1 / 55

AGENDA PELAKSANAAN MUSRENBANG TAHUN 2011 DAN PENYUSUNAN ISU STRATEGIS PERCEPATAN PEMBANGUNAN KTI

REPUBLIK INDONESIA KE MENTERI AN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS. AGENDA PELAKSANAAN MUSRENBANG TAHUN 2011 DAN PENYUSUNAN ISU STRATEGIS PERCEPATAN PEMBANGUNAN KTI. DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN REGIONAL DAN OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS Jakarta , 11 Maret 2011. OUTLINE.

emile
Download Presentation

AGENDA PELAKSANAAN MUSRENBANG TAHUN 2011 DAN PENYUSUNAN ISU STRATEGIS PERCEPATAN PEMBANGUNAN KTI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS AGENDA PELAKSANAAN MUSRENBANG TAHUN 2011 DAN PENYUSUNAN ISU STRATEGIS PERCEPATAN PEMBANGUNAN KTI DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN REGIONAL DAN OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS Jakarta, 11 Maret 2011

  2. OUTLINE AGENDA PELAKSANAAN MUSRENBANG TAHUN 2011 PENTINGNYA ISU STRATEGIS DALAM PENYUSUNAN RKP ISU STRATEGIS PULAU (RPJMN 2010 – 2014 BUKU III) KINERJA PEMBANGUNAN PROVINSI PENENTUAN ISU STRATEGIS PROVINSI ISU STRATEGIS PER PROVINSI: KUALITAS PERTUMBUHAN DAN APBD SEKTOR UNGGULAN CONTOH ISU STRATEGIS PROVINSI: NTT HARAPAN DALAM DISKUSI 2

  3. I AGENDA PELAKSANAAN MUSRENBANG TAHUN 2011

  4. PENDAHULUAN • Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2012 ditujukan untuk memastikan tujuan dan sasaran pembangunan nasional dapat dicapai dengan langkah mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada; • Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia didorong melalui 3 Klaster Program Pro-Rakyat dengan Klaster Ke-4 dan 6 Program Baru. Selain itu, juga memasukkan new iniciatives, direktif presiden serta rencana pengembangan koridor ekonomi untuk meningkatkan keterkaitan domestik. • Rencana Kerja Pemerintah 2012 akan disusun melalui format pelaksanaan musrenbang yang baru dengan memperhatikan isu strategis daerah serta harapan akan peran aktif Gubernur (Pemerintah Provinsi) sebagai wakil Pemerintah Pusat.

  5. FORMAT BUKU I, II, dan III RKP 2012

  6. PROSES DAN JADWAL PENYUSUNAN RKP 2012 27 Des 2010 – 1 Jan 2011 Telaah Buku I, II III RPJMN 2012-2014 dalam tahun 2012 10 Mar 1 Temu Konsultasi Triwulanan i-2011 PraRakernis/ Ratek K/L Raker Bappenas Tema RKP 2012 Sidkab dan Finalisasi Ranc RKP 2012 Menghasilkan Ranc Awal Pagu Indikatif per K/L PenyusunanRancAwal RKP 2012 Forum Konsultasi Publik 2-28 Feb 16-25 Mar Penyusunan Awal UPPD 2 RakorbangpusRKP 2012 15 Mar 1-23 Januari 30 Mar-11 Apr 28 Mar 4 30 Mar-11 Apr 13-15 Apr Penyusunan Ranc Final UP-PD 2012 Musrenbang Provinsi Trilateral Meeting Persandingan UPPD – Renja K/L 3 5 Penyusunan Ranc Final Renja K/L 2012 Ratek/Rakernis K/L 30 Mar-11 Apr Pra Musrenbangnas 30 Mar-11 Apr 30 Mar-11 Apr 6 7 18-26 Apr Sidkab Rancangan Akhir RKP 2012 Penetapan RKP 2012 Musrenbang Nasional RKP 2012 Pasca Musrenbang Nasional 27-28 Apr 3 Mei 5 Mei 6 Mei

  7. II PENTINGNYA ISU STRATEGIS DALAM PENYUSUNAN RKP

  8. ISU STRATEGIS PROVINSI DAN PENYUSUNAN RKP 2012 PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN NASIONAL ADALAH PENTING  MENCERMINKAN KINERJA NASIONAL LOKASI DAN DAMPAK LANGSUNG PEMBANGUNAN ADALAH DI DAERAH MAKA PERBAIKAN KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH AKAN BERDAMPAK PULA PADA PERBAIKAN KINERJA PEMBANGUNAN NASIONAL PERLU IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS DI DAERAH DALAM PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN NASIONAL 8

