1 / 19

Pengukuran Besaran Listrik (TC22082)

Pengukuran Besaran Listrik (TC22082). Pertemuan 1 27 Februari 2010. Klasifikasi Standart. Standart pengukuran diklasifikasikan dalam: Standart internasional

sezja
Download Presentation

Pengukuran Besaran Listrik (TC22082)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pengukuran Besaran Listrik(TC22082) Pertemuan 1 27 Februari 2010

  2. Klasifikasi Standart Standart pengukuran diklasifikasikan dalam: • Standart internasional Ditentukan dgn persetujuan internasional, terdapat di International Bureau of Weight and Measures di Perancis. Dibuat seakurat mungkin yg dpt dicapai oleh teknologi atau ilmu yg ada. • Standart primer Terdpt di bbrp negara, dibuat dgn akurasi yg tertinggi, digunakan utk pengecekan akurasi standart sekunder. • Standart sekunder Digunakan dlm industri sbg referensi utk kalibrasi peralatan dan komponen akurasi-tinggi dan utk verifikasi akurasi standart kerja. • Standart kerja Digunakan dlm pengukuran di laboratorium.

  3. Kesalahan Pengukuran Mengapa penting? • Tdk ada komponen atau instrumen elektronik yang akurasinya sempurna (ideal)  ada error • Error dpt berkombinasi  semakin besar • Ada human error • Ada systematic error • Ada random error  sebabnya tdk dpt diketahui dgn pasti Cara mengatasi? Error dpt diminimalisasikan dgn melakukan serangkaian pengukuran dan mengambil reratanya.

  4. Gross Errors and Systematic Errors Gross errors Pd dasarnya adl human errors (krn kurang hati-hati) • Salah baca angka atau salah baca penunjukan jarum • Salah dlm mencatat hsl pengukuran • Alat tdk pernah dikalibrasi • Jarum pointer tdk dinolkan sblm pengukuran Systematic errors Dihslkan dr sistem pengukuran • Dua gross errors yg terakhir dpt dikategorikan jg sbg systematic errors, mengapa?? • Jg terjadi jika sistem pengukuran mempengaruhi kuantitas yg diukur.

  5. Error Absolut dan Error Relatif Error absolut contoh: R = 500   50   error absolut Error relatif contoh: R = 500   10%  error relatif Msl tegangan terukur dgn instrumen yg mpy error 0,02V : V = 20V  0,02V (dlm error absolut) V = 20V  0,1% (dlm error relatif) Error juga dapat dinyatakan dlm ppm (part per million) relatif thd kuantitas totalnya. Resistor 1 M mpy koefisien suhu 100 ppm/C Apa artinya??

  6. Contoh Resistor dirancang utk mpy resistansi 1,14 k hingga 1,26 k dan akan diklasifikasikan sbg resistor 1,2 k. a. Berapa toleransi resistor tsb? b. Jika resistansi resistor tsb diukur pd suhu 25C dan mpy koefisien 500 ppm/C, hitunglah resistansi maksimum pd suhu 75C.

  7. Akurasi, Presisi, Resolusi, Angka Penting V = 100V  1%  tegangan sebenarnya adl di antara 99V dan 101V  akurasi 1% menentukan sbrp dekat pengukuran dgn harga yg sebenarnya Presisi • Bergantung pd perubahan terkecil yg dpt diobservasi (oleh pengamat) = resolusi Angka Penting • Jml angka penting mrpk indikasi ke-presisi-an pengukuran • Msl: 8,135 V  4 angka penting  ke-presisi-an pengukuran = 0,0001V atau 1 mV

  8. Kombinasi Error Pengukuran • Penjumlahan Jika suatu besaran ditentukan dgn menjumlahkan dua hasil pengukuran, error besaran tsb adl jml error absolut dlm tiap pengukuran Contoh: Hitunglah persentase error maksimum dalam jumlahan dua pengukuran tegangan jika V1 = 100V  1% dan V2 = 80V  5%.

  9. Selisih (Difference) Jika suatu besaran mrpk selisih dari dua pengukuran, error totalnya adl jml error absolut dlm tiap pengukuran • Perkalian atau pembagian Jika suatu besaran mrpk perkalian atau pembagian dari dua pengukuran, persentase error-nya adl jml persentase error dlm tiap pengukuran Contoh: Jika P = VI maka % error dlm P = (% error dlm V) + (% error dlm I) Jika R = V/I maka % error dlm R = (% error dlm V) + (% error dlm I)

  10. Perpangkatan Jika suatu besaran mrpk perpangkatan dari suatu pengukuran besaran yg lain, persentase error-nya ditentukan sbb: Jika C = AB Maka % error dlm C = B(% error dlm A) Contoh: Sebuah resistor 820 dgn akurasi 10% membawa arus 10mA. Arus tsb diukur menggunakan ammeter analog dgn jangkauan 25 mA dgn akurasi 2% dari skala penuh. Hitunglah daya yg didisipasikan dlm resistor tsb dan tentukan akurasinya.

  11. Analisis Statistik • Nilai rerata • Deviasi  selisih antara hasil masing-masing pengukuran dgn nilai reratanya. Deviasi rata-rata dpt dipandang sbg ke-presisi-an pengukuran.

  12. Standar deviasi  disebut juga nilai rms (root mean squared) Dlm hal ada sjml besar pengukuran shg hanya terdpt error random, dpt dibuktikan bahwa probable error dlm tiap pengukuran adl 0,6745 kali standar deviasinya.

  13. Referensi: Electronic Instrumentation and Measurements, 2nd Edition, David A Bell

More Related