1 / 26

Rationale: 2. The Correlation between Locus of Control and reading comprehension

Rationale: 2. The Correlation between Locus of Control and reading comprehension. ..... the importance of LC in reading ..... ..... the role of LC in reading ..... ..... the contribution of LC in reading ..... So it is assumed that there is correlation between LC and RC.

kaveri
Download Presentation

Rationale: 2. The Correlation between Locus of Control and reading comprehension

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Rationale:2. The Correlation between Locus of Control and reading comprehension ..... the importance of LC in reading ..... ..... the role of LC in reading ..... ..... the contribution of LC in reading ..... So it is assumed that there is correlation between LC and RC.

  2. 2. The Correlation between Locus of Control and reading comprehension Lokus kontrol mencakup aspek kemauan, komitmen, dan rasa kemandirian seseorang dalam memenuhi kebutuhannya. Ketiga aspek ini memiliki peran atau kontribusi yang penting terhadap keberhasilan sese-orang dalam usaha untuk melakukan suatu pekerjaan. Seseorang yg memiliki kemauan yang kuat dalam membaca, ia akan melaku-

  3. kanbanyakusahasewaktumembacadenganmaksud agar dapatmemperolehpemahaman yang baikterhadapisibacaan yang sedangdibaca. Iatidakmudahmenyerahbilamengalamikesulitandalammembacadanhaltersebutdianggapnyasebagaitantangan yang harusbisaiaselesaikan. Iamerasabahwamembacamerupakansuatukebutuhandandenganmembacaiaakanmemperolehsegalainformasi yang bermanfaatbagidirinyasertadapatmemperbaikidiridalammembaca.

  4. Orang yang demikiantergolongsebagai orang yang memilikilokuskontrolinternal, yakni orang yang memilikikomitmenyang tinggiterhadappekerjaan yang dihadapinya. Iaakanmerasabanggadansangatpuasbiladapatmenyelesaikanpekerjaannyadenganbaik, namuniaakanmerasasangatkecewabilamengalamikegagalan, termasukdalammemahamisuatubacaan.

  5. Sebaliknyaseseorang yang memilikikemauan yang rendahdalammembaca, iaseringkaliengganatauogah-ogahandalammenghadapibahanbacaankarenaiamerasabahwadirinyatidakakanmampumembacadenganbaik. Iatidaksukamenghadapipermasalahandalammembacadaniamerasabahwauntukmemperolehinformasitidakharusdg membaca, namundapatdenganbertanyakepada orang lain ataumelihattelevisi.

  6. Orang ygdemikianadalah orang ygmemilikilokuskontroleksternal, yakni orang ygtidakmemilikikomitmenygtinggiterhadappekerjaanygdihadapi-nya, mudahmenyerahatauputusasa, kurangpercayadiri, tidakmaubekerjakeras, daniamerasabahwakeberhasilanataukegagalandalammelakukanpekerjaan, termasukdalammemahamisuatubacaan, merupakanhal yang biasakarenabanyakfaktoreksternallain yang mempengaruhinya.

  7. Berdasarkanuraian di atas, dapatlahdidugabahwalokuskontrolmempunyaihubunganpositifdengankemampuanpemahamanbacaan.

  8. Reseach Method The purpose of correlational research is to discover relationships between two or more variables. Relationship means that an indi-vidualstatus on one variable tends to reflect itsstatus on the other.

  9. Correlational Research Helps us understand related events, conditions, and behaviors. Is there a relationship between educational levels of parentsand their children’s school achievement? To make predictions of how one variable might predict another To examine the possible existence of causation.

  10. CAUTION In correlational research you CAN NOT absolutely say one variable causes something to happen. This can only be done through experimental research. You can say one variable might cause something else to happen.

  11. RESEARCH DESIGN There are three variables: one depen-dent variable (RC) and two indepen-dent variables (CDM and LC). Independent (predictor) variable is a variable that is presumed to give influence or contribution to the dependent (criterion)variable. What is the constellation of the variables of the previously stated title?

  12. Variable Constellation

  13. Correlational Research Process Variables to be the study are identified Questions and hypotheses are stated A sample is selected (a minimum of 30 is needed) Data are collected Correlations are calculated Results are reported

  14. Population, sample, sampling Populasi Kountour(2003) mengatakanbahwapopu-lasiadalahsuatukumpulanmenyeluruhdarisuatuobjek yang menjadiperhatianpeneliti. Objekpenelitiandapatberupamakhlukhidup, benda-benda, sistemdanprosedur, suatufenomena, dan lain-lain.‘Populasi target’ (target population) misalnyasemuamurid SMA kelas 1 di wilayahKaresidenan Surakarta.

  15. Biasanyapopulasi target initidakterjang-kaukarenakendalawaktu, tenagadandana; makapenelitidapatmengambil ‘populasiterjangkau’ (accessible popu-lation) yaknimengambilsebagiandaripopulasi target tersebut yang terjangkauatausesuaidengankecukupanwaktu, tenagadandana. Populasiterjangkauinimisalnyasemuamuridkelas 1 SMAN 1 Surakarta.