  9. ISU STRATEGIS PROVINSI DAN PENYUSUNAN RKP 2012 ProsesAwal Teridentifikasi kegiatan, penanggungjawab, lokasi Teridentifikasi permasalahan Teridentifikasi Intervensi 9

  10. PRIORITAS 1 PROVINSI A PRIORITAS 2 ISU STRATEGIS 1 PRIORITAS 3 ISU STRATEGIS PER PULAU RPJMN 2010 – 2014 BUKU III RKP 2012 ISU STRATEGIS PROVINSI DAN PENYUSUNAN RKP 2012 PRIORITAS 4 PRIORITAS 5 PRIORITAS 6 ISU STRATEGIS 2 PRIORITAS 7 PRIORITAS 8 PRIORITAS 9 PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS 10 PRIORITAS 11 ISU STRATEGIS 3 ISU STRATEGIS 4 3 PRIORITAS LAINNYA 10

  11. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (NASIONAL DAN DAERAH) ISU STRATEGIS PROVINSI DAN PENYUSUNAN RKP 2012 RKPD 2012 PROGRAM DAN KEGIATAN YANG TEPAT SASARAN (SESUAI ISU STRATEGIS DAERAH) TERCAPAINYA TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH RKP 2012 11

  12. IIIISU STRATEGIS PULAU (RPJMN 2010 – 2014 BUKU III)

  13. IsuStrategisUmumSemuaPulau:Buku III RPJMN 2010-2014 • OptimalisasidanPengembanganSektorUnggulan Wilayah. • KualitasSumberDayaManusiadan Tingkat Kemiskinan Wilayah. • KualitasBirokrasidan Tata KelolatermasukdidalamnyaPermasalahanTindakPidanaKorupsidanPelaksanaan Tata Keloladalam Wilayah OtonomiKhusus. • KualitasdanJaringanInfrastruktur Wilayah dalamMendukungIntra Regional Connectivity. • DegradasiLingkunganHiduptermasukkeragamanhayatidanMitigasiBencana

  14. KeterbatasansumberdayaenergilistrikdalammendukungpengembanganekonomilokalKeterbatasansumberdayaenergilistrikdalammendukungpengembanganekonomilokal Integrasi jaringan transportasi intermoda wilayah Pengembangankawasanperbatasan, pulau-pulauterdepandanterpencil Pengamanandanpeningkatankesejahteraandiwilayahperbatasan, tertinggaldanbencana Tingginyaprevalensikesakitan HIV/AIDS Tingginyapotensipelanggaranhakasasimanusiaberbasisikatanadatdankomunal Meningkatnyakebutuhanketahananpangan ISU STRATEGIS WILAYAH:BUKU III RPJMN 2010-2014 Interkonektivitasdomestikintrawilayah. Kapasitasenergilistrik. Revitalisasimodal sosial. Pembangunankawasanperbatasan dan pulau-pulauterpencil. Kuantitasdankualitasjaringaninfrastrukturwilayah Kesenjanganintrawilayah Kalimantan Pembangunan kawasanperbatasan Ketimpangan pembangunan intra-regional wilayah Jawa-Bali Menjaga momentum pertumbuhan di Jawa-Bali Belum optimalnya potensi peningkatan nilai tambah dari aktivitas perdagangan internasional Semakin meningkatnya peran sektor sekunder dan tersier dalam perekonomian Terancamnya fungsi wilayah Jawa-Bali sebagai salah satu lumbung pangan nasional Tingginya kepadatan dan konsentrasi penduduk di wilayah metropolitan Jabodetabek dan sekitarnya Tingginya tingkat pengangguran di pusat-pusat pertumbuhan ekonomi Tingginya ancaman terorisme terhadap obyek vital Pembangunan wilayahperbatasan, tertinggaldanpulauterpencil, dankawasanbencana. Tingginyadampakkonflik Maluku terhadapkeamananlingkungan, kehidupansosialdanekonomi, sertalingkungan. Ketergantunganpasokanpangandariluarwilayahsebagaikonsekuensimenurunnyaluas areal danproduksitanamanpangan. Pembangunan wilayahperbatasandankerjasamadengannegara-negara yang berbatasandengan Negara KesatuanRepublik Indonesia Potensikonflikantargolongan yang didukungolehorganisasimassa.

