1 / 15

DIMENSI-DIMENSI RELIGIOUS PSIKOLOGI AGAMA

DIMENSI-DIMENSI RELIGIOUS PSIKOLOGI AGAMA. DIMENSI-DIMENSI RELIGIUS (Glock & Stark). Dimensi Ideologi , Dimensi Intektual , Dimensi Eksperiansial Dimensi Ritual , Dimensi Konsekuensi. PENGERTIAN RELIGIUS.

dinh
Download Presentation

DIMENSI-DIMENSI RELIGIOUS PSIKOLOGI AGAMA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. DIMENSI-DIMENSI RELIGIOUS PSIKOLOGI AGAMA

  2. DIMENSI-DIMENSIRELIGIUS(Glock & Stark) DimensiIdeologi, DimensiIntektual, DimensiEksperiansial Dimensi Ritual, DimensiKonsekuensi.

  3. PENGERTIAN RELIGIUS • Kata agama secaraharfiahberasaldaribahasasansekertayakni: darikataa dangama, a artinyatidakdangamaartinyakacau. Jadi agama berartitidakkacauatautertib. Dengankata lain agama berartiperaturan. Kata agama sekarangsudahberarti lain, bukanhanyaperaturan, tetapilebihmendekatikatareligi. • Katareligiberasaldarikatalatinreligareyang berartiikatanmanusiaterhadapsesuatu. Katareligijadinyapersonalistis, artinyalangsungmengenaidanmenunjukpribadimanusiadanlebihmenunjukeksistensimanusia. (Ahyadi, 1981: 10).

  4. Dister, mengartikanreligiusitassebagaikeberagamaan, yang berartiadanyaunsurintemalisasi agama itudalamdiriindividu. • Clark dan Stark mengatakanbahwakeberagamaanseseorangmenunjukkanpadaketaatandankomitmenseseorangterhadapagamanya.

  5. Allfortdan Ross mengemukakanbahwakegagalankehidupanreligiuskarenasuasanakehidupankeagamaanlebihdiwarnaiolehorientasikeagamaan yang bersifatekstrinsikdaripadaintrinsik. • OrientasikeberagamaanektrinsikmenurutAllfort (Rahmat, 1991) memandang agama sebagaisesuatuuntukdimanfaatdanbukanuntukkehidupan. Agama digunakanuntukmenunjang motif-motif lain, sepertikebutuhanakan status, rasa amanatauhargadiri. • Sebaliknyaorientasikeberagamaanintrinsikmemandang agama sebagai"comprehensive commitment" dan"driving integrative motive" yanimengaturseluruhhidupseseorang. Agama diterimasebagaifaktorpemadu(unifYing factor).

  6. ReligiusitasmenurutJapardapatdimaknakansebagaikualitaspenghayatanseseorangdalamberagamaataudalammemeluk agama yang diyakininya, semakinmendalamseseorangdalamberagamamakinreligiusdansebaliknyasemakindangkalseseorangdalamberagamaakanmakinkaburreligiusitasnya. Seseorangdengankeberagamaansecaraintensakanmenjadikan agama sebagaipembimbingperilakusehinggaperilakunyaselaludiorientasikandandidasarkanpadaajaran agama yang diyakinitersebut.

  7. Drajat, jugamengemukakanbahwaorang yang religiusakanmerasa Allah selaluadadanmengetahuiapasaja. Konsepinisejalandenganpandanganfilsafatke-Tuhan-an yang mengatakanbahwamanusiadisebut "Homo Divians", yaitumahluk yang berke-Tuhan-an, yang berartimanusiadalamsepanjangsejarahnyasenantiasamemilikikepercayaanterhadapTuhanatauhal-hal yang gaib.

  8. Dimensi Idiologis (the logical dimensions) Dimensi Ritualistik (the ritualistic dimensions) DIMENSI-DIMESI RELIGIUSITAS Dimensi Eksperiensial (the experiential dimensions) DimensiKonsekuensial (the consequential dimensions) Dimensi Intelektual (the intelektual dimensions)

  9. DimensiIdiologis(the ldeological dimensions) • Dimensiinimenunjukkanpadaseberapatingkatkeyakinanseseorangterhadapkebenaranajaran-ajaran agama yang fundamental ataubersifatdogmatik. misalnya; • keyakinantentang Allah. malaikat, nabi/rasul, kitab-kitab Allah, surga, nerakadansebagainya.

