1 / 41

IDENTIFIKASI

IDENTIFIKASI. Dr. Rika Susanti,Sp.F. TANGGUNG JAWAB. PENANGGUNG JAWAB IDENTIFIKASI KORBAN MATI : POLISI MINTA BANTUAN AHLI DOKTER FORENSIK DOKTER GIGI FORENSIK AHLI SIDIK JARI AHLI DNA AHLI LAIN. TUJUAN IDENTIFIKASI. KEBUTUHAN ETIS DAN KEMANUSIAAN TERHADAP KELUARGANYA

dunn
Download Presentation

IDENTIFIKASI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. IDENTIFIKASI Dr. Rika Susanti,Sp.F

  2. TANGGUNG JAWAB • PENANGGUNG JAWAB IDENTIFIKASI KORBAN MATI : POLISI • MINTA BANTUAN AHLI • DOKTER FORENSIK • DOKTER GIGI FORENSIK • AHLI SIDIK JARI • AHLI DNA • AHLI LAIN

  3. TUJUAN IDENTIFIKASI • KEBUTUHAN ETIS DAN KEMANUSIAAN TERHADAP KELUARGANYA • PEMASTIAN KEMATIAN SESEORANG SECARA RESMI DAN YURIDIS • ADMINISTRATIF • KLAIM DALAM HUKUM PUBLIK DAN PERDATA • KLAIM ASURANSI, PENSIUN, DLL • AWAL PENYELIDIKAN

  4. PRINSIP IDENTIFIKASI • DILAKUKAN DENGAN KOMPARASI CIRI IDENTITAS PADA DATA PM (MAYAT) DENGAN DATA AM (SEWAKTU MASIH HIDUP) • CIRCUMSTANTIAL EVIDENCE • PAKAIAN, BARANG MILIK • PHYSICAL EVIDENCE • PEMERIKSAAN CIRI LUAR • PEMERIKSAAN CIRI “DALAM”

  5. METODE IDENTIFIKASI • VISUAL : WAJAH, CIRI LAIN • PAKAIAN : SERAGAM, MODEL, WARNA • PROPERTY : DOMPET, JAM TANGAN • SIDIK JARI • FISIK : CACAT, TATTOO • MEDIK : OPERASI, PENYAKIT, CACAT • ODONTOLOGI : CHART, FOTO, CETAKAN • SEROLOGI : GOL DARAH • DNA

  6. PENGENALAN WAJAH • DULU DIANGGAP PALING DAPAT DITERIMA, TAPI TERBUKTI BANYAK BIASNYA, SERING SALAH, TERBATAS PEMAKAIANNYA • HARUS BELUM BUSUK • HARUS TIDAK ADA CEDERA WAJAH • HARUS CUKUP KHAS

  7. PERSONAL EFFECTS • PAKAIAN • SERAGAM, NAME TAG, DLL • PERHIASAN • BEBERAPA PERHIASAN CUKUP SPESIFIK • SANGAT KONTRIBUTIF, TETAPI TIDAK DETERMINATIF

  8. CIRI PADA PEMERIKSAAN LUAR • DESKRIPSI CIRI: • JENIS KELAMIN, TINGGI, BERAT, WARNA KULIT, RAMBUT, KUKU, WARNA MATA, DLL • JAR PARUT, TATTOO, CACAT, ANOMALI, DLL

  9. CIRI PADA AUTOPSI • BEKAS FRAKTUR • BEKAS OPERASI • ORGAN HILANG • PENYAKIT / PATOLOGI

  10. ODONTOLOGI • DAYA TAHAN GIGI • ABU:538ºC-649ºC • TAMBALAN AMALGAM: 871ºC • SANGAT INDIVIDUAL SIFATNYA (1:2M) • INFORMASI DIDAPAT (UMUR,RAS,SEX,GOL DARAH,RAUT MUKA)

  11. 18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65 85 84 83 82 81 71 72 73 74 75 48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

  12. = GBR 7 UE = GBR 1 = GBR 8 PE = GBR 2 =GBR 9 = GBR 3 = GBR 10 A = GBR 4 = GBR 11 = GBR 5 = GBR 12 = GBR 6 = GBR 13

  13. = GBR 20 = GBR 14 = GBR 15 = GBR 21 = GBR 16 = GBR 22 = GBR 17 = GBR 23 = GBR 18 = GBR 24 = GBR 19

  14. = GBR 31 = GBR 25 = GBR 26 = GBR 32 = GBR 27 = GBR 33 = GBR 28 = GBR 34 = GBR 29 = GBR 35 = GBR 30

  15. = GBR 36 = GBR 37 = GBR 38 = GBR 39 PD

  16. = GBR 46 = GBR 40 = GBR 41 = GBR 47 = GBR 42 = GBR 48 = GBR 43 = GBR 49 = GBR 44 = GBR 50 = GBR 45

  17. = GBR 51 = GBR 52 = GBR 53

  18. Scoring of tooth condition For Computerization Process

  19. UE = Composite Filling (2) =Un-Erupted (0) posterior anterior teeth teeth PE = Inlay (metal/composite) (2) =Partial Erupt (0) =Normal (1) = non-vital teeth (3) A =Amalgam Filling on non vital teeth =AF (3) =Anomali (1) Pegshaped, micro, fusi, etc = Composite Filling on non- vital teeth (3) =Caries = Temp.Filling (2) =Amalgam Filling =AF (2) = Radix dentis (4)

