1 / 35

Prinsip kerja

Prinsip kerja. CRO analog dan digital dibagi menjadi tiga bagian seperi diuraikan dalam link berikut . Osiloskop. Osiloskop terdiri atas CRT ( Cathode Ray Tube) yang dihubungkan kontol-kontrol tertentu dan rangkaian input.

mairi
Download Presentation

Prinsip kerja

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Prinsip kerja • CRO analog dan digital dibagi menjadi tiga bagian seperi diuraikan dalam link berikut

  2. Osiloskop • Osiloskop terdiri atas CRT ( Cathode Ray Tube) yang dihubungkan kontol-kontrol tertentu dan rangkaian input. • Pada CRT elektron dibangkitkan oleh katoda yang dipanaskan yang dibentuk menjadi seperti tabung dan dipercepat menuju layar yang dapat berpendar. • Berkas elektron disimpangkan secara vertikal dan horizontal dengan tegangan yang diberikan pada piringan pendefleksi.

  3. Pentingnya penggunaan Osiloskop • Mampu menyajikan informasi yang lebih lengkap tentang signal yang sedang diuji dari pada menggunakan alat lain. • Dapat mengukur ampliudo, frekuensi dan bentuk sinyal, perbedaan fase, lebar pulsa, dan waktu tunda. • Dapat digunakan untuk melakukan pengukuran kualitatif dan kuantitatif. • Mampu mengukur sinyal A.C. Secara akurat

  4. OSILOSKOP

  5. Panduan osiloskop secara ringkas • Secara ringkas bagaimana menggunakan osiloskop dapat dipelajari dari link berikut

  6. Tampilan CRO

  7. Tampilan layar • Layar CRO terdiri atas dua bagian yakni sumbu x untuk mengukur periode sinyal dan sumbu y untuk mengukur amplitudo sinyal.

  8. CRT (Cathode Ray Tube)

  9. Diagram vertikal

  10. Cara kerja CRT • Secara lengkap cara kerja CRT dapat dipelajari dari link berikut

  11. OSILOSKOP(BK Precision Model 2125A)

  12. OSILOSKOP(BK Precision Model 2120B)

  13. Persamaan gelombang sinus: 2 gelombangdenganamplitudoberbedatetapiberfaseawalsama

  14. 2 gelombang dengan amplitudo sama tetapi berfase awal berbeda

  15. 2 gelombang dengan amplitudo sama tetapi berfase awal berbeda Bagaimana jika y1 + y2 ?

  16. Superposisi dua gelombang

  17. Pengoperasian X-YDua isyarat x dan y membentuk pola LISSAJOUS

  18. Untuk fy : fx = 2 : 1

  19. Untuk fy : fx = 3 : 1

  20. Untuk fy : fx = 3 : 1 denganposisi beda fase yang berbeda

  21. Untuk fy : fx = 3 : 1 denganposisi beda fase yang berbeda

  22. Mengatur tampilan dengan dengan mengubah sensitivitas vertikal Vpp = 8 volt Mempunyai tampilan : R 5V/div B 2V/div D 1V/div

  23. Mengatur tampilan dengan dengan mengubah sensitivitas horizontal 1 kHz mempunyai tampilan: D  0.5 msec/div B  0.2 msec/div R  0.1 msec/div

  24. Rising-edge Triggered Suatu input dapat ditrigger: R  0 V B  +1 V D  -2 V

  25. Falling-edge Triggered Suatu input dapat ditrigger: R  0 V B  +1 V D  -2 V

  26. AC-Coupled Triggering Triggering terjadi pada titik yang sama pada bentuk gelombang, walaupun masing-masing input mempunyai level dc R  1 V B  0 V D  -1 V

  27. DC-Coupled Triggering Triggering terjadi pada titik yang sama pada layar, walaupun masing-masing input mempunyai level dc R  +1.25 V B  0 V D  -1.25 V

  28. Mengukur Amplitudo • Tampilan awal ( R ) susah untuk dibaca amplitudonya • Perlu digeser secara vertikal sampai menyentuh garis tertentu ( B ) • Kemudian digeser secara horizontal sampai puncaknya menyentuh sumbu-y yang terkalibrasi (D) • Terbaca Vpp = 5.3

  29. Contoh lain: D = 4.0 div p-p B = 5.65 div p-p R = 7.0 div p-p

  30. Mengatur Fase Input • Input awal nampak seperti R • Input di-ground-kan dan dipindah ke pusat layar (AC-coupled input akan berpusat pada 0 V (B) ). • Kemudian “timebase” dikalibrasi hingga kedua titik nolnya terpisah sejauh 9 div (= 180O), atau 1 div = 20O (D).

  31. Menentukan Beda Fase 2 Input • Dua buah input mula-mula terlihat seperti G dan B (tanpa level dc) • Kemudian diatur masing-masing seperti nampak pada R dan D • Nampak D tertinggal terhadap R sebesar 37 derajat.

  32. Contoh lain: • B tertinggal terhadap R sebesar 26 derajat • D mendahului R sebesar 54 derajat

  33. Ilustrasi Komponen Ac dan DC Tampilan: 2.2 div p-p superimposed dengan +2.5 div DC

  34. Tampilan dengan AC-Coupled (komponen DC dibuang)

  35. Tampilannya kemudian diperbesar

More Related