1 / 12

Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab

Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Muhammad Ivan Alfian. Edward Anthony (1963) Pendekatan/ Approach/ المدخل adalah seperangkat asumsi berkenaan dengan hakekat bahasa dan belajar-mengajar bahasa. Metode/ method / الطريقة

dolph
Download Presentation

Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab Muhammad Ivan Alfian

  2. Edward Anthony (1963) Pendekatan/ Approach/ المدخلadalah seperangkat asumsi berkenaan dengan hakekat bahasa dan belajar-mengajar bahasa. Metode/ method/ الطريقة adalah rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Teknik/ tehnique/ أسلوب adalah kegiatan spesifik yang diimplementasikan dalam kelas, selaras dengan metode dan pendekatan yang telah dipilih. Pengertian Pendekatan – Metode - Teknik

  3. Kelebihan Pelajarhafalkaidah-kaidahtatabahasabahasa target. Pelajarmemahamiisi detail bahanbacaan yang dipelajaridanmampumenterjemahkan. Bisadilaksanakandalamkelasbesardantidakmenuntutkemampuan guru yang ideal. Kekurangan 1. Metode ini lebih banyak mengajarkan “tentang bahasa” bukan mengajarkan “kemahiran bahasa. 2. Metode ini hanya fokus pada kemahiran membaca dan mengabaikan kemahiran yang lain. 3. Terjemahan harfiah sering mengacaukan makna kalimat dalam konteks yang luas. Latar Belakang Cikal bakal metode ini muncul pada abad kebangkitan Eropa (abad 15), untuk mempelajari teks-teks klasik. Akan tetapi penamaan metode ini dengan “grammar translation method” baru dikenal pada abad 19 Karakteristik • Tujuanmempelajaribahasaasingadalah agar mampumembacateksdalambahasa target. • Materipelajaranterdiriatas: bukunahwu, kamusataudaftarkata, danteksbacaan. • Tatabahasadisajikansecaradeduktif. • Basis pembelajaranadalahpenghafalankaidahtatabahasadankosakata, kemudianpenerjemahanharfiah. • Bahasaibupelajardigunakansebagaipengantardalamkegiatanbelajar-mengajar. • Peran guru aktifsebagaipenyajimateri. Peranpelajarpasifsebagaipenerimamateri. MetodeGramatika-Terjemah

  4. Guru memulai pelajaran dengan menjelaskan definisi butir-butir tatabahasa kemudian memberikan contoh-contohnya. • Guru menuntun siswa menghafalkan daftar kosakata dan terjemahannya. • Guru menuntun siswa untuk memahami teks bacaan dengan menterjemahkannya kata perkata atau kalimat perkalimat LANGKAH PENYAJIAN MetodeGramatika-Terjemah

  5. Karakteristik • Tujuanutamaadalahpenguasaanbahasasecaralisan agar pelajarbisaberkomunikasidenganbahasa target. • Kaidah-kaidahbahasadiajarkansecarainduktif. • Guru danpelajarsama-samaaktif, tapi guru berperanmemberikan stimulus. • Bahasa target digunakansebagaibahasapengantardanbahasaibusamasekalidielakkan. • Kelebihan • Pelajarterampilmenyimakdanberbicara. • Pelajarmenguasaipelafalandenganbaiksepertiataumendekatipenuturasli. • Pelajarmengetahuibanyakkosakatadanpemakaiannyadalamkalimat. • Pelajarmenguasaitatabahasasecarafungsionaltidaksekedarteoritis. • Kekurangan • Pelajarlemahdalamkemampuanmembaca • Memerlukan guru yang ideal • Tidakbisadilaksanakandalamkelasbesar • Model latihanmenirukandanmenghafalkankalimat-kalimatkurangbermaknaatautidakrealistis, sehinggamembosankanbagiorangdewasa. Latar Belakang Muncul akibat ketidakpuasan terhadap hasil pengajaran bahasa dengan metode gramatika terjemah. Asumsi Bahwa proses belajar bahasa asing sama dengan belajar bahasa ibu. MetodeLangsung

  6. Guru memulai penyajian materi secara lisan, mengucapkan satu kata dengan menunjukkan bendanya atau gambarnya, siswa menirukan berkali-kali hingga faham. • Latihan berikutnya berupa tanya jawab dengan kata tanya: “ma, hal, aina…” • Kemudian siswa diminta membuka buku teks, guru memberikan contoh bacaan yang benar kemudian siswa diminta untuk membacanya. • Selanjutnya, menjawab pertanyaan secara lisan tentang latihan yang ada dibuku, dilanjutkan dengan mengerjakannya secara tertulis. • Tatabahasa diberikan pada tingkat tertentu secara induktif. LANGKAH PENYAJIAN MetodeLangsung

