1 / 40

BAKTERI SALURAN CERNA DAN SALURAN NAFAS

BAKTERI SALURAN CERNA DAN SALURAN NAFAS. Bakteri Patogen Saluran Pencernaan. Escherichia coli Shigella sp. Salmonella sp. Helicobacter pylori Vibrio cholerae Vibrio parahaemolyticus Vibrio vulnificus Clostridium perfringens Bacillus cereus. Escherichia coli. Ciri-ciri umum:

keziah
Download Presentation

BAKTERI SALURAN CERNA DAN SALURAN NAFAS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BAKTERI SALURAN CERNA DAN SALURAN NAFAS

  2. BakteriPatogenSaluranPencernaan Escherichia coli Shigella sp. Salmonella sp. Helicobacter pylori Vibriocholerae Vibrioparahaemolyticus Vibriovulnificus Clostridium perfringens Bacillus cereus

  3. Escherichia coli • Ciri-ciri umum: • Berbentuk batang • Bakteri gram negatif • Tidak memiliki spora • Memiliki pili • Anaerobik fakultatif • Suhu optimum 370C • Flagella peritrikus • Dapat memfermentasi karbohidrat dan menghasilkan gas • Patogenik, menyebabkan infeksi saluran kemih Escherichia coli • Habitat utama • Dalam saluran pencernaan manusia tepatnya di saluran gastrointestinal dan pada hewan berdarah hangat.

  4. VirulensidaninfeksibakteriEscherichia coli Penyebabdiaredan Gastroenteritis (suatuperadanganpadasaluranusus). Infeksimelaluikonsumsi air ataumakanan yang tidakbersih. • PatogenesisinfeksibakteriEscherichia coli • EnteropathogenicE.coli (EPEC) Terutamamenyerangbayidananak-anak. Padausushalus, bakteriinimembentukkolonidanakanmenyerangvilisehinggapenyerapanterganggu. • E. Coli Enterotoksigenik(ETEC) Patogenesishampirsamadengankolera. Penyerangandenganmenghasilkantoksin, ada yang memilikitoksin LT saja, ST sajaataupunkeduanya. Bakteriinimelekatpadaselmukosausushalusdanmenyeksresikantoksin.

  5. E. Coli Enterohemoragik (EHEC) Memproduksi toksin Shiga, sehingga disebut juga Shiga-toxin producing strain(STEC).Toksin merusak sel endotel pembuluh darah, terjadi pendarahan yang kemudian masuk ke dalam usus. • E. Coli Enteroinvansif (EIEC) Bakteri ini menembus sel mukosa usus besar dan menimbulkan kerusakan jaringan mukosa sehingga lapisan mukosa terlepas. • E. Coli Enteroagregatif (EAEC) Bakteri ini melekat pada sel mukosa usus halus dan menghasilkan enterotoksindan sitotoksin sehingga mukosa rusak dan mukus keluar bersama diare

  6. PerjalananInfeksiEscherichia coli

  7. Shigella Sp. • Ciri-ciri: • Batang pendek • gram negatif • Tunggal • Tidak bergerak • Suhu optimum 370c • Tidak membentuk spora • Aerobik, anaerobik fakultatif • Patogenik, menyebabkan disentri Shigella spp. • Habitat: • Dalam saluran pencernaan manusia tepatnya di saluran gastrointestinal dan pada hewan berdarah hangat.

  8. Virulensi dan infeksi bakteri Shigella sp. Masa inkubasi berkisar 1-7 hari, yang paling umum yaitu sekitar 4 hari. Gejala mula-mulanya yaitu demam dan kejang perut yang nyeri. Diare biasanya terjadi setelah 48 jam, diikuti oleh disentri 2 hari kemudian. Pada kasus yang parah, tinja terutama terdiri dari darah, lendir, dan nanah.

  9. PatogenesisShigella sp. • Shigella mempenetrasi intraselular epitel usus besar • Terjadi perbanyakan bakteri • Menghasilkan endotoksin yang mempunyai kegiatan biologis • S. dysenteriae menghasilkan eksotoksin yang mempunyai sifat neurotoksik dan enterotoksik

  10. Diagnosis laboratoris Shigelosis - Darah dan lendir dalam tinja penderita diare yang mendadak. - Uji biokimiawi dan aglutinasi • Epidemiologi - Amerika Serikat: S. sonnei - Asia Timur & Amerika Tengah: S. dysentriae - Indonesia: Penyakit berjangkit endemi.

