1 / 25

HUBUNGAN EKSTERNAL

HUBUNGAN EKSTERNAL. Pers Komunitas Distributor Pemerintah Konsumen. Pers. Hubungan Pers adl usaha untuk mencari publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi PR dlm rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khlayak dari organisasi (Jefkins:2004)

kent
Download Presentation

HUBUNGAN EKSTERNAL

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. HUBUNGAN EKSTERNAL

  2. Pers • Komunitas • Distributor • Pemerintah • Konsumen

  3. Pers • Hubungan Pers adl usaha untuk mencari publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi PR dlm rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khlayak dari organisasi (Jefkins:2004) • Pers  menentukan opini publik

  4. Prinsip-Prinsip Hubungan Pers • Memahami dan melayani media  mengetahui kebiasaan dan tradisi yang berlaku di media tertentu • Membangun reputasi sbg pihak yang dapat dipercaya • Menyediakan salinan yang jelas  release, foto, dokumen • Hubungan personal yang baik dengan wartawan atau pemilik media

  5. HUBUNGAN (DENGAN) PERS / WARTAWAN • Kasali  membuat ciri-ciri masyarakat pers Indonesia: • Dari wartawan jihad ke wartawan komprehensif • Dunia usaha pernah “sangat takut dengan pers”  pers menjadi momok • Pers jihad berkembang akibat muckraking paper (jurnalisme penyidikan), yang sering digunakan kelompok politik untuk menghancurkan pihak lawan

  6. Dari sepatu karet sampai sepatu kulit. • Wartawan dulu indentik dengan penampilan yang lusuh  penampilan ala “Mat Kodak”, dari “Kuli Tinta” ke “kuli disket”. • Pemampilan wartawan masa kini cenderung menyesuaikan dengan situasi • Wartawan tidak menyukai protokoler • Wartawan umumnya anti dengan prosedur, mereka merasakan kaidah protokol sebagai hambatan dalam mencari informasi. • Informasi yang berasal melalui prosedur protokoler umumnya besifat normatif

  7. Wartawan dikejar deadline • Harian  3 jam • Mingguan  2 hari • Bulanan  2 minggu • Wartawan menyukai relationship (persahabatan) • Wartawan yg baik adl wartawan yang mampui membedakan mana yang pekerjaan jurnalistik dan mana yang bukan

  8. Bad news is good news • Musibah adalah rejeki pers • When a dog bit a man, it’s not news • Whn a man bit a dog, it’s a news • Situasi konflik  bagi pers adalah berita baik • Wartawan (tidak) Menyukai Amplop • Kode etik secara tegas melarang amplop • Di ranah praktik …..??????

  9. Pers hidup dari iklan • Agar tidak menumbulkan dilema etik, maka ada baiknya institusi menampilkan iklan agar informasi PR (release, interview) dapat dimuat oleh wartawan • Wartawan menyukai eksklusivitas • Wartawan sesungguhnya bersaing untuk menampilkan informasi. • Kesempatan wawancara di luar konferensi pers sangat menarik bagi wartawan

  10. Wartawan membela yang tertindas • Kunci pekerjaan wartawan  nurani • Kadang-kadang pembelaan terhadap kaum tertindas dianggap sebagai suara nurani yang jauh dari motif politik • Wartawan semakin berpendidikan • Pendidikan wartawan seiring dengan kemajuan pembangunan dan teknologi.

  11. WAWANCARA: haruskah ditolak? • Kadang-kadang tidak semua orang mau menerima wartawan untuk wawancara, dikarenakan: • Low Profile  anggapan masyarakat “diam itu emas”, diam lebih baik daripada menonjolkan diri. • Dalam konteks kehumasan, pandangan tersebut sebaiknya diubah • Pada situasi krisis, PR justru harus seringkali “unjuk suara”

  12. Tidak pandai berbicara • Tidak semua orang memiliki kemampuan oral yang baik (artikulatif). • Sebagai “peran pengganti”  PR dituntut untuk senantiasa berlatih kemampuan oral dan verbal • Tidak memiliki penasihat • PR berperan sebagai penasihat, dalam rangka memberi gambaran tentang medan informasi yang harus disampaikan oleh seseorang • Benar-benar tidak punya waktu

  13. Sumber-sumber berita lain untuk wawancara • SUMBER POSITIF • Keluarga pemilik • Karyawan yg puas • Mantan karyawan • Pemasok yg puas • Komunitas yang diperhatikan

  14. Sumber-sumber berita lain untuk wawancara • SUMBER NEGATIF • Keluarga yg pecah • Keluarga yg tidak puas • Mantan karyawan yg tdk puas • Pemasok yg tdk puas • Pesaing-penantang (challenger) • Komunitas yg tdk diperhatikan

  15. APA YG BISA DILAKUKAN PRO? • Membuat hubungan yg mesra dengan pers • Mendidik pimpinan agar dpt menjadi public figure • Mengatur pertemuan dgn pers • Memberitahukan hak-hak sumber berita • Menyusun strategi wawancara • Memberi saran / ralat kepada pers atas kesalahan pemberitaan

  16. Siaran Pers / News Release / Press Release • Siaran Pers merupakan alat untuk berkomunikasi ke khalayak yang paling banyak dipilih oleh praktisi humas karena biayanya paling murah. • Untuk dapat dimuat, siaran pers yang bersesuaian dengan kriteria berita  siaran pers = bahan berita

  17. PERS  BERITA • Berita: when the man hit the dog, it’s not new, but when the dog hit the man it’s new. • Rumus 5 W + 1 H (What, Who, Where, When, Why & How)

