1 / 21

PENYAKIT INFEKSI MELALUI KULIT DAN MUKOSA

PENYAKIT INFEKSI MELALUI KULIT DAN MUKOSA. ADI HARTONO. KULIT DAN MEMBRAN MUKOSA (UTUH) MERUPAKAN SISTEM PERTAHANAN TUBUH YANG SANGAT EFEKTIF TERHADAP INFEKSI MIKROBA. KULIT ATAU MUKOSA YANG LUKA AKAN MENJADI JALAN MASUKNYA MIKROBA PATOGEN

abram
Download Presentation

PENYAKIT INFEKSI MELALUI KULIT DAN MUKOSA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENYAKIT INFEKSI MELALUI KULIT DAN MUKOSA ADI HARTONO Mikrobiologi

  2. KULIT DAN MEMBRAN MUKOSA (UTUH) MERUPAKAN SISTEM PERTAHANAN TUBUH YANG SANGAT EFEKTIF TERHADAP INFEKSI MIKROBA. • KULIT ATAU MUKOSA YANG LUKA AKAN MENJADI JALAN MASUKNYA MIKROBA PATOGEN • ORGANISME PATOGEN YANG DAPAT MEMASUKI KULIT (NORMAL) TERMASUK PENYAKIT KELAMIN, INFEKSI STAPHYLOCOCCUS , INFEKSI STREPTOCOCCUS, LEPRA, SPIROCHAETA, INFEKSI JAMUR SUPERFISIAL DAN VIRUS. Mikrobiologi

  3. PENYAKIT KELAMIN SIFILIS • PENYEBAB Treponema pallidum (Sperochaeta) yang dapat memasuki tubuh melalui membran mukosa utuh. • Stadium primer - Bakteri berproliferasi setempat dan menimbulkan lesi superfisial yang disebut kankre. - Kankre butuh waktu 3-6 minggu untuk berkembang dan berupa ulkus yang tidak sakit. - Umum terdapat pada penis (pria) atau labia (wanita) - Dapat sembuh sendiri tanpa diobati, tetapi penyakit berlanjut kestadium sekunder. Mikrobiologi

  4. STADIUM SEKUNDER - Berkembang 2-4 minggu kemudian. - Umumnya mengenai kulit dengan lesi pada badan, genital, telapak tangan dan hati. - Bercak-bercal lesi ini merupakan fokus dari spirochaeta. - Bisa timbul digenital (kondilomata), diorofaring atau anus. - Stadium ini bila tidak diobati atau pengobatan yang kurang memadai akan menjadi masa laten tanpa gejala. Mikrobiologi

  5. MASA LATEN - Pada awal masa laten sampai 2 tahun sejak terinfeksi  potensial dapat menular. - Setelah 2 tahun, masa laten ini tidak menualr lagi melalui kontak seksual. - Menular melalui fetus dalam kandungan ibu yang terinfeksi. - Masa laten dapat bertahan seumur hidup. - Sepertiga kasus yang tidak diobati  sifilis tersier, timbul 3-30 tahun setelah infeksi primer (rata-rata 10 tahun). - Stadium ini ditandai dengan pembentukan gumma yaitu lesi granulomatosa lunak, pada kulit,tulang, pembuluh darah, hati atau SSP. Mikrobiologi

  6. DIAGNOSA LABORATORIUM • Riwayat kontak seksual dengan kasus terinfeksi. • Identifikasi : ditemukan Treponema pallidum dari bahan kankre dengan mikroskop lapangan gelap dengan sediaan basah. • Ciri : berupa spiral langsing , gerak aktif menurut sumbu panjang. • Identifikasi antibodi pada serum : - Reagin  tes VDRL (veneral Disease Research Laboratory) - Antibodi spesifik Treponema  TPI ( Treponema pallidum immobilization test). Mikrobiologi

  7. Epidemiologi : • Masa inkubasi : saat terpapar sampai timbul lesi primer (sekitar 3 minggu) • Masa dapat menular : Sifilis yang tidak diobati dapat menular selama 2-4 tahun dari stadium primer dan sekunder dan selama tahun pertama masa laten. • Kekebalan : tidak ada kekebalan alamiah • Isolasi : tidak perlu • Terapi : penisilin dosis tinggi ( 4 jt unit IM), selang 2 minggu. Sensitif diberi tetrasiklin atau eritromisin. Pada wanita hamil diobati minggu –minggu pertama kehamilan  mencegah sifilis kongenital pada fetus. Mikrobiologi

  8. GONORE ( GO ) • Pada pria dimulai sebagai uretritis akut bermanifestasi berupa nanah. • Pada wanita sering tidak jelas gejala, infeksi setempat pada servik, uretra atau liang anus. • Diagnosa : ditemukan diplococcus gram negatif intrasel dalam lekosit PMN. • Penyebab : Neisseria gonorrhea. • Bila mikroskopis negatif  biakan pada media mengandung Hb dan plasma. Mikrobiologi

  9. EPIDEMIOLOGI Mikrobiologi

  10. INFEKSI Staphylococ/Streptococ • Yang virulen : Staphylococcus aureus • Infeksi : superfisial atau lebih dalam. • Infeksi superfisial : abses, furunkel (abses folikel rambut). • Pada anak-anak dan bayi yang belum mempunyai pertahanan erhadap strain virulen dapat timbul impetigo yang dapat menular pada bagian tubuh yang terpapar. • Tampak berupa lepuh-lepuh ukuran cukup besar, cairan berisi Staphylococ atau kadang-kadang Streptococ. • Neonatus sangat rentan Mikrobiologi

