1 / 14

Database Umum Realisasi Produk Obat Etikal Di PT Corsa Industries

Database Umum Realisasi Produk Obat Etikal Di PT Corsa Industries. Oleh : Soraya Dayanti Putri 41612110040. PENDAHULUAN. PT Corsa Industries adalah perusahaan farmasi nasional yang bergerak dibidang pembuatan obat resep dokter (obat etikal ).

brooks
Download Presentation

Database Umum Realisasi Produk Obat Etikal Di PT Corsa Industries

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Database Umum RealisasiProduk Obat EtikalDi PT Corsa Industries Oleh : Soraya Dayanti Putri 41612110040

  2. PENDAHULUAN • PT Corsa Industries adalah perusahaan farmasi nasional yang bergerak dibidang pembuatan obat resep dokter (obat etikal). • Produk obat yang diproduksi oleh PT Corsa Industries sudah cukup lengkap, dimulai dari vitamin (B1, B6, B12), obat untuk menyembuhkan penyakit ringan seperti flu, demam, muntah – muntah, diare, alergi maupun penyakit berat seperti TBC, hepatitis, gangguan otak, pendarahan saat operasi, dll. • Bentuk obat yang diproduksi berupa tablet, kaplet, kapsul, sirup, drops, dan salep.

  3. DATABASE UMUM REALISASI PRODUK Pelanggan Rancangan Konseptual Rancangan Produk Persiapan Produksi Kontrol Produksi Pemrosesan Riset dan Pengembangan Proses Perencanaan Proses Pengiriman Layanan Kepada Pelanggan

  4. Pelanggan Pelanggan merupakan faktor utama dalam sebuah proses produksi. Sebuah pabrik memproduksi suatu barang karena adanya sebuah permintaan dari konsumen atau pelanggan. Tanpa ada pelanggan maka proses produksi tidak dapat dilakukan. Misalnya dalam pabrik di tempat saya bekerja lebih banyak memproduksi obat diare (Neo Diaform) dan obat pusing (Antalgin) karena permintaan kedua obat itu sangat tinggi.

  5. Rancangan Konseptual Produk yang akan diproduksi adalah obat sehingga kita harus membuat konsep seperti apa obat tersebut akan diproduksi diantaranya kita harus merumuskan untuk mengobati penyakit apa obat tsb, siapa saja yang dapat mengkonsumsi obat tsb (misalnya obat anti pendarahan yang hanya dapat dikonsumsi oleh orang dewasa atau obat penurun panas yang hanya dapat dikonsumsi oleh anak – anak), berapa lama obat tsb mencapai masa daluarsa dan apa saja efek sampingnya. Kita juga harus menentukan prediksi pasar agar kita dapat mengetahui berapa banyak obat yang harus diproduksi sehingga tidak terjadi kekurangan maupun kelebihan stok obat. Setelah itu kita melakukan riset pasar yaitu membandingkan produk obat sejenis dari perusahaan lain yang dimulai dari perbandingan harga, kemasan yang menarik, dan kualitas obat sehingga produk yang dibuat dapat bersaing di pasaran.

  6. Rancangan Produk Kita harus membuat rancangan produk untuk memproduksi obat baru, rancangan produk biasanya ditangani oleh pihak R&D (Research and Development). Rancangan yang dibuat meliputi formulasi obat (penentuan jenis dan jumlah bahan), design obat(bentuk, ukuran, warna dan kemasan), mesin yang digunakan, dan kemampuan perusahaan dalam memproduksi obat tsb. Formulasi yang ditentukan juga harus melewati tahap pengujian agar menghasilkan produk yang diinginkan karena apabila terjadi kesalahan dalam formulasi obat dapat mengakibatkan produk yang kurang berkhasiat dalam menyembukan penyakit konsumen sehingga dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan.

