1 / 35

Hakekat Manusia

Hakekat Manusia. Pertemuan 3 dan 4. Manusia ???????????. Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis , rohani , dan istilah kebudayaan , atau secara campuran.

yuki
Download Presentation

Hakekat Manusia

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Hakekat Manusia Pertemuan 3 dan 4

  2. Manusia ???????????

  3. Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. • Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Pengertian

  4. dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. • Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan. (Wikipedia) • Manusia dalam agama Buddha? Pengertian

  5. Adanya pertemuan antara unsur laki-laki (sperma) dan unsur perempuan (ovum) • Perempuan dalam kondisi subur (kondisi rahim yang tepat / siap untuk suatu nidasi) • Adanya gandhabbayang siap terlahir kembali. Gandhabba adalah kondisi rohani yg meneruskan kesadaran sebelumnya pada kehidupan baru (kesadaran penyambung / roh) Proses terjadinya manusia menurut Mahatanhasankhaya Sutta

  6. Manusia adalah merupakan perpaduan dari lima kelompok kehidupan (pancakkhandha), yang terdiri dari unsur jasmani(rupa) dan rohani (nama), yang kedua-duanya bersifat berubah dan mengalir terus menerus, timbul dan tenggelam, sampai proses itu dapat dihentikan dan dicapainya nibbana. Hakekat Manusia dalam Pandangan Agama Buddha

  7. LIMA KELOMPOK KEHIDUPAN (Pancakkhandha) Manusia terdiri dari: Batin (Nama) (1) Pencerapan (Sañña) (2)Perasaan (Vedanā) (3) Bentukan pikiran (Sańkhāra) (4) Kesadaran (Viññana) Jasmani (Rūpa) (5) Materi/ jasmani/ bentuk terdiri dari: - 4 unsur utama dan - 24 unsur sekunder.

  8. Kerusakan/sakit adalah kurangnyakoordinasi antara Nama dan Rūpa. • Hidup merupakan gabungan Nama dan Rūpa. • Kematian adalah terpisahnya Nama dan Rūpa. • Kelahiran kembali adalah bergabungnya kembali Nama dan Rūpa. Ingat !!!!!

  9. Pencerapan (Sañña); adalah pencerapan/ pengenalan terhadap objek setelah adanya pproses kontak. • Perasaan (Vedanā) ; adalah perasaan yang timbul akibat adanya kontak antara indera dengan objek. • Bentuk pikiran (Sańkhāra);adalah bentuk-bentuk pikiran atau bentuk-bentuk karma, reaksi pikiran yang menghasilkan karma. • Kesadaran (Viññāna); adalah kesadaran yang timbul akibat kontak indera dengan objek. BATIN (NAMA)

  10. JASMANI (RUPA) • Unsur padat atau tanah (pathavi);merupakan dasar dari materi, berfungsi sebagai penyokong dan memberi sifat keras-lunak • Unsur cair/air (āpo);merupakan gaya lekat dari mater-materi. • Unsur panas/api (tejo);merupakanpemberi sifat panas-dingin pada materi. • Unsur gerak/angin (vāyo); sebagai pergerakan dan memberi sifat sifat ekspansi-kontraksi UNSUR PRIMER (MAHABHUTA RUPA)

  11. cakku-pasāda = landasan mata Sota-pasāda = landasan telinga Ghāna pasāda = landasan hidung Jivhā pasāda = landasan lidah Kāya Pasāda = landasan jasmani Rūparammana = obyek bentuk Saddārammana = obyek suara Gandhārammana = obyek bau Rasārammana = obyek rasa Itthibhāva = unsur betina Purisabhāva = unsur jantan Hadayavatthu = unsur hati sanubari Jivitindriya = unsur kehidupan / tenaga vital Āhāra/kabalikārāhārā = unsur makan yaitu makanan sehari-hari Paricchedarūpa = unsur dari ruangan kāya-viññatti = unsur isyarat dg gerakan badan Vaci-viññatti = unsur isyarat dg kata-kata Lahutā = unsur gaya ringan Muduā = unsur gaya menurut Kammaññata = unsur gaya menyesuaikan diri Upacaya = unsur sempurna Santati = unsur bergantung terus jaratā = unsur kelapukan aniccatā = unsur tidak kekal UNSUR SEKUNDER (UPADAYA RUPA)

