1 / 36

Proses Komunikasi Massa

Proses Komunikasi Massa. Komunikasi Massa. Komunikasi massa memiliki esensi adalah , komunikasi yang menggunakan media komunikasi massa Komunikasi massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang” ( Bittner, Mass Communication An Introduction (1980))

tadeo
Download Presentation

Proses Komunikasi Massa

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Proses Komunikasi Massa

  2. Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki esensi adalah , komunikasi yang menggunakan media komunikasi massa Komunikasi massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang” ( Bittner, Mass Communication An Introduction (1980)) Komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator –komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara. (Defleur dan Dennis, dalam bukunya understanding mass communication(1985))

  3. Unsur-unsur dalam Komunikasi Massa • Komunikator • Media • Informasi (pesan) massa • Gatekeeper • Khalayak(publik) • Umpan balik

  4. Komunikator dalamKomunikasi massa • Pihak yang mengandalkan media massa dengan teknologi telematika modern sehingga dalam menyebarkan suatu informasi dengan cepat dapat ditangkap publik • Komunikator dalam penyebaran informasi mencoba berbagi informasi,pemahaman,wawasan, dan solusi-solusi dengan jutaan massa • Komunikator juga berperan sebagai sumber pemberitaan yang mewakili institusi formal.

  5. Konsep Massa • Massa memiliki unsur-unsur penting : • Terdiri dari masyarakat dalam jumlah yang besar • Jumlah massa yang besar menyebabkan massa tidak bisa dibedakan satu dengan lainnya • Sebagian besar anggota massa memiliki negatif image terhadap pemberitaan media massa • Karena jumlah yang besar massa sulit diorganisir • Kemudian massa merupakan refleksi dari kehidupan sosial secara luas.

  6. 2.Proses Komunikasi Massa (McQuail) • Melakukan distribusi dan penerimaan infromasi dalam skala besar • Proses komunikasi massa dilakukan satu arah • Proses komunikasi massa dilakukan secara asimetris diantara komunikator dan komunikan • Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal(non pribadi) dan tanpa nama • Proses komunikasimassa juga berlangsung berdasarkan pada hubungan kebutuhan (market) di masyarakat

  7. Budaya massa 1.Nontradisional, yaitu umumnya komunikasi massa berkaitan erat dengan budaya populer 2.Budaya massa juga bersifat merakyat(tidak mengerucut pada tingkat elite) 3.Budaya massa juga memproduksi produk-produk massa 4. Budaya massa sangat berhubungan dengan budaya populer yang merupakan sumber budaya massa 5. Budaya massa, diproduksi oleh media massa menggunakan biaya yang besar 6. Budaya maasa diproduksi secara ekslusif menggunakan simbol simbol kelas sosial

  8. Fungsi Komunikasi Massa :2 Aspek (Fungsi Latent dan Fungsi Manifest) (Robert K. Merton) • Fungsi Pengawasan • Fungsi Socal Learning • Fungsi Penyampaian Informasi • Fungsi Transformasi Budaya • Hiburan

  9. Peran Media Massa:Media massa sebagai agen of change • Sebagai institusi pencerahan masyarakat • Sebagai penyampai informasi kepada masyarakat • Sebagai media hiburan (corong kebudayaan)

  10. TeoriKomunikasi Massa KOMUNIKASI MASSA

  11.  disampingmengkajiapasajaefek media terhadapmanusia, parapenelitijugamembuktikanbagaimanaperanan media terhadapmanusiasecarapsikis. MenurutStraubhaardanLaRose (2000),

  12. Teori Peluru (Jarum Hipodermik)  Konsepawalefekkomunikasimassa (Hypodermis Needle Theory, 1970).  Teoriinimengasumsikanbahwamedia memilikikekuatan yang sangatperkasa, dankomunikandianggappasifatautidaktahuapa-apadandidukungtimbulnyakekuatan propaganda PerangDunia I (1914-1918) danPerangDunia II (1939-1945).  Pertama kali ditampilkantahun 1950-an olehWilbur Schramm setelahperistiwapenyiarankaleidoskopstasiun radio siaran CBS diAmerika yang berjudulThe Invasion from Mars (Effendy, 1993: 264). Namun, ditarikkembaliditahun 1970-an.

  13. Duatokoh yang mendukungpenarikanTeoriPeluru, Paul Lazarsfeld Jikakhalayakditerpa ‘peluru’ komunikasi, merekatidakjatuhterjerembab, karena: kadang-kadang ‘peluru’ itutidakmenembus Efek yang ditimbulkanberlainandengantujuansipenembak Sasaransenanguntukditembak Raymond Bauer Khalayaksasarantidakpasif  Merekasecaraaktifmencari yang diinginkannyadari media massa. Jikamenemukannya, merekamelakukaninterpretasisesuaidenganpredisposisidankebutuhanmereka.