  16. sampel DlmhaliniKountour (2003) mengatakanbahwasampeladalahsebagiandaripopulasi. Sampelharusmerepresentasikanseluruhpopulasi, yaknimerefleksikankarakteristikpopulasi. Sampeldiambilbukandaripopulasi target, tetapidaripopulasiterjangkau. Tentangpengambilan sample ini, Arikunto (1998) mengatakanuntuksebagaiancar-ancarapabilajumlahpopulasikurangdari 100,

  17. makalebihbaikdiambilsemuasehinggapenelitiannyamerupakanpenelitianpopulasi; danjikajumlahpopulasinyabesardapatdiambilantara 10-15% atau 20-25% ataulebih. Hasilpenelitiandapatdigeneralisasikanterhadappopulasiterjangkau. Sedang-kanuntukmenggeneralisasikanhasilpenelitianterhadappopulasi target adalahsuatutindakan yang riskan.

  18. sampling Hal pentingygperlumendapatperhatianadalahbagaimanacaramengambilsampel (sampling) sehinggamendapatkan sample yang representative. Ada beberapacaradalampengambilan sample, yaknicaraacaksederhana (simple random sampling), strata (stratified sampling), klaster (cluster sampling), dansistematik (systematic sampling).

  19. Random sampling Cara iniadalahprosedurpengambilansampelygsemuaanggotapopulasimemilikikesem-patanygsamauntukterpilihsebagaisampelpenelitianmelaluiundian. Langkah-langkahygumumdigunakan: (a) menentukanpopulasi, (b) membuatdaftaruntuksemuaanggotapopulasi, (c) memberikodeuntukmasing-masinganggotadanditulisdalamsecarikkertaskemudiandigulungdandiaduk, (d) mengambilsecaraacaksesuaidenganjumlah sample yang dibutuhkan.

  20. Prosedurlain yang sistematisyang dpt digunakan untukmengambilsampelsecaraacakadalahmenggunakan‘tabelnomoracak’ (a table of random numbers). Tabelinisecaramekanistelahdikembangkandengan computer sehinggatabeltersebutbenar-benarmemilikisusunan yang acak.

  21. STRATIFIED SAMPLING Cara inidigunakanbilapopulasimemi-likisub-sub kelompokatau strata shgmasing-masingkelompokdpt terwakili dlm sampel yg diambil. Dengancarainipertama-tama penelitimengidentifikasi strata yang ditemukandlmpopulasiygdiperkirakandapatmempengaruhi data penelitian, misalnya strata dalampenghasilan, usia, tingkatpendidikan, tempattinggal ( desa - kota), jaraktempattinggal (jauh - dekat),dsb.

  22. Kemudianpenelitimengambilsejumlahsampeldarimasing-masingstrata untukmemperolehjumlahsampelygdibutuh-kan.Dlmpengambilansampeldarimasing-masing strata, penelitidptmengambiljumlahygsamaataujumlahygdiambildisesuaikandenganbesar-kecilnyajumlahindividu yang ada di masing-masing strata. Cara pengambilansampelygterakhirdisebutpengambilansampelsecara strata yg‘proporsional’ (proportional stratified sampling).

  23. CLUSTER SAMPLING Subjekpenelitianseringkalihanyadptdijangkaulewatkelompokatauuntukmempelajarisubjektersebutakanlebihbaikbilamanamerekatetapdalamsuatukelompok. Dlmhalini unit penelitianbukanberupaindividunamunberupa kelompokindividu. Sebagaicontoh, penelitimengambilsatusekolahsecaraacakdaridaftarsekolah yang ada, kemu-diansemuasiswadarisekolahygterpilihtersebutdijadikansampelpenelitian

  24. dansiswainitelahmembentukkelompokatauklaster yang memilikikesamaankarakteristik. Pengambilansampelinidisebut ‘caraklaster’ (cluster sampling). Hal pentingygperludiingatadalahkelompokyang dijadikansampelharusdiambilsecaraacakdaripopulasiklaster yang ada, danbilamanasuatuklastertelahterpilihsebagaisampel, makasemuaindividuatauanggota yang adadi dalamnyaharusdiikutsertakandalamsampel.

  25. SYSTEMATIC SAMPLING ‘Samplingsistematis’, yaknipenarikansampeldg mengambilsetiapindividuygterdapatpada interval tertentu (k)daridaftarpopulasi. Sampling interval (k) dptdiperolehdg membagijumlah total populasi (N) dg jumlahsampelpenelitian (n), shgkalaujumlah total populasi500 danjumlahsampelnyaadalah 50, maka sampling interval ygdiperolehadalah 10.

  26. Dengandemikiansetiapindividu yang beradapadanomor 10, 20, 30 dstdalamdaftarpopulasiakanterpilihsebagaisampelpenelitian. Kelemahandaricarapengambilansampeliniialahindividuygterpilihsebagaisampeltidakbenar-benar independent, karenabilamanaindividupertamatelahditentukanmakasecaraotomatisindividu yang beradapadakelipatan interval akanterpilihsebagaisampelpenelitian.

More Related