1 / 31

Pertemuan 03 (OFC) Kinematika Partikel 2

Pertemuan 03 (OFC) Kinematika Partikel 2. Matakuliah : K0252/Fisika Dasar I Tahun : 2007 Versi : 0/2. Learning Outcomes. Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa dapat :

nash-burks
Download Presentation

Pertemuan 03 (OFC) Kinematika Partikel 2

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pertemuan 03 (OFC)Kinematika Partikel 2 Matakuliah : K0252/Fisika Dasar I Tahun : 2007 Versi : 0/2

  2. Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa dapat : • Memberikan contoh tentang konsep dasar kinematika partikel 2 : gerak dua dimensi ; gerak dalam bidang , gerak parabol dan gerak meling- kar ; - gerak melingkar beraturan dan gerak melingkar dipercepat → C2 (TIK - 2)

  3. Outline Materi • Gerak Dua Dimensi - Gerak dalam bidang • Gerak parabol • Gerak melingkar - Gerak Melingkar Beraturan - Gerak melingkar Dipercepat

  4. ISI • Kinematika partikel adalah ilmu yang mempelajari .tentang gerak benda (lintasan benda) tanpa mempermasalahkan penye bab gerak Pertemuan ke tiga (P03) membahas tentang gerak gerak dua dimensi . • Penggunaan ilmu ini mulai dari lapangan tennis (perhitungan lintasan bola) sampai pada bidang antariksa (perhitungan lintasan satelit dan roket)

  5. • 1.Gerak Dua Dimensi Gerak Dalam Bidang Datar Pembahasan dalam bagian ini akan meliputi kecepatan dan percepatan , gerak dalam bidang datar dengan percepatan konstan , gerak peluru dan gerak melngkar . ● Kecepatan rata-rata, kecepatan sesaat Y ∆rQ lintasan rP = xP i + yPj P rQrP = <xP , yP> rP rQ = <xQ , yQ> ∆r = rQ - rP X ∆r =< xQ- xP , yQ - yP> Vrata2 = ∆r / dt

  6. V = lim∆t → 0 (∆r/∆t) = dr /dt V = dr /dt = VX i + VY j ...............(03-01) ● Percepatan rata-rata, percepatan sesaat Y V2 V1∆V V1 2 V2 lintasan 1 arata2 = ∆V / ∆t X a = lim∆t → 0 (∆V / ∆t) a = dV / dt = aX i + aYj ......................(03-02) - Komponen–komponen percepatan Penguraian percepatan atas komponen-komponen ...........

  7. dapat dilakukan atas dua cara , yaitu : - Komponen-komponen menurut sistem salib sumbu (Gambar 2-04 ) - Komponen-komponen menurut arah lintsan dan tegak lurus arah lintasan (Gambar 2-05) Y Y lintasan aT aXi j aY j a a i X aN X Gambar 2-04 Gambar 2-05 Pada Gambar 2-04 : a = aXi +: aY j a = √ (aX2 + aY2) ..........(03-04)

  8. Pada Gambar 2-05 : aT= percepatan tangensial (singgung = garis) aN = percepatan normal (radial = sentripetal) a = aT + aN a = √ (aT2 + aN2) ....................(03-05) Percepatan tangensial dan normal diperleh secara vektorial sebagai berikkut : Y V1 V1 ∆V 2 V2Θ ∆VT V2 1 ∆VN X Bambar 2-06 Gambar 2-06 merupakan gambar diagram vektor percepatan dimana vektor V1diputar sampai berimpit dengan V2 yang

  9. menghasilkan percepatan ∆VNdan sudutΘserta ∆VT V1 + ∆VT = V2.....................(03-06) ∆V = V2 - V1 ∆V = ∆VT + ∆VN.......................(03-07) Apabila sudut menuju nol maka ∆VN tegak lurus ∆VT Perssamaan (02-16) dibagi ∆t memberikan : arata2 = ∆V/∆t = ∆VT /∆t + ∆VN/∆t a = lim∆t →0 (∆V/∆t) = dV/dt aT= lim∆t →0 (∆VT/∆t) dan aN= lim∆t →0 (∆VN/∆t) a = aN + aT ................(03-08) a = √ (aN2 + aT2)

  10. •Gerak dengan percepatan konstan Persamaan kecepatan dan percepaandalambentuk skalar - Arah sumbu X :: VX = V0X + aX t ......................(03-09a) X - X0 = ½ (V0X + VX ) t .......................(03-09b) X - X0 = V0X t + ½ aY t2.......................(03-09c) VX2 = V0X2+ 2aXX . ......................(03-09d) - Arah sumbu Y :: VY = V0Y + aY t .. .....................(03-10a) Y - Y0 = ½ (V0Y + VY ) t . ......................(03-10a) Y - Y0 = V0Y t + ½ aY t2. ......................(03-10a) VY2 = V0Y2+ 2aYY .......................(03-10a) Persamaan-persamaan di atas secara vektor dapat dinyatakan sebagai berikut :

  11. V = V0 + a t ..................(03-11) r = r0 + v0t + ½ a t2. .................(03-12) •2. Gerak parabol Partikel bergerak dengan percepatan konstan a pada arah sembarang diurai atas dua arah ; yaitu menurut arah sumbu X . dan Y , sehingga terdapat 2 komponen yaitu ; komponen hori – sontal aX yang besarnya konstan dan komponen vertikal aY yang besarnya konstan - g. Pada gerak peluru aX = 0 dan aY = - g . Karena aX= 0 maka VX = konstan Dengan demikian persamaan gerak dengan percepatan konstan pada bidang datar dapat digunakan sebagai acuan dalam merumuskan persamaan gerak parabol .

