1 / 34

Oleh: Dr.Suhariningsih,S.H.SU Imam Koeswahyono,S.H.MHum @ Hak Cipta Pada Penulis Dilarang Keras Mengcopy & Diedarkan

HUKUM AGRARIA PENGANTAR & PENDALAMAN MATERI KULIAH PROGRAM PENGAYAAN MATERI DAN MATRIKULASI ( PPM) MAHASISWA MAGISTER KENOTARIATAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2012/2013. Oleh: Dr.Suhariningsih,S.H.SU Imam Koeswahyono,S.H.MHum

zoltan
Download Presentation

Oleh: Dr.Suhariningsih,S.H.SU Imam Koeswahyono,S.H.MHum @ Hak Cipta Pada Penulis Dilarang Keras Mengcopy & Diedarkan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. HUKUM AGRARIAPENGANTAR & PENDALAMANMATERI KULIAH PROGRAM PENGAYAAN MATERI DAN MATRIKULASI (PPM)MAHASISWA MAGISTER KENOTARIATANFAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BRAWIJAYATAHUN 2012/2013 Oleh: Dr.Suhariningsih,S.H.SU Imam Koeswahyono,S.H.MHum @ Hak Cipta Pada Penulis Dilarang Keras Mengcopy & Diedarkan Untuk Tujuan Komersial

  2. KONTRAK BELAJAR(Student Based Learning ): • 1. Serius • 2. Tertib & Cermat • 3. Tepat waktu • 4. Partisipasi (totalitas) • 5. Kekompakan/ Kebersamaan dgn tugas kelompok • 6. Kejujuran • 7. Keberanian (dlm kebenaran) • 8. Transparansi (Sistem Penilaian Hasil Belajar) • 9. Keterbukaan Fikiran (Positif) • 10.Mencapai Terbaik

  3. BAHAN PUSTAKA: • Oloan Sitorus & HM Zaki Sierrad.,2006., Hukum Agraria Indonesia, Konsep Dasar & Implementasi, Cetakan Pertama, Mitra Kebijakan Tanah Indonesia, Yogyakarta Maria SW Sumardjono.,2005., Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi & Implementasi, Edisi Revisi, Buku Kompas, Jakarta • Boedi Harsono.,2009., UUPA Sejarah Penyusunan dan Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta • Muchsin & Imam Koeswahyono.,2007.,Hukum Agraria Indonesia Dalam Perspektif Sejarah, Refika Aditama, Bandung • Basic Agrarian Law (UUPA) & Buku Boedi Harsono  keharusan memiliki tiap peserta pembelajaran

  4. PENGADAAN TANAH DEMI (ALASAN) KEPENTINGAN UMUM & PEMBANGUNAN

  5. SATUAN ACARA PEMBELAJARAN • Tujuan: memberikan penyegaran kembali pemahaman calon mahasiswa MKn yg komprehensif mengenai hk agr/ pertanahan positif dgn urutan sebagai berikut: • pengertian, politik hukum agraria nasional, • sejarah terbentuknya UUPA, pengaruh hk Adat, asas, hak atas tanah, • Ketentuan konversi, serta perkembangan mutakhir hukum agraria positif • Urutan Pembahasan Per Pokok Bahasan Garis Besarnya: • Pengertian agraria, politik, administrasi & hukum • Sejarah terbentuknya UUPA, asas & tujuan • Pengertian & pengaruh Hk Adat, Ulayat,Fungsi Sosia • Prinsip-prinsip Hukum Tanah Nasional • Pendaftaran Tanah • Keterkaitan Aspek Pertanahan dgn SDA terkait • Peran BPN, PPAT & Notaris Dlm Pengembangan hk agraria & Masalah Terkait

  6. PRE TEST • 1. Apa yang anda fahami dengan istilah agraria?2. Apa perbedaan antara agraria dan tanah?3. Dimana letak hukum agraria dlm sistem hukum Ind ? • 4. Apa landasan philosofi hukum agraria Indonesia ? • 5. Apa karakteristik hukum agraria Indonesia berda- • sarkan pengalaman dan pemahaman anda ?

