industri diarahkan ke wilayah lain diluar Pulau Jawa dengan membentuk kesatuan wilayah industri yang meliputi: Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) Zona Industri Kawasan Industri Lingkungan/Permukiman Industri Kecil Sentra Industri (LIK/PIK) WWW.WEBSITE.COM

  9. Dalam rangka menjalin kerja sama ekonomi lintas wilayah dan mencapai e? siensi produksi, pemerintah menetapkan delapan WPPI dengan potensi sebagai berikut: WPPI Sumatera bagian utara, berlandaskan pada potensi sumber daya alam. WPPI Sumatera bagian selatan (termasuk Banten), berlandaskan pada potensi ekonomi batu bara, minyak bumi, timah, dan mineral industri seperti kaolin dan kapur. WPPI Jawa dan Bali (tanpa Banten), berlandaskan pada prasarana yang baik, tenagakerja yang terampil, sumber energi, dan sistem pertanian yang maju. WPPI Kalimantan bagian timur, berlandaskan pada potensi gas dan batu bara. WPPI Sulawesi, berlandaskan pada potensi pertanian, perikanan, nikel, aspal, kapur,dan kayu. WPPI Batam dan Kalimantan Barat, berlandaskan pada letak yang strategis, potensi hasil hutan, dan cadangan gas alam. WPPI Indonesia Timur bagian selatan, berlandaskan potensi sumber daya alam, budaya, dan tenaga terampil untuk industri kecil. WPPI Indonesia Timur bagian utara, berlandaskan pada potensi hasil laut, hutan, danmineral. WWW.WEBSITE.COM

  10. Aenean consequat vitae eros sit amet posuere. a. Pengaruh Pusat Pertumbuhan Terhadap Persebaran Sumber Daya Manusia Munculnya pusat pertumbuhan akan menarik tenaga kerja sehingga terjadi migrasi penduduk dari daerah pinggiran atau desa. b. Pengaruh Pusat Pertumbuhan Terhadap Perkembangan Ekonomi Munculnya pusat pertumbuhan ditandai dengan adanya berbagai pusat industri, perdagangan, lembaga perbankan, dan badan usaha lainnya. Hal ini akan membuka peluang kerja di berbagai sektor sehingga terjadi gerakan arus barang, orang, dan jasa yang meningkatkan jumlah sarana transportasi, jumlah permukiman dan jumlah fasilitas lainnya. c. Pengaruh Pusat Pertumbuhan Terhadap Perkembangan Sosial Budaya Masyarakat Munculnya pusat pertumbuhan akan memengaruhi kondisi sosial masyarakat karena pusat pertumbuhan merupakan tempat pertemuan berbagai aktivitas penduduk. Pengaruh tersebut berupa perubahan sikap, perilaku, pola pikir, ilmu pengetahuan dan teknologi, mata pencarian, status sosial, membuka arus informasi dan komunikasi. Pusat pertumbuhan akan memberikan pengaruh pada wilayah- wilayah di sekitarnya. WWW.WEBSITE.COM

  11. PERTUMBUHAN WILAYAH BERKELANJUTAN Small text Pertumbuhan di berbagai wilayah harus memperhatikan aspek pembangunan berkelanjutan secara terpadu, yaitu aspek ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan hidup. Pembangunan wilayah yang pesat akan menimbulkan kerusakan alam karena daya dukung lingkungan tidak seimbang dengan daya tampung lingkungan.

  12. Untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan yang tidak terbatas dan sumber daya lingkungan yang terbatas, dapat dilakukan hal-hal berikut ini: 1. Upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi dan daya saing antarwilayah harus diimbangi dengan upaya konservasi kawasan lindung dan kawasan penyangga. Contoh: Setiap DAS harus mempertahankan kawasan hutan minimal 30%. Setiap perkotaan harus memiliki RTH minimal 30% dari luas wilayah. 5 2. Mencegah terjadinya alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi kawasan hunian dan kawasan industri. 3. Memperhatikan wilayah pinggiran atau pedesaan dengan mengembangkan sektor pertanian dan sektor wisata. 4. Penataan ruang kawasan perkotaan dengan memperhatikan masyarakat kelas bawah, mengutamakan perluasan lapangan kerja, dan mengutamakan kawasan hijau. 5. Menjamin keberlanjutan aneka ragam budaya lokal dan kearifan lokal. 6. Menjaga keberadaan bangunan bersejarah dan kota lama serta menjadikannya sebagai kawasan yang produktif melalui pengembangan wisata.