  15. IV KINERJA PEMBANGUNAN PROVINSI

  16. KUALITAS PERTUMBUHAN: DampakPertumbuhanEkonomiterhadapPenurunan Tingkat Kemiskinan II I • Kuadran I: PertumbuhanTinggi , Pro-Poor • Kuadran II: PertumbuhanRendah, Pro-Poor • Kuadran III: PertumbuhanRendah , Kurang Pro-Poor • Kuadran IV: PertumbuhanTinggi, Kurang Pro-Poor Bisadisebabkankarenapenggerakpertumbuhanbukandarisektor yang menyerapbanyaktenagakerja. III IV

  17. KUALITAS PERTUMBUHAN : DampakPertumbuhanEkonomiterhadapPenurunan Tingkat Pengangguran II • Kuadran I: PertumbuhanTinggi , Pro-Job • Kuadran II: PertumbuhanRendah, Pro-Job • Kuadran III: PertumbuhanRendah , Kurang Pro-Job • Kuadran IV: PertumbuhanTinggi, Kurang Pro-Job I • Bisadisebabkankarenabanyaksuplaitenagakerjadariluar. • Bisadisebabkansektorutamapenggerakutamapertumbuhanbukansektor yang menyerapbanyaktenagakerja. • Bisadisebabkansektorpenggerakpertumbuhankualifikasitenagakerja yang diseraptidaksesuaidengankualifikasitenagakerja yang tersedia. III IV

  18. KUALITAS PERTUMBUHAN : DampakPertumbuhanEkonomiterhadapPeningkatan IPM II I • Kuadran I: PertumbuhanTinggi , Pro- Human Dev • Kuadran II: PertumbuhanRendah, Pro- Human Dev • Kuadran III: PertumbuhanRendah , Kurang Pro- Human Dev • Kuadran IV: PertumbuhanTinggi, Kurang Pro- Human Dev Bisadisebabkankarenasektorpenggerakpertumbuhanmendorongkonsumsidanbukaninvestasisosialdasar IV III

  19. KUALITAS APBD: DampakPertumbuhan APBD terhadapPenurunan Tingkat Kemiskinan II I • Kuadran I: Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Poor • Kuadran II: Pendapatan Daerah Rendah, Pro-Poor • Kuadran III: Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Poor • Kuadran IV: Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang Pro-Poor Mungkindisebabkankarenabelanja yang tidaktepatsasarankepadarakyatmiskin. IV III

  20. KUALITAS APBD: DampakPertumbuhan APBD terhadapPenurunan Tingkat Pengangguran II I • Kuadran I: Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Job • Kuadran II: Pendapatan Daerah Rendah, Pro-Job • Kuadran III: Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Job • Kuadran IV: Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang Pro-Job Hal inimungkindisebabkankarenabelanja yang tidaktepatsasaranpada program yang secaralangsungdapatmengurangipengangguran (meningkatkanlapangankerja formal). III IV

  21. KUALITAS APBD: DampakPertumbuhan APBD terhadapPeningkatan IPM II I • Kuadran I: Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Human Dev • Kuadran II: Pendapatan Daerah Rendah , Pro-Human Dev • Kuadran III: Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Human Dev • Kuadran IV: Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang Pro-Human Dev Hal inimungkindisebabkankarenabelanja yang tidaktepatsasarankepadapelayanansosialdasar. III IV

  22. Sebagianbesarprovinsidi KTI memilikitingkatkemiskinandiatas rata-rata nasionalWilayah Papua dan Prov. Maluku memilikitingkatkemiskinantertinggi Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi, Tahun 2010

  23. IPM MenurutProvinsi, Tahun 2008 • Sebagianbesarprovinsidi KTI memiliki IPM dibawah IPM nasionalIPM terendahberadadiProvinsi Papua dan NTB

  24. Sebagian besar Umur Harapan Hidup provinsi-provinsi di KTI masih berada di bawah UHH nasional.UHH terendah berada di Provinsi NTB dan Kalimantan Selatan. Umur Harapan Hidup (UHH) Menurut Provinsi, Tahun 2008

  25. Sebagian besar Indeks Pendidikan provinsi-provinsi di KTI masih berada di bawah Indeks Pendidikan nasional.Indeks Pendidikan terendah berada di Provinsi Papua dan NTB Indeks Pendidikan Menurut Provinsi, Tahun 2008 Keterangan: Indeks pendidikan = 2/3 (indeks melek huruf) +1/3 (indeks RLS); (Standar UNDP, NHDR)