  7. Apa Agraria itu ? • Ager (Latin): lapangan, pedusunan, wilayah, tanah negara • Agger : tanggul penahan, pelindung, pematang, reruntuhan tanah, bukit (SMP Tjondronegoro, G Wiradi, 2002: 1-4) • KUBI 1994 urusan pertanian/ tnh pertanian, urusan pemilikan tnh • Black’s Law Dictionary: agrarian laws menunjuk seprangkat perat hukum yg bertujuan mengadakan pembagian tnh yg luas dlm memeratakan penguasaan & pemilikannya (Arie Sukanti dkk, 2005: 1) • Kajian Historik: UU Solon 594 BC Seisachtheia (menyerasikan hub yg tdk serasi antar pengguna tnh) • Dalam Uu No.5 Th 1960 mengacu pd Psl 33 Ay (3) UUD - Bumi Psl 1 Ay (4) - Air Psl 1 Ay (5) yo 47 - Kekayaan alam Psl 1 Ay (2) - Unsur Ruang Angk Psl 48 Simpulan: Hk Agraria di bagi 2: a. Luas (B A RA + Ka) b.Sempit ( Hk Tanah )

  8. Dua Bagian Hukum Tanah (E Utrecht) • HukumTanah Adm: mengaturhakpenguasaanatasunsurSDA, Agraria, kept masy/umum • HukumTanah Perdata:mengatur hub hksuby & oby • GarisbesarPerkembHk Tanah Indonesia: • HukumTanah Adat (Indigenous/ Folk Law) • HukumTanah Barat ( BurgerlijkWetboek 1848): Bk II HAT & HakJaminan, Bk III: jual-beli, BK IV Daluwarsa • SIMPULAN: Dualistik HK Tnh Adat Ketent Pokok Dualistik HK Tnh Barat Pluralistik Hk Tnh Antar Gol Ketent Pelengkap Hk Tnh Administrasi Hk Tnh Swapraja

  9. Kesimpulan Pluralitas Hk Tanah • Hukum Tanah Barat( Liberal-Individualistik): sumber: a.Tertulis BK II: Eigendom (Ps 571), Opstal (Ps 711) Erfpacht (Ps 720), Gebruik (Ps 818),III: jual-beli (Ps 1457-1458), sewa-menyewa Ps 1588-1600), IV Acquisitive Verjaring,BW (Psl 610-1955, 1963), b.Tdk Tertulis (Hk Kebiasaan Blnd Kuno sblm BW 1848), Agrarisch Wet 1870, Agrarisch Besluit 1870 /118(Tnh Adm) • Hukum Tanah Adat: a. Tertulis diciptakan Pem Hind Bld/ Pem Swapraja b. Tdk Tertulis: berlaku sebag gol Inlanders/ Bm Putra • Tanah Hak Indonesia (Tdk diatur Hk Tnh Barat): • Dibuat Pem Swapraja: berlaku di Kasultanan DIY, Solo, Sumt Tmr • Dibuat Pem Hind Belanda: Hak Agrarisch Eigendom S 1872/117 & S 1873-38 Grond Vervreemdings verbod S 1875-179 • Pengaturan dlm Psl 62 RR 1854 Psl 51 IS • Hak Ulayat, Huta (Tapanuli), Negari (Minangkabau) • Hak Anggaduh Kagungan Dalem (DIY + Solo) • Apanage Stelsel: pemberian HAT dari raja kpd kelg/ kaula • Tanah Gogolan/ Pekulen/ Kelakeran (Minahasa)/ Pusako (Minangkabau) (Communal Bezitrecht) : membuka tnh hutan, tdk boleh dialihkan

  10. Pembagian Tanah Mnrt Psl 1 Agrarisch Besluit • Tanah Daerah Swapraja berdasar S 1915-474 pem swapraja berwenang memberikan tnh Swapraja dg Hak Barat • Tanah Domein Ngr: a.Vrijlandsdomein b.Onvrijlandsdomein • Tanah Hak Eigendom • Tanah Hak Erfpacht, Opstal, Gebruik • Tanah hak Adat • Fungsi Domein Verklaring:a.sbg land hk untuk memberikan tnh kpd gol Eropa, Tmr Asing dgn hak Erfpacht, b. keperluan pembuktian (terbalik) • Inggris (Sir Thomas Stamford Raffles) “Land rente”  Lord Tenant  TEORI DOMEIN TS RAFFLES • 1816 Hindia Belanda koloni kerajaan Belanda • 1830 Van den Bosch Cultuur Stelsel (Tanam Paksa) • Esensi Kolonialisme Eksploitasi

