1 / 117

MIKROBA SALURAN NAFAS

MIKROBA SALURAN NAFAS. Lindawati Alimsardjono Departemen Mikrobiologi Kedokteran F.K. UNAIR Surabaya, 30 Maret 2009. Anatomi dan Fisiologi :. Saluran nafas : Saluran nafas atas Saluran nafas bawah. Mucociliary Escalator :. Mucus – sel goblet Silia – 1.000 x per menit

oded
Download Presentation

MIKROBA SALURAN NAFAS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MIKROBA SALURAN NAFAS Lindawati Alimsardjono Departemen Mikrobiologi Kedokteran F.K. UNAIR Surabaya, 30 Maret 2009

  2. Anatomi dan Fisiologi : Saluran nafas : • Saluran nafas atas • Saluran nafas bawah

  3. Mucociliary Escalator : • Mucus – sel goblet • Silia – 1.000 x per menit • Kerusakan gerakan silia  infeksi  • Infeksi virus • Merokok • Alkohol • Narkotik

  4. Normal : steril • Sel mastoid • Telinga tengah • Sinus • Trachea • Bronchi • Bronchioles • Alveoli

  5. Flora normal : • Nasal cavity • Nasopharynx • Pharynx Mikroba : • Aerob • Fakultatif anaerob • Aerotolerant • Anaerob

  6. Flora normal dari sistim respiratorius : • Staphylococcus • Corynebacterium • Moraxella • Haemophilus • Bacteriodes • Streptococcus

  7. Mikroba Penyebab Infeksi Saluran Nafas : • Bakteri • Virus • Jamur

  8. Infeksi Saluran Nafas : • Infeksi saluran nafas atas • Infeksi saluran nafas bawah

  9. Infeksi saluran nafas atas : • Kepala dan leher • >>> : tidak enak, tetapi tidak mengancam hidup dan sembuh tanpa terapi sekitar 1 minggu • Beberapa : minor komponen saluran nafas atas, tapi mengenai kulit, paru, sistim saraf, atau bagian lain dari tubuh • Gejala mayor : mata, hidung, tenggorok, telinga bagian tengah, sinus, dan sistim tubuh lainnya

  10. Infeksi saluran nafas bawah : • Dada • Sistim saluran nafas bawah biasanya steril, terproteksi dengan baik dari kolonisasi mikroorganisme • Kadang patogen dapat lolos dari pertahanan tubuh dan menyebabkan penyakit yang serius, seperti pneumonia, tuberkulosis, atau batuk rejan

  11. Struktur yang terlibat dalam infeksi saluran nafas atas : • Conjunctiva  conjunctivitis • Nasolacrimal atau saluran airmata  dacryocystitis • Telinga bagian tengah  otitis media • Bagian yang terisi udara dari kepala, sinus dan sel udara mastoid  sinusitis dan mastoiditis • Hidung  rhinitis • Tenggorok atau pharynx  pharyngitis • Epiglottis  epipglottitis

  12. Struktur yang terlibat dalam infeksi saluran nafas bawah : • Pita suara atau larynx  laryngitis (hoarseness/parau) • Windpipe atau trachea  2 bronchi  bronchitis (infeksi atau merokok) • Bronchioles  bronchiolitis • Alveoli • Inflamasi paru  pneumonitis  pneumonia (akibat alveoli terisi pus dan cairan) • Pleura  pleurisy (nyeri dada hebat saat bernafas atau batuk)

  13. Infeksi saluran nafas : • Bakteri • Virus • Jamur

  14. Infeksi bakteri pada saluran nafas atas : • Strep throat (Streptococcal Pharyngitis) • Diphtheria • Pinkeye, Earache, dan Sinus Infections

  15. Infeksi virus pada saluran nafas atas : • Common cold • Adenoviral pharyngitis

  16. Infeksi bakteri pada saluran nafas bawah : • Pneumococcal pneumonia • Klebsiella pneumonia • Mycoplasmal pneumonia • Whooping cough (Pertussis) • Tuberculosis • Legionnaires’ disease

