1 / 87

PEMBERIAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA CEDERA AKIBAT LISTRIK

PEMBERIAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA CEDERA AKIBAT LISTRIK. MUSAFAK (TP 1637) ( Kepala Bagian Engineering Project ). Electrical Hazards. Apakah anda pernah kesetrum ?. BAHAYA LISTRIK TERHADAP MANUSIA. SEBAB-SEBAB : Aliran arus listrik pengaruh medan magnit

natane
Download Presentation

PEMBERIAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA CEDERA AKIBAT LISTRIK

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PEMBERIAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA CEDERA AKIBAT LISTRIK MUSAFAK (TP 1637) ( KepalaBagian Engineering Project )

  2. Electrical Hazards Apakahandapernahkesetrum ?

  3. BAHAYA LISTRIK TERHADAP MANUSIA SEBAB-SEBAB : • Aliran arus listrik • pengaruh medan magnit • Kesalahan mekanik perlengkapan listrik • Bunga api • kombinasi

  4. Faktor Yang Mempengaruhi Keparahan Pada Cedera Akibat Listrik • Voltage/Kekuatan listrik (beda potensial) • Amper (Arus Listrik) • Type Arus/jenis aliran (searah/bolak-balik) • Lama Kontak == banyaknya energi yang terserap • Daerah / bagian tubuh yang kontak (Tahanan) • Jalan Arus • Banyaknya Jaringan Resistance • Kandungan Air Dalam Jaringan • Kondisi phisik dan kejiwaan (perubahan tahanan)

  5. Jaringan Penghantar Listrik • Jaringankonduktor • Pembuluhdarah • Otot • Jaringantidakkonduktor • Tulang • Kulitkering • Syaraftepi

  6. Akibat Sengatan listrikArus searah dan Bolak-balik • Akibat arus searah : • Perubahan elektrolit. • Akibat Arus bolak-balik • Kejang otot • Berkeringat • Kerusakan jaringan • Vertrikel fibrilasi sampai henti jantung, otak kurang O2 dan meninggal. • Voltage dan freq. 100 v & 60 Hz menyebabkan ventrical fibrilation

  7. Akibat Sengatan Listrik • 0,5 ma Dirasakan • Lebihdari 3 ma painful shock • Lebihdari 10 ma • Kontraksiotot “no-let-go” danger, 0,1 dtktdktjdgangguan, • 0,5 dtkkelumpuhansementara, pernafasan, pingsan, 1 dtk • ventricelfibrilasi. • Lebihdari 30 ma • lung paralysis- usually temporary • Lebihdari 50 ma • possible ventricular fib. (heart dysfunction, usually fatal) • 100 ma sampai 4 amps • certain ventricular fibrillation, fatal • Lebih 4 amps • heart paralysis; severe burns. Usually caused by >600 volts

  8. Peraturan Perundangan Yang Terkait Dengan K3 1. Undang-undang No. 1 tahun 1970 Pasal 3 dan Pasal 9 ayat 3 2. Permennakertrans No.Per.03/Men/1982 Pasal 2 3. Undang-undang No. 3 Tahun 1969 Pasal 19 4. Peraturan Khusus AA (Sudah Tidak Berlaku)

  9. Peraturan Perundangan Yang Terkait • Undang-undang No. 1 tahun 1970 • Pasal 3: syarat-syarat Keselamatan Kerja untuk memberikan P3K • Pasal 9 ayat (3): kewajiban membina tenaga kerja dalam pemberian P3K • Permennakertrans No.Per.03/Men/1982 • Pasal 2: Tugas pokok P3K; • Pelaksanaan P3K • Pendidikan petugas P3K