  11. Infeksi Lebih Dalam • Dalam jaringan Staphylococ dapat berkoloni disembarang tempat tergantung jalan masuk. • Dari saluran napas  paru-paru. • Pneumonia bakterial paling berat adalah pneumonia Staphylococ, karena organisme dan toksinnya. • Toksin : endotoksin dan eksotoksin • Toksin dapat menimbulkan lesi hemoragik. • Staphylococ dapat memasuki peredaran darah melalui luka kulit atau abses, antara lain abses pada jaringan pembungkus tulang (periostitis), hati, ginjal dan otak. • Bila terjadi septikemia  fatal. • Yang rentan adalah : lansia, pasien bedah dan kebidanan, pasien panyakit paru, DM, pasien dengan kateter. Mikrobiologi

  12. EPIDEMIOLOGI • Sumber infeksi - Reservoar primer  manusia (nanah/bahan infeksius) - Penularan secara langsung atau tidak langsung melalui tangan atau objek terkontaminasi - Di RS : kain,debu, droplet, tangan petugas yang terkontaminasi. • Masa Inkubasi - Tergantung rute masuk, daya tahan tubuh dan jumlah organisme yang masuk. - Pada luka operasi : setelah 1-2 hari. - Kulit utuh (bisul,abses) 4-10 hari. • Masa dapat menular - Selama ada nanah yang keluar dari lesi terbuka atau hdung. • Kekebalan - Terutama pertahanan non spesifik. - Yang paling rentan adalah neonatus, pasie bedah, lansia. • Terapi - Mudah resisten terhadap antibiotika, sehingga perlu uji sensitivitas. Mikrobiologi

  13. LEPRA ( MORBUS HANSEN ) • Penyakit penahun, berkembang sangat lambat. • Menular. • Tidak diobati bisa cacat • Ada 2 bentuk : nodul granulomatosa dan lesi sekitar saraf tepi. • Nodul granulomatosa  leproma dikulit, selaput lendir. Mikrobiologi

  14. DIAGNOSIS • Mikroskopis BTA : ditemukan BTA (Mycobacterium leprae) intra seluler. EPIDEMIOLOGI • Reservoar dan penularan - Reservoarnya hanya manusia. - Organisme dalam sekret lesi terinfeksi dipindah melalui kulit atau selaput lendir orang rentan. - Kontak relatif cukup lama. • Masa inkubasi : - Perlu pemaparan yang cukup lama agar timbul gejala antara 3-5 tahun. - Yang paling rentan : bayi, anak-anak  timbul hanya dalam 7 bln sampai 2 tahun. Mikrobiologi

  15. Masa dapat menular - Menular bila ditemukan bakteri Leprae pada lesi kulit atau selaput lendir. • Kekebalan - Kerentanan  universal - Paling rentan : anak-anak. - Pasien dengan bentuk lepromatosa  tidak memiliki kekebalan. • Isolasi - Tidak perlu diisolasi • Terapi - Obat-obat Sulfone ( diamino difenil sulfon/DDS, promin dan diasone) - Obat-obat Tuberkulosis : Streptomicin dan Rifampisin Mikrobiologi

  16. JAMUR • Penyakit jamur superfisial : pada rambut, kulit dan kuku . • Istilah : tinea. • Tinea Capitis (kulit kepala) , Tinea Corporis (badan), Tinea Pedis (kaki), TineaUnguium (kuku),Tinea Barbae ( janggut), Tinea Cruris (lipat paha). Mikrobiologi

  17. Penyakit Jamur pada kulit (dermatomikosis). • Ada 3 genus penting : Epidermophyton, Microsporum dan Tricophyton. • Tinea Capitis - Dimulai dengan papula bersisik dan makin meluas disertai rasa gatal dan tampak memerah. - Rambut mudah patah , sampai menipis dan botak. - Terinfeksi fugus pada batang rambut. Mikrobiologi

  18. Tinea Corporis - Infeksi ini mengenai kulit yang kurang atau tidak berambut. - Lesi berbentuk cincin dan melebar, bagian pinggir yang aktif, meninggi dan merah, basah/kering dan bersisik. • Tinea Pedis - Infeksi jamur yang menyerang diantara jari-jari kaki  Athlete’s foot - Kadang tampak seperti kulit yang pecah, bersisik hingga sampai terbentuk ulkus pada bagian tumit. Mikrobiologi

  19. Tinea Unguium - Kuku tangan dan kaki dapat terinfeksi jamur. - Kuku yang terkena berubah warna, menebal, mudah patah dan sering beralur atau permukaannya tidak rata. - Bila jamur mengenai kuku, kuku akan rusak semuanya. Mikrobiologi

  20. DIAGNOSIS • Spesimen kerokan kulit dari lesi, cairan vesikel, eksudat atau rambut diperiksa mikroskopis dengan KOH 10 % dengan menemukan fragmen hifa atau spora jamur. • Bahan dibiak dengan media Sabaroud Agar yang mengandung antibiotik, aerob, suhu 22-28 oC, perlu waktu 2-4 minggu. Mikrobiologi

  21. TERAPI • Infeksi mikotik superfisial diobati dengan salep, losion atau fungistatik atau fungisida seperti imidazole : miconazole,econazole dan clotrimazole. • Terapi sistemik terhadap infeksi dermatofit hanya dengan griseofulvin oral. Mikrobiologi

More Related