1 / 30

Robert E.C. Chandra 1)

RANCANG BANGUN APLIKASI PENENTUAN RUTE DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI BARANG DENGAN METODE CLARKE-WRIGHT SAVING HEURISTIC ( sTUDI KASUS UD. ABC ). Robert E.C. Chandra 1) S1 / Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Komputer & Teknik Komputer Surabaya,

Download Presentation

Robert E.C. Chandra 1)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. RANCANG BANGUN APLIKASI PENENTUAN RUTE DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI BARANG DENGAN METODE CLARKE-WRIGHT SAVING HEURISTIC (sTUDI KASUS UD. ABC) Robert E.C. Chandra1) S1 / Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Komputer & Teknik Komputer Surabaya, email : robert.chandra1987@gmail.com

  2. Abstract • Abstract :“Each company that take the roles as distributor of a product certainly have a distribution plan as standard references in determining route and schedule distribution including with UD ABC Bojonegoro. The company has increased customers rapidly which affects the the increasing the mileage and transportation costs. In that case, the company need a solution that can produce route and schedule distribution capable of reducing the mileage goods distribution and transportation costs. • A solution that can be used to resolve this problem is by using the Clarke-Wright Method that can produces an arrangement of routes and schedule to be passed of a vehicle in sends goods to each consumers who has committed a reservation. • By using the route and schedule of the distribution of goods that are calculated from the Clarke-Wright method, it obtained result of the mileage between the calculations manually and calculation using applications decreased from 215 miles into 142 km, decreased transportation costs of Rp. 144.643,- to Rp. 91.286,- and utility vehicles increased from 87% to 98.5%.” Keywords: Distribution Route, Clarke-Wright

  3. Setiapperusahaan yang mengambilperansebagai distributor suatuproduksudahtentumemilikiperencanaanpendistribusian yang dimilikisebagaiacuanstandardalammenentukanrutedanjadwaldistribusi, begitu pula dengan UD ABC Bojonegoro. Seiringdenganberjalannyawaktu, perusahaantersebutmengalamipeningkatanpelanggan yang cukuppesat yang berdampakpadasemakinmeningkatnyajaraktempuhdanbiayatransportasi. Untukituperusahaanmemerlukansuatusolusi yang dapatmenghasilkanrutedanjadwaldistribusi yang mampumengurangijaraktempuhdistribusibarangsehinggadapatmeminimalisasibiayatransportasi. Solusi yang dapatdigunakanuntukmenyelesaikanpermasalahantersebutsalahsatunyaadalahdenganmenggunakanmetodeClarke-Wright yang menghasilkansusunanrutedanjadwal yang harusdilaluikendaraandalammengirimkanbarangkemasing-masingkonsumen yang telahmelakukanpemesanan. Denganmenggunakanrutedanjadwaldistribusibarang yang dihasilkandarimetodeClarke-Wright, didapatkanjaraktempuhantarahasildariperhitungansecara manual danperhitunganmenggunakanaplikasimengalamipenurunandari 215 km menjadi 142 km, biayatransportasimengalamipenurunandariRp. 144.643,- menjadiRp. 91.286,- sertaiutilitaskendaraanmeningkatdari 87% menjadi 98,5%.

  4. LANDASAN TEORI

  5. Vehicle Routing Problem Dapat didefinisikan sebagai penentuan sejumlah rute untuk sekumpulan kendaraan yang harus melayani sejumlah pemberhentian (node) dari depot pusat. Asumsi yang biasa digunakan dalam vehicle routing problem standar adalah setiap kendaraan mempunyai kapasitas yang sama dan jumlah kendaraan tidak terbatas, jumlah permintaan tiap pemberhentian (node) diketahui dan tidak ada jumlah permintaan tunggal yang melebihi kapasitas. Permasalahanrutedanpenjadwalandapatdiklasifikasikanmenjadibeberapakarakteristik yang dapatdigunakanuntukmembantumenganalisasekaligusmelakukanidentifikasijenisdaripermasalahan yang adasehinggadapatdiselesaikandengansolusi yang sesuai.