  10. Peraturan Perundangan Yang Terkait • Undang-undang No. 3 Tahun 1969 • Pasal 19 : Setiap badan , lembaga atau dinas pemberi jasa, atau bagiannya yang tunduk kepada konvensi ini, dengan memperhatikan besarnya dan kemungkinan bahaya harus : • Menyediakan Apotik atau pos P3K sendiri atau • Memelihara apotik atau pos P3K bersama-sama dengan badan, lembaga atau kantor pemberi jasa atau bagiannya. • Mempunyai satu atau lebih lemari, kotak atau perlengkapan P3K • Peraturan Khusus AA (Sudah Tidak Berlaku) • Alat pengangkut penderita (brankar/Bale-bale) • Peti P3K/Peti khusus dokter • Petugas P3K yang sudah dilatih

  11. 5. Permenakertrans No. Per.15/Men/VIII/2008 tentang P3K Di Tempat Kerja Ps 2. Kewajiban pengurus/pengusaha : Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K di tempat kerja. Pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat kerja.

  12. Permenakertrans No. Per.15/Men/VIII/2008 ttg P3K Di Tempat Kerja Ps.3 Syarat Petugas P3K Di Tempat Kerja : Harus memiliki lisensi dan buku kegiatan P3K dari instansi ketenagakerjaan. Syarat-syarat pemberian lisensi petugas P3K Di Tempat Kerja : Bekerja pada perusahaan yang bersangkutan; Sehat jasmani dan rohani; Bersedia ditunjuk menjadi petugas P3K; Memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar di bidang P3K di tempat kerja  memiliki sertifikat pelatihan P3K di Tempat Kerja.

  13. Pemberian lisensi dan buku kegiatan P3K sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dikenakan biaya. Permenakertrans No. Per.15/Men/VIII/2008 ttg P3K Di Tempat Kerja • Pedoman tentang pelatihan dan pemberian lisensi diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan.

  14. Ps. 4 Petugas P3K dalam melaksanakan tugasnya dapat meninggalkan pekerjaan utamanya untuk memberikan pertolongan bagi pekerja/buruh dan/atau orang lain yang mengalami sakit atau cidera di tempat kerja Ps. 5 Petugas P3K di tempat kerja ditentukan berdasarkan jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja (dengan rasio sebagaimana Lampiran I Peraturan ini. Permenakertrans No. Per.15/Men/VIII/2008 ttg P3K Di Tempat Kerja

  15. RASIO JUMLAH PETUGAS P3K DI TEMPAT KERJA DENGAN JUMLAH PEKERJA BERDASARKAN KLASIFIKASI TEMPAT KERJA

  16. Pengurus wajib mengatur tersedianya Petugas P3K pada : tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih sesuai jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja; tempat kerja di setiap lantai yang berbeda di gedung bertingkat sesuai jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja; tempat kerja dengan jadwal kerja shift sesuai jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja. Permenakertrans No. Per.15/Men/VIII/2008 ttg P3K Di Tempat Kerja

  17. Fasilitas P3K di Tempat Kerja Fasilitas P3K di Tempat Kerja meliputi: Ruang P3K; Kotak P3K dan isi; Alat evakuasi dan alat transportasi; dan Fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri dan/atau peralatan khusus di tempat kerja yang memiliki potensi bahaya yang bersifat khusus. Alat pelindung diri khusus : peralatan yang disesuaikan dengan potensi bahaya yang ada di tempat kerja yang digunakan dalam keadaan darurat. Peralatan khusus : alat untuk pembasahan tubuh cepat (shower) dan pembilasan/pencucian mata. Ps. 8 :

  18. Fasilitas P3K di Tempat Kerja Ps 9 : Pengusaha wajib menyediakan ruang P3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a dalam hal : mempekerjakan pekerja/buruh 100 orang atau lebih; mempekerjakan pekerja/buruh kurang dari 100 orang dengan potensi bahaya tinggi .

  19. Persyaratan ruang P3K (lanjutan) : Diberi tanda yang jelas dengan papan nama yang jelas dan mudah dilihat; Sekurang-kurangnya dilengkapi dengan : wastafel dengan air mengalir; Kertas tisue/lap; Usungan/tandu; Bidai/spalk; Kotak P3K dan isi; Tempat tidur dengan bantal dan selimut; Tempat untuk menyimpan alat-alat, seperti : tandu dan/atau kursi roda; Sabun dan sikat; Pakaian bersih untuk penolong; Tempat sampah; dan Kursi tunggu bila diperlukan.

