1 / 21

LATAR BELAKANG

LATAR BELAKANG. PERUBAHAN LINGKUNGAN EKSTERNAL MELALUI PROSES GLOBALISASI Setiap negara dituntut untuk meningkatkan daya saingnya, sehingga mampu berkompetisi secara global PERUBAHAN LINGKUNGAN INTERNAL /NASIONAL YAITU OTONOMI DAERAH DAN DESENTRALISASI FISKAL

gagan
Download Presentation

LATAR BELAKANG

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. LATAR BELAKANG • PERUBAHAN LINGKUNGAN EKSTERNAL MELALUI PROSES GLOBALISASI • Setiap negara dituntut untuk meningkatkan daya saingnya, sehingga mampu berkompetisi secara global • PERUBAHAN LINGKUNGANINTERNAL/NASIONAL YAITU OTONOMI DAERAH DAN DESENTRALISASI FISKAL • Mendorong kemandirian daerah dalam menciptakan kondisi perekonomian yang lebih baik, berdasarkan preferensi dan kebutuhan masyarakatnya • Daya saing negara harus ditumpukan pada daya saing daerah sehingga daerah-daerah di Indonesia perlu mengembangkan kompetensi khas (inti) daerah • Kompetensi Inti daerah haruslah dengan memungkinkan berkembangnya kemitraan antar-daerah dan menghindari persaingan tidak sehat antar-daerah, artinya, pengembangan kompetensi inti daerah haruslah berada dalam kerangka NKRI

  2. STRATEGI UNTUK MEMENANGKAN PERSAINGAN Competitive Strategy Competitive Strategy Competitive Advantage Competitive Advantage Distinctive Competencies Generic Strategy Organizational Capabilities Competitive Position Resource Available: Tangibles, Intangibles, HR Market Attractiveness Resource Based Strategy Market Based Strategy

  3. KOMPETENSI INTI & DAYA SAING DAERAH • Kompetensi Intidapat menjadi kunci keberhasilan kabupaten/kota dalam menentukan arah pembangunan masa depan, sesuai keunggulan daya saing yang dimiliki. • Didasarkan pada berbagai indikator ekonomi dan sosial, serta perangkat kebijakan pendukung : • Kompetensi Inti dapat menjadi pertimbangan utama dalam penyusunan kebijakan kabupaten/kota mengenai industri yang akan dikembangkan • Kompetensi Inti dapat menjadi sumber keunggulan kabupaten/kota dalam menghadapi persaingan global, serta mendorong kemandirian pembangunan.

  4. KOMPETENSI INTI KUMPULAN KEAHLIAN, PENGETAHUAN, DAN TEKNOLOGI YANG VITAL BAGI BISNIS.

  5. KARAKTERISTIK KOMPETENSI INTI • Merupakansumberkeunggulanbersaing (mempunyaikontribusibesardalammemberimanfaatbagipasar) • Berpotensiuntukdiaplikasikandiberagampasar (dapatmenghasilkanberagamproduk yang bernilaibagipasar) • Sulitditirupesaing

  6. KONSEP SAKA-SAKTI(SATU KABUPATEN-SATU KOMPETENSI INTI) • Memberdayakanparapelakuekonomididaerahdenganmenggalipotensidasarsumberdayasaing (kompetensiinti), baik yang bersifattangibles, intangibles,maupunvery intangibles. • Kabupaten/kotadikembangkanbukanberdasarkankomoditas/produkunggulanmelainkanberdasarkankompetensiinti. • Pengembangankompetensiintididasarkanpadapembelajarankolektifdari SDM. • Kerjasama/kemitraanantar-daerahdimungkinkanmelaluipenguasaankompetensiinti yang berbeda (melaluikebijakanRantai-NilaiLintas-Batas danAnalisisSkaladanCakupanEkonomis).