  6. Clarke-Wright Saving Heuristic Method MetodePenghematanClarke-Wright (Clarke-Wright Savings Method)merupakansuatumetode yang ditemukanolehClarkedanWrightpadatahun 1964 yang kemudiandipublikasikansebagaisuatualgoritma yang digunakansebagaisolusiuntukpermasalahanrutekendaraandimanasekumpulanrutepadasetiaplangkahditukaruntukmendapatkansekumpulanrute yang lebihbaik, danmetodeinidigunakanuntukmengatasipermasalahan yang cukupbesar, dalamhaliniadalahjumlahrute yang banyak. Intidarimetodeiniadalahmelakukanperhitunganpenghematan yang diukurdariseberapabanyakdapatdilakukanpenguranganjaraktempuhdanwaktu yang digunakandenganmengaitkannode-node yang adadanmenjadikannyasebuahruteberdasarkannilaisaving yang terbesaryaitujaraktempuhantarasource nodedannode tujuan.

  7. Clarke-Wright Saving Heuristic Method Metodetersebutdigunakankarenadalamprosesperhitungannya, metodeinitidakhanyamenggunakanjaraksebagaiparameter, tetapijugawaktuuntukmemperolehnilaisavings yang terbesaruntukkemudiandisusunmenjadisebuahrute yang terbaik. MetodeinitelahdirancangsesuaidengankarakteristikVehicle Routing Problem (VRP), yaitubarangdari depot harusdiantarkankepadasejumlahpelanggan. Permasalahannyaadalahdalamhalmenentukanpelanggan yang harusdidatangiterlebihdahulu yang kemudianmenjadisuaturute yang berawaldari depot sampaikembalilagike depot. Hal inibertujuanuntukmencapaisuatusolusiyaitusalahsatunyauntukmeminimalisasibiayatransportasi.

  8. Clarke-Wright Saving Heuristic Method Dalampenentuanrutetersebutdiperlukanlangkah-langkahsebagaiberikut: • Menentukan node sebagainode centralataudisebut depot dannode-nodetujuan. • Membuatmatriksjarakyaitumatriksjarakantara depot dengannodedanjarakantar node. Padatugasakhiriniakandibuatmatrikjarak yang simetris. • Membuatmatrikspenghematan. • Nilai saving tertinggimerupakanruteawal. • Padatahapselanjutnyaprosesberulangitudigerakkandari yang matrikterbesarkematriks yang bernilaikecil, sampaimasing-masingmatrikspenghematanitudievaluasiuntukperbaikanrutelebihlanjut.

  9. Software Development Life Cycle SiklusHidupPengembanganSistematauSoftware Development Life Cycle (SDLC) adalahprosesmengembangkanataumengubahsuatusistemperangkatlunakdenganmenggunakan model-model danmetodologi yang digunakanoranguntukmengembangkansistem-sistemperangkatlunaksebelumnya (berdasarkanbest practiceataucara-cara yang sudahterujibaik). Adabeberapatahapandalam SDLC yaituantara lain: • Software Requirement • ElisitasiKebutuhan • AnalisKebutuhan • SpesifikasiKebutuhan • SoftwareDesign • SoftwareConstruction • SoftwareTesting • SoftwareMaintenance

