1 / 50

Surveilans Campak Berbasis Individu Jawa Tengah

Surveilans Campak Berbasis Individu Jawa Tengah. (Case Based Measles Surveillance – CBMS). Sejak 2010 seluruh suspek Campak diambil spesimen di Prov2 tersebut. > 100%, validasi ??. 100 %. 50 %. 20 %. KAB/KOTA YG MELAKUKAN CBMS TH 2012. Strategi Tahapan Pengendalian Campak.

asher
Download Presentation

Surveilans Campak Berbasis Individu Jawa Tengah

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Surveilans Campak Berbasis Individu Jawa Tengah (Case Based Measles Surveillance – CBMS)

  2. Sejak 2010 seluruh suspek Campak diambil spesimen di Prov2 tersebut > 100%, validasi ?? 100 % 50 % 20 %

  3. KAB/KOTA YG MELAKUKAN CBMS TH 2012

  4. StrategiTahapanPengendalianCampak

  5. LATAR BELAKANG CBMS Indonesia  termasuk dalam 47 negara penyumbang kematian campak di dunia Rencana strategi global/regional 2007-2010 (WHO/UNICEF)  Pengendalian penyakit campak Tujuan : menurunkan angka perkiraan kematian campak sebesar 90 % tahun 2010 dibandingkan th 2000 Indonesia sudah melakukan kampanye campak  harus melakukan surveilans berbasis individu (CBMS)

  6. CampakPenyebab Utama Kematian Anak Yellow Fever 2% 1.6 juta kematian anak pada th 2000 disebabkan oleh PD3I Hib 22% Neonatal Tetanus 12% Measles48% (777,000 deaths) Diphtheria 0.2% Pertussis 16% M E A S L E S 2

  7. Indikator kinerja surv campak

  8. Surveilans Campak berbasis Individu (Case Based Measles Surveillance) Tujuan: Evaluasi dampak imunisasi campak (rutin dan kampanye) Mengetahui adanya perubahan epidemiologi penyakit dengan gejala seperti campak (demam, rash, conjunctivitis/batuk/pilek) Teridentifikasinya penyakit lain (Rubela) yang memp. gejala seperti campak sebagai dampak positif CBMS

  9. Strategi Reduksi Campak • Cakupan Imunisasi rutin cakupan tinggi dan merata • Melakukan Kampanye campak dengan Cakupan tinggi • Surveilans campak berbasis individu • Investigasi KLB campak secara lengkap.

  10. Imunisasi rutin pada bayi < 1 th • Memberikan kekebalan sedini mungkin • Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena campak pada awal tahap reduksi campak.

  11. Imunisasi tambahan pada Kesempatan ke-2 Melalui Kampanye Campak • Mencapai kekebalan populasi (herd immunity 95 %) • Angka kesakitan dan kematian pada level paling rendah untuk masuk dalam tahap eliminasi campak

  12. Case Based Measles Surveillance (CBMS) PENGERTIAN : Setiap penderita campak dicatat identitasnya secara individual (individual record): Nama, umur, jenis kelamin, status imunisasi dan riwayat sakitnya. Catatan : Indonesia telah melaksanakan CBMS di tingkat puskesmas di seluruh Indonesia dengan menggunakan formulir C1 (format 2009)

  13. DEFINISI KASUS CAMPAK Campak Klinis Panas , rash, disertai satu gejala batuk, pilek atau conjungtivitis atau didiagnosa kasus campak Pasti secara laboratcampak klinis dg hasil konfirm lab positif terinfeksi virus campak (IgM campak positif) KasusCampak Pasti secara epidemiologi kasus campak klinis dg hub epidemiologi dg kasus pasti konfirm lab/kasus pasti secara epidemiologi yang lain Bukan kasus campak (discarder) tersangka campak dg hasil konfirm lab negatif / memiliki hub epidemiologi dg Rubella

