1 / 24

KONSTRUKSI PERKERASAN BERASPAL

KONSTRUKSI PERKERASAN BERASPAL. TIPIKAL SUSUNAN PERKERASAN LENTUR. Lapis Permukaan. Lapis Pondasi Atas Agregat Klas A CTB Soil Cement. Lapis Pondasi Bawah Agregat Klas B CTSB Soil Cement. Tanah Dasar. FUNGSI MASING - MASING LAPIS PERKERASAN. Lapis aus (wearing course) :

milo
Download Presentation

KONSTRUKSI PERKERASAN BERASPAL

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KONSTRUKSI PERKERASAN BERASPAL TIPIKAL SUSUNAN PERKERASAN LENTUR Lapis Permukaan Lapis Pondasi Atas • Agregat Klas A • CTB • Soil Cement Lapis Pondasi Bawah • Agregat Klas B • CTSB • Soil Cement Tanah Dasar

  2. FUNGSI MASING - MASING LAPIS PERKERASAN • Lapis aus (wearing course) : - Mengamankan perkerasan dari pengaruh air - Menyediakan permukaan yang halus - Menyediakan permukaan yang kesat • Lapis antara (binder course): - Mengurangi tegangan dan - Menahan beban paling tinggi akibat beban lalu-lintas sehingga harus mempunyai kekuatan yang cukup

  3. FUNGSI MASING - MASING LAPIS PERKERASAN • Lapis pondasi (base course) : - Mendukung lapis permukaan - Mengurangi tegangan dan regangan • Lapis pondasi bawah (subbase course): - Sebagai lantai kerja - Menyebarkan beban di atasnya - Sebagai lapis perata - Mengalihkan infiltrasi air • Tanah dasar (Subgrade) - Menyiapkan lapisan di atasnya - Mendukung beban di atasnya

  4. Tanah Dasar • Dapat berupa tanah asli, galian atau timbunan • beberapa pengujian yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi tanah dasar: • Pengujian Batas-batas Atterberg • Pengujian gradasi butir • Pengujian Kekuatan (CBR)

  5. Agregat • Agregat bisa diperoleh dari agregat alam, agregat melalui proses pengolahan dan agregat buatan (seperti ALWA). • Jenis pengujian yang dilakukan untuk mengetahui mutu agregat umumnya adalah: • Abrasi (untuk agregat kasar) • Berat Jenis (untuk agregat kasar dan halus) • Penyerapan (untuk agregat kasar dan halus) • Sand Equivalent (untuk agregat halus) • Kepipihan dan Kelonjongan(untuk agregat kasar) • Analisa saringan (untuk agregat kasar dan halus) • Kemampuan lekat terhadap aspal,

  6. Aspal Secara garis besar aspal dapat dibedakan atas aspal alam (seperti Asbuton) dan aspal buatan hasil penyulingan minyak bumi (aspal keras, aspal cair cutback dan aspal emulsi) Deposit Aspal Alam di Dunia • Aspal Alam

  7. Asbuton • Terdapat dua jenis asbuton, berupa asbuton padat yang terdapat pada daerah dataran tinggi dan dinding bukit serta asbuton berbentuk cair pekat yang dapat diperoleh pada daerah dataran rendah dan celah-celah rekahan asbuton padat. • Pada tahun-tahun belakangan ini Asbuton padat sudah diproses menjadi beberapa jenis produk, antara lain Asbuton Butir, Bitumen Asbuton Murni dan Asbuton Modifikasi. • Jenis pengujian Asbuton Butir adalah: • Analisa saringan butir asbuton • Pemisahan bitumen dan mineralnya (ekstraksi) • Analisa saringan butir mineral asbuton • Pengujian karakteristik bitumen asbuton, dengan jenis pengujian relatif sama dengan pengujian aspal keras

  8. Aspal Buatan • Aspal buatan merupakan residu penyulingan minyak bumi, dengan karakteristiknya sangat tergantung dari jenis minyak bumi yang disuling (dikilang), apakah minyak bumi berbasis aspal (asphaltic base) atau parafin (parafine base) atau berbasis campuran (mixes base) • Jenis pengujian Aspal Keras: • Pengujian nilai penetrasi • Pengujian titik lembek • Pengujian titik nyala • Pengujian kehilangan berat • Pengujian kelarutan dalam CCL4 • Pengujian daktilitas • Pengujian berat jenis • Pengujian viskositas kinematik pada temperatur tertentu.

  9. Jenis pengujian Aspal cair cutback dan aspal emulsi : • Kekentalan • Pengendapan (khusus untuk aspal emulsi) • Pemeriksaan muatan listrik (khusus untuk aspal emulsi) • Analisa saringan (khusus untuk aspal emulsi) • Pemeriksan hasil penyulingan

  10. CAMPURAN BERASPAL • Campuran beraspal yang direncanakan harus memiliki karakteristik sebagai berikut: • Cukup stabil atautidak mudah berubah bentuk; fungsi dari gradasi, tekstur, bentuk butir agregat, nilai penetrasi aspal serta kadar aspal campuran. • Cukup fleksibel atautidak mudah retak; fungsi dari gradasi agregat, penetrasi aspal dan kadar aspal dalam campuran. • Tahan lama atau sesuai dengan umur rencana; fungsi dari tebal film aspal, VMA dan VIM yang cukup • Kedap air; fungsi dari gradasi agregat yang akan menghasilkan VMA dan VIM yang cukup, tebal film aspal pada agregat serta kadar aspal dalam campuran. • Tahan terhadap geser; fungsi dari bentuk butir serta tekstur dari agregat serta ketahanan aus dari agregat. • Mudah untuk dikerjakan; fungsi dari gradasi agregat, temperatur pencampuran dan kandungan bahan pengisi.