  14. PenentanganterhadapTeoriPelurumelahirkanteoribaru, TeoriLimited Effect Model (Hovland), yaitu:  Pesankomunikasiefektifdalammenyebarkaninformasi , bukandalammengubahperilaku  Penayangan film bagitentara PenelitianCooper danJahoda:  Persepsiselektifdapatmengurangiefektifitassebuahpesan

  15. TeoriKomunikasiBanyakTahap  DisebutjugaThe Multi Steps Flow yang surveinyadilakukanpadatahun 1940-an, yaitu:  Sebagianbesarorangmenerimaefek media daritangankedua, yaituopinion leaders (pemukapendapat) yang memilikiakseslebihdahuluke media massa. KRITIK, Orang-orang yang berasaldarikelas yang berbedaakanmembuatinterpretasi yang berbeda pula tentang media Hasilkomunikasiantarpersonalebihmenonjoldibandingkandenganterpaan media massa.

  16. TeoriProsesSelektif Selective Processes Theory  Menilai orang-orang cenderung melakukan selective exposure (terpaan selektif) Menolak pesan yang berbeda dengan kepercayaan mereka Tahun 1960, Joseph Klapper menerbitkan kajian penelitian efek media massa yang tergabung dalam penelitian pasca perang tentang persuasi, pengaruh persona dan proses selektif. Didapat hasil bahwa:  Pengaruh media itu lemah, pengaruhnya kecil bagi pemilih dalam pemilihan umum, pasar saham dan para pengiklan

  17. TeoriPembelajaranSosial Social Learning Theory  Berdasarkan penelitian Albert Bandura, audience meniru apa yang mereka lihat (terutama) di televisi, melalui suatu proses observational learning Klapper menganggap bahwa ‘ganjaran’ dari karakter televisi diterima pemirsa sebagai perilaku antisosial, termasuk menjadi toleran terhadap pelaku perampokan dan kriminalitas, mengandrungi kehidupan glamor seperti di televisi.

  18. TeoriDifusiInovasi Everett M. Rogers mendefinisikanDifusisebagai:  Prosesdimanasuatuinovasidikomunikasikanmelaluisalurantertentudalamjangkawaktutertentudiantaraparaanggotasuatusistemsosial. Pesan yang disampaikanmengandungketermasaan (newness) yang memberikancirikhususkepadadifusi yang menyangkutketidakpastian (uncertainty).  Derajatketidakpastianseseorangdapatdikurangidenganjalanmemperolehinformasi.

  19. Inovasiadalah :  Suatuide, karyaatauobjek yang dianggapbaruolehseseorang Ciri-ciriinovasi yang dirasakanolehanggotasuatusistemsosialmenentukantingkatadopsi: Relative advantage (keuntunganrelatif)  suatuderajatdimanainovasidirasakanlebihbaikdariide lain yang menggantikannya. Compatibility (kesesuaian)  suatuderajatdimanainovasidirasakankonsistendengannilai-nilai yang berlaku, pengalamandankebutuhanmereka yang melakukanadopsi.

  20. Complexity (kerumitan)  mutuderajatdimanainovasidirasakansukaruntukdimengertidandirasakan. Trialability(kemungkinandicoba)  mutuderajatdimanainovasidieksperimentasikanpadalandasan yang terbatas. Observability (kemungkinandiamati)  suatuderajatdimanainovasidapatdisaksikanolehorang lain.

  21. Everett M. RogersdanFloyd G. Shoemaker mengemukakanbahwaTeoriDifusiInovasidalamprosesnyaada 4 tahap, yaitu: Pengetahuan : kesadaranindividuakanadanyainovasidanpemahamantertentutentangbagaimanainovasitersebutberfungsi Persuasi : individumembentuksikapsetujuatautidaksetujuterhadapinovasi Keputusan : individumelibatkandiripadaaktifitas yang mengarahpadapilihanuntukmenerimaataumenolakinovasi Konfirmasi : individumencaripenguatan (dukungan)terhadapkeputusan yang telahdibuatnya, tapimungkinsajaiaberbalikkeputusanjikaiamemperolehisipernyataan yang bertentangan (McQuail, 1985: 61)

  22. Teori efek terbatas media massa • Teori komunikasi massa yang menekankan pada kekuatan media untuk mengubah perilaku ini pada beberapa dekade berikutnya mulai mendapat beberapa kritikan. • Penelitian-penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa sesungguhnya media massa memiliki efek yang kecil dalam mengubah perilaku. • Hal ini ditunjukkan oleh penelitian dari Carl I. Hovland mengenai efek film pada militer yaitu bahwa proses komunikasi massa hanyalah melakukan transfer informasi pada khalayak dan bukannya mengubah perilaku sehingga perubahan yang terjadi hanyalah sebatas pada kognisi saja. • Terbatasnya efek komunikasi massa hanya pada taraf kognisi dan (afeksi) ini menyebabkan teori aliran baru ini disebut sebagai limited effect theory atau teori efek terbatas.