  7. Persiapan Produksi Membuat CPB (Catatan Pengelolaan Batch) yang berisi : Nomor batch, Komposisi bahan yang digunakan, Besar batch, Mesin yang digunakan, Standar waktu setiap proses, Pengujian yang harus dilakukan. CPB disiapkan oleh bagian R&D, diperiksa oleh bagian produksi dan QA, kemudian disetujui oleh plant manager

  8. Perencanaan Proses Setiap produk memiliki perencanaan proses yang berbeda – beda tergantung dari bahan baku, peralatan, mesin, dan kemasan yang digunakan. Produk yang berupa tablet atau kaplet maka harus disiapkan proses mixing, granulasi, tabletting/kapletting, coating, dan stripping Produk yang berupa sirup, drops atau salep maka harus disiapkan proses mixing dan filling. Memperhatikan faktor tenaga kerja yang tentunya berhubungan dengan safety dan efek proses produksi obat itu sendiri bagi kesehatan. Untuk pengendalian mutu proses harus dilihat dari mutu bahan baku, kesiapan dan kebersihan mesin yang nantinya akan mempengaruhi mutu dari produk yang dihasilkan.

  9. Riset dan Pengembangan Proses Proses yang dianggap belum efisien dengan adanya pengembangan proses diharapkan proses berjalan lebih efisien atau ketika terjadi produk yang gagal karena tidak masuk ke dalam spesifikasi. Pengembangan proses juga harus memperatikan faktor lingkungan yaitu dengan cara memperhatikan limbah dari hasil proses tsb. Contohnya adalah ketika suatu produk yang sudah di kapletting tetapi bobot kaplet tersebut tidak masuk ke dalam spesifikasi sehingga produk tsb harus mengalami pengembangan proses dengan cara menghancurkan kembali kaplet menjadi bentuk granul dengan menambahkan bahan penghancur tablet kemudian ditambahkan bahan pengisi dan di kapletting kembali. Bahan penghancur dan pengisi yang ditambahkan harus tepat agar tidak mengganggu parameter pemeriksaan obat yang lain.

  10. Pemrosesan Untuk tablet/kaplet : Cek kebersihan alat, mixing, granulasi, cek oleh QC (QC PASS), tabletting/kapletting, cek oleh QC (QC PASS), coating, stripping, packing. Persiapan bahan baku dari gudang untuk produksi menggunakan forklift Pemeriksaan bahan baku oleh QC Barang diserahkan kembali ke bagian gudang untuk di simpan ke dalam gudang obat jadi atau langsung didistribusikan ke costumer lewat ekspedisi. Perpindahan proses dari mixing ke granulasi dan ke tabletting atau kapletting menggunakan alat yang bernama handlift sedangkan untuk proses stripping menggunakan conveyor. Apabila produk yang dihasilkan tidak lolos pengujian QC berarti produk tsb tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan sehingga pihak produksi harus melakukan re-proses atau melakukan pengembangan proses.

  11. Kontrol Produksi Kontrol produksi dilakukan oleh masing – masing departemen agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Kontrol produksi seperti penerimaan dan penjaluran bahan baku dilakukan oleh pihak gudang; penjadwalan, jalur produksi, pemantauan beban mesin dilakukan oleh pihak produksi; inventori persediaan, pembelian bahan yang digunakan dilakukan oleh pihak PPIC; penjaminan mutu dilakukan oleh pihak QC dan QA. Setiap kontrol produksi yang dilakukan diberikan lembaran yang harus diisi oleh departemen yang bersangkutan dan dimasukkan ke dalam map CPB.

  12. Pengiriman Produk yang telah lolos uji oleh pihak QC akan didistribusikan oleh pihak gudang melalui jasa pengiriman ekspedisi. Produk yang akan dikirim terlebih dahulu dilakukaan pendataan oleh pihak gudang.

  13. Layanan Kepada Pelanggan Produk yang telah didistribusikan kepada pelanggan dapat langsung dikonsumsi oleh pelanggan. Apabila produk yang dikonsumsi pelanggan tidak sesuai dengan yang diharapkan maka pelanggan tsb dapat memberikan masukan atau complain ke perusahaan dan kemudian akan dilakukan pemeriksaan ulang. Hasil samping dari proses produksi selain obat yang merupakan hasil utama adalah limbah. Limbah dari hasil proses produksi ditangani oleh bagian teknisi agar tidak merusak lingkungan apabila limbah tsb dibuang karena seluruh proses pembuatan obat dan penanganan limbah harus mengikuti prosedur dari BPOM dan standar GMP.

More Related