  10. Model Waterfall SDLC memilikibeberapa model dalampenerapantahapanprosesnya. Masing-masing model memilikikelemahandankelebihan, sehinggahal yang terpentingadalahmengenalitipepelanggandanmemilihmenggunakan model SDLC yang sesuaidengankarakterpelanggandansesuaidengankarakterpengembangperangkatlunak. Model SDLC air terjunatauwaterfallseringjugadisebut model sekuensial linier ataualurhidupklasik. Model air terjunmenyediakanpendekatanalurhidupperangkatlunaksecarasekuensialatauterurutdimulaidarianalisis, desain, pengodean, pengujian, dantahappendukung. Dari kenyataan yang terjadisangatjarang model air terjundapatdilakukansesuaialurnyakarenasebabsepertiperubahanspesifikasiperangkatlunakterjadiditengahalurpengembangan, adanyakesulitanbagipelangganuntukmendefinisikansemuaspesifikasidiawalalurpengembangan. Pelanggansering kali membutuhkancontohuntukmenjabarkanspesifikasikebutuhansistemlebihlanjut, sertapelanggantidakmungkinbersabarmengakomodasiperubahan yang diperlukandiakhiralurpengembangan. Denganberbagaikelemahan yang dimiliki model air terjunnamun model initelahmenjadidasardari model-model lain dalammelakukanperbaikan model pengembanganperangkatlunak.

  11. PERANCANGAN SISTEM

  12. AlurSistemBaru Rancangan perangkat lunak merupakan suatu kegiatan dalam merancang atau mendesain perangkat lunak yang akan dibangun sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dikatakan sesuai dengan kebutuhan pengguna karena proses desain tersebut dilakukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun rancangan perangkat lunak tersebut berupa rancangan alur sistem (System Flow), Context Diagram, Data Flow Diagram, dan rancangan tampilan antar muka (Design Interface). Sesuai dengan hasil analisis kebutuhan, telah didefinisikan bahwa pengguna yang menggunakan sistem secara langsung berjumlah 3 (tiga) pengguna yaitu Administrasi, Pimpinan perusahaan, dan Kanvass, sehingga perlu digambarkan rancangan alur sistem yang baru untuk tiap pengguna tersebut.

  13. AlurSistemBaru Gambar 1. AlurSistemBaru

  14. AlurSistemBaru Adapunprosesalursistem yang baruadalahdimulaidariadministrasi yang melakukanpemrosesan data pesananpelanggan yang dipisahkanberdasarkanlokasipelanggan. Selanjutnyasistemakanmengolah data-data tersebutdenganmenghitungnilaisavingberdasarkanjarakantarpelanggan yang telahmelakukanpemesanan. Hasilperhitungantersebutkemudiandiurutkanberdasarkannilaisavingterbesar. Urutankunjunganpelanggandimulaidarihasilperhitungannilaisavingterbesar yang diperoleh, kemudiandilanjutkanuntukpenyusunanjadwalpengiriman, dengandemikianrutedanjadwal pun telahterbentuk. ProsesselanjutnyadilakukanolehPimpinanperusahaan yang memberikanpersetujuanuntukrutedanjadwal yang telahdisusunolehsistem. Rutedanjadwal yang telahdisetujuitersebutkemudianakandigunakanolehKanvasssebagaiacuanrutedanjadwalpengirimanbarangkepadapelanggan.

  15. Context Diagram Context Diagramdariaplikasipenentuanrutedistribusidanpenjadwalaniniterdiridari 3 (tiga) entitasyaituAdministrasi, PimpinanatauOwner, danKanvass.

  16. Context Diagram Administrasibertugassebagaiorang yang memasukkan data-data pelanggan, data pesananpelanggan, serta data Kanvass yang tersediakedalamsistem. Data-data tersebutkemudianakandiolaholehsistemmenjadirutedanjadwaldistribusi. Pimpinanberperansebagaiorang yang memberikanpersetujuanuntukrutedanjadwal yang telahdisusunolehsistemberdasarkan data-data yang telahdimasukkanolehAdministrasi. Pimpinan pun dapatmemperolehlaporanrutedanjadwal yang telahadauntukmengetahui total jaraktempuh, utilitaskendaraan, danbiayatransportasi. Kanvassberperansebagaitim yang akanmenggunakandanmenjalankanrutedanjadwal yang telahdisusundandisetujuiolehPimpinan.

  17. Diagram Berjenjang Diagram Berjenjang merupakan diagram yang menggambarkan pembagian fungsi-fungsi dari sistem menjadi sub sistem yang lebih kecil.