  26. IndeksDayaBeliMenurutProvinsi,Tahun 2008 • SebagianbesarIndeksDayaBeliprovinsi-provinsidi KTI beradadibawah rata-rata nasionalWilayah Papua Barat dan Maluku Utara memilikitingkatdayabeliterendah

  27. Wilayah KTI secara umum memiliki PDRB perkapita yang rendahWilayah Kalimantan Timur memiliki PDRB Perkapita Migas TertinggiPDRB perkapita Wilayah Maluku, Prov NTT, dan Gorontalo terendah di KTI, maupun Nasional PDRB PERKAPITA (ADHB) MENURUT PROVINSI TAHUN 2008

  28. PERSENTASE DAERAH TERTINGGAL DI SETIAP PROVINSI • Sebagianbesarpersentasedaerahtertinggalberadadiprovinsi-provinsidiwilayahKTI. • Persentasetertinggiterdapatdi Sulawesi Barat (100%), NTT (95%), Papua (93%)

  29. V PENENTUAN ISU STRATEGIS PROVINSI

  30. PENENTUAN ISU STRATEGIS: MemperbaikiKualitasPertumbuhan

  31. PENENTUAN ISU STRATEGIS: MemperbaikiKualitasBelanja Daerah

  32. PENENTUAN ISU STRATEGIS:Pencapaian Target RPJMN 2010 – 2014 (Kemiskinan, Pengangguran, dan IPM)

  33. VIISU STRATEGIS PROVINSI : KUALITAS PERTUMBUHAN DAN KUALITAS APBD (DAMPAK TERHADAP KEMISKINAN, PENGANGGURAN DAN IPM)

  34. ISU STRATEGIS PROVINSI: NUSTRA, MALUKU DAN PAPUAKUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN APBD

  35. ISU STRATEGIS PROVINSI: SULAWESIKUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN APBD

  36. ISU STRATEGIS PROVINSI : SEKTOR UNGGULAN* *

  37. WILAYAH NUSTRA, MALUKU DAN PAPUA

  38. WILAYAH SULAWESI

  39. VIICONTOH ISU STRATEGIS PROVINSI: Nusa Tenggara Timur

  40. ANALISIS KUALITAS PERTUMBUHAN NTT Kuadran I: PertumbuhanTinggi , Pro-Poor SUMBA TIMUR TIMOR TENGAH SELATAN TIMOR TENGAH UTARA ALOR LEMBATA FLORES TIMUR SIKKA MANGGARAI BARAT Kuadran II: PertumbuhanRendah, Pro-Poor  SUMBA BARAT KUPANG MANGGARAI Kuadran III: PertumbuhanRendah , Kurang Pro-Poor  NGADA Kuadran IV: PertumbuhanTinggi, Kurang Pro-Poor ROTE NDAO KOTA KUPANG I II III IV

  41. ANALISIS KUALITAS KEUANGAN DAERAH NTT Kuadran I: PertumbuhanTinggi , Pro- Human Dev TIMOR TENGAH UTARA BELU ALOR FLORES TIMUR ROTE NDAO Kuadran II: PertumbuhanRendah, Pro- Human Dev SUMBA BARAT KUPANG NGADA Kuadran III: PertumbuhanRendah , Kurang Pro- Human DevMANGGARAI Kuadran IV: PertumbuhanTinggi, Kurang Pro- Human DevSUMBA TIMUR TIMOR TENGAH SELATAN LEMBATA SIKKA ENDE MANGGARAI BARAT KOTA KUPANG I II IV III

  42. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur Memiliki Trend Positif Pertumbuhan EkonomiProvinsi Nusa Tenggara Timur selama tahun 2005-2008 cenderung fluktuatif,Namun memiliki trend potensi ekonomi yang tumbuh positif dengan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 3,5 – 5,2 persen. Namun, potensi ini masih beradadibawah kisaran targetpertumbuhan ekonomi Prov. Nusa Tenggara Timuryangtertuangdalam RPJMN 2010-2014. Perlu pengembangan sektor pengerak utama pertumbuhan ekonomi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan target pertumbuhanekonomi dalam RPJMN 2010-2014

  43. Penurunan Tingkat Kemiskinan Provinsi Nusa Tenggara Timur MenunjukkanKinerja Yang CukupBaik Perkembangan tingkat kemiskinanselama periode 2005-2009 cenderung menurun. Berdasarkan data Maret 2010, tingkat kemiskinan Provinsi Nusa Tenggara Timur berada padaposisi 23,03persen. Tren penurunan kemiskinan sampai dengan tahun 2014 (yangdihitung berdasarkan data 2005-2009) masih berada di atas kisaran target kemiskinan dalam RPJMN2010-2014. Untuk itu, perlu dilakukan Kebijakan yang pro poor, khususnya di daerah yang menjadi kantong-kantong kemiskinan.