  12. Jasmani dan batin eksis dalam bentuk unit-unit materi dan mental, yang terdiri dari banyak unsur atau elemen, yang senantiasa bergerak, interdependen dan berinteraksi satu sama lain tanpa substansi inti pribadi yang berdiri sendiri

  13. SebabPembangkitUtama Yang MenimbulkanEksistensi /keberadaan PadaSemua Unit Adalah: Kamma (karma masa lampau) Citta (pikiran) Utu (energi) Nutrisi/makanan (ahara)

  14. kavalińkāhāra; Makanan material • phasāhāra; Kontak dari enam indra dalam menyentuk obyek • manosańcetanāhāra; Kehendak pikiran/batin yang menimbulkan perkataan dan perbuatan. • viññanāhāra; Kesadaran yang menimbulkan nama/batin dan rupa/jasmani • Istilah ‘āhāra’ menyatakan apa saja yang menghasilkan suatu akibat. 4 Jenis Makanan Yang Memiliki Peran Untuk Mempertahankan,Menunjang Kehidupan

  15. Kesadaran indera  enam indra  obyek  kantak  kesan (rasa suka/tidak suka/netral)  perbuatan (karma) • Akibat perbuatan dipengaruhi oleh hukum alam semesta, maka • ketika suatu perbuatan dilakukan adalah mutlak ditentukan oleh manusia sendiri tetapi akibatnya merupakan akumulaksi dari hukum-hukum alam. Karma adalah perbuatan baik/buruk yg dilakukan melalui ucapan, perbuatan dan pikiran yang disertai dengan kehendak

  16. SEBAB-SEBAB TERJADINYA PERBEDAAN KEHIDUPAN DALAM DUNIA “Sesuai Dengan Benih Yang Ditabur, Begitulah Buah Yang Akan Dipetiknya. Ia Yang Berbuat Baik Akan Menerima Kebaikan, Ia Yang Berbuat Jahat Akan Menerima Kejahatan” (Samyutta Nikaya 1;293)

  17. Pertemuan Ke-2

  18. KEMULIAAN KELAHIRAN SEBAGAI MANUSIA Merefleksikan kelahiran sebagai manusia yang bebas dan terberkahi akan mendorong diri kita untuk memanfaatkan eksistensi kita sebagai manusia dengan maksimal.

  19. Ada Tiga Tahap Dalam Merefleksi Kemuliaan Kelahiran sebagai manusia • Mengenali eksisitensi manusia dengan delapan kebebasan dan sepuluh berkahnya. • Menyadari betapa besar nilainya, dan • Merenungkan betapa sulit memperolehnya.

  20. 1. Mengenali eksisitensi manusia dengan delapan kebebasan dan sepuluh berkahnya. • Delapan Kebebasan terdiri dari : 4 rintangan yang tidak berkaitan dengan manusia,yaitu : • Kita terbebas dari kelahiran makhluk neraka • Kita terbebas dari kelahiran sebagai hantu kelaparan dan kehausan • Kita terbebas dari kelahiran sebagai binatang • Kita terbebas dari kelahiran sebagai dewa yang berumur panjang

  21. 4 rintangan yang berkaitan dengan manusia, yaitu : • Terlahir di daerah terpencil dimana kita tidak mempunyai akses untuk memperoleh pendidikan yg memadai. • Terlahir di daerah dimana kita mempunyai akses untuk pendidikan, tetapi “tidak tersedia kata-kata Buddha” maksudnya adalah bahwa didaerah tersebut tidak terdapat Buddha Dharma. • Terlahir disuatu daerah dimana terdapat ajaran Buddha, namun kita terlahir dengan kemampuan intelektual yg terbatas. Implikasinya kita tidak mampu belajar tentang bagaimana berpraktek Dharma. • Menganut pandangan salah. Hal ini adalah rintangan sangat besar untuk berpraktek Dharma.