  11. PEMBENTUKAN & PEMBANGUNAN HUKUM TANAH NASIONAL • Garis Besar Hukum Tanah Sblm lahirnya UUPA • Hukum Tanah Adat 7 tiang Hk Adat van Vollenhoven: • 1. Rechtsgemeenschappen (teritorial, genealogis, campuran) • 2. Hak Ulayat • 3. Adat Rechtskringen • 4. Perjanjian adalah perb hukum in concrito • 5. Tdk mengenal konstruksi hukum yg abstracto • 6. Makes sensory perception the basis of legal catagories & distinction/ tdk mengenal “right in rem & right in per-sonam • 7.Sifat susunan keluarga: patrileneal, matrilineal,parental • Karakter hukum: tertulis & tdk tertulis  folk law • Jenis: hak milik individual, komunal, Agrarisch Eigendom (Ps 15 Ay (7) IS),Grant Sultan, Grant Deli, Hak Konsesi, Vorstenlanden, Andarbe, Anggaduh dsb. • KONSEPSI HUKUM TANAH BARAT • Konsepsi:  liberal individualistik • Persepsi:  semua tanah  “Res Nullius” Occupatie

  12. HUKUM TANAH BARAT (Lanjutan..) • Dasar: Burgerlijk Wetboek (KUH Perdata) Buku II (Benda), Buku III (Perjanjian) & S 1834 No.27 ( Overschrijvings Ordonnantie)  Over-schrijvings Ambtenaar (Pejabat Baliknama) • Hukum Tanah Antar Golongan (Intergentiel recht)  naar personele en zakelijke verschillende rechtsstelsels en rechtsnormen asas tnh memiliki status sendiri, tdk dipengaruhi hk subyek hak • Grond vervreemdingsverbod S 1875 No.179/ larangan pengasingan tanah pri ke non pribuminoway • Hukum Tanah Swapraja pem otonom krn kontrak politis dg kolonial/ daerah tdk langsung rakyat punya “Hak Anggaduh” • Ketentuan Penting !!!Pasal 62 RR 1854 (3 ayat)  Pasal 51 IS 1925 1870 No.55 (Agrarisch Wet) • AW dilaks Koninklijk Besluit Agrarisch Besluit (1870 No.118) Psl 1 Asas “Domein Verklaring”/ Domein Statement • Jenis Hak: Eigendom (570 BW), Erfpacht (720 BW), Opstal (711 BW), Suyling Opstal = Erfpacht

  13. USAHA PENYESUAIAN HUKUM AGRARIA KOLONIAL • Argumentasi: dasar filosofi berbeda Barat = Adat • Argumentasi Yuridik: Dualisme HukumKetidakpastian • Argumentasi Sosial & ek: ketimpangan struktur • Argumentasi Pragmatik: membuat hk baru/ memodify • Pilihan kebijakan: memodifikasi peraturan lama (7): • a.Penghapusan Desa Perdikan • b.Penghapusan Hak Konversi di wil Vorstenlanden • c.Penghapusan Tanah Partikelir • d.Penataan Pengaturan Tanah Perkebunan • e.Menaikkan Canon & Cijns • f.Larangan Okupasi Illegal • g.Merubah Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian • UNIFIKASI HUKUM TANAH NASIONAL • Berdasarkan: Hukum Adat: ,konsepsi, asas, lembaga, sistem pengaturan  Hk Prismatik (Pluralisme Hukum)

  14. UNDANG-UNDANG TENTANG KETENTUAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA • Dasar Filosofi : Pancasila ; Dasar Konstitusional: Psl 33 (3) UUD  Komunalistik Religius • Dasar Pengaturan : Hukum Adat ( Hukum Prismatik): kepentingan nasional & ngr, sosialisme Ind, perat dlm UUPA, perat lain, unsur yg berdasar hk agama • Tujuan : 2 a. menciptakan unifikasi hk agraria • Dasar : b. Menciptakan unifikasi hak penguasaan (HAT & hak jaminan) melalui Konversi • Fungsi UUPA: a. menghapus Dualisme hk tnh b. unifikasi HAT & hak jaminan dg Konversi c. Meletakkan landasan hk bg pemb hk agr • Azas Hukum Tanah Nasional: , nasionalitas, fungsi sosi-al, pemerataan & keadilan, penatagunaan tnh & peme-liharaan lingk hidup, kekeluargaan & kegotongroyongan, pemisahan horisontal, berkarakter hukum publik • Sumber Hk Tanah Nasional: a. tertulis; b. tdk tertulis