  18. Standar “Berita” • News worthy  standar kalayakan berita secara khusus bagi media yang bersangkutan • News value  standar kelayakan berita secara umum menurut kaidah penulisan berita

  19. News Values • Magnitude, yaitu seberapa luas pengaruh suatu peristiwa bagi khalayak. Contoh: Berita tentang kenaikan harga BBM lebih luas pengaruhnya terhadap SELURUH masyarakat Indonesia ketimbang berita tentang gempa bumi di Jawa Tengah. • Significance, yaitu seberapa penting arti suatu peristiwa bagi khalayak. Contoh: Berita tentang wabah penyakittertentu lebih penting bagi khalayak ramai daripada berita tentang kecelakaan lalu lintas. • Actuality, yaitu tingkat aktualitas suatu peristiwa. Berita tentang kampanye calon presiden sangat menarik jika dibaca pada tanggal 1 hingga 30 Juni 2004. Setelah itu, berita seperti ini akan menjadi sangat basi.

  20. News Values • Proximity, yaitu kedekatan peristiwa terhadap khalayak. Contoh: Bagi warga Jawa Tengah & DIY, berita tentang meningkatnya aktivitas G. Merapi lebih menarik ketimbang berita tentang meningkatnya aktivitas G. Semeru atau G. Slamet • Prominence, yaitu akrabnya peristiwa dengan khalayak. Contoh: Berita-berita tentang AFI (Akademi Fantasi Indosiar), lebih akrab bagi kalangan remaja Indonesia ketimbang berita-berita tentang Piala Thomas. • Human Interest, yaitu kemampuan suatu peristiwa untuk menyentuh perasaan kemanusiaan khalayak. Contoh: Berita tentang Lisa, TKI Indonesia yang dianiaya di luar negeri, diminati oleh khalayak ramai, karena berita ini mengandung nilai human interest yang sangat tinggi.

  21. PROSES KERJA MEDIA/PERS • Rapat Redaksi, yaitu rapat untuk menentukan tema-tema yang akan ditulis dalam penerbitan edisi mendatang. Dalam rapat ini dibahas juga mengenai pembagian tugas reportase. • Reportase. Setelah rapat redaksi selesai, para wartawan yang telah ditunjuk harus "turun ke lapangan" untuk mencari data sebanyak mungkin yang berhubungan dengan tema tulisan yang telah ditetapkan. Pihak yang menjadi objek reportase disebut nara sumber. Nara sumber ini bisa berupa manusia, makhluk hidup selain manusia, alam, ataupun benda-benda mati. Jika nara sumbernya manusia, maka reportase tersebut bernama wawancara. • Penulisan Berita. Setelah melakukan reportase, wartawan media cetak akan melakukan proses jurnalistik berikutnya, yaitu menulis berita. Di sini, wartawan dituntut untuk mematuhi asas 5 W + 1 H yang bertujuan untuk memenuhi kelengkapan berita. Asas ini terdiri dari WHAT (apa yang terjadi), WHO (siapa yang terlibat dalam kejadian tersebut), WHY (mengapa terjadi), WHEN (kapan terjadinya), WHERE (di mana terjadinya), dan HOW (bagaimana cara terjadinya.

  22. PROSES KERJA MEDIA/PERS • Editing, yaitu proses penyuntingan naskah yang bertujuan untuk menyempurnakan penulisan naskah. Penyempurnaan ini dapat menyangkut ejaan, gaya bahasa, kelengkapan data, efektivitas kalimat, dan sebagainya. • Setting dan Layout. Setting merupakan proses pengetikan naskah yang menyangkut pemilihan jenis dan ukuran huruf. Sedangkan layout merupakan penanganan tata letak dan penampilan fisik penerbitan secara umum. Setting dan layout merupakan tahap akhir dari proses kerja jurnalistik. Setelah proses ini selesai, naskah dibawa ke percetakan untuk dicetak sesuai oplah yang ditetapkan.

  23. Kriteria 5 W + 1 H • What  apa yang terjadi (peristiwa atau pernyataan) • Who  siapa yang terlibat dalam peristiwa atau pernyataan • When  kapan terjadinya peristiwa atau pernyataan • Where  di mana berlangsungnya? • Why  mengapa, apa sebab terjadinya suatu peristiwa, atau mengapa suatu pernyataan disampaikan • How  bagaimana peristiwa terjadi, kalau pernyataan, bagaimana penyampaiannya; lisan, tertulis, pidato, dsb.

  24. Yang perlu dicantumklan dalam siaran pers • Kepala surat nama perusahaan atau organisasi • Pengalamatan  harus jelas dan spesifik supaya dapat segera dimuat • Pencantuman tulisan Siaran Pers / Press Release • Catatan  misalnya tentang waktu pemuatan • Judul • Lead • Dateline  pencantuman nama kota dan tanggal pengiriman • Bodytext  tubuh berita • Tanggal • Nama penulis dan atau Contact person • Penunjuk halaman • Penanda akhir siaran pers.

  25. Beberapa hal yang dapat dijadikan siaran pers • Peluncuran produk baru • Perluasan usaha • Peresmian perusahaan atau organisasi • Pengumuman keberhasilan atau prstasi usaha • Rencana merger, Akuisisi • Event • Aksi sosial • Kebijakan baru • Pergantian kepemimpinan atau pengurus • Kunjungan tokoh penting • Rencana rekrutmen anggota / karyawan baru • Pengumuman hasil riset terbaru • Keberhasilan perusahaan • Perubahan organisasi • Penggantian peraturan • Dsb

More Related