  22. Sepuluh Anugrah terdiri dari: • 5 anugrah / kondisi yg menguntungkan yg berhubungan dg diri kita : • Kita telah terlahir sebagai manusia • Terlahir di daerah sentral (daerah dimana terdapat ajaran Buddha) • Kita mempunyai indera yang sehat • Kita tidak berbuat suatu karma yg ekstrim / berat (membunuh Ibu, Ayah, Arahat, memecah belah Sangha dan melukai seorang Sammasambuddha) • Memiliki keyakinan kepada “sumber inti” / Tripitaka

  23. 5 anugrah / kondisi yg menguntungkan yg berhubungan dengan makhluk lain : • Kita hidup pada suatu masa ketika Buddha hadir di dunia • Kita hidup pada suatu masa dimana tidak saja Buddha hadir di dunia tetapi juga mengajarkan Dhamma. • Kita hidup dimasa Ajaran Buddha masih dilestarikan. • Kita terlahir di masa Buddha Dharma dan praktisi Dharma masih diminati dan dihormati oleh masyarakat. • Kehadiran orang-orang yg mempunyai rasa kasihan pada yang lain (merujuk para dermawan yang ingin membantu mereka yang membaktikan dirinya untuk praktik Dharma).

  24. Refleksi • Kita beruntung menikmati delapan kebebasan yang memberikan kita kenyamanan untuk praktik Dharma. • Kita juga mempunyai sepuluh anugrah/keberuntungan • Sangat penting untuk menelaah hal ini dari waktu ke waktu untuk menyadari bahwa kita benar-benar beruntung memperoleh semua itu.

  25. B. Menyadari betapa besar nilainya • Merenungkan nilai besarnya dalam pengertian sementara; • hal ini berkenaan untuk mendapatkan kelahiran yang lebih tinggi dalam eksistensi berulang (samsara) yaitu sebagai manusia yang unggul, dewa di alam keinginan atau dewa di salah satu alam yang lebih tinggi. • Mengapa kita yakin bahwa kita dapat memperoleh kelahiran sebagai manusia lagi pada kehidupan yang akan datang? • Hal ini karena kita mempunyai kemungkinan untuk memproduksi sebab-sebabnya.

  26. Merenungkan nilai besarnya dalam pengertian tertinggi; • memberikan kita suatu kesempatan untuk mencapai tujuan tertinggi yaitu kebebasan dari eksistensi yang berulang (samsara) atau merealisasi nibbana. • Kelahiran kita saat ini mempunyai potensi besar untuk merealisasi pikiran pencerahan (bodhicitta) • Bagaimana hal tersebut dapat terjadi? • Hal ini karena kita dapat mempraktikkan “tiga latihan yang lebih tinggi” (Sila, Samadhi dan Pañña) yang merupakan sebab untuk pencapaian kebebasan/nibbana.

  27. Merenungkan betapa berhargananya dari saat ke saat; • waktu kehidupan kita ini sangat bermakna karena mempunyai potensi besar dari saat ke saat. Bila kita mencurahkan diri dengan sepenuh hati pada praktik pemurnian karma buruk dan praktik penghimpunan karma baik, maka kita akan mampu menghitung tak terhitung penyebab-penyebab untuk pencapaian kebebasan atau pencerahan.

  28. C. Merenungkan betapa sulit memperolehnya. • Merenungkan kesukaran mendapat kelahiran sebagai manusia tersebut dari sudut pandang sebabnya; • sebab pertama adalah praktik disiplin moral yang murni, • kedua adalah praktik dari enam kesempurnaan (kemurahan hati/dana, disiplin moral/sila, kesabaran/ksanti, usaha yang bersemangat/virya, konsentrasi/dhyana dan keabijaksanaan/prajna), • ketiga adalah membuat aspirasi dengan motivasi yang murni.