  7. KOMPETENSI INTI VS PRODUK UNGGULAN MENGUBAH SUDUT PANDANG YANG TERFOKUS PADA PRODUK UNGGULAN MENJADI SUDUT PANDANG YANG TERFOKUS PADA KOMPETENSI INTI MENUNTUT KESEDIAAN DAN KEMAMPUAN MENEMUKAN/ MENGEMBANGKAN MASA DEPAN

  8. UNTUK MENEMUKAN MASA DEPAN Organisasi Harus: Tidak Saja Menjalani Proses Pembelajaran (Learning) Melainkan Juga Menjalani Proses Penanggalan (Unlearning)

  9. LANDASAN MENGEMBANGKAN WAWASAN KE DEPAN • Melepaskan Diri Dari MIOPIA Pasar Yang Dilayani • Melepaskan Diri Dari MIOPIA Konsep Produk Yang Ada • Menantang Korelasi Terbalik Biaya – Kinerja • Menjadi “Pelanggar Aturan”

  10. KAWASAN INDUSTRI TERINTEGRASI Perkembangan Industri Industrialisasidilakukansecaraterintegrasidengansektorekonomi lain sehinggadiperlukanadanya: • Konsentrasilokasiindustri, diprioritaskanpada “cabangindustri yang memilikikeunggulankomparatif” • Meningkatkankemampuanmasyarakatsektorindustriuntukmenguasaidanmengembangkanteknologiindustri • Investasiuntukpendidikan • Suasanakondusifdiindustriuntukkreatifitasdaninovasi • Kebijakanrisetdaninovasi yang mendorongperusahaanuntukmengembangkankemampuanteknologidi Indonesia. Prosesindustrialisasiperludidukungdenganadanya: • Peningkatkaninfrastrukturpenunjangolehpemerintahdanswasta • Meningkatkanpenguasaanpasarinternasional, dapatdilakukanmelalui • Promosidanmisidagang • Membangunaliansidinegaratujuanekspor. - PeningkatanPenggunaanProduksiDalamNegeri (P3DN) Reindustrialisasi (transformasi Industri) Pusat Pertumbuhan Industri Kawasan Industri Terintegrasi

  11. PERKEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI Pendekatan untuk mempercepat pembangunan industri : “Kombinasi pendekatan sektoral dengan mengembangkan klaster industri dan pendekatan regional yang berlandaskan pada keunggulan komparatif yang dimiliki oleh daerah.” Pembangunan Industri PendekatanSektoral : Pengembangan klaster-klaster industri di daerah yang menunjang pengembangan industri terintegrasi dari hulu ke hilir Pendekatan Regional: Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri. Perkembangan kawasan industri di Indonesia telah melalui dua tahapan perkembangan berdasarkan karakteristik dan pola pengelolaan. Tahapan pertama (Generasi I) : ditandai dengan pembangunan kawasan industri yang dilakukan dan dikelola serta dikendalikan pengembangannya oleh Pemerintah. Tahapan kedua (Generasi II) : melibatkan keikutsertaan pihak swasta dalam pengelolaannya dimana Pemerintah berperan dalam pengawasan dan pengendalian.

  12. KAWASAN INDUSTRI MODERN GENERASI III DampakNegatifKawasanIndustriGenerasi I dan II Selaindampakpositifataukeuntungan yang didapatdaripengembanganindustri, jugaterdapatresiko yang biasanyaberdampakpadaaspeklingkungan. Misalnyapencemaranlingkunganakibatpolusidanlimbah yang dihasilkanolehindustri. Kawasan Industri Modern Generasi III “Menjawab kekurangan dari kawasan industri generasi sebelumnya. “ Konsep Kawasan Industri Modern antara lain dengan ciri-ciri : • Berbasis pada sumber daya industri daerah • Didukung oleh sistem infrastruktur terpadu • Berwawasan lingkungan • Inovatif dengan kegiatan penelitian dan pengembangan industri • Didukung oleh sistem pendidikan untuk pengembangan sumber daya manusia • Dilengkapi dengan fasilitas pengembangan masyarakat seperti perumahan, pusat perbelanjaan, rekreasi, pergudangan dan lain-lain.

  13. TAHAPAN KAWASAN INDUSTRI

  14. SUMBER DAYA ALAM INDONESIA Indonesia adalah negara yang kaya dengan potensi sumber daya alam, baik yang terbarukan (hasil bumi) maupun yang tidak terbarukan (hasil tambang dan mineral). Kekayaan sumber daya alam tersebut tersebar dari Sabang sampai Merauke. Indonesia menjadi salah satu produsen besar di dunia untuk berbagai komiditas. Beberapa diantaranya adalah: Cengkeh (produsen terbesar dunia), Kelapa Sawit (produsen dan eksportir terbesar dunia), Karet Alam (produsen terbesar kedua dunia), Kakao (produsen terbesar kedua dunia), dan bermacam2 hasil bumi lainnya. Kekayaan sumber daya alam ini harus dapat dikelola seoptimal mungkin, dengan pengertian kecenderungan untuk mengekspor dalam bentuk bahan mentah harus diubah menjadi bahan olahan yang bernilai tambah jauh lebih tinggi.