  7. Karakteristik • Tujuanpengajarannyaadalahpenguasaanempatketrampilanberbahasasecaraseimbang. • Urutanpenyajiannyaadalahmenyimakdanberbicara, barukemudianmembacadanmenulis. • Model kalimatbahasaasingdiberikandalambentukpercakapanuntukdihafalkan. • Penerjemahandihindari. Pemakaianbahasaibudiperlukanuntukpenjelasan, diperbolehkansecaraterbatas. • Gramatika (dalamartiilmu) tidakdiajarkanpadatahappermulaan. • Penggunaanbahanrekaman, laboratoriumbahasa, danvisual aidssangatdipentingkan. • Kekurangan • Maknakalimat yang diajarkanbiasanyaterlepasdarikonteks, sehinggapelajarhanyamemahamisatumakna. • Keaktifanpelajardidalamkelasadalahkeaktifan yang semu, karenamerekahanyamerespon stimulus guru. • Kelebihan • Pelajarmemilikiketrampilanpelafalan yang bagus • Pelajarterampilmembuatpola-polakallimat yang sudahdilatihkan. • Suasanakelashidup. Latar Belakang Dalam situasi perang dunia kedua, Amerika memerlukan personalia yang lancar berbahasa asing untuk ditempatkan di beberapa negara. Sehingga muncullah satu badan yang dinamai Army Specialized Training Program (ASTP) tahun 1943. Model ASTP adalah cikal bakal munculnya metode audiolingual. Asumsi Bahwa bahasa itu pertama-tama adalah ujaran. Bahasa adalah kebiasaan. Metode Audio-Lingual

  8. Guru membaca teks berulangkali, sedangkan siswa menyimak tanpa melihat teks. • Peniruan dan penghafalan dialog atau bacaan pendek dengan teknik menirukan bacaan guru sambil menghafalkan kalimat-kalimat tersebut. • Penyajian pola-pola kalimat yang terdapat dalam dialog atau bacaan dilakukan dengan teknik drill. • Dramatisasi dialog yang sudah dilatihkan LANGKAH PENYAJIAN Metode Audio-Lingual

  9. Karakteristik • Tujuanpengajarannyaadalahmengembangkankompetensipelajarberkomunikasidenganbahasa target dalamkontekskomunikatif yang sesungguhnya. • Aktivitasdalamkelasdiwarnaisecaranyataolehkegiatan-kegiatankomunikatif, bukandril-drilmanipulatif. • Penggunaanbahasaibudalamkelastidakdilarang, tapidiminimalkan. • Kelebihan • Pelajarlancarberkomunikasi, dalamartimenguasaikompetensigramatikal, sosiolinguistik, wacanadanstrategis. • Suasanakelashidup. • Kekurangan • Memerlukan guru yang menguasaiketrampilankomunikatif yang memadai. • Loncatanlangsungkeaktifitaskomunikatifbisamenyulitkansiswapadatingkatpermulaan. • Latarbelakang • Para ahlilinguistikmengecammetodeaudiolingualdarisisilandasanteoritisnya. Para praktisipengajaranbahasajugamerasatidakpuasdenganmetodeini. Makamuncullahkemudianmetode/ pendekatankomunikatif yang didasarkanatasteorikognitivismedalampsikologidanteoritatabahasatransformasi-generatifdalamlinguistik. • Metodeaudiolingualdidasarkanatasteoritatabahasastruktrualismedanteoriilmujiwabehaviorisme. • Asumsi • Penggunaanbahasabersifatkreatifbukanpembiasaan. • Belajarbahasaasingsepertibahasaibuberangkatdarikebutuhandanminatpelajar. MetodeKomunikatif

  10. Dialog pendek disajikan dengan didahului penjelasan tentang fungsi-fungsi ungkapan dalam dialog dan situasi di mana dialog itu mungkin terjadi. • Latihan mengucapkan kalimat-kalimat pokok secara perorangan, kelompok. • Pertanyaan diajukan tentang isi dan situasi dalam dialog, dilanjutkan pertanyaan serupa tetapi langsung mengenai situasi siswa. Di sini kegiatan komunikatif telah dimulai. • Kelaas membahas ungkapan-ungkapan komunikatif dalam dialog. • Siswa diharapkan menarik sendiri kesimpulan tentang aturan tatabahasa yang ada dalam dialog. Guru menfasilitasi dan meluruskan jika ada kesalahan. • Siswa melakukan evaluasi dengan mengambil sampel dari penampilan siswa dalam kegiatan komunikasi bebas. LANGKAH PENYAJIAN MetodeKomunikatif

  11. Latarbelakang • Bahwasetiapmetodememilikikelebihandankekurangan. • Metodeelektikmengandungartipemilihandanpenggabungan. • Asumsi • Tidakadametode yang ideal. • Setiapmetodememilikikekuatan. • Tidakadasatumetode yang cocokuntuksemuatujuan. • Yang terpentingadalahmemenuhikebutuhanpelajar. Metode ini bisa menjadi metode yang ideal apabila didukung oleh penguasaan guru secara memadai terhadap berbagai metode, sehingga dapat mengambil secara tepat segi-segi kekuatan dari setiap metode dan menyesuaikannya dengan kebutuhan program yang ditanganinya, kemudian menerapkannya secara proporsional. Sebaliknya, metode ini bisa menjadi metode “seadanya” atau metode “semau guru” , maka yang terjadi adalah ketidakmenentuan. MetodeElektik

  12. Terima Kasih….

More Related