  15. ASAS- ASAS DASAR HUKUM TANAH NASIONAL • A.Asas Religiositas memperhatikan unsur hk agama Ps 1 & 49 • B.Asas Kebangsaanmendahulukan kept nasional Ps 9, 20, 55 • C.Asas Demokrasitdk membedakan gender, suku, agama, wil Ps 4 ,9 • D.Asas pemerataan, pembatasan & keadilan- gol ek lemah khususnya petani Ps 11, 12 • E.Asas kepastian hk & keterbukaan gol petani Ps 11,13,19 • F.Asas tnh SDA strategikoptimal, sustainable,terenc Ps 13, 14 • G.Asas kemanusiaan yg adil & beradabpeny sengketa

  16. HAK PENGUASAAN ATAS TANAH MENURUT HK TANAH NASIONAL • A.Pengertian: hub hk yg memberikan kewng suby hk thd oby hk • B. Pembidangan: bersifat hk publik dan hk perdata • C. Ruang lingkup: hk tnh, hk air, hk pertambangan, hk perik,hk penguasaan tenaga & unsur ruang angkasa • D. Tata jenjang/ hirarkhi: • 1. hak bangsa (Psl 1) • 2. hak menguasai negara (Psl 2) • Merujuk pada putusan Mahkamah Konstitusi No.3/PUU-VIII/2010 tanggal 16 Juni 2010 memperluas makna penguasaan negara atas sumber daya agraria termasuk di dalamnya tanah dikonstruksi bahwa rakyat secara kolektif memberikan mandat kepada negara untuk: • Mengadakan kebijakan (beleid) • Mengadakan pengaturan (regelendaad) • Melakukan pengurusan (bestuursdaad) • Melakukan pengelolaan (beheersdaad) • Melakukan pengawasan (toezichthoudensdaad) • 3. hak Ulayat (Psl 3) • 4. hak perorangan terbagi: • a. hak atas tanah orisinal/ primer: HM, HGB,HGU,HPk, HPL • b. hak atas tnh derivatif/ skunder:HGB,Hpk,HSw,HUBHs,HGd

  17. KETENTUAN UMUM HAT (RAMBU PEMBATAS) Sitorus 2005, 78-79) • 1.Tidak boleh menimbulkan kerugian bagi pihak lain (misbruik van recht/ abus de droit, vergunning, Psl 6 UUPA) • 2.Sesuai dgn isi & sifat HAT itu sendiri (Psl 20, 28, 35 UUPA) • 3. Sesuai dgn Renc Tata Ruang (RTRW) & Renc Tata Guna Tnh (Land-use planning) (Psl 14 UUPA jo UU 26/ 2007) • 4. Tdk boleh digunakan untuk praktik pemerasan (Psl 10 (1), 11 (1) UUPA) • 5. Tdk boleh menggunakan Ruang Atas Tnh & Ruang bwh tnh yg tdk berkaitan lsg dgn penggunaan tnh (Psl 8 UUPA) • FUNGSI SOSIAL HAT Psl 6 18 UUPA

  18. HAK ATAS TANAH DI INDONESIA MENURUT UUPA

  19. HAK ATAS TANAH DI INDONESIA MENURUT UUPA

  20. Pokok Bahasan II: Politik hukum: makna, policy (kebijakan), implementasi • Makna Politik Hukum: “tujuan sistem hk, cara yg dipakai, kapan hk hrs diubah, serta pola mapan apa untuk pemilihan dan cara mencapai tujuan hukum” (S Rahardjo-,1986: 334-335)/ Legal Policy: pembangunan hk thd materi hk agar sesuai kebth, pelaks hk termasuk penegasan fungsi lembaga & pembinaan penegak hukum ( AH Garuda Nusantara,1985 dlm Mahfud MD, 1998: 9) • Policy (kebijakan), Suhendar,1997:98-99, Kolonial: eks-ploitasi sektor perkeb, OrLa: kemakmuran:LR, penataan struktur, OrBa: pengadaan tanah: pemb ekonomi & investasi; Rusmadi M,-1997: 1.peningkatan kualitas SDM: BPN, PPAT, user; 2 penataan regulasi; 3.Koordinasi & sinkronisasi kelembagaan kini: PerPres No.11 Th 2005, PP 36/1998 & UU No.30 Th 2004 fikirkan alur: Planning, Organizing, Actuating, Controlling Evaluating (P O A C E) Tupoksi BPN