  23. Konsep tentang teori efek terbatas ini dikukuhkan melalui karya Klapper, The Effects of Mass Communication (1960). • Klapper menyatakan bahwa proses komunikasi massa tidak langsung menuju pada ditimbulkannya efek tertentu, melainkan melalui beberapa faktor (disebut sebagai mediating factor) • Faktor-faktor tersebut merujuk pada proses selektif berpikir manusia yang meliputi persepsi selektif, terpaan selektif dan retensi (penyimpanan/memori) selektif. • Ini berarti bahwa media massa memang punya pengaruh, tetapi bukanlah satu-satunya penyebab.

  24. Teori efek moderat media massa • Teori efek moderat ini merupakan hasil penelitian tentang komunikasi di tahun tujuh puluhan. • Dasar asumsi teori efek moderat ini adalah pertama, model efek terbatas terlalu mengecilkan pengaruh komunikasi massa. Ini berarti bahwa pada situasi tertentu komunikasi massa dapat mempunyai pengaruh yang penting • kedua, pengaruh efek terbatas hanya melihat efek media pada tingkat sikap dan pendapat, sedangkan sesungguhnya masih ada variabel lain yang dapat menjadi faktor pengaruh dan dampak dari media massa

  25. Teori spiral kebisuan(spiral of silence) • Spiral kebisuan dikembangkan oleh Elizabeth Noelle-Neumann. Teori ini berpendapat bahwa media memiliki efek yang sangat kuat dalam membentuk opini publik. • Menurut teori spiral kebisuan, ada tiga karakteristik komunikasi massa yang dapat berpengaruh pada opini publik, yaitu kumulasi (cummulation) atau penimbunan; ubiquitas (ubiquity): keberadaan media yang selalu ada dimana-mana; dan konsonansi (consonance) atau persesuaian antara apa yang disampaikan media massa dengan opini publik

  26. Media massa memainkan peran penting, sebab media berfungsi sebagai sumber informasi, dimana orang mencari distribusi opini publik. Media massa dapat mempengaruhi spiral kebisuan dengan tiga cara, yaitu satu, media membentuk kesan-kesan tertentu tentang opini mana yang dominan; dua, media membentuk kesan-kesan tertentu tentang opini yang sedang naik atau berkembang; dan ketiga, media membentuk kesan tentang opini yang mutlak diperhatikan khalayak tanpa menampilkannya secara khusus. • Istilah spiral kebisuan diberikan didasarkan pada logika bahwa semakin tersebar opini yang dominan oleh media massa dalam masyarakat maka semakin senyap pula suara perseorangan yang bertentangan dengan opini mayoritas tersebut

  27. Efek tayangan kekerasan di televisi • Catharsis: tayangan kekerasan di media massa dapat digunakan sebagai mekanisme katarsis bagi penonton untuk melampiaskan fantasinya tentang kekerasan sehingga dapat mengurangi perilaku kekerasan yang ada • Social learning :tayangan kekerasan dapat dijadikan sebagai model belajar bagi penonton • Priming : ketika tayangan kekerasan berlangsung terus menerus dan ditonjolkan , dapat memberikan dampak jangka panjang pada penonton • Arousal :membangkitkan perilaku kekerasan dalam diri penonton • Desensitization : menjadikan penonton tidak lagi sensitif atau peka terhadap perilaku kekerasan, lama-lama dianggap sebagai hal yang biasa • Fear : menimbulkan dampak ketakutan

  28. Cultivation Theory • Teori penanaman atau cultivation theory ini berasal dari penelitian Gerbner tentang pola menonton televisi di Amerika Serikat. • Penelitian Gerbner menemukan bahwa rata-rata penduduk Amerika Serikat menonton televisi kurang lebih 4-5 jam sehari. Mereka yang menonton lebih dari waktu tersebut disebut sebagai penonton berat atau heavy viewers. Sedangkan mereka yang menonton kurang dari jam tersebut disebut dengan light viewers • Efek dari seluruh terpaan pada pesan yang diproduksi inilah yang disebut Gerbner sebagai teori kultivasi (cultivation), dimana televisi mengajarkan pandangan dunia secara umum, peran-peran umum dan nilai-nilai umum.