  17. Infeksi virus pada saluran nafas bawah : • Influenza • Respiratory Syncytial Virus Infection • Hantavirus Pulmonary Syndrome

  18. Infeksi jamur pada saluran nafas bawah : • Valley Fever (Coccidioidomycosis) • Spelunkers’ disease (Histoplasmosis)

  19. Corynebacterium diphtheriae • Genus : Corynebacterium • Morfologi : • Batang Gram positif • Sifat : • Aerobik dan fakultatif anaerob • Tumbuh baik pada medium yang mengandung darah atau serum • 3 biotipe : gravis, intermedius, mitis • Penyebab : difteri • Pewarnaan Neisser : granula metakhromatik • Medium perbenihan : • Loeffler’s medium / Pai medium • Imunisasi : DPT

  20. Streptococcus pyogenes • Family : Streptococcaceae • Genus : Streptococcus • Morfologi : • Kokus Gram positif, rantai • Sifat : •  hemolisa • Penyebab : sore throat, pharyngitis • Post Streptococcal diseases : Rheumatic fever, acute glomerulo nephritis  ASO titer

  21. Streptococcus pneumoniae • Family : Streptococcaceae • Genus : Streptococcus • Morfologi : • Diplokokus Gram positif, lancet, berkapsul • Sifat : •  hemolisa • Uji kepekaan Optochin : zona hambat (+) • Fermentasi Inulin : (+) • Bile solubility : (+) • Reaksi Quellung : (+)

  22. Klebsiella pneumoniae • Family : Enterobacteriaceae • Genus : Klebsiella • Morfologi : • Batang Gram negatif • Sifat : • Fakultatif anaerob • Koloni mukoid • Medium perbenihan : • Mac Conkey medium

  23. Mycoplasma pneumoniae • Tidak mempunyai dinding sel • Medium perbenihan : • Kaya dengan komponen yang tidak dapat disintesis mikroba tersebut • Penyebab : pneumonia

  24. Bordetella pertussis • Penyebab : Whooping cough = batuk rejan = batuk 100 hari • Morfologi : • Batang Gram negatif • Sifat : • Strict aerob • Suhu optimal tumbuh : 35-36C – 3 hari • Medium perbenihan : • Bordet-Gengou medium • Imunisasi : DPT

  25. Mycobacterium tuberculosis • Family : Mycobacteriaceae • Genus : Mycobacterium • Morfologi : • Batang tahan asam (merah : Z.N.) • Sifat : • Obligate aerob • Media perbenihan : • Medium Lowenstein Jensen (LJ) • Medium Middlebrook 7H9 / 7H10 • Medium Ogawa • Medium Kudoh • Penyebab : tuberkulosis • Vaksinasi : BCG

  26. Legionella pneumophila • Genus : Legionella • Penyakit : • Legionnaires’s disease • Pontiac fever • Morfologi : • Batang pendek atau kokobasil Gram negatif (lemah) • Pengecatan : • Metode impregnasi perak (non spesifik) • Specific fluorescent antibody stain - diagnostik • Medium perbenihan : • Medium BCYE – inkubasi 48 jam - 36C + 2.5% CO2 – sampai 10-14 hari • Material terkontaminasi – panasi 50C selama 30 menit

  27. Influenza virus • Family : Orthomyxoviridae • 3 Tipe : • Influenza tipe A • Influenza tipe B • Influenza tipe C • Nomenklatur : Tipe/asal hospes/asal geografik/nomor strain/tahun isolasi/deskripsi antigenik dari hemaglutinin dan neuraminidase • 468

  28. Respiratory Syncytial Virus • Family : Paramyxoviridae • Genus : Pneumovirus

  29. Hantavirus • Termasuk : Bunyavirus •  hewan pengerat • 498-499

  30. Coccidioides immitis • Penyebab Coccidioidomycosis • 568

  31. Histoplasma capsulatum • Penyebab : Histoplasmosis • 569

  32. Infeksi bakteri pada saluran nafas atas : • Strep throat (Streptococcal Pharyngitis) • Diphtheria • Pinkeye, Earache, dan Sinus Infections