  21. Pokok Bahasan II: Administrasi pertanahan: pengertian, pengaturan, mekanisme, implikasi, konteks pemetaan kasus Pengertian: administrare (to serve), KUBI : usaha & kegiatan yg berkaitan dg penyelenggaraan kebijks untukmencapai tujuan/ kegiatan yg berhub dg penyelenggaaan pem: kegiatan kantor & tata usaha, (D Suganda dlm Murad 1997: 1 )“org & manajemen dr semua sumbernya scr berdaya & berhasil guna dpt mencapai tujuan yg ditentukan”. Pertanahan “kebij ngr/ pem dlm mengatur hub manu-sia dg SD tanah”(Psl 2 & 4 UUPA). Pengaturan: UUPA, Kep Pres No.7/ 1979, UU 4/ 1996, UU No-.30/ 2004, PP 40/1996, PP 41/1996, PP 24/1997, PP 36/1998, PP 37/1998,PP 46/2002, PMA 3/ 1997, Per Pres No.11 / 2005, Per Pres No.36 /2005, PMA 2/ 1999, PMA No.1/ 1999, Instrk MenAgr No.1/ 1999 dsb.

  22. URUSAN AGRARIA DARI SENTRALISASI KE DESENTRALISASI ? • Latar Belakang: Pergantian Rezim Orde Baru  Transisi • Maraknya kasus agraria (pertanahan) Lihat Tabel KPA • Konflik kelembagaan & norma • Kebijakan Yang Ada: Desentralisasi UU No.32 Th 2004 • Bentuk Kebijakan: TAP IX/ MPR/ 2001 • Keputusan Presiden No.34 Tahun 2003  Penyerahan Urusan Pusat ke Daerah  9 Urusan • Kebijakan lanjutan: PP No.38 Thn 2007 • Urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat • (3) terdiri atas 31 (tiga puluh satu) bidang urusan • pemerintahan meliputi: • a. pendidikan; • b. kesehatan; • c. pekerjaan umum . . . • c. pekerjaan umum; • d. perumahan; • e. penataan ruang; • f. perencanaan pembangunan; • g. perhubungan; • h. lingkungan hidup; • i. pertanahan;

  23. PokokBahasan II: mekanisme, implikasi, kontekspelayanan pertanahan • Mekanisme:Instruksi Ka BPN No.3 Th.1998 peningkatan efisiensi & kualitas pelayanan masy di bid petanahan • Implikasi:efisiensi, produktivitas & kualitas layanan:kejelasan prosedur, kelengkapan persyaratan, kepastian biaya, kejelasan & kepastian waktu, informasi & tertib administrasi ( Catur tertib Pertanahan) ada & ketaatan SOP yg standar • Pelayanan Pertanahan Catur Tertib Pertanahan kepastian peruntukan, penggunaan, persediaan, pemeliharaan • Pelibatan Aktif  Notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah, PemDa • Pengawasan peruntukan, pemilikan, penggunaan dsb • Pelayanan  dgn prinsip: cepat, mudah, murah, sederhana PP No.24 Thn 1997 jo Permenag No.3/1997 • Penekanan pada Masyarakat Miskin & Terpinggirkan (?)

  24. KETERKAITAN PENGATURAN AGRARIA DAN SDA LAINNYA

  25. Sengketa tanah & upaya solusinya 11.Sengketa ganti rugi/ pesa-ngon 12.Sengketa pembatalan hak 13.Sengketa pencabutan hak 14.Sengketa pemberian hak 15.Sengketa penerbitan sertf 16.Sengketa alat bukti hak/ perbuatan hukum • Boedi Harsono (2002) : “sengketa yg diakibatkan oleh dilakukannya perb hk/ terjadinya peristiwa hk mengenai satu bid tnh tertentu” • 1. Data bidang tanahnya • 2.Letak bidang tanahnya • 3.Batas bidang tanahnya • 4.Luas bidang tanahnya • 5.Status dan/atau subyek hak • 6.Hak yg membebaninya • 7.Pemindahan haknya • 8.Batalnya hak menjadi Tn Ngr • 9.Pelepasan/ penyerahan hak • 10. Pengosongan tanah