  13. PEMBANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN GOOD DESIGN IS OBVIOUS. GREAT DESIGN IS TRANSPARENT. WWW.YOURWEBSITE.COM

  14. PEMBANGUNAN PEDESAAN Pembangunan pedesaan menggunakan pendekatan spasial (tata ruang), yaitu: 1. Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) 2. Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) 3. Agropolitan distrik Pembangunan pedesaan dapat terlaksana jika memiliki tiga unsur, yaitu: 1. Pusat 2. Wilayah pengaruh 3. Jaringan transportasi Desa yang terpilih sebagai pusat pertumbuhan disebut Desa Pusat Pertumbuhan (DPP). Desa yang termasuk dalam jangkauan DPP disebut Desa Hinterland (DH). Jangkauan pelayanan pembangunan dari DPP ke DH disebut Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D). Agropolitan adalah kota yang berada di lahan pertanian dan menghasilkan produk pertanian. WWW.YOURWEBSITE.COM

  15. PEMBANGUNAN PERKOTAAN Sejak munculnya otonomi daerah, pembangunan perkotaan dikelola oleh pemerintah kota melalui Program Pembanguan Prasarana Kota Terpadu (P3KT). P3KT meliputi: 1. Program perbaikan kampung. 2. Program pengadaan tempat tinggal dan tempat bekerja. 3. Program pengadaan sistem transportasi dan rekreasi. 4. Program pengadaan prasarana seperti jalan, jembatan, tempat parkir, taman, dan air bersih. 5. Program pengadaan sarana seperti terminal, pasar, dan pemadam kebakaran. 6. Program pengadaan fasilitas ekonomi seperti pertokoan, bank, restoran, hotel. 7. Program pengadaan fasilitas sosial, seperti perumahan, sekolah, rumah sakit, kantor polisi, lapangan olahraga, dan ajang rekreasi. WWW.YOURWEBSITE.COM

  16. FELIS CONVALLIS Perencanaan Pengembangan Wilayah (PPW) adalah perencanaan yang bersifat integratif  (menggabungkan) dan komprehensif (mencakup semua aspek) agar semua wilayah dapat  melaksanakan pembangunan sesuai potensi wilayah masing-masing. WWW.YOURWEBSITE.COM

  17. HOPKINS ARCHITECTS PPW MELIPUTI LIMA SEKTOR, YAITU: 1. SEKTOR EKONOMI 2. SEKTOR SOSIAL 3. SEKTOR INSTITUSIONAL 4. SEKTOR SUMBER DAYA ALAM 5. SEKTOR INFRASTRUKTUR FISIK WWW.YOURWEBSITE.COM

  18. TINGKAT PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH PPW MELIPUTI PERENCANAAN PADA TINGKAT PROVINSI, DAN TINGKAT KABUPATEN ATAU KOTA. DANANYA BERASAL DARI DAYA YANG DIALOKASIKAN PEMERINTAH PUSAT BERUPA: 1. DANA ALOKASI UMUM (DAU) 2. DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) PEMBAGIAN RENCANA PEMBANGUNAN, ANTARA LAIN: 1. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG: 20 TAHUN KE DEPAN YANG DITINJAU 5 TAHUN SEKALI. 2. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH: 5 TAHUN KE DEPAN. 3. RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH: 1 TAHUN. 7 PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI MENGGUNAKAN JANGKA PANJANG DAN MENENGAH, TINGKAT KABUPATEN ATAU KOTA MENGGUNAKAN JANGKA MENENGAH. WWW.YOURWEBSITE.COM

  19. PERENCANAAN PUSAT PERTUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT PERTUMBUHAN DAN PUSAT PENGEMBANGAN BERDASARKAN PADA TEORI “KUTUB PERTUMBUHAN” DAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SEKTORAL DAN REGIONAL BERDASARKAN POTENSI UNGGULAN MASING-MASING WILAYAH. KONEKTIVITAS ANTARPUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DIPERKUAT DENGAN PENGEMBANGAN JARINGAN INFRASTRUKTUR DAN DIBENTUK KORIDOR EKONOMI INDONESIA (KEI) AGAR TERCIPTA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SUMBER DAYA ALAM SECARA BERKELANJUTAN. KEI ADALAH PEMBANGUNAN BERBASIS POTENSI SUATU WILAYAH BAIK POTENSI ? SIK MAUPUN POTENSI SOSIAL. WWW.YOURWEBSITE.COM

  20. THANK YOU WWW.YOURWEBSITE.COM

More Related