1 / 31

SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL. CARA PENYALAAN BAHAN BAKAR PADA MOTOR BAKAR. Penyalaan sendiri ( Motor diesel ). Penyalaan dengan bunga api listrik ( Motor bensin ). SAAT PENGAPIAN (Pembakaran Normal). Percikan bunga api terjadi.

gzifa
Download Presentation

SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL prepared by sumarsono

  2. CARA PENYALAAN BAHAN BAKAR PADA MOTOR BAKAR Penyalaan sendiri ( Motor diesel ) Penyalaan dengan bunga api listrik ( Motor bensin )

  3. SAAT PENGAPIAN (Pembakaran Normal) Percikan bunga api terjadi Pada saat piston bergerak ke atas pada langkah kompresi, percikan bunga api terjadi pada saat yang tepat untuk membakar campuran dan meneruskan proses pembakaran. Pembakaran dimulai Piston masih bergerak ke atas, campuran sedang terbakar dengan ‘nyala depan’ dengan stabil merambat ke seluruh ruang bakar. Pembakaran selesai Piston bergerak melampaui TMA dan pada kira-kira 10 derajat perputaran poros engkol setelah TMA, dihasilkan tekanan pembakaran maksimum. Ini mendorong piston bergerak ke bawah pada saat langkah usaha.

  4. 2. Pengendali Waktu Pengapian Centrifugal Advancer Penyalaan dimajukan (yaitu dilakukan lebih cepat) secara otomatis sesuai peningkatan putaran engine dan diperlambat secara otomatis apabila putaran engine turun. 3. Pengendali Waktu pengapian Vacuum Advancer. Saat pengapian diubah tergantung pada beban engine dilakukan dengan cara merubah kecepatan pembakaran. 4. Pembakaran Awal (Pre-Ignition) Pembakaran awal sesuai dengan nama yang diberikan adalah pembakaran yang terjadi sebelum waktunya. Ada dua penyebab utama yang menimbulkan pembakaran awal. a. Penyetelan saat pengapian yang lebih awal Pembakaran terjadi dan tekanan pembakaran maksimum dicapai sebelum piston mencapai titik mati atas (TMA). Tekanan pembakaran mencoba mendorong piston mundur kebelakang dengan arah yang berlawanaN b. Sebuah titik panas (arang yang membara) di dalam silinder membakar campuran bahan bakar sebelum percikan bunga api terjadi. Tekanan pembakaran maksimum terjadi sebelum piston mencapai TMA. Tekanan pembakaran mencoba mendorong piston mundur dengan arah yang berlawanan.

  5. Pembakaran Awal (Pre-Ignition) Pembakaran awal - akibat saat pengapian yang lebih awal Pembakaran awal - akibat titik panas membakar campuran bahan bakar

  6. Detonasi Ditonasi disebabkan pertemuan dua pembakaran Engine Terus Hidup (Running On) Engine terus hidup (dengan getaran yang tinggi) berarti engine tidak mau mati walaupun kunci kontak telah diputus. Hal ini dapat disebabkan.

  7. Cara Kerja Kondensor Poin Terbuka, Tegangan Kondensor Naik Pengosongan Kondensor Tegangan kondensor turun. Langkah Pengisian/Pengosongan Kondensor

  8. 2 3 4 1

  9. SISTEM PENGAPIAN

  10. 1 3 2 4 1 2 3 4 Cara kerja Saat kunci kontak on, kotak pemutus menutup • Arus mengalir dari (+) baterai  kunci kontak  kumparan primer koil kontak pemutus  massa. • Terjadi pembentukan medan magnet pada inti koil

  11. Saat kunci kontak on, kontak pemutus membuka • Arus primer terputus dengan cepat maka : • Ada perubahan medan magnet ( medan magnet jatuh ) • Terjadi arus induksi tegangan tinggi pada sirkuit sekunder ( terjadi loncatan bunga api di antara elektroda busi )

  12. 5 3 2 4 8 9 7 6 1 6 • Bagian-bagian • Kam distributor 6. Sekrup pengikat • Kontak tetap ( wolfram ) 7. Tumit ebonit • Kontak lepas ( wolfram ) 8. Kabel ( dari koil - ) • Pegas kontak pemutus 9. Alur penyetel • Lengan kontak pemutus

  13. 1  2 Sudut Pengapian Sudut pengapian adalah : Sudut putar cam distributor dari saat kontak pemutus mulai membuka 1 sampai kontak pemutus mulai membuka pada tonjolan kam berikutnya 2 Contoh : sudut pengapian = Z = jumlah silinder Untuk motor 4 silinder