  33. Strep throat (Streptococcal Pharyngitis) Gejala : • Red throat, sering dengan pus dan sedikit hemoragis, pembesaran dan lunak kelenjar limfe leher • Jarang : pembentukan abses yang melibatkan tonsil • Kadang : demam reumatik dan glomerulonephritis sebagai akibat

  34. Strep throat (Streptococcal Pharyngitis) Masa inkubasi : • 2 – 5 hari Agen penyebab : • Streptococcus pyogenes – Lancefield group a -hemolytic Streptococcus

  35. Strep throat (Streptococcal Pharyngitis) Patogenesis : • Virulensi berasosiasi dengan kapsul asam hialuronik dan protein M, keduanya menghambat fagositosis • Protein G mengikat segmen Fc dari IgG • Protein F untuk perlekatan mukosal • Multipel enzim

  36. Strep throat (Streptococcal Pharyngitis) Epidemiologi : • Kontak langsung dan infeksi droplet • Ingesti makanan terkontaminasi

  37. Strep throat (Streptococcal Pharyngitis) Prevensi dan Terapi : • Hindari kerumunan • Ventilasi adekuat • Penicillin setiap hari untuk mencegah infeksi rekuren pada mereka dengan riwayat penyakit jantung reumatik • Terapi : 10 hari dengan Penicillin atau Erythromycin

  38. Diphtheria : Gejala : • Sore throat • Demam • Fatique • Malaise • Pseudomembrane di tonsil dan tenggorok atau di hidung • Paralisis • Gagal jantung dan ginjal

  39. Diphtheria : Masa inkubasi : • 2 – 6 hari Agen penyebab : • Corynebacterium diphtheriae – batang Gram positif, menghasilkan toksin, tidak membentuk spora

  40. Diphtheria : Patogenesis : • Infeksi saluran nafas atas • Pelepasan eksotoksin dan diabsorbsi oleh aliran darah • Toksin membunuh sel dengan mempengaruhi sintesis protein • Efek terjadi pada sel yang mempunyai reseptor terhadap toksin – terutama jantung, ginjal, dan jaringan saraf

  41. Diphtheria : Epidemiologi : • Inhalasi droplet infeksius • Kontak langsung dengan pasien atau carrier • Kontak tidak langsung dengan barang-barang terkontaminasi

  42. Diphtheria : Prevensi dan Terapi : • Imunisasi toksoid difteria – anak 6 minggu, 4 bulan, 6 bulan, 18 bulan, dan 4-6 tahun • Booster setiap 10 tahun • Terapi : antitoksin; erythromycin untuk mencegah transmisi

  43. Infeksi virus pada saluran nafas atas : • Common cold • Adenoviral pharyngitis

  44. Common cold : Gejala : • Scratchy throat • Nasal discharge • Malaise • Sakit kepala • Batuk

  45. Common cold : Masa inkubasi : • 1 – 2 hari Agen penyebab : • Rhinovirus (utama) - > 100 tipe • >> virus lain • Beberapa bakteri

  46. Common cold : Patogenesis : • Virus melekat epitel respiratori, mulai infeksi yang menyebar ke adjacent cells • Gerakan silia berhenti dan sel mengelupas • Sekrasi mukus  • Reaksi inflamasi (+) • Infeksi berhenti dengan pengeluaran interferon dan produksi antibodi

  47. Common cold : Epidemiologi : • Inhalasi droplet yang terinfeksi • Transfer mukus infeksius ke hidung atau mata oleh jari yang terkontaminasi • Anak menginisiasi banyak wabah dalam famili karena kurangnya perawatan sekret nasal

  48. Common cold : Prevensi dan Terapi : • Cuci tangan • Hindari orang dengan colds dan sentuhan muka • Tidak ada terapi umum yang dianjurkan kecuali untuk mengendalikan gejala, meskipun antiviral pleconaril - menjanjikan

More Related