  15. BONUS DEMOGRAFI Sebagai negara dengan jumlah penduduk ke-4 terbesar di dunia, dalam kurun waktu 20 tahun mendatang Indonesia akan memasuki periode “bonus demografi”, yaitu periode di mana angka dependency ratio(indeks perbandingan antara usia tidak produktif dibagi usia produktif) mencapai angka minimal (di bawah 50%) sehingga dalam periode ini akan terdapat lebih banyak tenaga kerja produktif yang dapat diberdayakan untuk mendorong peningkatan produktivitas nasional yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi. Periode “Bonus Demografi” India mempunyai poten-si yang sama, di mana penduduk usia kerja ma-sih meningkat tinggi se-mentara Rusia dan Je-pang menurun, Bonus Demografi ini harus dimanfaatkan secara maksimal di saat negara lain menghadapi situasi “aging population”

  16. PENDEKATAN DAYA SAING • KEUNGGULAN KOMPARATIF YANG SANGAT SIGNIFIKAN (DAVID RICARDO, 1817). • PERLU KONVERSI KEUNGGULAN KOMPARATIF MENJADI KEUNGGULAN KOMPARATIF • PERSAINGAN SEPANJANG RANTAI NILAI (PETER F. DRUCKER, 1999) • PERSAINGAN DI FIXED COST (FAISAL BASRI, 2006) • KONSEP KLASTER (MICHAEL E. PORTER, 1990)

  17. KUANTAN PORT CITY • KETERSEDIAAN BAHAN BAKU: SUPLAI CPO DARI SEKITARNYA SEBESAR 2 JUTA TON/THN • INFRASTRUKTUR UNTUK PENGANGKUTAN BARANG CAIR, CURAH DAN KONTAINER SANGAT BAIK • INSENTIF PELATIHAN • INSENTIF R&D DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI • DUKUNGAN LEMBAGA LITBANG

  18. MASALAH KALIMANTAN BARAT • KETERSEDIAAN SUPLAI CPO, PRODUKSI SEKITAR 1 JUTA TON/TAHUN, SIAPA PEMILIKNYA? • ENERGI • INFRASTRUKTUR PENDUKUNG UNTUK PASOKAN BAHAN BAKU, SEPERTI JALAN RAYA DAN/ATAU KERETA API • INFRASTRUKTUR PENDUKUNG PEMASARAN HASIL PRODUKSI, SEPERTI PELABUHAN

  19. POTENSI • KETERSEDIAAN BAUKSIT, JANGAN SAMPAI PENGALAMAN KAYU TERULANG • KARAKTERISTI DARI INDUSTRI ALUMINIUM, SANGAT PADAT ENERGI; ALUMINIUM SERING DISEBUT SEBAGAI ‘SOLID ENERGY’, JADI DIPERLUKAN ENERGI YANG BESAR DENGAN HARGA YANG RELATIF MURAH • SDM UNTUK MENGOLAH, BERSIFAT ATRIBUTIF

  20. LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DITEMPUH BERBASISKAN ALUMINIUM • PENGADAAN ENERGI MURAH (PLTN, PLTG) • PEMBANGUNAN SMELTER UNTUK MENGHASILKAN ALUMINIUM • MENGUNDANG INVESTOR INDUSTRI HILIR ALUMINIUM BERBASISKAN GAS ALAM • PEMBANGUNAN INDUSTRI PETROKIMIA (JIKA GAS TERSEDIA) • PENGEMBANGAN INDUSTRI HILIR CPO, ALUMINA CHEMICAL GRADE MEMERLUKAN PELABUHAN DENGAN KEDALAMAN SEKITAR 16 M (MINIMUM).

  21. TERIMA KASIH KALAU ADA JARUM YANG PATAH JANGAN DISIMPAN DIDALAM PETI KALAU ADA KATA YANG SALAH JANGAN DISIMPAN DIDALAM HATI

More Related