  14. A B C Sudut dwell Sudut putar kam distributor : A – B = Sudut buka Kp B – C = Sudut tutup Kp Sudut tutup kontak pemutus dinama kan sudut dwell Kesimpulan : sudut dwell adalah sudut putar cam distributor pada saat kontak pemutus menutup (B ) sampai kontak pemutus mulai membuka ( C ) pada tonjolan cam berikutnya

  15.    Hubungan sudut dwell dengan celah kontak pemutus • Celah kontak pemutus kecil • Sudut buka kecil (  ) • Sudut Dwell besar ( ) Sudut dwel besar  celah kontak pemutus kecil Celah kontak pemutus besar  Sudut buka besar (  )  sudut Dwel kecil ( ) Sudut Dwel kecil  celah kontak pemutus besar

  16. Besar sudut Dwell dan kemampuan pengapian Kemampuan pengapian ditentukan oleh kuat arus primer. Untuk mencapai arus primer maksimum, diperlukan waktu pemutusan kontak pemutus yang cukup. Sudut dwell kecil Waktu penutupan kontak pemutus pendek Arus primer tidak mencapai maksimum  Kemampuan pengapian kurang. Sudut dwel besar • Kemampuan pengapian baik, tetapi waktu mengalir arus terlalu lama • kontak pemutus menjadi panas • konntak pemutus cepat aus. Kesimpulan :Besar sudut dwell merupakan kompromis antara kemampuan pengapian dan umur kontak pemutus

  17. 1 10 5 2 3 4 8 11 9 12 7 6 Bagian-bagian Busi

  18. Nilai Panas Nilai panas busi adalah suatu indeks yang menunjukkan jumlah panas yang dapat dipindahkanoleh busi. Kemampuan busi menyerap dan memindahkan panas tergantung pada bentuk kakiisolator / luas permukaan isolator Nilai panas harus sesuai dengan kondisi operasi mesin • Busi panas • Luas permukaan kaki isolator besar • Banyak menyerap panas • Lintasan pemindahan panas panjang, akibatnya pemindahan panas sedikit • Busi dingin • Luas permukaan kaki isolator kecil • Sedikit menyerap panas • Lintasan pemindahan panas pendek, cepat menimbulkan panas

  19. KONDISI BUSI

  20. Dudukan Penggunaan cincin perapat antara busi dan kepala silinder tergantung pada tipe motor Ulir Panjang ulir busi harus sesuai dengan panjang ulir kepala silinder

  21. Rup - 1 Bat + 15 Garis gaya magnet Inti koil IGNITION COIL STANDARD

  22. Koil dengan tahanan ballast 50 Tahanan balast Bat 15 + Rup 1 - R Kondensator ST1 ST2 IG B/AM Primer Sekunder Kunci kontak Kontak pemutus platina Koil +

  23. Ke motor stater Baterai 15 30 Kp + - 12 V

  24. 50 ST 15 IG 30 BO +

  25. Tahanan ballast di dalam koil ( mis : Toyota Kijang ) Motor stater - + B ST1 ST2 IG B Baterai Kp +

  26. CENTRIFUGAL ADVANCER

  27. 1 3 `6 4 2 `5 Advans Vakum (VACUUM ADVANCER) Pada beban rendah atau mencegah, kecepatan bakar rendah karena tolakan rendah,temperatur rendah, campuran kurus. Oleh karena itu waktu pembakaran menjadi lebih lama, Agar mendapatkan tekanan pembakaran maksimum tetap dekat sesudah TMA, saat pengapian harus dimajukan Untuk memajukan saat pengapian berdasarkan beban motor digunakan advans vakum • Bagian – bagian • Plat dudukan kontak pemutus yang bergerak radial • Batang penarik • Diafragma • Pegas • Langkah maksimum • Sambungan slang vakum

  28. Cara Kerja Advans Vakum (VACUUM ADVANCER) Advans vakum tidak bekerja ( Pada saat idle dan beban penuh ) Vakum rendah membran tidak tertarik Plat dudukan kontak pemutus masih tetap pada kedudukan semula Saat pengapian tetap Advans vakum bekerja ( Pada beban rendah dan menengah ) Vakum tinggi, membran tertarik Plat dudukan kontak pemutus diputar maju berlawanan arah dengan putaran kam governor Saat pengapian semakin di majukan

  29. Kondisi Kerja Vacuum Advancer Idle Vakum yang benar terjadi di bawah katup gas Vakum belum mencapai daerah sambungan advans, maka advans vakum belum bekerja Beban rendah & menengah Vakum yang besar mencapai daerah sambungan advans, maka advans vakum bekerja Beban penuh Vakum pada daerah sambungan advans kecil, maka advans vakum tidak bekerja

More Related