  11. Salmonella sp. • Ciri-ciri umum: • Batang gram negatif • Terdapat tunggal • Tidak berkapsul • Tidak membentuk spora • Peritrikus • Aerobik, anaerobik fakultatif • Patogenik, menyebabkan gastroenteritis Salmonella sp. • Habitat • Terdapat pada kolam renang yang belum diklorin, tumbuh dan berkembang pada saluran cerna manusia.

  12. Virulensi dan Infeksi bakteri Salmonella sp. Masuk ke tubuh orang melalui makanan atau minuman yang tercemar bakteri ini. Akibat yang ditimbulkan adalah peradangan pada saluran pencernaan sampai rusaknya dinding usus. Penderita akan mengalami diare, sari makanan yang masuk dalam tubuh tidak dapat terserap dengan baik sehingga penderita akan tampak lemah dan kurus.

  13. Patogenesis Salmonella sp. -Menghasilkan toksin LT. –Invasi ke sel mukosa usus halus. –Tanpa berproliferasi dan tidak menghancurkan sel epitel. –Bakteri ini langsung masuk ke lamina propria yang kemudian menyebabkan infiltrasi sel-sel radang.

  14. Epdemiologi: Timbulnya salmonelosis bervariasi menurut musim. Salmonella membutuhkan suhu yang hangat untuk berkembang biak. • Penularan: Melalui makanan yang erat kaitannya dengan perjamuan makanan. Terjadi sakit perut yang mendadak.

  15. Helicobacter pylori Helicobacter pylori • Ciri-ciri umum: • Berbentuk batang melengkung • Bakteri gram negatif • Mikroaerofilik • Memiliki 4-6 flagella • Dapat mengoksidasi hidrogen • Menghasilkan oksidase, katalase, dan urease • Patogenik, menyebabkan gastritis Habitat utama Awal saluran pencernaan manusia

  16. PatogenesisHelicobacter pylori • Setelah H. pylori tertelan, bakteri memasuki lumen lambung, atau rongga. • Karena memiliki flagela Helicobacter pylori dapat menahan kontraksi otot perut. • Setelah tiba di lapisan lendir, bakteri kemudian melubang lapisan tersebut menggunakan flagela dan bentuk heliks untuk membuat gerakan seperti sekrup.

  17. VirulensidanInfeksiH. pylori Helicobacter pylori memproduksi toksin yang disebut vacuolating cytotoxin A. Racun ini dapat menyerang sel dalam vakuola, yang merupakan rongga terikat membran dalam sel, menyebabkan gastritis dan bisul parah.Pada titik tertentu dalam siklus kehidupan bakteri, beberapa bentuk perubahan organisme dari bakteri bentuk spiral untuk coccoid. Alasan di balik ini juga tidak jelas apakah itu adalah suatu usaha untuk beradaptasi dengan situasi stres, tahap tidak aktif, atau sinyal kematian sel (American Water Works Association 2006).

  18. Clostridium Perfringens • Ciri-ciri umum: • Batang gram positif • Terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai • Berkapsul • Sporanya ovoid (melonjong), sentral sampai eksentrik • Anaerobik • Menghasilkan eksotoksin, menyebabkan kelemayuh (suatu infeksi jaringan disertai gelembung gas dan keluarnya nanah) Clostridium perfringens Habitat Bakteri ini tersebar luas di lingkungan dan sering terdapat di dalam usus manusia, hewan peliharaan dan hewan liar. Spora organisme ini dapat bertahan di tanah, endapan, dan tempat-tempat yang tercemar kotoran manusia atau hewan.

  19. VirulensidaninfeksibakteriClostridium perfringens Menyebabkankeracunanmakanan ´perfringens´ merupakanistilah yang digunakanuntukkeracunanmakanan yang disebabkanolehC. perfringens. Keracunanperfringenssecaraumumdicirikandengankramperutdandiare yang mulaiterjadi 8-22 jam setelahmengkonsumsimakanan yang mengandungbanyakC. perfringenspenghasil toxin penyebabkeracunanmakanan. • Patogenisitas Peracunandisebabkanolehsel-selvegetatifpadawaktumembentuksporadironggausus . Pengobatannyahanyamenghilangkangejalakarenatidakadapengobatan lain yang khusus.