  20. REKOMENDASI MINIMUMISI KOTAK P3K BENTUK II

  21. JUMLAH DAN TIPE KOTAK P3K

  22. Kotak P3K di tempat Kerja • Apabila tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah tenaga kerja. • Apabila tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung bertingkat, maka masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah tenaga kerja. • 1 kotak B setara dengan 2 kotak A. • 1 kotak C setara dengan 2 kotak B

  23. Peraturan Perundangan Yang Terkait • KepdirjenPembinaanPengawasanKetenagakerjaan No. KEP. 53/DJPPK/VIII/2009 tentangPedomanPelatihandanPemberianLisensiPetugas P3K ditempatKerja • mekanismepelatihanpetugas P3K • Mekanismepenerbitansertifikat • LisensiPetugas P3K diTempatKerja

  24. K3 Listrik ggggggggggg Pelatihan & Sertifikasi Teknisi K3 Listrik Hotel Menara Peninnsula-Jakarta Tanggal 12 ~ 15 Oktober 2010 • MUSAFAK (TP 1637) • ( Kepala Seksi Teknik Produksi ) • 2. Wahyudi (MTC 2016) • ( Kepala Urusan Maintenance )

  25. Dasar hukum Undang-undang No 1 Th 1970 Obyektif K-3 Melindungi : - Tenaga kerja dan orang lain - Asset perusahaan & - Lingkungan tempat kerja

  26. UNDANG UNDANG NO 20 TH 2002 KETENAGALISTRIKAN UNDANG UNDANG NO 1 TH 1970 KESELAMATAN KERJA Accident Prevention

  27. K3 Listrik ggggggggggg Tujuan K3 Listrik 1. Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan penggunaannya. 2. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik Nbahaya sentuhan langsung N bahaya sentuhan tidak langsung N bahaya kebakaran

  28. K3 Listrik ggggggggggg Dasar hukum : Pasal 2 ayat (1) huruf q (Ruang lingkup) Setiap tempat dimana listrik dibangkitkan, ditranmisikan, dibagi-bagikan, disalurkan dan digunakan Undang undang No 1 tahun 1970 Keselamatan Kerja

  29. K3 Listrik ggggggggggg Dasar hukum : Pasal 3 ayat (1) huruf q (Objective) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk: q. mencegah terkena aliran listrik berbahaya Undang undang No 1 tahun 1970 Keselamatan Kerja

  30. PUIL 2000 Terbaru SNI 04-0225-2000 Dasar hukum : Peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi RI No Kep 75/Men/2002 Pemberlakuan PUIL 2000 Undang undang No 1 tahun 1970 Keselamatan Kerja

  31. AVE 1938 Peraturan KHUSUS B PUIL 1964 PUIL 1987 SNI 225 1987 Peraturan Khusus B PUIL 1977 Peraturan 04/78 PUIL 2000 Peraturan 04/88 Terbaru SNI 04-0225-2000 STANDAR K3 LISTRIK DI INDONESIA

  32. PUIL 2000 Terbaru SNI 04-0225-2000 Persyaratan Umum Instalasi Listrik Peluncuran perdana 24-10-2001 Ditetapkan Sebagai Standar Wajib Kep Menteri Energi & Sumber Daya Mineral No. : 2046 K/40/MEN/2001 Tanggal 28 Agustus 2001 Batas waktu penyesuaian 3 tahun

  33. PUIL 2000 SNI 04-0225-2000 PENGERTIAN • Instalasi listrik adalah instalasi mulai dari pembangkit tenaga sampai titik penggunaan akhir • Peralatan listrik adalah setiap alat pemakai listrik • Perlengkapan listrik adalah komponen-komponen yang diperlukan pada jaringan instalasi