  29. Penelitian Gerbner berdasarkan perbandingan antara penonton berat dan penonton ringan televisi. • Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara penonton ringan dan penonton berat televisi memberikan jawaban yang berbeda atas pertanyaan mengenai realitas yang dilihat di televisi. • Dalam penelitian Gerbner ditanyakan pada penonton mengenai bidang pekerjaan apa yang paling banyak terdapat di Amerika Serikat. Ternyata, hasil penelitian menunjukkan bahwa penonton berat mendefinisikan pekerjaan seperti apa yang dilihatnya di televisi, yaitu dengan menjawab bidang pekerjaan yang paling banyak adalah yang berkaitan dengan hukum. Padahal secara faktual bidang pekerjaan yang berkitan dengan hukum tidak lebih dari 1%. Hal ini dapat dimaklumi karena TV menampilkan lebih dari 20% karakter yang berhubungan dengan bidang-bidang hukum.

  30. Agenda Setting • Teori agenda setting pertama kali dikemukakan oleh McComb dan Donald L. Shaw dalam Public Opinion Quarterly terbitan tahun 1972 berjudul The Agenda Setting Function of Mass media. • Kedua pakar tersebut mengemukakan bahwa “jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting.” • Teori ini dilandasi oleh hasil studi mengenai pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 1968.

  31. Teori Agenda Setting menggambarkan besarnya pengaruh media dan kemampuannya untuk “menceritakan” isu-isu apa yang penting. Isu-isu atau individu yang dipilih media untuk dipublikasikan, akhirnya menjadi isu dan individu yang dipikirkan dan dibicarakan oleh khalayak. • Disimpulkan bahwa meningkatnya nilai penting suatu topik pada media massa menyebabkan meningkatnya nilai penting topik tersebut pada khalayak. • Studi selanjutnya dari McComb dan Shaw menunjukkan bahwa meskipun suratkabar dan televisi sama-sama mempengaruhi agenda politik pada khalayak, ternyata surat kabar pada umumnya lebih efektif dalam menata agenda daripada televisi

  32. Dalam penelitiannya di tahun 1976, McCombs dan Shaw menyatakan bahwa: “Khalayak tidak hanya mempelajari tentang isu-isu publik dan masalah-masalah lain melalui media, mereka juga mempelajari seberapa besar kepentingan untuk mengikat pada isu atau topik dari tekanan media massa pada permasalahan-permasalahan itu. Contohnya, dalam menyatakan apa saja yang dikatakan oleh para kandidat selama kampanye, media massa lah yang menentukan isu-isu yang penting. Dengan kata lain, media massa mengatur “agenda” kampanye itu. Kemampuan untuk mempengaruhi perubahan kognitif antara individu-individu merupakan salah satu dari aspek-aspek terpenting dari kekuatan komunikasi massa”.

  33. Uses and Gratification • Teori Uses and Grativifation dikemukakan oleh Katz dan Gurevitch (1959 ) • Bukan lagi melihat pada pengaruh media terhadap khalayak, tetapi apa yang dilakukan khalayak terhadap media • Konsep ini dibuktikan dengan studi dari Riley & Riley yang menyatakan bahwa anak-anak menggunakan cerita-cerita petualangan di telivisi untuk berkhayal dan bermimpi. Hal ini mengindikasikan bahwa orang menggunakan media massa untuk tujuan-tujuan yang berbeda.

  34. Teori Uses and Gratifications ini pada hakekatnya; • Untuk menjelaskan bagaimana individu menggunakan komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhannya. • Untuk “menjelajahi” motivasi individu dalam penggunaan media. • Mengidentifikasikan konsekuensi positif dan negatif bagi individu pada penggunaan media.

  35. Asumsi-asumsi Uses & Gratification • Keaktifan dalam mencari atau menggunakan media massa untuk memuaskan kebutuhan individualnya. • Khalayak menggunakan media untuk pemenuhan harapan-harapannya. • Khalayak aktif menyeleksi media dan isi media untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Penelitian Rubin (1979) menyebutkan ada enam alasan mengapa anak-anak dan orang dewasa menggunakan televisi, yaitu untuk belajar, menghabiskan waktu, sebagai teman, sebagai sarana melupakan atau melarikan diri dari persoalan, sebagai sarana kegembiraan atau hiburan dan untuk bersantai atau rileks. • Khalayak tahu dan dapat menyebutkan motivasinya pada penggunaan media massa.

  36. TERIMA KASIH

More Related