  29. Merenungkan perumpamaan-perumpamaan yang mengilustrasikan kesukaran mendapatkan suatu kelahiran yang unggul sebagai manusia; • dalam bodhicaryavatara,ada seekor kura-kura buta yang hidup didasar samudra yang luas. • Dipermukaan samudra itu ada sebuah cincin emas dengan satu lubang ditengahnya yang terombang-ambing oleh angin dan ombak. • Kura-kura itu naik kepermukaan samudra sekali dalam 100 tahun. • Apakah mungkin bahwa leher kura-kura tersebut bertemu dengan cincin emas dan masuk kedalam lubang cincin itu, sedangkan cincin itu terombang-ambing oleh angin dan ombak?

  30. Mungkin saja, tetapi hal itu benar-benar hampir mustahil. • Samudra melambangkan eksistensi yang berulang (samsara). • Kura-kura adalah kita/manusia yang dibutakan oleh kebodohan. • Cincin emas melambangkan ajaran Buddha. • Satu lubang dalam cincin itu melambangkan hanya ada satu jalan masuk kedalam ajaran Buddha yaitu berlindung pada Triratna. • Cincin yang terombang-ambing disamudra melambangkan bagaimana ajaran Buddha berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. • Kura-kura yang muncul seratus tahun sekali menggambarkan betapa langkanya kejadian dimana kita dapat bangkit dari suatu bentuk kelahiran yang rendah kebentuk kelahiran yang lebih tinggi. • kemungkinan leher kura-kura bertemu cincin emas melambangkan kemungkinan kita bertemu dengan ajaran Buddha sangatlah sulit.

  31. Kesukaran memperoleh suatu kelahiran yang unggul dari sudut pandang sifat esensinya. • Hal ini merujuk pada jumlah atau statistik • Fakta bahwa proporsi kelahiran sebagai manusia dibandingkan kelahiran sebagai binatang adalah sangat kecil. • Sedangkan jumlah mahkluk yang terlahir sebagai hantu kelaparan jauh lebih banyak dibanding binatang. • Mereka yang terlahir di alam neraka jauh lebih banyak dari hantu kelaparan.

  32. TANGGUNG JAWAB SOSIAL • Individu adalah bagian integral dari keseluruhan masyarakat dan alam semesta. • Ada pendapat : bahwa untuk memperbaiki masyarakat harus di mulai dengan perbaikan individu terlebih dahulu, tapi .... • Perubahan dalam masyarakat harus disertai perubahan individu dalam hubungan yang dinamis dengan masyarakat, bukan individu yang terpisah dalam masyarakat. • Buddha mengajarkan reformasi spiritual personal, tetapi juga struktural. • Buddha mendirikan sangha, suatu struktur monastik yang membawa orang individual dan kelompok mengatasi penderitaan. Buddha membongkar struktur sosial yang timpang dan deskriminatif di zamannya

  33. TANGGUNG JAWAB SOSIAL • Tanggung jawab sosial haruslah secara riil menghadapi persoalan masyarakat, hal ini manyangkut apa yang dilakukan untuk masyarakat, baik dilingkungan internal maupun eksternal. • Teladan Buddha: • Dalam keseharian Buddha menerapkan 3 kewajiban: • Buddhacariya : mengajar diri sendiri; • Naticariya : mengajar keluarga; (mengajar Dharma kepada ayahnya, mantan istrinya, keluarga yang lain, mengajar di surga tavatimsa kepada ibunya yg sudah wafat) • Lokacariya : mengajar lingkungan, semesta dengan sangat sempurna; (sepanjang hanyat mengajar Dharma kepada semua makhluk hingga nayak yg tercerahkan sempurna)

  34. Be Happy

  35. Jawablah pertanyaan berikut ini. • Jelaskan tanggung jawab sosialmu sebagai anak, mahasiswa dan masyarakat! • Jelaskan mengapa kelahiran manusia dianggap sebagai berkah!

More Related