1 / 19

MATERI KEWIRAUSAHAAN (ENTREPREUNERSHIP)

MATERI KEWIRAUSAHAAN (ENTREPREUNERSHIP). Oleh : Ir. Tri Erina, MM, MBA. PENGERTIAN PRODUKTIVITAS. Menurut Paul Mali (1978), produktivitas bukanlah produksi, bukan performans, bukan pula hasil. Dikatakan bahwa baik produksi, performans, maupun hasil merupakan komponen produktivitas.

paiva
Download Presentation

MATERI KEWIRAUSAHAAN (ENTREPREUNERSHIP)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MATERI KEWIRAUSAHAAN(ENTREPREUNERSHIP) Oleh : Ir. Tri Erina, MM, MBA

  2. PENGERTIAN PRODUKTIVITAS Menurut Paul Mali (1978), produktivitas bukanlah produksi, bukan performans, bukan pula hasil. Dikatakan bahwa baik produksi, performans, maupun hasil merupakan komponen produktivitas. Formula untuk mencari indeks produktivitas sebagai berikut: Hasil yang diperoleh Produktivitas = Input yang dikeluarkan Performans yang dicapai = Sumber-sumber yang dikorbankan Efektivitas = Efisiensi

  3. Pengertian Motivasi Motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan, dorongan atau impuls. Kekuatan motif ini dapat berubah karena : Terpuaskannya kebutuhan. Karena adanya hambatan, maka orang mencoba mengalihkan motifnya ke arah lain.

  4. Teori Motivasi Hirarki Kebutuhan Maslow Abraham Maslow berpendapat bahwa hirarki kebutuhan manusia dapat dipakai untuk melukiskan dan meramalkan motivasinya. Menurut Maslow ada 5 tingkatan kebutuhan manusia : Fisiologis Keamanan Afiliasi Penghargaan Perwujudan diri

  5. Teori Motivasi Hawthorne Pada tahun 1924, Elton Mayo mengadakan penelitian di Hawthorne Illinois, Western Electric Coy. Hasil penelitiannya ditemukan bahwa untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan, perlu adanya faktor human relation. Jika karyawan mendapat perhatian khusus secara pribadi terhadap dirinya dan juga terhadap kelompoknya, maka produktivitasnya akan meningkat. Oleh sebab itu seorang wirausaha harus pandai mendekati dan memperhatikan pekerjaan yang sedang dikerjakan karyawan. Beri mereka pujian spontan, atau tepuk bahunya, sebagai tanda kebanggaan pimpinan memiliki karyawan seperti dia.

  6. Teori X dan Teori Y (Douglas Mc. Gregor) Mc Gregor mengemukakan daftar asumsi tentang hakekat manusia dalam teori X dan teori Y sebagai berikut. Teori X Pekerjaan pada hakekatnya tidak disenangi orang banyak Kebanyakan orang rendah tanggung jawabnya dan lebih suka dipimpin. Kebanyakan orang kurang kreatif. Orang lebih suka memikirkan kebutuhan-kebutuhan yang bersifat fisik saja, asal itu sudah dipenuhi, selesai persoalannya. Kebanyakan orang harus dikontrol secara ketat, dan sering harus dipaksakan menerima tujuan organisasi (dipaksa bekerja).

  7. Teori Y Pekerjaan itu sama dengan bermain, cukup menarik dan mengasyikkan. Orang mempunyai kemampuan mengawasi diri sendiri guna mencapai tujuan. Setiap orang mempunyai kemampuan kreativitas. Orang tidak hanya memiliki kebutuhan fisik saja tetapi juga memiliki kebutuhan rasa aman, ingin bergaul, ingin dihargai dan ingin menonjolkan dirinya. Orang harus diberi motivasi agar dapat membangkitkan daya inisiatif dan kreativitasnya. Orang yang menganut teori Y untuk hal tertentu, namun ia juga harus memimpin dan mengawasi para pekerja menurut teori X.

  8. Teori Pola A dan Pola B Disamping teori di atas, ada lagi teori Pola A dan Pola B dari Chris Argyris. Teori pola A beranggapan bahwa orang atau individu tidak punya perasaan, tidak terbuka, suka menolak eksperimen, dan tidak mau menolong orang lain. Teori pola B beranggapan bahwa setiap orang memiliki perasaan, ada tenggang rasa, bersifat terbuka, mau melakukan eksperimen dan mau menolong orang lain.

  9. Argyris menyatakan walaupun pola A sama dengan teori X, dan pola B sama dengan teori Y , tetapi sebenarnya tidak selalu demikian. Dalam keadaan tertentu pola A bisa berhubungan dengan teori Y, pola B bisa berhubungan dengan teori X, dengan cara demikian dapat timbul manajer-manajer yang memiliki kombinasi XA, XB atau YA dan YB.

  10. Teori Hygiene Teori motivasi hygiene ini adalah hasil studi Herzberg di Pittsburg. Ia menemukan bahwa bila orang merasa tidak puas dengan pekerjaannya, maka akan memperhatikan lingkungan sekitar tempat bekerjanya. Sedangkan bila orang merasa senang dengan pekerjaannya, maka ia akan memperhatikan pekerjaannya. Herzberg mengatakan kategori pertama disebut faktor hygiene, yaitu faktor lingkungan yang mempengaruhi ketidakpuasan dalam melakukan pekerjaan. Kategori kedua sebagai motivator karena memotivasi orang untuk bekerja.

