1 / 10

REALITAS POLITIK KONTEMPORER DI ERA 4.0 YANG HARUS DIPAHAMI GEREJA

Presentasi PPT Sederhan Dan Singkat Yang dapat Menolong Kita Memahami Politik Dan Geopolitik Di Bangsa ini i Oleh : Pdt. Dr. Jeffrey C. Hutagalung<br>

Roi1
Download Presentation

REALITAS POLITIK KONTEMPORER DI ERA 4.0 YANG HARUS DIPAHAMI GEREJA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. REALITAS POLITIK KONTEMPORER ERA 4.0 YANG HARUS DI PAHAMI GEREJA Oleh : Pdt. Dr. Jeffrey C. Hutagalung

  2. Gerejamendorongsetiapwarganyauntukberpartisipasiaktif di dalamkehidupanpolitik • Para pemangkutugasgerejabertanggungjawabmendorong dan menguatkanwarganya di dalammelaksanakanperan, tugas dan tanggungjawabpolitisnya, sehinggawargasungguh-sungguhmelaksanakanperan dan tanggungjawabtersebut. • Sebagaiwargakerajaan Allah seorangwargagerejatersebutbertanggungjawab dan melakukanperannyamenunaikanajaranYesustentanghukumkasihterhadapsesama, apapunlatarbelakangnya

  3. 1. Era 4.0 Perspektif Politik bersifat Multipolar dan Multisivilisasional • Lahirnya sebuah peradaban baru • Tidak lagi pada satu peradaban misalnya Westernisasi masyarakat non-barat • Pergeseran kekuatan di antara peradaban, Asia memperluas kekuatan Ekonomi, Militer dan politik. Sebagai contoh, beberapa dekade lalu bahasa Inggris menjadi sarana komunikasi antar budaya, namun kini terjadi peningkatan pengguna bahasa Cina & Mandarin. Berdasarkan laporan World Almanac & book of Facts dari University of Washington. Pengguna Mandarin ± 1 milliar orang (15.2%). Pengguna bahasa China 1,9-2 milliar orang (18.8%)

  4. 2. Dunia Multipolar & Multisivilisasional • Lahirnya ‘sebuah dunia’ yang didasarkan pada tatanan yang berlandaskan peradaban. Masyasrakat yang memiliki afinitas-afinitas kultural saling bekerja sama antara satu dengan yang lainnya. • Gagalnya penerapan satu budaya tertentu untuk menggantikan peradaban suatu masyarakat, sehingga masing-masing masyarakat bertumpu pada peradabannya mereka sendiri.

  5. Dari waktu ke waktu peradaban mengalami lonjakan dan benturan, misalnya era 4.0 tertuju pada inovasi tekhnologi namun pada strategi penciptaan pasar, pengaruh politik sangat kuat mengharuskan orang-orang tidak saja terfokus pada inovasi tekhnologi melainkan pada pemusatan perhatian ke inovasi nilai. • Masa kini orang-orang menggunakan politik tidak hanya demi kepentingan mereka, namun juga untuk menyatakan identitas mereka. Kita akan tahu siapa kita ketika kita mengetahui siapa “yang bukan kita” dan itu hanya akan diketahui melalui “dengan siapa kita sedang berhadapan”

  6. 3. Munculnya Pertikaian disegala lini • Dalam tatanan dunia baru, konflik-konflik yang paling mudah menyebar dan sekaligus paling berbahaya bukanlah konflik antar kelas sosial, antara golongan kaya dengan miskin atau antara kelompok-kelompok ekonomi lainnya, melainkan konflik antara orang-orang yang memiliki entitas-entitas yang berbeda. Pertikaian antar suku, antar etnis dalam konteks peradaban. • Kebudayaan dapat menjadi kekuatan pemecah belah sekaligus kekuatan pemersatu. • Revitalisasi agama yang terjadi di seluruh dunia semakin menegaskan perbedaan-perbedaan kultural tersebut. • Ajaran kasih, juga dapat menjadi sebab terjadinya persatuan atau perpecahan. Dalam era baru berbagai benturan antarperadaban menjadi ancaman terbesar terhadap perdamaian.

  7. 4. Politik dalam paradigma dunia menjadi satu • Salah satu paradigma yang teraktualisasikan secara luas didasarkan pada asumsi lahirnya sebuah dunia yang relatif harmonis. Masa depan tidak lagi bertumpu pada perjuangan untuk memenangkan ide-ide namun lebih bertumpu pada bagaimana mencari solusi bagi persoalan-persoalan ekonomis dan teknis • Politik penciptaan serta pemeliharaan perdamaian yang sedang di proklamasikan menjadi “tatanan dunia baru”, yang di sertai dengan kuatnya posisi China di lima tahun terakhir ini.

  8. 5. Bagaimana dengan Indonesia dalam memahami realitas politik kontemporer • Indonesia masuk dalam kategori negara berkembang, dalam peran politik Global maupun lokal Indonesia belum dapat berperan sebagai “Aktor” utama dalam urusan-urusan dunia. Secara global, birokrasi-birokrasi internasional melakukan ‘kontrol’ terhadap pemerintah dan warga masyarakat khususnya yang berdomisili di kota-kota. • Indonesia dapat dikatakan sebagai negara “bola billiard”, yaitu lemahnya kemampuan untuk mengontrol keluar-masuknya uang, teknologi, barang-barang dan orang. Garis perbatasan negara menjadi sangat mudah dilintasi

  9. Semi-Chaos • Paradigma dari sebuah negara yang sedang menuju kepada negara gagal adalah: • Kehilangan kekuatan pada entitas-entitas politik lokal • Melemahnya kekuatan pada wilayah regional • Adanya tawaran suatu otonomi baru/pemisahan diri secara substansial • Meningkatnya konflik antar suku, etnis, dan antar agama • Menyebarnya terorisme, pembantaian dan pembersihan etnis

  10. Penutup Peradaban merupakan ‘pengaman utama’ yang dapat mencegah terjadinya politik pecah-belah, gereja mengambil peran: • Merubahkeadaanuntukkeselamatan dan kesejahteraanumatmanusia. • Membebaskandan menyelamatkanhidup, menyejahterakanhidup, menciptakandamai dan menegakkankeadilan • Mengadakan perubahanparadigma, relasi dan perilaku di dalamrealitassosial dan politik. Oleh karenaitu, wargagereja yang mengenalAlkitabnyatidakkehilangancontoh dan motivasitentangpentingnyamembangun dan memberdayakanperanpolitiswarga

More Related