  20. = Full metal crown on vital teeth (2) = Full metal bridge 3 units. (2) (5) (2) = Full metal crown on non- vital teeth (3) = Porcelain bridge 4 units (3) (5) (5) (2) = Porcelain crown on vital teeth (2) = full metal cantilever bridge), 2 units = Porcelain crown on non vital teeth (3) (1) (2) (5) = missing teeth (5) = venster crown on vital teeth (2) = removable partial denture (5) = venster crown on non vital teeth (3) PD

  21. DUKUNGAN DATA DENTAL ANTE MORTEM TANPA ADANYA DATA DENTAL ANTE MORTEM DATA DENTAL POST MORTEM TIDAK BERARTI, KARENA TIDAK ADA PEMBANDING

  22. FAKTOR-FAKTOR KELEMAHAN DUKUNGAN DATA DENTAL ANTE MORTEM • DI INDONESIA PADA UMUMNYA MASYARAKAT INDONESIA BELUM MEMILIKI DATA DENTAL ANTE MORTEM • MASYARAKAT INDONESIA BELUM TERBIASA MELAKUKAN PEMERIKSAAN GIGI SECARA TERATUR

  23. LANGKAH-LANGKAH PENANGANAN ASPEK ODONTOLOGI FORENSIK BILA RAHANG ATAS DAN BAWAH LENGKAP : • PEMBUKAAN RAHANG BAWAH UNTUK MELEPASKAN RAHANG BAWAH • MELAKUKAN PEMBERSIHAN RAHANG BAWAH DAN RAHANG ATAS • MELAKUKAN DENTAL CHARTING/ODONTOGRAM • MELAKUKAN RONTGENT FOTO PADA SELURUH GIGI GELIGI DI RAHANG ATAS DAN RAHANG BAWAH

  24. LANJUTAN • PENCABUTAN GIGI MOLAR 1 ATAS ATAU BAWAH UNTUK PEMERIKSAAN DNA • MELAKUKAN PEMOTRETAN DENGAN UKURAN CLOSE UP • MELAKUKAN PERBANDINGAN DATA DENTAL ANTE MORTEM DAN POST MORTEM • PROSES REKONSILIASI UTK PENENTUAN INDENTIFIKASI

  25. LANJUTAN PADA RAHANG YANG TIDAK UTUH . MELAKUKAN REKONSTRUKSI BENTUK RAHANG SERTA SUSUNAN GIGI GELIGINYA DGN MENGGUNAKAN WAX/MALAM . KEMUDIAN DIPERKUAT DGN MENGGUNAKAN SELF CURING ACRYLIC . MELAKUKAN PENCETAKAN

  26. LANJUTAN • DILAKUKAN PEMOTRETAN CLOSE UP • PENGEMBALIAN PADA JENAZAH/KERANGKA TUJUAN REKONSTRUKSI : DIHARAPKAN DAPAT MEMPEROLEH GAMBARAN PERKIRAAN RAUT WAJAH KORBAN UTK MEMBANTU MEMUDAHKAN IDENTIFIKASI

  27. NUMERIFIKASI GIGI GELIGI Catatan : Angka Romawi Gigi Susu/Decidous Teeth Angka Latin Gigi Tetap

  28. DENTAL CHARTING

  29. PEMBERSIHAN GIGI RAHANG BAWAH

  30. BRIDGE DARI EMAS YANG DAPAT MENJADI CIRI KHAS

  31. PEMOTRETAN DENGAN DENTAL POLAROID CAMERA

  32. PEMBUATAN ROENTGEN GIGI

  33. PENCABUTAN GIGI UNTUK SAMPEL PEMERIKSAAN DNA

  34. SIDIK JARI • SANGAT INDIVIDUAL • KEMUNGKINAN SAMA SANGAT KECIL • DATA ANTEMORTEM DAPAT DIBUAT DAN DISIMPAN KOMPUTER • SAAT INI HANYA 15-25% PENDUDUK TERSIMPAN DATA SIDIKJARINYA

  35. DATA GENETIKA • SEROLOGI: • GOLONGAN DARAH • GOLONGAN SERUM • GOLONGAN HLA • DNA • INTISEL • MITOKONDRIA

  36. KESULITAN IDENTIFIKASI • PEMBUSUKAN BERAT DAN / ATAU TRAUMA BERAT • KESULITAN MEMPEROLEH DATA POSTMORTEM • TIDAK ADANYA DATA ANTEMORTEM • TAK ADA ORANG HILANG • SISTEM PENDATAAN LEMAH • JUMLAH KORBAN BANYAK • DALAM POPULASI TERBATAS • DALAM POPULASI TAK TERBATAS

  37. DISASTER VICTIM IDENTIFICATION

  38. PRINCIPLES • TERENCANA SEBELUMNYA • TERKOORDINASI • MULTI-AGENCIES • DIATUR UNDANG-UNDANG • BASED UPON INTERPOL’S DVI PROCEDURES AND NATIONAL GUIDELINES

  39. TahapIdentifikasi • Fase TKP • Fase Post Mortem • Fase Ante Mortem • Fase Rekonsiliasi • Fase Debriefing

  40. PARTICIPANTS INVOLVED • POLICE FORCE: • INVESTIGATORS • FINGERPRINTS EXPERTS • PHOTOGRAPHERS • FORENSIC LAB EXPERTS • MEDICAL AND DENTAL EXPERTS • PATHOLOGISTS, ODONTOLOGISTS, TECHNICIANS, RADIOGRAPHERS, ETC • SUPPORT GROUPS • RED CROSS, TRANSPORTATION, SECURITY, LOGISTICS, RESOURCES, ETC

  41. TERIMA KASIH

More Related