1 / 23

METODE PENAFSIRAN ALKITAB

METODE PENAFSIRAN ALKITAB. Eksegese dengan menggunakan metode Strukturalis ini menggunakan anggapan bahwa hanya dengan memperhatikan setiap teks yang ada sudah cukup untuk menangkap maksud penulis. Cara yang dianggap penting tentang : Penyelidikan latar belakang sejarah.

liz
Download Presentation

METODE PENAFSIRAN ALKITAB

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. METODE PENAFSIRAN ALKITAB Eksegese dengan menggunakan metode Strukturalis ini menggunakan anggapan bahwa hanya dengan memperhatikan setiap teks yang ada sudah cukup untuk menangkap maksud penulis. Cara yang dianggap penting tentang : • Penyelidikan latar belakang sejarah. • Konteks jaman. • Siapakah Penulisnya dan penerima. • Kata-kata bahasa asli. • Inti dari maksud tektualnya. Tidak lagi menempati tempat yang utama didalamnya / close reading.

  2. METODE PENAFSIRAN ALKITAB Didalam konteks metode Struktural Narasi semacam inilah muncul Eksegese Narasi yang pada dasarnya mempunyai kemiripan karena juga memusatkan perhatian pada teks, cara pandang ini mengakibatkan apresiasi yang sedemikian tinggi terhadap suatu teks tertentu. Metode eksegese ini memberikan proposal baru bagaimana mendekati alkitab dengan cara memahami suatu cerita dan juga memakainya dengan kaidah-kaidah yang tepat dan efektif.

  3. METODE PENAFSIRAN ALKITABNARASI Perkembangan keilmuan dibidang bahasa dan sastra juga memberikan pengaruh, metode ini memperkaya pekerjaan penafsiran dan menyimpulkan suatu teologis tertentu atau makna yang terkandung didalam suatu cerita, baik itu cerita lisan dalam tradisi masyarakat atau teks yang tertulis. Cara baru ini menimbulkan kegairahan dalam menggali dan memahami setiap kebenaran yang ada didalam alkitab ( ada banyak buku menyatakan ada kemanfaatan dari metode ini ).

  4. PENGERTIAN METODE PENAFSIRAN ALKITABNARASI Robert Alter didalam bukunya bernama “The Art of Biblical Narrative” ia mencoba membawa pembaca menggali dan menghargai seni-seni didalam alkitab oleh karena setia kisah yang ada didalamnya sarat dengan makna. Robert mulai beranjak dari pendekatan eksegese yang selama ini dianut para pakar dengan metode “ Historikal Gramatikal “ ia mengajak untuk bergeser dari analis struktural formal ke pengertian-pengertian yang lebih mendalam terhadap nilai serta pandangan moral yang terwujud dalam sebuah narasi.

  5. PENGERTIAN METODE PENAFSIRAN ALKITABNARASI Alter menggunakan pendekatan Midrash, yaitu menggabungkan menjadi satu kesatuan dari teks-teks yang berbelit belit, menurutnya tidak ada ayat atau perikop yang merupakan tambahan ataupun sisipan yang lepas dari rangkaian cerita, melainkan saling terkait dan berkesinambungan. Inib adalah cara yang baik untuk melihat Alkitab secara utuh. Cerita / Kisah dalam alkitab menyatakan tindakan atau perbuatan aktual yang terlalu beragam dan tidak teratur untuk dikategorikan didalam sesuatu kerangka sistematis tertentu.

  6. PENGERTIAN METODE PENAFSIRAN ALKITABNARASI Alter juga mengasumsikan bahwa sebuah tafsiran tertentu tidak harus akan disetujui oleh pembaca, dalam hal ini Alter memfokuskan pada : • Seni dalam kata-kata. • Seni dalam tindakan. • Seni dalam dialog. • Seni dalam peristiwanya. Yang penting adalah memperhatikan bagaimana penulis cerita / peristiwa mengungkapkan sebuah pesan tertentu dengan menggunakan berbagai cara- cara tersebut.

  7. PENGERTIAN METODE PENAFSIRAN ALKITABNARASI Alkitab sendiri yang akan berbicara dan bercerita melalui berbagai seni yang ada didalamnya, dengan demikian pembaca akan lebih dekat dengan makna yang dimaksud alkitab, baik makna teologi, moral, culture, psikologi dan makna-makna yang lainnya. Pembaca akan ditolong memelihara aspek- aspek tertentu dalam pikiran yang kemudian mengajukan pertanyaan- pertanyaan tertentu agar dapat memahami secara tepat peristiwa atau suatu kisah dalam alkitab.