  11. Jalan baru PSI Pemeliharaan berkala peningkatan Pemeliharaan rutin Tanpa pemeliharaan Batas mantap Jalan mantap Waktu/repetisi beban standar KINERJA PERKERASAN

  12. KONDISI PERKERASAN DIPENGARUHI OLEH BEBAN LALU-LINTAS DAN LINGKUNGAN LALU LINTAS BERAT TEMPERATUR TINGGI  POTENSI RUTTING/ DEFORMASI PLASTIS  POTENSI CRACKING UMUR RENCANA TIDAK TERCAPAI

  13. LALU LINTAS BERAT TEMPERATUR TINGGI  POTENSI RUTTING/ DEFORMASI PLASTIS POTENSI CRACKING UMUR RENCANA TIDAK TERCAPAI Jenis dan kemungkinan penyebab Kerusakan Perkerasan lentur Kondisi Perkerasan Dipengaruhi Oleh Beban Lalu-lintas Dan Lingkungan

  14. PENYEBARAN BEBAN PADA PERKERASAN TERGANTUNG DARI STIFNESS LAPISAN BERASPAL

  15. KERUNTUHAN PERKERASAN BERASPAL • Keruntuhan Struktural • Retak pada Lapis Beraspal • Deformasi pada Subgrade • Deformasi Plastis & Ravelling Tidak Termasuk (Permasalahan Kualitas Campuran)  Bila Tack Coat Kurang Baik

  16. KINERJA PERKERASAN JALAN • Kondisi perkerasan: - Kondisi kritis : alur : 10 mm; retak 15% pada wheel track - Kondisi failur : alur : 20 mm • Deformasi: - Memanjang - Melintang • Kerusakan pada permukaan - Pelepasan butir - Pengelupasan lapis permukaan - Kegemukan - Lubang-lubang

  17. DEFORMASI PLASTIS (GELOMBANG) • Aspal berlebih • VIM rendah • Stabilitas Rendah

  18. Ambles • Konsolidasi dari pada tanah lunak/timbunan yang kurang padat • Beban lalu lintas melampaui rencana • Pelaksanaan perkerasan kurang baik • Perubahan volume dari material subgrade akibat dari pengaruh lingkungan seperti perubahan kadar air pada tanah lunak • Penurunan akibat tidak stabilnya timbunan

  19. Perkerasan tidak cukup tebal • Pergerakan lateral pada salah satu atau beberapa lapis di bawah lapis permukaan • Kepadatan dari lapis permukaan dan lapis pondasi yang kurang • Kekuatan (stabilitas) dari lapis permukaan dan lapis pondasi yang kurang Alur (Rutting) • Kurangnya ikatan antara lapisan • Kurang tebalnya perkerasan • Kurangnya tahanan dari pinggir perkerasan • Kekuatan (stabilitas) dari lapis permukaan dan lapis pondasi yang kurang Sungkur

  20. Retak Kulit Buaya • Akibat Penurunan (Lemahnya Daya Dukung Pondasi atau Tanah Dasar) • Umur Layan sudah tercapai (fatigue) • Aspal Sudah Getas Retak Blok • Kurang tebalnya perkerasan • Umur Layan sudah tercapai (fatigue) • Aspal Sudah Getas • Akibat Penyusutan pada Tanah Dasar (Tanah Expansive)

  21. PENGELUPASAN (DELAMINATION) • Kurang bersihnya atau tidak cukupnya lapis ikat (tack coat) sebelum di lapis aus • Masuknya air ke dalam lapis aus • Melemahnya penyelaputan aspal pada batas lapisan BLEEDING • Kelebihan penggunaan aspal dalam campuran beraspal • Kelebihan pemberian lapis resap ikat

  22. Rusaknya aspal (Aging) atau atau agregat (Rapuh) • Aspal Kurang • Tidak cukupnya pemadatan saat pelaksanaan • Sifat agregat yang porous (hydrophilic) • Basahnya campuran beraspal saat pemadatan PELEPASAN BUTIR LUBANG-LUBANG • Tebal Lapisan Kurang Tebal • Agregat Kotor • Kadar Aspal Rendah • Pumping Akibat VIM Tinggi • Drainase kerang baik

  23. PENYUMBATAN PENGGERUSAN (SCOURING) • Erosi dan Sedimentasi • Pemeliharaan Tidak Responsive • Dampaknya Terhadap Kinerja Perkerasan

  24. SEKIAN & TERIMA KASIH

More Related