1 / 18

Etika Profesi Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Etika Profesi Teknologi Informasi Dan Komunikasi. CYBER CRYME & CYBER LAW. PERETASAN SITUS KEPRESIDENAN. Kelompok 9 : ARIEF TRIAWAN [ 12121184] TOTO MULYANTO [ 12121227] MUIS NUJAROMI [ 12121311] GATOT SUHARYANA [ 12121320] ENITYA BANYU BENING [ 12121341]

Download Presentation

Etika Profesi Teknologi Informasi Dan Komunikasi

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Etika Profesi Teknologi Informasi Dan Komunikasi CYBER CRYME & CYBER LAW

  2. PERETASAN SITUS KEPRESIDENAN • Kelompok 9 : • ARIEF TRIAWAN [12121184] • TOTO MULYANTO[12121227] • MUIS NUJAROMI[12121311] • GATOT SUHARYANA [12121320] • ENITYA BANYU BENING [12121341] • CATUR WULANDARI [12121377]

  3. Latar belakang • 1. Kebutuhanakanteknologijaringankomputersemakinmeningkat • 2. Munculnyabeberapakasus cyber crime di Indonesia • 3. Memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Profesi Teknologi Informasi Dan Komunikasi

  4. Tujuan • Memberi pengetahuan tentang cyber crime & cyber law • Mempelajari detail kasus peterasan situs www.presidensby.info • Mempelajari UU ITE yang terkait • Mendapat nilai UAS mata kuliah Etika Profesi Teknologi Informasi Dan Komunikasi

  5. PEMBAHASAN • Identitas Pelaku: Wildan Yani Ashari. Usianya 20 tahun. Nama warga Dusun Krajan, Desa Balung Lor, Kecamatan Balung, Kabupaten Jember, Jawa Timur. • Wildan bukan pakar teknologi informatika. Dia lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Balung 2011 jurusan teknik bangunan • Situs kepresidenan RI www.presidensby.info dibajak pada 9 Januari 2013 • Situs itu mengalami perubahan perwajahan atau deface, dengan gambar labu mirip pocong. Di sana tertulis jemberhacker.web.id, dan "Hacked by MJL 007. This is a PayBack From Jember Hacker Team".

  6. Cara meretas situs SBY: • menggunakan nickname MJL007 mulai mengutak-atik laman www.jatirejanetwork.com dengan IP address 210.247.249.58 • melakukan SQL Injection • backdoor berupa tools (software) berbasiskan bahasa pemrograman PHP yang bernama wso.php (web sell by orb) sehingga dapat melakukan comprimise (bypass) • Hasil Administrarif Domain seperti: Sahi7879.earth.orderbox-dns.com,Sahi7876.mars.orderbox-dns.com, Sahi7879.venus.orderbox-dns.com,dan Sahi7876.mercuri.orderbox-dns.com menjadi d1.jatirejanetwork.com dan id2.jatirejanetwork.com • pemilik user internet tidak dapat mengakses laman www.presidensby.info yang sebenarnya, akan tetapi yang terakses adalah tampilan file HTML Jember Hacker Team

  7. Cara polisi melacak pelaku • timpolisicybermendapatkan IP Address pelakudariperusahaanpenyediajasa internet (internet service provider/ISP) CV Jatireja. • IP Address ituberada di sebuahlokasi di Jember, JawaTimur.PelakuperetasandidugabernamaWildanYaniAshari, yang bekerjasebagai administrator di CV Surya Infotama. • WildankemudianditangkapdandibawakeGedungBadanReserseKriminal (Bareskrim) Polri Jakarta Selatan.

  8. Modus dan sanksi • Wildan mengaku hanya iseng semata dalam membajak situs presiden • Pemuda22 tahunituterancamPasal 22 huruf B Undang-Undang 36/1999 tentang Telekomunikasi danPasal 30 ayat 1, ayat 2, danatauayat 3, Pasal 32 ayat 1 UU No 11/2008 tentangInformasidanTransaksiElektronik (ITE) dan terancam hukuman selama 6 tahun

  9. UU ITE PASAL 25Pasal 25 • Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang disusun menjadi karya intelektual, situs internet, dan karya intelektual yang ada di dalamnya dilindungi sebagai Hak Kekayaan Intelektual berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

  10. UU ITE Pasal 30 • Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun. • Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan untuk memperoleh Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik. • Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan.

  11. Ketentuan Pidana Pasal 30 • Pasal 46 • Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah). • Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah). • Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda paling banyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).

  12. UU ITE Pasal 31 • Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan intersepsi atau penyadapan atas Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dalam suatu Komputer dan/atau Sistem Elektronik tertentu milik Orang lain. • Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan intersepsi atas transmisi Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang tidak bersifat publik dari, ke, dan di dalam suatu Komputer dan/atau Sistem Elektronik tertentu milik Orang lain, baik yang tidak menyebabkan perubahan apa pun maupun yang menyebabkan adanya perubahan, penghilangan, dan/atau penghentian Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang sedang ditransmisikan. • Kecualiintersepsisebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), intersepsi yang dilakukan dalam rangka penegakan hukum atas permintaan kepolisian, kejaksaan, dan/atau institusi penegak hukum lainnya yang ditetapkan berdasarkan undang-undang. • Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara intersepsi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

  13. Ketentuan Pidana Pasal 31 • Pasal 48 • Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). • Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 9 (sembilan) tahun dan/atau denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). • Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

  14. Pasal 22 UU No. 36 • Setiap orang dilarang melakukan perbuatan tanpa hak, tidak sah, atau memanipulasi : • akses ke jaringan telekomunikasi; dan atau • akses ke jasa telekomunikasi; dan atau • akses ke jaringan telekomunikasi khusus.

  15. Ketentuan Pidana • Pasal 50 • Barang siapa yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan atau denda paling banyak Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).

  16. KESIMPULAN • Berpendapat memanglah hak asasi manusia karena ide tak terbatas, namun penggunaannya harus bebas bertanggung jawab • Adanya UU ITE yang merupakancyberlaw di Indonesia untuk memberikanaturanpenggunaantransaksielektronikadaninformasielektronik, memberikanperlindunganhukumhakciptaelektronik dan memberikanperlindungandariberbagaimacamcybercrime

  17. Saran • Beberapa negara maju justru menjadikan penjahat intelektual (hacker, eavesdropper, cracker) sebagai aparat pemerintahan guna menambah SDM yang berkualitas tinggi. • Banyak pula tuntutan agar tidak menyia-nyiakan SDM Indonesia yang berkualitas. • Dimungkinan agar terdapat tindakan bijak mengenai sanksi dan pemberdayaannya. Serta perlu ada pendekatan persuasif agar peretas berbakat tak menyalahgunakan kemampuannya, apalagi untuk aktivitas yang melanggar hukum.

More Related