  8. BERPIKIR KRITIS - LITERARIS Realita sastra dari Alkitab dapat dipelajari dengan menggunakan metoe berpikir kritis-literaris, hal ini berbeda dengan pola historis kritis. Ada dua istilah yang diusulkan “ Narratology “ muncul thn 1976, atau Poetic of Narrative “ yang memiliki pengertian yaitu “ Studi terhadap Naratif teks. Keduanya mengambil pengertian sastrawi sebagai penyelidikan.

  9. BERPIKIR KRITIS - LITERARIS. Sternberg memberikan beberapa anggapan : • Pendekatan terhadap Alkitab secara literartur berarti memberikan penekanan kepada teks itu sendiri ( tidak memberikan penekanan atau mempertimbangkan latar belakang dan sejarah sebagaimana yang biasa dilakukan didalam metode penelitian Hermeneutika ). • Mengamsusikan adanya kesatuan teks. • Fokus perhatian ditujukan pada bagaimana sebuah teks distrukturkan.

  10. PRINSIP EKSPOSISI NARASI BAGAIMANA MEMBACA SEBUAH CERITA. Cerita alkitab didalam metode Narasi merupakan suatu ungkapan tertulis dari suatu fakta tertentu, kisah ini menjadi sarana yang dipakai oleh penulis untuk mengungkapkan “ sesuatu “ yang bukan hanya sekedar fiksi belaka, melainkan sebuah gambaran yang diambil dari kehidupan sehari-hari. Ketika pembaca ingin mengerti apa yang dimaksud oleh penuis didalam ceritanya, maka pertama yang harus dilakukan adalah masuk kedalam dunia kisah yang dibangun oleh penulis tersebut.

  11. PRINSIP EKSPOSISI NARASI BAGAIMANA MEMBACA SEBUAH CERITA. Kondisi semacam ini sekaligus berarti pembaca akan memasuki dunia pemikiran teologia dan iman dari penulis. Setiap detil pergumulan iman penulis menjadi begitu nyata sehingga pembaca dapat merasakan bagaimana pengalaman itu secara pribadi. Hal ini membuka kesempatan dialog iman antara penulis sebagai sumber iman dengan pembacanya. Komunikasi iman semacam ini yang menjadikan cerita itu Hidup, mengalami dan menghayati Peristiwa sekaligus menjadi milik pembaca pula.

  12. PRINSIP EKSPOSISI NARASI BAGAIMANA MEMBACA SEBUAH CERITA. Pembaca diajak untuk menghayati : • Peran dari Tokoh Utama. • Situasi dan keadaan sekitarnya. • Kata-kata yang muncul. • Orang-orang yang ada dalan cerita. • Reaksi dan respon. • Segala macam aspek yang ada didalmnya. Cara ini yang membuat jarak antara penulis Alkitab dan opembaca kontemporer menjadi semkin kecil, demikian juga pebaca dengan jemaat.

  13. METODE EKSPOSISI NARASI Dalam mengerjakan eksposisi Narasi, seorang penafsir harus bertindak berada dibawah penulis untuk menghindari adanya kerancuan posisi antara dirinya dan penulis. Disini pembaca harus melihat dan mengerti semua yang ada didalam teks dari sudut pandang penulis ( The Narrators Point of View ). Hal ini harus dilakukan oleh karena para penulis memiliki cara pandang, sikap, perilaku, perasaan dari setiap pemeran yang dimunculkan didalam cerita / kisahnya.

  14. METODE EKSPOSISI NARASI Oleh karena itu pembaca harus mengajukan berbagai pertanyaan didalam usahanya untuk mengerti : • Apakah yang dapat diberikan oleh sebuah pembacaan didalam cerita alkitab bagi kehidupannya ? • Apakah karakteristik didalamnya ? • Bagaimanakah komunitas subjek ? • Bagaimanakah relasinya dg subjek ? • Apa yang menjadi world view yang dapat memberikan pengertian ? • Apakah yang menjadi pusat keyakinan antara subjek dengan komunitas ?

  15. METODE EKSPOSISI NARASI g. Apakah yang menjadi central image atau metafora ( bersifat teologis, biblical, moral, etika, pengajaran ) yang dapat memberikan pengertian kehidupan pada masa itu ? h. Apakah artinya serta bagaimana semua hal itu dapat memberikan sebuah pengertian didalam kehidupan iman kristen ?