  20. PatogenesisClostridium perfringens Patogenesis Clostridium perfringen penyebab penyakit Kilimayuh A= Makroskopik B= Mikroskopik

  21. Diagnosis LaboratorisKeracunanC. perfringens Biladitemukansejumlahbesar C. perfringensdalambiakananaerobikmakanan yang tercemar. • Cara Penularan Menelanmakanan yang terkontaminasiolehtanahdantinjadimanamakanantersebutsebelumnyadisimpandengancara yang memungkinkankumanberkembangbiak

  22. VibrioCholerae • Ciri-ciri umum: • Bakteri gram negatif • Batang lurus dan agak lengkung • Terdapat tunggal dan dalam rantai berpilin • Tidak berkapsul • Tidak membentuk spora • Bergerak flagella tunggal polar • Aerobik, anaerobik fakultatif • Patogenik, menyebabkan kolera Vibrio cholerae Habitat Bakteri yang dapat hidup pada salinitas yang relatif tinggi seperti di air laut dan perairan payau. Tumbuh dan berkembang biak di dalam usus manusia.

  23. Virulensi dan Infeksi Bakteri Vibrio cholerae Patogen untuk manusia, tidak bersifat invasif, kuman tidak pernah masuk dalam sirkulasi darah, tetapi terlokalisasi dalam usus, menghasilkan toksin kholera (enterotoksin), musinase dan endotoksin. Toksin cholera diserap di permukaan gangliosida sel epitel dan merangsang hipersekresi air dan klorida dan menghambat absorpsi natrium. Akibat kehilangan banyak cairan dan elektrolit, terjadi dehidrasi, asidosis, syok dan mati.

  24. PatogenesisInfeksiVibriocholerae –Bakteritertelandanmasukkeusushalus–Multipikasidalamusushalus –Menghasilkanenterotoksinkolera yang mempengaruhi ATPyang berubahmenjadicAMPdanterjadilahpeningkatansekresi ion Clke lumen usus. –Hipersekresiakibattoksin. –Fesesseperti air cucianberas. • Epidemiologi Endemikdi Indonesia, India, Bangladesh dannegara-negara lain di Asia

  25. Vibrioparahaemolyticus • Ciri-ciri umum: • Bentuk koma atau batang lurus gram negatif • Terdapat tunggal • Tidak berkapsul • Tidak membentuk spora • Falgelum tunggal mengutub • Aerobik, anaerobik fakultatif • Membutuhkan garam • Hemolitik • Patogenik, menyebabkan gastroenteritis Vibrio parahaemolyticus Habitat Tumbuh pada kadar NaCl optimum 3%, kisaran suhu 5 – 43°C,  pH 4.8 – 11, terdapat di perairan laut dan berkembang pada hewan-hewan seafood.

  26. Virulensi dan infeksi bakteri Vibrio parahaemolyticus Penyebab penyakit gastroenteritis yang disebabkan oleh produk hasil laut (seafood), terutama yang dimakan mentah, dimasak tidak sempurna atau terkontaminasi dengan seafood mentah setelah pemasakan. Gastroenteritis berlangsung akut, diare tiba-tiba dan kejang perut yang berlangsung selama 48 – 72 jam dengan masa inkubasi 8 – 72 jam. Gejala lain adalah mual, muntah, sakit kepala, badan agak panas dan dingin.

  27. Patogenesis - Masa inkubasi: 8-72 jam - Gejala utama: sakit perut, diare, mual, dan muntah - Disertai sedikit demam & rasa kedinginan - Sembuh dalam waktu 2-5 hari - Tidak disebabkan toksin • Diagnosis laboratoris Isolasi bakteri dari tinja atau muntah penderita dan dari makanan yang dicurigai. • Penularan: Konsumsi makanan laut

  28. Vibrio vulnificus • Ciri-ciri umum: • Berbentuk batang melengkung • Bakteri gram negatif • Bergerak aktif, memiliki flagella • Habitat di air laut • Patogenik, menyebabkan selulitis atau keracunan darah dan gastroenteritis Vibrio vulnificus Habitat Banyak ditemukan di dalam air laut hangat. Tumbuh dan berkembang pada hewan laut seperti kerang.

  29. Virulensi dan infeksi bakteri Vibrio vulnificus Patogen pada orang yang makan makanan laut yang terkontaminasi atau memiliki luka terbuka yang terkena air. Menyebabkan muntah, diare, dan sakit perut. • Patogenesis - Masa inkubasi: biasanya 12 – 72 jam sesudah mengkonsumsi seafood mentah atau setengah matang - Masa penularan: dianggap tidak terjadi penularan dari orang ke orang baik langsung atau melalui makanan yang terkontaminasi kecuali pada keadaan tertentu. 