  18. DFD Level 0 Setelahmembuatcontext diagram dan diagram berjenjang, perancangandilanjutkandenganmembagicontext diagram menjadiproses-proses yang lebihkecildanrincisesuaidengan diagram berjenjang. Adapundata flow diagram level 0 aplikasipenentuanrutedistribusidanpenjadwalanpada UD ABC Bojonegorosepertiterlihatpadagambar-gambarberikutini.

  19. DFD Level 0 DrafRuteJadwal

  20. DFD Level 0 Approval

  21. DFD Level 0 RuteJadwal Approved

  22. DFD Level 0 Report

  23. ERD - CDM Entity Relationship Diagram (ERD) digunakanuntukmengidentifikasi data yang akandiambil, disimpandandiambilkembali (retrieve) untukkeperluan-keperluantertentudalammendukungkegiatan yang dilakukanolehsistem. ERD jugadigunakanuntukmengidentifikasiasal data yang dibutuhkandandilaporkan. Dalamaplikasipenentuanrutedistribusidanpenjadwalan UD ABC Bojonegoro, ERD disajikandalambentukConceptual Data Model (CDM) danPhysical Data Model (PDM). Gambar 8 merupakanConceptual Data Model dariaplikasi yang akandikembangkan.

  24. ERD - CDM

  25. ERD - PDM Denganmelakukangenerate Conceptual Data Model (CDM) diatas, makaakandiperolehPhysical Data Model(PDM). Terdapat 14 (empatbelas) buahtabel yang digunakandalampembuatanaplikasiini. Tabeltersebutantara lain yaitu: Pelanggan, Pesanan, Pesanan_Pelanggan, Channel_Distribusi, Kota, Rute_Jadwal, Detil_Rute_Jadwal, Laporan, Detil_Laporan, Saving, Pengguna, Detil_Jabatan, Rute_Jadwal_Pesanan, Hierarki. Gambar 9 merupakanPhysical Data Modeldariaplikasi yang akandikembangkan.

  26. ERD - PDM

  27. Flowchart Program Administrasi

  28. Evaluasi Setelahdilakukanujicobapadapembahasansebelumnyadanmenghasilkanbahwaaplikasipenentuanrutedistribusidanpenjadwalan yang dikembangkantersebuttelahsesuaidengantujuan yang diharapkan. Dari hasilujicobamelaluiaplikasidanmelaluiperhitungansecara manual, total jaraktempuhantarahasildariperhitungansecara manual danperhitunganmenggunakanaplikasimengalamipenurunandari 215 km menjadi 142 km, biayatransportasimengalamipenurunandariRp. 144.643 menjadiRp. 91.286,- sertaiutilitaskendaraanmeningkatdari 93,5% menjadi 98,5%.

  29. Kesimpulan Setiappenelitiantentumenghasilkansuatukesimpulan yang dapatdigunakanuntukmemperkuathasilpenelitian. Adapunkesimpulan yang dapatdiambildaripenelitianiniadalahsebagaiberikut: • Rutedanjadwal yang dihasilkandaribeberapapercobaanmampumengurangijaraktempuhdari 215 km menjadi 142 km. • Total biayatransportasiuntuksetiaprutedanjadwal yang dihasilkanmengalamipenurunansebesarRp. 53.357,- • Persentaseutilitaskendaraanuntukrutepertama yang dihasilkanantaraperhitunganaplikasidanperhitungan manual mengalamikenaikansebesar 12%

  30. Saran Adapun saran yang dapatdiberikanpadapenelitianiniadalahsebagaiberikut: • Penelitianinidapatdikembangkanlebihlanjutdenganmenambahkanfaktorkondisijalan, kondisikendaraan, sertakecepatan rata-rata kendaraan. • Program inisangatmemerlukansistem yang membantudalampencarianjarakterpendekantarduatitik yang merupakan data awal yang harusdimilikiuntukmenggunakanalgoritmaClarke-Wright.

More Related