  34. Bahaya kejut listrik • Langsung • Tidak langsung N E (Volt) 90 100 110 125 140 200 I (mA) 180 200 250 280 330 400 t (detik) 1,0 0,8 0,6 0,4 0,3 0,2

  35. Sentuhan langsung adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang secara normal bertegangan Sentuhan tidak langsung adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang secara normal tidak bertegangan, menjadi bertegangan karena terjadi kegagalan isolasi

  36. PUIL 2000 SNI 04-0225-2000 SISTEM PROTEKSI UNTUK KESELAMATAN (BAB III) • Proteksi dari kejut listrik • Proteksi dari efek thermal • Proteksi dari arus lebih • Proteksi dari tegangan lebih akibat petir • Proteksi dari tegangan kurang • Pemisahan dan penyakelaran

  37. ggggggggggg Prinsip proteksi bahaya listrik Mencegah mengalirnya arus listrik melalui tubuh manusia Membatasi nilai arus listrik dibawah arus kejut listrik Memutuskan suplai secara otomatik pada saat terjadi gangguan

  38. PUIL 2000 SNI 04-0225-2000 Tegangan sentuh yang berbahaya: N> 50 V a.b. di ruang normal, N> 25 V a.b. di ruangan lembab • SISTEM PROTEKSI UNTUK KESELAMATAN • (BAB III) • Proteksi dari kejut listrik • Proteksi dari efek thermal • Proteksi dari arus lebih • Proteksi dari tegangan lebih akibat petir • Proteksi dari tegangan kurang • Pemisahan dan penyakelaran

  39. PUIL 2000 SNI 04-0225-2000 PROTEKSI BAHAYA SENTUHAN LANGSUNG Metoda : 1. Isolasi bagian aktif 2. Penghalang atau Selungkup 3. Rintangan; 4. Jarak aman atau diluar jangkauan 5. Gawai proteksi arus sisa 6. Isolasi lantai kerja.

  40. Kebakaran karena LISTRIK • Pembebanan lebih • Sambungan tidak sempurna • Perlengkapan tidak standar • Pembatas arus tidak sesuai • Kebocoran isolasi • Listrik statik • Sambaran petir

  41. SISTEM INSTALASI LISTRIK L1 L2 L3 N SATU FASE TIGA FASE

  42. SISTEM PEMBUMIAN PENGAMAN L1 L2 L3 N SATU FASE TIGA FASE

  43. SISTEM HANTARAN PENGAMAN

  44. SISTEM HANTARAN NETRAL PENGAMAN

  45. PUIL 2000 SNI 04-0225-2000 PROTEKSI BAHAYA SENTUHAN LANGSUNG Jarak aman atau diluar jangkauan Tegangan kV Jarak cm 1 50 12 60 20 75 70 100 150 125 220 160 500 300

  46. INSTALASI LISTRIK SEDERHANA(Sistem pasa satu 3 kawat) PENGAMAN 1. PEMBATAS ARUS 2. PEMUTUS 3. GROUNDING 4. SEKERING 5. KOTAK KONTAK 6 TUSUK KONTAK 7. POLARITAS M 7 1 2 4 6 5 3

  47. POLARITAS INSTALASI LISTRIK (Sistem pasa dua 2 kawat) TIDAK AMAN AMAN M SEKERING

  48. ggggggggggg Sistem Proteksi Petir Ref 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989 tentang instalasi penyalur petir Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi bahaya sambaran langsung 2. SNI 225 .2000 (PUIL 2000) Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi bahaya sambaran tidak langsunglangsung Instalasi penyalur petir yang tidak memenuhi syarat dapat mengundang bahaya

  49. KILAT PETIR + + + + + + + + + + + + + + + + + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - PELEPASAN MUATAN LISTRIK - DARI AWAN KE AWAN - DARI AWAN KE BUMI + + + + + + + + + + + + + + + + + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

More Related