1 / 1

Asal Ambon

Asal Ambon

Download Presentation

Asal Ambon

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Asal Ambon Alkisah, suatu ketika ada seorang Kiai NU yang kedatangan tamu resmi dari jajaran ABRI (sekarang TNI), yaitu seorang Komandan Rayon Militer (Danramil). Sebenarnya, kedatangannya hanya untuk perkenalan. Sebagai Danramil baru dia menyempatkan sowan kepada Kiai, mengingat daerahnya basis santri, tempat pondok dan gudangnya ulama. Karena masih baru, Kiai ini kaget. Ada apa gerangan? Jangan-jangan Intel dari Bais (BIA) atau Bakin atau sejenisnya yang sudah biasa memata-matai situasi pondok, demikian pikir Kiai. Karenanya Kiai menugaskan salah satu khadam (pembantu)-nya untuk ‘menginterogasi’. Hasilnya positif bahwa ia tamu baik, tidak neko-neko (macam-macam). “Assalamu’alaikum,” sapa Danramil pada Kiai yang baru saja membuka pintu untuk tamunya. “Wa’alaikum salam,” jawan Kiai. Perbincangan pun berlanjut. Danramil sebagi pembina teritorial langsung mengemukakan maksudnya. “Begini, Kiai. Saya ini gantinya Pak Anu. Lha, sekarang yang bertugas di sini saya. Karena itu, saya memperkenalkan diri sekaligus mohon doa restu Kiai,” kata Danramil baru. Dialog pun menjadi makin hangat. Tidak tegang. Hanya Kiai ini masih penasaran, karena melihat tamunya yang tinggi, besar, dan berkulit hitam. “Ini mestinya orang luar,” pikirnya. “Kok, beda dengan Danramil yang sebelumnya. Bapak ini asli dari mana?” tanya sang Kiai sambil menyodorkan asbak.“Dari Ambon, Pak Kiai,” jawab Danramil.“Oohh, Ambon sampeyan ini. Lha, sudah lama berada di Indonesia?” tanyanya lagi.Karuan saja yang ditanya jadi gelagapan. Tapi setelah menyadari, Danramil itu pun berlagak tidak mendengar. Ia langsung mengalihkan pembicaraan, “Oo, iya. Santrinya banyak Pak Kiai?” tanyanya sambil menahan geli.“Oo, banyak. Ada yang dari Timor Timur,” jawabnya.

More Related