  16. MENDEKATI ALKITAB DENGAN CARA EKSPOSISI NARASI 1. Allah akan selalu menempati posisi karakter pusat. Alkitab adalah Firman Allah ( perlu diwaspadai karakter lain spt sosial, sejarah atau ilmu tidak dapat mengambil alih sentral ini ). 2. Alkitab tidak memberikan pengajaran secara langsung, kerap pengajaran alkitab tidak langsung dan bersifat interaktif, bahkan memanggil kita untuk memutuskan apakah yang menjadi inti pesan yang hendak disampaikan.

  17. MENDEKATI ALKITAB DENGAN CARA EKSPOSISI NARASI • Narasi mencoba mengungkapkan suatu kehidupan yang nyata, namun karakter yang ada didalamnya tidaklah selalu merupakan seorang pahlawan. Terkadang ada cara yang tidak boleh dilakukan atau negatif untuk menujukkan cara yang tidak boleh dilakukan oleh seseorang ketika mendekat kepada Allah. • Konteks mempunyai tempat yang penting, setiap perkataan tidak secara otomatis memiliki pesan moral, kisah yang utuh dapat menetapkan arti dari sebuah perkataan didalam kisah tsb.

  18. MENDEKATI ALKITAB DENGAN CARA EKSPOSISI NARASI • Narasi harus menjadi titik tolak memahami Narasi itu sendiri, oleh sebab itu narasi harus dipahami dari konteks yang lebih besar. • Setiap elemen yang ada didalam kisah adalah pembimbing untuk memahami arti yang ada, ada banyak petunjuk atau tanda didalam sebuah kisah yang bisa disebut sebagai teks dekat. • Setiap karakter yang ada didalam alkitab tidak secara langsung memberikan norma hidup untuk kehidupan didalam kontek pembaca

  19. MENDEKATI ALKITAB DENGAN CARA EKSPOSISI NARASI • Sebuah kisah dapat digunakan untuk menyatakan sesuatu. • Narasi biblikal adalah cara merefleksikan sebuah proses dari kisah yang ada didalam cara berpikir, situasi, kondisi serta kebutuhan dari sebuah komunitas iman.

  20. MENDEKATI ALKITAB DENGAN CARA EKSPOSISI NARASI Metode Narasi membuat seseorang ketika membaca alkitab, ia dibawa masuk menelusuri setiap pergumulan yang terjadi saat itu, kedalam kisah yang ditampilkan oleh penulis. Dunia itu menjadi begitu nyata dan membawa setiap pembaca “ Hadir “ disana dan terjun kedalam setiap peristiw a yang terjadi tersebut, merasakan dan mengalami secara nyata setiap detail kejadian.

  21. MENDEKATI ALKITAB DENGAN CARA EKSEGESE NARASI Melalui jalan masuk kedalam peristiwa ini, kemudian pembaca “ disadrkan kembali “ ke dalam dunia saat ini. Sebuah pergumulan iman dengan titik tolak yang benar karena ia “ pernah hadir disana “. Sehingga jika kemudian sebuah tuntunan di dalam pergumulan imannya dibangun, maka akan berada pada dasar pijak yang tepat, dasar pijak yang sama seperti yang dialami oleh penulis didalam setting kisahnya.

  22. CONTOH MENDEKATI ALKITAB DENGAN CARA EKSEGESE NARASI Misalnya bagaimana seorang pembaca Alkitab dapat memahami catatan yang ada didalam kitab Yudas 4 “...mereka adalah orang-orang fasik...dan menyangkal satu-satunya penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus..” Kitab ini diakui oleh penafsir ditulis oleh Yudas adik kandung Yesus. Pertanyaannya : Bagaimana pergeseran pengakuan iman dari melihat Yesus dari seorang kakak, lahir dari rahim yang sama, pernah tinggal satu atap, makan berhadapan terus melihatnya sebagai Tuhan dan Pengausa. Pergeseran ini pasti tidak mudah, kecuali mengalami sendiri berbagai peristiwa yang membawanya kepada kesimpulan bahwa Yesus bukan sekedar manusia, melainkan adalah Tuhan.

  23. CONTOH MENDEKATI ALKITAB DENGAN CARA EKSEGESE NARASI Pergumulan Iman, Pergeseran Sikap Didalam memandang Yesus sebagai Tuhan adalah pergumulan iaman yang sungguh nyata. Bagaiman proses tersebut terjadi dan bagaimana kemudian ia sampai pada Sebuah kesimpulan yang benar, perlu dicermati dengan seksama.

More Related