  12. Benda ditembakkan dengan kecepatan V0 dan sudut elevasi Θ : V0X = V0 cos Θ.......................(03-13) V0Y = V0 sin Θ .......................(03-14) - Kecepatan dan percepatan peluru diurai atas komponen horisontal dan vertikal : Y Y VY V V0Y V0 lintasan VX X X V0X (a) (b) Ganbar 2-07. Kecepatan peluru : (a).Pada saat t = 0 (b), Pada saat t

  13. Kecepatan peluru saat t yaitu Gambar 2-05 (b) komponen kecepatannya adalah : VX = V cos Θ..................... (03-15) VY = V0 sin Θ - g t .....................(03-16) - Lintasan peluru saat t = t X = (V0cos Θ) t ...................(03-17) Y = (V0 sin Θ) t - ½ g t2 ...................(03-18) . Waktu yang diperlukan peluru untuk mencapai titik tertinggi . Saat mencapai titik tertinggi VY = 0 sehingga persamaan (02-25) menjadi :

  14. V0 sin Θ - g t = 0 → t = (V0 sin Θ) / g ........................(03-19) - Tinggi maximum peluru , Ymax : Persamaan (02-28 dan (02-27) memberikan : Ymax = ½ (V0 sin Θ)2 /g ……………… (03-20) - Waktu yang diperlukan untuk mencapai tinggi semula Untuk menscapai tinggi semula terjadi bila Y = 0 0 = (V0 sin Θ) t - ½ g t2 t = (2 V0 sin Θ) / g ............... (03-20) Persamaan (02-30 dengan persamaan (2-26) : menghasilkan jarak terjauh yang ditempuh peluru : Xmax = (V02 sin 2 Θ ) / g ...............(03-21)

  15. simulasi gerak peluru http://www.walter-fendt.de/ph11e/projectile.htm

  16. Dari persamaan (02-31) ternyata jarak tempuh peluru terjauh , merupakan fungsi sudut Θ , yang menghasilkan jarak terjauh terjadi bila sudut elevasi Θ adalah 450 . Contoh soal 1: . Santa Claus berada di atas puncak atap rumah yang bersalju, tiba tiba tergelincir dan meluncur jatuh ke bawah di depan pintu rumah tsb. Atap rumah panjang nya 8 m dan kemiring- annya 370 dengan horizontal .Tinggi ujung bawah atap 6 m a).Berapa jauh ia jatuh di depan pintu rumah. b).Tentukan arah dan kecepatannya ketika membentur tanah . Jawaban : Persamaan yang digunakan V2 = V02+ 2aS

  17. a = g Percepatan g diurai atas dua komponen : g sin Θ yang sejajar bidang miring dan g cos Θyang tegak lurus bidang miring VA2 = 0 + 2 (9,8 m/s2 sin 370 ) 8m VA = 9.71 m/s VAX = 9.71 m/s cos 370 = 7.75 m/s VAY = 9.71 m/s sin 370 = 5.84 m/s C g sin Θ AC = 8 m Θ = 370 A AB = 6 m g cus Θ g B D

  18. SY - S0 = VY t + ½ aY t2 6 m = 5.84 m/s t + ½ x 9.8 m/s2 t2 6 m = 5,84 m/s t + ½ 9,8 m/s2 t2 4.9 t2 + 5.84 m/s t– 6m = 0 → t = 0.66 s ; t2 = - 0.18 s Diambil harga t = 0.66 s → SX = V0 sin 370 t maka SX = 7.75 m/s x 0.66 s = 5.11 m b). VAX = 7.75 m/s → VDX = 7.75 m/s VAY = 5.84 m/s → VDY = VAY + g t VDY = 5.84 m/s + 9.8 m/s2 x 0.66 s VDY = 12.32 m/s VB = √(VDX2 + VDY2) = √(7.75 2 + 12.32 2) m/s = 14.56 m/s Θ = atan (12.32/7.75) = 57.80

  19. •3. Gerak Melingkar • Gerak Melingkar Beraturan Gerakan suatu partikel yang menjalani lingkaran degan kecepatan konstan . VQ Q VP OQ = R PQ = ∆S P ω = kecepatan sudut Θ = ω t ω∆S = R dΘ ........(03-22) dΘ Θ O