  10. DimensiRitualistik(the ritualistic dimensions) • Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. • misalnya: berdo'a, puasa, pergiketempatibadahdansebaginya.

  11. DimensiEksperiensial(the experiential dimensions) • Dimensiinimenunjukpadaseberapatingkatseseorangdalammerasakandanmengalamiperasaan-peraaandanpengalaman-pengalamanreligius, • misalnya: dekat. kepada Allah, perasaando'adikabulkan, perasaanbersyukurkepada Allah dansebagainya.

  12. Dimensi Konsekuensial (the consequential dimensions) • Dimensiinimenunjukpadaseberapakomitmen (sebab akibat) terhadap keyakinan kegamaan yang biasa disebut dalam islam dengan hablumminannas. • misalnya: perilakusukamenolong, berderma, menegakkankebenarandankeadilan, berlakujujur, memafkan, dansebagainya.

  13. Dimensi Intelektual (the intelektual dimensions) • Dimensiinimenunjukpadaseberapatingkatpengetahuandanpemahamanseseorangterhadapajaranagamanya, terutamamengenaiajaranpokokagamanyasebagaimanatermuatdalamkitabsucinya, yang didapat melalui proses pemikiran seseorang.

  14. Dimensi keyakinan (aqidah) dalam Islam menunjukkan kepada tingkat keimanan seorang muslim terhadap kebenaran Islam, terutama mengenai pokok-pokok keimanan dalam Islam yang menyangkut keyakinan terhadap Allah SWT, para malaikat, kitab-kitab, Nabi dan Rosul Allah, hari Kiamat serta Qadla dan Qadar. Dalam Islam, dimensi praktek agama disebut dengan Syari’ah yang di dalamnya meliputi pengamalan ajaran agama dalam hubungannya dengan Allah secara langsung dan hubungan sesama manusia. Dimensi ini lebih dikenal dengan ibadah sebagaimana yang disebut dalam kegiatan rukun Islam seperti shalat, zakat dan sebagainya serta ritual lainnya yang merupakan ibadah yang dilakukan setiap personal dan mengandung unsur transendental kepada Allah. Dimensi pengalaman agama berhubungan dengan perasaan-perasaan, persepsi-persepsi dan sensasi-sensasi yang dialami seseorang, atau pengalaman religius  (dalam hal ini agama Islam) sebagai suatu komunikasi dengan Tuhan, dengan realitas paling sejati (ultimate realty) atau dengan otoritas transendental. Dimensi pengamalanadalah ukuran sejauhmana perilaku seseorang dimotivasi oleh ajaran agamanya di dalam kehidupan. Misalnya menyedekahkan hartanya, membantu orang yang kesulitan, dan sebagainya. Setiap kegiatan ritual mempunyai konsekuensi logis berupa pahala dan dosa bagi yang melakukannya. Dalam kaitannya dengan hal ini, Islam mengenal konsep amar ma’ruf nahi munkar. Amar ma’ruf diaplikasikan berbuat kebaikan pada sesama manusia, saling menghargai dan membantu sesama. Sedangkah nahi munkar diaplikasikan dengan menjauhi kemaksiatan, pergaulan bebas, tawuran, minum minuman keras, penggunaan obat terlarang, membantah orang tua dan seterusnya. Konsep ini mengajarkan keseimbangan antara unsur vertikal (hablum min allah) dan unsur horizontal (hablum min annas) dalam diri setiap siswa. Dimensi yang terakhir adalah pengetahuan keagamaan (religious knowledge) sebagai dimensi intelektual. Dimensi ini mengacu pada pengetahuan seseorang atas dasar-dasar keyakinan, ritual-ritual, kitab suci dan tradisi-tradisi agama Islam.

  15. TIADA KEKAYAAN LEBIH UTAMA DARIPADA AKAL. TIADA KEPAPAAN LEBIH MENYEDIHKAN DARIPADA KEBODOHAN. TIADA WARISAN LEBIH BAIK DARIPADA PENDIDIKAN (SAYIDINA ALI BIN ABI THALIB)

More Related