  11. Faktor hygiene adalah sebagai berikut: Administrasi dan kebijaksanaan perusahaan Supervisi Kondisi kerja Hubungan interpersonal Uang, status, keamanan Sedangkan faktor motivator antara lain: Prestasi Penghargaan atas pekerjaan Tantangan pekerjaan Bertambah tanggung jawab Ada kemungkinan meningkat lebih maju.

  12. Teori Ekspektasi (harapan) dari Vroom Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Lewin dan dilanjutkan oleh teori motivasi Vroom. Teori ini mendasarkan pemikirannya pada dua asumsi: Manusia biasanya meletakkan nilai kepada sesuatu yang diharapkan dari hasil karyanya. Selain mempertimbangkan dari hasil yang dicapai, juga mempertimbangkan keyakinan orang tersebut bahwa yang dikerjakannya itu akan memberikan sumbangan terhadap tercapainya tujuan yang diharapkannya.

  13. Disamping itu ditemukan pula dua kondisi yang harus dipenuhi agar ekspektasi dan kepuasan itu dapat mempengaruhi penampilan, yaitu: Persepsi yang tepat tentang peranan seseorang dalam organisasi. Kemampuan yang memadai untuk terlaksananya tugas.

  14. Teori Motivasi Model Porter dan Lawyer Nilai dari imbalan Kemampuan melaksanakan suatu tugas Persepsi imbalan yang sepadan/adil Imbalan instrinsik UPAYA Keberhasilan penampilan Kepuasan Imbalan ekstrinsik Persepsi upaya Probabilitas imbalan Persepsi dari tugas yang diberikan

  15. Pada gambar di atas ditunjukkan bahwa upaya (kekuatan dari motivasi dan energi yang dicurahkan) tergantung pada nilai imbalan serta probabilitas untuk memperoleh imbalan itu. Persepsi upaya dan probabilitas imbalan itu sebaliknya dipengaruhi juga oleh hasil penampilan sesungguhnya (actual performance). Jelas bahwa bila seseorang tahu dia mampu mengerjakan suatu tugas atau pernah mengerjakannya maka dia memiliki perkiraan yang lebih baik mengenai upaya yang dibutuhkan dan mengetahui lebih baik probabilitas imbalannya. Penampilan sesungguhnya dalam suatu pekerjaan ditentukan oleh upaya yang dicurahkan serta dipengaruhi oleh kemampuan untuk melaksanakan dan persepsinya tentang tugas. Penampilan, sebaliknya dilihat dari imbalan instrinsik (seperti rasa keberhasilan dan aktualisasi diri) dan imbalan ekstrinsik (seperti kondisi kerja dan status).

  16. Teori Prestasi (Achievement Theory) dari Mc Clelland Pada dasarnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga kebutuhan: Kebutuhan akan kekuasaan (need for power) Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation) Kebutuhan akan keberhasilan (need for achievement) Menurut teori tersebut, ciri seseorang yang mempunyai need for achievement yang tinggi: 1. Selalu mempunyai pola pikir tertentu, ketika ia merencanakan untuk melaksanakan sesuatu, selalu mempertimbangkan apakah pekerjaan itu cukup memberikan tantangan, maka kemudian ia memikirkan kendala-kendala apa yang mungkin dihadapi dalam pencapaian tujuan, strategi apa yang dapat digunakan untuk mengatasi kendala dan mengantisipasi konsekuensinya.

  17. Teori Prestasi (Achievement Theory) dari Mc Clelland(Lanjutan) 2. Bersedia untuk memikul tanggung jawab sebagai konsekuensi usahanya., berani mengambil resiko yang sudah diperhitungkan, kesediaannya untuk mencari informasi untuk mengukur kemajuannya, dan ingin kepuasan dari apa yang telah dikerjakannya.

  18. Teori Z dari William G. Ouchi Karakteristik organisasi tipe Z: Mengharapkan pekerja akan bekerja untuk seumur hidup di perusahaan tersebut. Bekerja dengan penuh rasa intim, seperti sebuah paguyuban. Tipe Z penuh dengan sistem informasi serba modern dan memiliki sistem pembukuan mutakhir, tetapi sistem pengawasan yang tegas secara eksplisit tidak ada. Keputusan diambil secara kolektif. Perusahaan tipe Z tidak terlalu menekankan terhadap pentingnya laba. Laba adalah sebagai imbalan terhadap perusahaan yang telah melayani konsumen secara baik dan benar, yang telah memberi hidup yang layak pada karyawannya.

  19. Teori Z dari William G. Ouchi(Lanjutan) 6. Sifat egalitarian adalah prinsip yang dianut oleh tipe Z. Maksudnya ialah masing-masing orang dapat membuat kebijaksanaan dan bekerja otonom, tanpa pengawasan ketat, karena mereka dipercaya.

More Related