1 / 13

Filsafat ilmu olahraga tentang postmodernisme

Materi Filsafat ilmu Olahraga membahas mengenai konsep olahraga ditinjau dari aliran postmodernisme

Arham
Download Presentation

Filsafat ilmu olahraga tentang postmodernisme

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Filsafat Ilmu Pendidikan Olahraga POSTMODERNISME Arham Syahban

  2. Filsafat merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan (mater scientarium) Filsafat adalah pengetahuan metodis, sistematis dan koheren tentang seluruh kenyataan (Tumanggor dan Carolus, 2017: 14). Arham Syahban Apa itu Filsafat ?

  3. Salah satu sub-disiplin ilmu pendidikan jasmani dan olahraga adalah filsafat. Filsafat Pendidikan jasmani dan olahraga adalah bidang yang tergolong masih baru. Para ahli dalam pendidikan jasmani dan olahraga berkolaborasi dengan parah ahli filsafat yang tertarik bidang keilmuan pendidikan jasmani dan olahraga, untuk menganalisis seperti: olahraga, gerak manusia, play and game dari perspektif filosofis. Arham Syahban

  4. Menurut Pearson dalam (Chandler et al., 2007) filsuf olahraga dan pendidikan jasmani cenderung menggunakan satu atau lebih cara melakukan penyelidikan filosofis dalam empat judul umum: • mengidentifikasi agen pemersatu konsep yang akan mencakup pertanyaan seperti 'kegiatan apa yang secara intuitif dianggap sebagai olahraga?' ; • bekerja dari model atau paradigma di mana para filsuf menguji suatu kasus (mis. pertandingan atletik) melawan masing-masing komponen paradigma (mis. paradigma Aristoteles untuk drama tragis); • analisis bahasa - di mana istilah-istilah seperti olahraga atau pendidikan jasmani dianalisis untuk mendeteksi penggunaan istilah-istilah yang bertentangan atau membingungkan; dan • fenomenologi, yang merupakan bentuk penyelidikan yang mencoba menggambarkan kesadaran pengalaman, dan dengan demikian menunjukkan bagaimana atlet 'pengalaman puncak' mungkin memiliki elemen umum tertentu. Arham Syahban

  5. Postmodernisme merupakan suatu pemberontakan pada janji modernisme yang menjanjikan keadilan dan kemakmuran manusia yang dinilai gagal memenuhi janjinya ( Eddy Peter P. dalam Rachmat: 2011) • Pergeseran ilmu pengetahuan dari ide-ide modern menuju pada suatu ide yang baru yang dibawa oleh postmodernisme itu sendiri (Setiawan dan Ajat, 2018) Postmodernisme Arham Syahban

  6. Pencetus pemikiran postmodernist, pertama kali adalah Arnold Toynbee pada tahun 1939. dibuktikan dengan bukunya yang terkenal berjudul Study of History (Muhlisin: 2000). Filosof Populer aliran Postmodernisme adalah Jean Francois Lyotard. Gagasan besar Lyotard tentang postmodernisme dalam karyanya yang berjudul “The Post-Modern Condition: A Report and Knowledge telah memikat perhatian masyarakat di dunia, yaitu gagasan penolakan terhadap karya The Grand Narrative yang akhirnya membuat sekat perbedaan antara filsafat postmodernisme dengan filsafat modernisme (Umanailo: 2018). Kelahiran Postmodernisme Arham Syahban Jean Francois Lyotard

  7. Aliran Postmodernisme berkembang pesat pada 1970-an dengan beberapa tokoh yang dikenal gigih menolak aliran modernisme dan menawarkan solusi terbaik dalam upaya untuk mengikuti perkembangan zaman yang serba menuntut. Munculnya postmodernisme tidak dapat dilepaskan dari modernisme itu sendiri. Tetapi hal ini masih menjadi perdebatan diantara kaum postmodernisme Arham Syahban Perkembangan Postmodernisme

  8. Penafian atas keuniversalan suatu pemikiran (totalism) • Penekanan akan terjadinya pergolakan pada identitas personal maupun sosial secara terus-menerus • Pengingkaran atas semua jenis ideologi • Postmodernisme tidak memiliki asas-asas yang jelas (universal dan permanen). Asas-asas Pemikiran Postmodernisme Arham Syahban

  9. Modernisme adalah pemikiran yang mengagungkan akal budi serta rasionalitas manusia sebagai sumber pengetahuan menuju kebebasan. • Postmodernitas adalah kondisi di mana masyarakat tidak lagi diatur oleh prinsip produksi barang, melainkan produksi dan reproduksi informasi dimana sektor jasa menjadi faktor yang paling menentukan. Masyarakat adalah masyarakat konsumen yang tidak lagi bekerja demi memenuhi kebutuhan, melainkan demi memenuhi gaya hidup (Rachmat, 2011: 97-98). Postmodernisme, Modernisme dan Postmodernitas Arham Syahban

  10. Postmodernisme menawarkan pikiran baru yang toleran terhadap pluralitas, pembongkaran, dan lokalitas • Postmodernisme menerima bentuk tradisional tetapi dengan cara yang lebih berbeda, yaitu dengan cara melebih-lebihkan • Postmodernisme membangkitkan kembali ketertarikan dalam sejarah dan hal-hal yang bersifat tradisional. Aliran ini tidak meniru segala sesuatu yang ada pada periode yang sebelumnya, tetapi menggunakan berbagai macam gaya yang ada pada masa lalu dan menggabungkannya. Arham Syahban Peluang Postmodernisme

  11. Menurut Rachmat (2011) terdapat 3 tantangan Postmodernisme, yaitu; • Penafian atas keuniversalan suatu pemikiran (totalism) • Penekanan akan terjadinya pergolakan pada identitas personal maupun sosial secara terus menerus, sebagai ganti dari permanen yang amat mereka tentang. • Pengingkaran atas semua jenis ideolagi. Tantangan Postmodernisme Arham Syahban

  12. SEKIAN DAN TERIMA KASIH Arham Syahban

  13. Referensi: Arham Syahban • Armour, K. 2011. Sport Pedagogy. USA: Routledge. Tersedia di www.routledge.com. • Chandler, T., Cronin, M. & Vamplew, W. 2007. Sport And Physical Education : The Key Concepts. 2 ed. Routledge. • Gambetta, V. 2007. Athletic development : the art & science of functional sports conditioning. USA: Human Kinetics. Tersedia di www.HumanKinetics.com. • Minikin, B. 2012. Sports management, principles and applications. European Sport Management Quarterly, Tumanggor, R.O. & Sudaryanto, C. 2017. PENGANTAR FILSAFAT Untuk Psikologi. DI Yogyakarta, Indonesia: PT KANISIUS. • Utama, I.G.B.R. 2013. Filsafat ilmu dan logika. Universitas Dhyana Pura Badung. • Zeigler, E.F. 2009. Sport and Physical Activity In Human History: A “Persistent Problem” Analysis. Trafford Publishing. • https://www.arhamsyahban.com/

More Related