1 / 13

PETA ORIENTASI POLITIK INDONESIA

PETA ORIENTASI POLITIK INDONESIA. LENI ANGGRAENI, S.Pd ., M.Pd. Herbert Feith dan Castles. Kaum Nasionalis: nasionalis sekuler, nasionalis pro Jepang, dan nasionalis anti Jepang. Golongan Islam Golongan Komunis. Indonesia merdeka tidak dibidani partai politik

cheung
Download Presentation

PETA ORIENTASI POLITIK INDONESIA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PETA ORIENTASI POLITIK INDONESIA LENI ANGGRAENI, S.Pd., M.Pd.

  2. Herbert Feith dan Castles • Kaum Nasionalis: nasionalis • sekuler, nasionalis pro Jepang, • dan nasionalis anti Jepang. • Golongan Islam • Golongan Komunis • Indonesia merdekatidakdibidanipartaipolitik • MaklumatPemerintah 3 November 1945 menjadidasarhukumpembentukanparpol. • Pembentukanparpoldidasarikepentingan: memperkuatperjuanganmempertahankankemerdekaan, menjaminkeamananmasyarakat, danwadahbagisemuapaham yang adadimasyarakatsehinggadapatdipimpinkejalan yang teratur

  3. IDEOLOGI PERTENTANGAN • Bersama-samadengankaumintelektual yang tidakterikat (unattached intellectuals), partaipolitiktelahmenjadisumberpemikiranpolitik. • Parpol pun telahmenjadisaranabagi alternation of power. • Pertentanganideologisudahterjadipadaawalkemerdekaan, terutamasaatmenghadapiBelanda yang berusahamenjajahkembali. • PertentanganIdeologiterjadiantara: sosialis, nasionalis, Islam danideologi lain. • Sebagai systems of ideas, partaipolitikdalamkurun 1945-1965 telahmampumemberikanjawabanideologisataspertanyaan-pertanyaan yang munculmenyertaicepatnyaperubahanmasyarakatdansistemnilainya.

  4. POLITICAL PLATFORM • Padaawalkemerdekaankonflikantarparpolbermotifideologis. • Konflikideologimunculakibatperbedaanpreferensitentang • masyarakatdannegara yang dicita-citakandanhendak • diperjuangkanmelaluipartaipolitik. • Political platform (ideologipartai): the party’s underlying value system • (McNair, 1999:6). • “a statement of principles, goals, and programs developed and supported by a political party and its candidates” • (Paulson, 2000: 1043).

  5. DE-IDEOLOGISASI ORBA • Pertarunganideologisberhentiketika • Orbaberkuasa. • DeideologisasiOrbadilandasianggapan • bahwaideologipenyebabketidaksetabilan • politik. • Deideologisasiberujungpadapenetapan • Pancasilasebagaisatu-satunyaasas • dalamkehidupanbermasyarakat, • berbangsa, danbernegara.

  6. PASCA ORBA • KejatuhanOrbamenjadiawal • pluralismepolitik. • Kemunculan agama sebagai basis • parpolmenandaibangkitnyapolitik • alirandanmenguatnyaisu • primodial. • Kemunculanparpol yang memiliki • sejarahkekerabatandengan • ideologipolitikdekade 1945-1965 • menegaskanbahwadeideologisasi • Orbatidakberhasilmengikis • orientasiideologis. MENGGAMBARKAN DATA & FAKTA DARI MASA LAMPAU

  7. PETA IDEOLOGIS PEMILU 1955 Elitis Masyumi PNI NU Kiri Kanan Populis (Evans, 2003)

  8. PETA PEMIKIRAN POLITIK INDONESIA (1945 – 1965) (Feith, 1970) Westorn Influence Democratic Socialis PKI Communism PNI Radical Nationalis Masyumi Javanese Traditionalism NU Hindu-Javanese Islamic Tradition

  9. PEMIKIRAN POLITIK INDONESIA 1945-1965 DITANDAI TIGA HAL • Bersifatmoralis: cenderungmelihatmasyarakattidakberbeda-bedasatudengan yang lainnya. Pemikiraninibersifatoptimisdanbercoraknormatif. • Tidakmelihatmasyarakatterbagikedalambeberapagolongan yang memilikikepentingan yang berbeda-beda. Pembagian yang adabersifatsalingmengisiantarapara “pemimpin” dengan “rakyat”. • Para pemikirpolitik Indonesia umumnyabersifatoptimis. Bentukoptimismetersebutantara lain voluntarisme, progresivisme, dankepercayaanterhadappemuda. FEITH, 1970

  10. BAGAIMANA PETA PEMIKIRAN POLITIK INDONESIA SELAMA DAN PASCA ORBA ?

  11. Orientasi Agama: Santrimemilih PPP karenaalasanideologis: kaum “abangan” memilihGolkardan PDIP bukankarenaalasanideologis. (Afan Gaffar , 1992) • OrientasiKelasdanKelompokSosial: perilakupemilihtidakberkorelasidengankelassosial, karena: (1) sistemekonomiagraris-subsistentidakmemupukkesadarankelas; (2) penghapusan PKI danpengebirianparpolmelahirkandepolitisasipendudukdesa; (3) trauma pembunuhanterhadap “antekkomunis”; (4) pemerintahanOrbamenjauhkanantagonismeberdasarkan agama; (5) “menengah-atasmemilihGolkardemikemudahan-kemudahan.

  12. Faktorkepemimpinan: pemimpin formal dan informal mempengaruhiperilakumemilihmasyarakatJawa (ulama, santri, partai Islam versus priyayi, abangan, nasionalis). • Faktoridentifikasi: identifikasikepartaianpemilihidentikdenganidentifikasikepartaianorangtuamereka. • Orientasiisu: tidakberkorelasidenganperilakupemilih • OrientasiKandidat: tidakberpengaruhterhadapperilakupemilihdalamPemilu 1992 dan 1997 karena yang dipilihtandagambarparpol. • Kaitandenganperistiwa: peristiwa yang menimpakandidat yang diajukanparpolmempengaruhikeputusanparapemilih.

  13. TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT & MENJADI PENCERAHAN BUAT KITA SEMUA

More Related