  26. Sengketa tanah & upaya solusinya • Data 1994, 1995 E. SuhendarJenis & Fihakygbersengketa • Gantirugipengtnh 34,7% • Status penguasaan 31,5 % • Status pemiikantnh 22,6% • Status penggunaan 11,3 % • FihakYgBersengketa: • 1, Masyarakat Vs Pemerintah 57% • 2.Masyarakat vspengusaha 30% • 3.Sesama masyarakat 11% • Data KPA 1970 – 2000: • 1.Masy vspemerintah 719 • 2.Masy vsperushswasta 833 • 3.Masy vsPerushpemerintah 219 • Maria SW Sumardjono (1982, 1996) petapermasalahanpertanahan: • Masalahpenggarapanrakyatatas tnh arealkehut, perkeb, proyekperumh • Masalahpelanggaranketen-tuan Land Reform • Ekses-eksesdalampengadaantanahuntukkepentinganpemb • Sengketakeperdataanbero-byektanah • Masalahygberkaitan dg HakUlayatMasyarakat (hk) Adat

  27. KONSEP, DEFINISI, UNSUR HMSRS • KonsepmenurutSofian Effendi adalahistilahdandefinisi yang digunakanuntukmenggambarkansecaraabstrak: kejadian, keadaan, kelompokatauindividu yang menjadipusatperhatianilmusosial. • Konsepberfungsimenyederhanakanpemikirandenganmenggunakansatuistilahuntukbeberapakejadian (events) yang berkaitansatudenganlainnya. • KonseprumahsusundapatdiketahuidariPasal 1 angka 1 UU No.20 Thn 2011: • Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama.

  28. TIGA KONSEP DASAR RUSUN MENURUT UU No.20 th 2011 4.Tanah bersama adalah sebidang tanah hak atau tanah sewa untuk bangunan yang digunakan atas dasar hak bersama secara tidak terpisah yang di atasnya berdiri rumah susun dan ditetapkan batasnya dalam persyaratan izin mendirikan bangunan. 5. Bagian bersama adalah bagian rumah susun yang dimiliki secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama dalam kesatuan fungsi dengan satuan-satuan rumah susun. 6. Benda bersama adalah benda yang bukan merupakan bagian rumah susun melainkan bagian yang dimiliki bersama secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama.

  29. TUJUAN PEMBANGUNAN RUSUN Pasal 3 a. menjamin terwujudnya rumah susun yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan serta menciptakan permukiman yang terpadu guna membangun ketahanan ekonomi, sosial, dan budaya; b. meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan ruang dan tanah, serta menyediakan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan dalam menciptakan kawasan permukiman yang lengkap serta serasi dan seimbang dengan memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan; c. mengurangi luasan dan mencegah timbulnya perumahan dan permukiman kumuh; d. mengarahkan pengembangan kawasan perkotaan yang serasi, seimbang, efisien, dan produktif; e. memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi yang menunjang kehidupan penghuni dan masyarakat dengan tetap mengutamakan tujuan pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman yang layak, terutama bagi MBR; f. memberdayakan para pemangku kepentingan di bidang pembangunan rumah susun; g. menjamin terpenuhinya kebutuhan rumah susun yang layak dan terjangkau, terutama bagi MBR dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan dalam suatu sistem tata kelola perumahan dan permukiman yang terpadu; dan h. memberikan kepastian hukum dalam penyediaan, kepenghunian, pengelolaan, dan kepemilikan rumah susun.

  30. PERSYARATAN PEMBANGUNAN RUSUN ? Persyaratan Pembangunan Pasal 23 (1) Pembangunan rumah susun dilakukan melalui perencanaan teknis, pelaksanaan, dan pengawasan teknis. (2) Perencanaan teknis, pelaksanaan, dan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–undangan. Pasal 24 Persyaratan pembangunan rumah susun meliputi: a. persyaratan administratif; b. persyaratan teknis; dan c. persyaratan ekologis.

  31. 4.JENIS RUSUN MENURUT TUJUAN PENGGUNAANNYA • 1.Rumah susun umum adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. • 2.Rumah susun khusus adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan khusus. • 3.Rumah susun negara adalah rumah susun yang dimiliki negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian, sarana pembinaan keluarga, serta penunjang pelaksanaan tugas pejabat dan/atau pegawai negeri. • 4.Rumah susun komersial adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk mendapatkan keuntungan.

  32. PERTANYAAN POST TEST • 1. What is your opinion regarding land policies in the Dutch colonial era?2.What is the basic philosophy of land policy of the colonial period?3.What is your opinion about land rights in the colonial period and the period of the BAL? • 4.What similarities and differences in land rights which are fixed and temporary? • 5.What similarities and differences between lease (for building)& use of land rights ?6. What similarities and differences between state land use rights with the right management ?7.Whether the management rights can be considered as land rights ?

  33. THANK YOU VERY MUCH • DO THE BEST

More Related