  14. PEMBERIAN NO EPID KS INDIVIDU Jateng kasus pusk Th kejd Kab/kota Setiap ks campak diberi no. EPID di tk pusk Penomoran EPID ks individu campak sama dg penomoran ks AFP Ditambahkan no urut pusk Berurutan selama 1 th Penomoran dimulai dari no.1 pd th berikutnya Contoh : Pada th 2009 di kab Rembang terjadi ks yang pertama di Pusk Kragan 1 ks 1 : 11 28 007 09 001 ditulis 112800709001

  15. Kode Propinsi Kode Kabupaten/Kota Kode Puskesmas Tahun Mulai Rash Kode Penderita Penetapan Nomor EPID Campak(Kasus Campak Rutin/CBMS) PP DD HHH RR NNN Contoh : 010200311001: kasus campak pertama dari Provinsi Aceh, Kota Banda Aceh, Puskesmas X tahun 2011

  16. Penetapan Nomor EPID Campak(Kasus Campak KLB) Kode Propinsi Kode Kabupaten/Kota Kode Puskesmas Tahun Mulai Rash Kode Penderita KLB ke PP DD HHH RR NNN /KK Contoh : 010200311001/K1: kasus campak pertama dari KLB 1 dari Provinsi Aceh, Kota Banda Aceh, Puskesmas X tahun 2011

  17. Penetapan Nomor EPID Campak (KEJADIAN) Kasus KLB Kode Propinsi Kode Kabupaten/Kota Kode Puskesmas Tahun Mulai Rash (kasus indeks) KLB ke: PP DD HHH RR /KK Contoh : 010200311/K1: KLB pertama dari Provinsi Aceh, Kota Banda Aceh, Puskesmas X tahun 2011

  18. Feb 2010 Kragan Kragan Rembang Jawa Tengah Tunggu hsl Lab /K1 1128 007 10 001 Kenanga 5 th 2 11/1 14/1 17/1 Y H V v /K1 1128 007 10 002 Mawar 17 th TT 11/1 14/1 Y H v v

  19. FORMAT C1 PUSKESMAS • Diletakkan di Poliklinik • Segera isi pada saat Anamnesa penderita dengan gejala Campak • Jangan lupa tanyakan kapan imunisasi campak terakhir • Apakah (akan) diberikan vit A pada saat sakit sekarang ini

  20. Penemuan Klinis Campak Rumah Sakit • Poliklinik (Anak dan Umum) dan • Ruang rawat (Anak dan Umum) • Data kasus dicatat dalam C1 diisi lengkap. • Data diambil oleh petugas surv Kab/Kota saat SARS (Surveilans Aktif RS) mingguan dan tindak lanjut di lapangan sebagai bentuk kewaspadaan dini KLB.

  21. Penemuan Klinis Campak Puskesmas • Suspek campak/campak klinis di Puskesmas termasuk PuskesmasPembantu & praktek swasta • Data kasus dicatat dalam C1, semua variabel dalam C1 diisi lengkap. • 50 % suspek campak diambil sample serum oleh petugas Lab. Puskesmas dan dikirim ke Lab Campak Nasional secara langsung atau melalui Kab/Kota/Provinsi.

  22. PENENTUAN KASUS YANG DIAMBIL SERUM UNTUK TES SEROLOGI • Pengambilan spesimen untuk CBMS di Jawa tengah • sebesar 50% • Penentuan 50% berdasarkan angka terbesar dari hasil • penghitungan 50% kasus campak 2011 atau 2/100.000 • populasi per Kab/Kota. • Contoh: • Kab Brebes : • - Jml pddk: 1.743.168  2/100.000= 34 • - Jml kasus 2011: 36  50% nya= 18 • Spesimen terutama diambil dari pusk, jika tidak ada • maka diambil dr RS/praktek swasta • Pusk yg telah menemukan KLB campak konfirm tdk lagi • menjadi prioritas pemeriksaan serologis dalam CBMS