  44. Perkembangan Tingkat PengangguranProvinsi Nusa Tenggara Timur BeradaDiatasKisaran Target RPJMN 2010-2014 Perkembangan tingkat pengangguran selama periode 2005-2010 cenderung menurun. Berdasarkan data Februari 2010, tingkat pengangguran Provinsi Nusa Tenggara berada di level3,49persen meningkat dari tahun sebelumnya. Tren penurunan pengangguran sampai dengan tahun 2014 (yangdihitung berdasarkan data 2006-2009) berada di bawahkisaran target pengangguran dalam RPJMN 2010-2014. Namundemikian, tetapperlu dilakukan kebijakan yang pro job, khususnya di Kab/Kota yang memiliki tingkat pengangguran yang tinggi.

  45. ISU STRATEGIS 1: PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS Dalamtigatahunterakhir, pertumbuhanekonomidisertaidenganpenurunantingkatkemiskinandanpengangguran, menunjukkantrenperbaikankualitaspertumbuhan. Namunlajupertumbuhanmasihlebihrendahdarinasional. Rata-rata lajupertumbuhanpertahunselama 2004-2009 4,8%, sementaranasional 5,5%. Akselerasipertumbuhandiperlukanuntukmengurangikesenjangan, sertamenurunkantingkatkemiskinandanpengangguranlebihcepatlagi. Pendorongutamapertumbuhandaerahadalahkonsumsi, sedangkansumbanganinvestasi (PMTB) masihrendah. Selalumengalamidefisitperdaganganantardaerahdalamperiode 2004-2008

  46. ISU STRATEGIS 2: KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA • Indeks Pembangunan Manusia (IPM) termasuk tertinggal secara nasional, khususnya pada aspek rata-rata lama sekolah dan pengeluaran perkapita. • Tingkat pengangguran jauh lebih rendah dari tingkat nasional, namun tingkat kemiskinan jauh di atas tingkat nasional. Demikian juga pangsa pekerja informal. Hal ini menunjukkan rendahnya kesempatan pekerjaan yang berkualitas. • 69,4% angkatan kerja (penduduk usia 15 tahun ke atas) tidak memiliki ijasah SMP.

  47. ISU STRATEGIS 3: KINERJA BIROKRASI DAN PELAYANAN PUBLIK • Faktor kualitas kelembagaan sangat penting untuk meningkatkan daya saing dan daya tarik investasi daerah, khususnya daerah-daerah yang tidak memiliki sumber daya alam melimpah. • Kerjasama antardaerah dan sinergi pusat-daerah sangat strategis dalam mengurangi hambatan distribusi barang antarwilayah dan mengurangi duplikasi perpajakan yang memicu ekonomi biaya tinggi.

  48. ISU STRATEGIS 4: PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN DAERAH • Sektor unggulan masih sektor primer • Peran sektor unggulan dalam mendorong pertumbuhan wilayah masih rendah. Secara keseluruhan kontribusi sektor unggulan dalam pertumbuhan wilayah baru 28%. • Intensitas perdagangan yang signifikan baru terjadi dengan wilayah Jawa-Bali, sedangkan dengan pulau-pulau lain relatif kecil.

  49. ISU STRATEGIS 5: RENDAHNYA INTERKONEKTIVITAS DOMESTIK INTRA & ANTARPULAU • Termasuksalahsatudaridelapanprovinsikepulauan, terdiridari 1192 pulau (711 belumbernama) • Prasaranadansaranaperhubunganantarpulaumasih minim. Pangsaangkutanlautdalam PDRB hanya 0,8%, ASDP (penyeberangan) hanya 0,1%. • SangatbergantungpadapelabuhandiJawaTimurdan Bali untukpengirimankomoditasekspor.

  50. KONDISI PRASARANA JALAN NTT

More Related