  30. Cara penularan Penularan terjadi diantara mereka yang mempunyai risiko tinggi, yaitu orang-orang yang “immunocompromised” atau mereka yang mempunyai penyakit hati kronis, infeksi terjadi karena mengkonsumsi “seafood” mentah atau setengah matang. Sebaliknya, pada hospes normal yang imunokompeten, infeksi pada luka biasanya terjadi sesudah terpajan dengan air payau (misalnya kecelakaan ketika mengendarai perahu/boat) atau dari luka akibat kecelakaan kerja (pengupas tiram, nelayan). • Epidemiologi V. vulnificus adalah penyebab infeksi vibrio serius yang yang paling umum terjadi di AS. Di daerah pantai kejadian tahunan infeksi V. vulnivicus sekitar 0.5 kasus per 100.000 penduduk; sekitar 2/3 dari kasus ini adalah septikemia primer. Penderita V. vulnivicus telah dilaporkan terjadi dari berbagai tempat didunia (misalnya; Jepang, Korea, Taiwan, Israel, Spanyol, Turki).

  31. Bacillus cereus • Ciri-ciri umum: • Berbentuk batang • Bakteri gram positif • Dapat membentuk endospora • Tidak memiliki flagel • Anaerobik fakultatif • Menghasilkan enterotoksin • Patogenik, menyebabkan mual, muntah, dan diare Bacillus cereus Habitat Sangat umum berada di dalam tanah dan tumbuh-tumbuhan

  32. VirulensidaninfeksiBacillus cereus Ada dua jenis penyakit yang berhubungan dengan Bacillus cereus. Yang paling umum adalah penyakit diare disertai dengan sakit perut. Sebuah masa inkubasi 4 sampai 16 jam diikuti dengan gejala-gejala berlangsung 12 hingga 24 jam.Jenis penyakit kedua adalah penyakit yg menyebabkan muntah sering dikaitkan dengan konsumsi beras tidak benar didinginkan setelah memasak. Penyakit ini ditandai dengan muntah dan mual yang biasanya terjadi dalam 1 sampai 5 jam setelah konsumsi makanan yang terkontaminasi.

  33. INFEKSI SALURAN PERNAPASAN KARENA MIKROBIA

  34. 1. MYCOBACTERIUM CiriUtamaMycobacteria Mikroba yang termasukkelompokinibersifattahanasam, berbentukbatanghalus, tidakbergerak, tidakmembentuksporadanbersifat aerobic. • MekanismeInfeksiMycobacterium tuberculosis • Mikrobadikeluarkanmelalui sputum dansaluranpernafasan. Infeksiterjadimelaluimuntahanatausaluranpernafasan. Lesion utamaterjadipadaparu-paru

  35. PatogenesisManifestasipenyakittergantungpadamasuknyamikroba. Jikaterjadimelaluiinhalasi, makaparu-parudanlimfoglandulatracheobronchial yang terserang. Jikamelaluiingesti, makajalurinfeksiterjadimelaluilimfoglandulamesenterium, dindingususdanhatimelaluisistem portal.

  36. .Streptococcus pneumoniae (Pneumokokus) • Kuman ini merupakan positif Gram berbentuk diplokokus dan seperti lanset • anaerob fakultatif • tumbuh pada pH normal, yaitu 7,6-7,8, • tidak tahan terhadap sinar matahari langsung • Manifestasi Klinis • Infeksinya pada manusia yang khas ialah menyebabkan penyakit pneumonia lobaris. Penyakit lain yang disebabkannya juga adalah sinusitis,

  37. Haemophilus influenzae • Bakteri iniberbentuk cocobacillus negatif Gram dan merupakan anaerob fakultatif • dibagi menjadi 2 jenis, yaitu koloni R yang dibentuk oleh kuman-kuman tak bersimpai (NTHi) dan koloni S yang dibentuk oleh kuman-kuman bersimpai. • koloni S dianggap virulen dan secara serologik dibagi dalam 6 tipe berdasarkan simpainya: a,b,c,d,e, dan f. • H. influenzae tak bersimpai (rough) biasa diasosiasikan dengan penyakit saluran pernafasan kronik, terutama pada orang dewasa • H. influenzae tipe b (Hib), yang merupakan penyebab sebagian besar penyakit invasif, termasuk penyakit pneunomia dan meningitis bakterial akut pada bayi dan anak-anak.

  38. Infeksi oleh H. influenzae terjadi setelah mengisap droplet yang berasal dari penderita baru sembuh, atau carrier, yang biasanya menyebar secara langsung saat bersin atau batuk.

  39. Sekian Terima Kasih

More Related