  23. Spesimen adekuat Spesimen Urine : Diambil sesegera mungkin sampai dengan hari ke 5 setelah timbulnya rash Spesimen Darah : Pengambilan serum dilakukan pada hari ke 4-28 sejak hari pertama timbulnya rash

  24. 25

  25. PENGAMBILAN SAMPEL DARAH • alat : spuit / vacutainer • bila menggunakan spuit: • - setelah pengambilan darah, tutup jarum • kembali. • - lepaskan jarum dari spuit perlahan2. • - tekan pangkal spuit pelan2 sehingga darah • mengalir melalui dinding tabvacutainer • / tab reaksi , jgn disemprotkan. • tab vacutainer diberi label yg berisi identitas • pasien dan tgl pengambilan. 26

  26. PENGAMBILAN SAMPEL DARAH • bila menggunakan vacutainer: • - darah langsung masuk ke tab vacutainer • tanpa harus dipindah lagi. • tab vacutainer diberi label yg berisi identitas • pasien dan tgl pengambilan. 27

  27. PENGOLAHAN SAMPEL DARAH • cara pembuatan serum : • - tabung didiamkan dlm posisi vertikal selama • ½ - 1 jam suhu ruang shg tjd pemisahan • serum • di bag.atas (tutup tabung jangan dibuka). • - sentrifus selama 10 menit dg kecepatan • 1000 rpm ( 5 menit dg kecepatan 5000 rpm) • - pisahkan serum dengan menggunakan • pipet plastik ke tabung reaksi lain / • cryotube • - darah tidak boleh langsung disentrifuge • segera setelah diambil. 28

  28. PENGOLAHAN SAMPEL DARAH • cara pembuatan serum : • - bila tdk ada sentrifuse, maka pembuatan • serum adalah sbb : • tab vacutainer/tab reaksi yg sudah berisi darah didiamkan dalam posisi vertikal selama minimal 2 jam (tutup jangan dibuka) • Apabila serum belum bisa dipisahkan, maka • simpan pada suhu 2-8°C selama 24 jam • pisahkan serum dgn menggunakan pipet plastk,masukkan ke dalam cryotube , beri label. 29

  29. 30

  30. 31

  31. PENYIMPANAN SAMPEL • Bila sampel berbentuk darah utuh • (Whole Blood): • - disimpan pada 2-8C atau suhu ruang • maks 24 jam sebelum dipisahkan • serumnya. • - Darah utuh tidak boleh disimpan dlm • freezer. 32

  32. PERLENGKAPAN 33

  33. ICE PACK 34

  34. 35

  35. 36

  36. PENGIRIMAN SAMPEL • kelengkapan data-data kasus baik pada label • sampel maupun pada form pengiriman sampel • Data yang harus diisi dan dilengkapi : • 1. Nama, Umur, Jenis Kelamin • 2. No. Epid • 3. Alamat (puskesmas / dinkeskab) • 4. Tanggal pengambilan sampel • 5. Tanggal timbulnya rash (kemerahan) • 6. Tanggal panas • 7. Tanggal imunisasi campak terakhir • 8. Tgl timbul gejala batuk/pilek/konjungtivitis 37

  37. PengIRIMAN spesimen darah Tabung serum dibungkus tissue/kertas yg menyerap  dimasukkan dalam plastik  ikat rapat/selotip  masukkan wadah primer/box plastik Masukkan spesimen carrier & diberi ice pack 3-4 buah (2-8˚C) Kirim ke BLK DIY disertai Surat pengantar dan C-KLB Alamat Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Jl. Ngadinegaran MJ III/62 Yogyakarta Telp. 0274 378187 Fax. 0274 381582

  38. Tersangka KLB ditemukan 5 ks campak klinis/lebih dlm waktu 4 mg berturut-turut, mengelompok & terbukti ada hub epidemiologi KRITERIA KLB Pasti KLB minimal ada 2 spes positif IgM campak dari hasilkonfirmlaborat