  20. Kalau kecepatan sudut ω konstan maka kecepatan tangensial V juga konstan maka : VP = VQ tetapi arahnya berubah sehingga menurut vektor ada perubahan ecepatan yang besarnya∆ V . VP ∆V VQ θ Untuk sudut θ menuju ke 00 maka ∆V tegak lurus V dan disebut ∆VN sehingga : ....................(03-23)

  21. Dalam gerak melingkar beraturan dimana partikel bergerak dengan kecepatan konstan , V , akan selalu terdapat percepa tan normal aN (percepatan sentripetal ) yang arahnya menuju ke pusat lingkaran . (Pernyataan ini indentik fengan : Apabila suatu partikel bergerak dengan kecepatan konstan ,V , dan padanya bekerja gaya konstan , F , yang tegak lurus V maka partikel akan brgerak melingkar .) •Gerak Melingkar Dipercepat Partikel bergerak dengan kecepatan tidak konstan sehingga menyebabkan terjadinya percepatan sudut αdan percepatan tangensial aT . Menurut persaman (02-32) : V ( = VT ) = ωR → ∆V/∆t = ∆ω/∆t

  22. - Percepatan sudut , α [rad/s2] ................(03-24) .................(03-25) Perssamaan (02-35) berama peramaan (02-34) dan (02-32) memberikan : ............(03-26) Maka untuk gerak melingkar dengan percepatan , analobgi dengan gerak lurus dipercepat , berlaku persamaan- peramaan berikut : ........

  23. ω = dΘ / dt ..............(03-27a) α = dω / dt = d2Θ / dt ..........................b) ωrata2 = ½ (ω + ω0) ............... ......c). ω = ω0 + α t ..........................d) ω2 = ω02 + 2 α (Θ - Θ0 ) .........................e) Θ - Θ0 = ω0 t + ½ α t ..........................f) Contoh soal : Kecepatan sudut suatu partikel yang bergerak melingkar demgan jejari 0.1 m adalah 4 rad/s saat t = 0 .dan percepztan sudutnya konstan 2 rad/s2. a). Berapa besar lintasan sudut setelah 3 sekon . b). Berapa besar kecepatan sudutnya saat t = 3 s c). Tentukan percepatan : tangensial , normal dan total .

  24. Jawaban : a). Θ = 4 rad/s x 3s + ½ ( 2 rad/s2 x (3s)2 ). = 21 rad = 21 rad x (putaran/2πrad) = 3,34 put. b).ω = 4 rad/s + 2 rad/s2 x 3s = 10 rad/s c). V = ωR dan aR = V2 / R → aR = ω2R . aR = (4 rad/s)2 x 0,1m = 0,4 m/s2 . aT = α R = 0,1m x 2 rad/s2 = 0,2 m/s2 . a = ((aR2 + aT2 )½ → a = 0,45m/s2 .

  25. Rangkuman : 1. Gerak Dalam Bidang - Kecepatan rata-rata, kecepatan sesaat : Vrata2 = ∆r / dt = V = dr /dt = VX i + VY j - Percepatan rata-rata, percepatan sesaat : arata2 = ∆V / ∆ a = dV / dt = aX i + aYj . Gerak degan percepatan konstan Persamaan kecepatan dan percepaandalambentuk skalar - Arah sumbu X :: VX = V0X + aX t X - X0 = ½ (V0X + VX ) t X - X0 = V0X t + ½ aY t2

  26. VX2 = V0X2+ 2aXX . - Arah sumbu Y :: VY = V0Y + aY t .. Y - Y0 = ½ (V0Y + VY ) t . Y - Y0 = V0Y t + ½ aY t2. VY2 = V0Y2+ 2aYY Secara vektor dapat dinyatakan sebagai berikut : V = V0 + a t r = r0 + v0t + ½ a t2.

  27. 2. Gerak Parabol V0X = V0 cos Θ V0Y = V0 sin Θ - Kecepatan peluru saat t : VX = V cos Θ VY = V0 sin Θ - g t - Lintasan peluru saat t : X = (V0cos Θ) t Y = (V0 sin Θ) t - ½ g t2 - Tinggi maximum peluru : Ymax = ½ (V0 sin Θ)2 /g - Jarak terjauh peluru : Xmax = (V02 sin 2 Θ ) / g

  28. 3. Gerak melingkar : - Gerak melingkar beraturan : θ = lintasan sudut ,S = lintasan busur R = jejari lingkaran - Gerak melingkar dipercepat : * Percepatan sudut, α [rad/s2]

  29. * Gerak melingkar dipercepat : ω = dΘ / dt α = dω / dt = d2Θ / dt ωrata2 = ½ (ω + ω0) ω = ω0 + α t ω2 = ω02 + 2 α (Θ - Θ0 ) Θ - Θ0 = ω0 t + ½ α t

  30. << CLOSING>> • Setelah mengikuti dengan baik mata kuliah ini mahasiswa diharapkan sudah mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan kinematika partikel ,dan khususnya yang terkait dengan bidang Sistem Komputer

  31. Wouuu

More Related