  39. PE KLB Lengkap • Melakukan kunjungan rumah ke rumah untuk mencari kasus tambahan dan faktor risiko • Investigasi lapangan dg menggunakan form C-1(2009) • Pengambilan 5 sampel darah

  40. Pemberian No Epid KLB 11 xx xxx xx K x KLB ke ? Kab/kota pusk Th kej Contoh : Pusk Ketanggungan Kab. Brebes menemukan Tersangka KLB Campak yang pertama di tahun 2010, Dituliskan : 1119 005 10 K/1

  41. v ---001 Durian ---002 Durian ---003 Durian Mawar ---004 ---005 Durian ---006 Durian Periode KLB, No KLB Membubuhkan kode KLB (Kx) setelah Kasus ke 5 pada satu area epidemiologi  Oleh Puskesmas /K1 v /K1 v /K1 /K1 v v /K1 1132 010 10 K/1

  42. Tata laksana kasus Pengobatan tanpa komplikasi Pemberian vit A Pengobatan komplikasi di pusk Rujukan penderika jk diperlukan

  43. ALUR PENGAMBILAN SPESIMEN POLIKLINIK RS POLIKLINIK PUSK PRAKTEK SWASTA LAB. RUMAH SAKIT (mengambil spesimen) LAB PUSK Surat pengantar PETUGAS SURV PUSK (memberi No. epid) PETUGAS REKAM MEDIK RS ( surat pengantar & hub petugas surv kab) 24 jam DINKES KAB/KOTA Senin - Kamis (BLK YOGYAKARTA)

  44. ALUR PENGIRIMAN HASIL LAB PUSAT SUBDITSURVEILANS Puskesmas Bulanan RS & Praktek swasta 1 minggu DINKES PROPINSI DINKES KAB/KOTA 1 minggu LAB. CAMPAK NASIONAL 1 minggu

  45. Pelaporan Puskesmas • Klinis campak  data dicatat dalam C1 • C1 dikirim ke Kab/Kota pada awal bulan berikutnya Rumah Sakit • Suspek campak  data dicatat dalam C1 • Data dalam C1 diambil oleh petugas Kab/Kota seminggu sekali pada saat melakukan SARS

  46. Pelaporan Dinkes Kab/Kota • C1 puskdan RS direkap form integrasi • Laporan integrasi & rekap C-1 dikirim ke Provinsi setiap awal bulan berikutnya melalui email/kurir/fax • List suspek campak/campak klinis yang diambil sampel spesimen dikirim ke provinsi pada awal bulan berikutnya melalui email/kurir/fax .

  47. Kesimpulan 1 Yg dilakukan pusk dalam CBMS: • Catat dg lengkap campak klinis dlm form C-1 • Tentukan kasus pertama yg diambilspesimennya, pengambilan berikutnya ks ke 6 dst kelipatan 5 • Cari ks tambahan di lapangan jk menemukan 1 ks campak klinis  beri vit A • Jk lebih dr 5 ks, mengelompok secara epidemiologi dlm waktu 4 mg  KLB • Laporkan dg W-1 • Lakukan tatalaksana KLB & ambil 5 sampel darah • Jika kasus campak klinis masuk dalam KLB, maka kasus tsb dinyatakan gugur sebagai kasus CBMS, dicari ks berikutnya untuk diambil sampel darahnya • Setiap bulan C-1 dikirim ke kab/kota

  48. Kesimpulan 2 Yg harus dilakukan kab/kota : • Laporan C-1 direkap dalam lap integrasi • Lap integrasi dan rekapan C-1 dikirim ke prov • Kirim rekap/list ks campak klinis yg diambil spesimen darahnya per bulan (variabel sama dg C-1) • Lakukan penyelidikan KLB lengkap & Tata laksana KLB • Kirim laporan ke prov , W-1 & hsl sementara PE • Laporan KLB direkap dalam C-KLB, lapor ke prov dilampiri C-1 • Analisa data

More Related