E N D
PRESENTASI KASUS APENDISITIS Disusun Oleh : Mukhammad Arifin 1713020013 Pembimbing: dr. Ninik Haryati Sp. Rad PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU RADIOLOGI RSUD SALATIGA FAKULTAS KEDOKTERAN UMP
IDENTITAS PASIEN • Nama : An. Ardianto • Umur : 14 tahun • Jenis kelamin : Laki-laki • Agama : Islam • Pendidikan : SMP • Alamat : Krajan • Tanggal Masuk : 30 Agustus 2018
Nafsu makan menurun, lemas, muntah 7 kali. Keluhan sesak nafas disangkal. BAB dan BAK dalam batas normal. ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang • Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada kaki kiri post kecelakaan lalu lintas 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Selain itu, pasien juga mengeluhkan nyeri pada tangan kanan dan bahu kanan, terdapat luka pada telapak tangan kanan dan kedua telapak kaki. Keluhan mual, muntah, pusing dan pingsan di sangkal. Pasien mengalami kecelakaan lalu lintas dimana terjadi tabrakan antara motor dengan motor dari arah yang berlawanan. Kaki kiri semakin terasa nyeri saat di gerakkan dan berkurang saat istirahat. Riwayat jatuh sebelumnya disangkal, riwayat diurut (-), riwayat alergi (-).
PEMERIKSAAN FISIK STATUS GENERALIS • Keadaan umum • Kesadaran : Compos Mentis • GCS : E4V5M6 • Tanda vital • Tekanan darah : 100/70mmHg • Nadi : 70 x/menit • Suhu : 36,5oC • Pernapasan : 20 x/mnt
PEMERIKSAAN FISIK • Kepala : normocephal • Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor, reflek cahaya (+/+) • Leher : Trakea di tengah, limfonoduli tidak teraba, JVP tidak meningkat • Thorax • Cor • Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak • Palpasi: Ictus cordis teraba, tidak kuat angkat • Perkusi: Tidak ditemukan cardiomegali • Auskultasi : S1S2 reguler, bising (-), gallop (-) • Pulmo • Inspeksi: Simetris, ketinggalan gerak (-), retraksi (-) • Palpasi: Vokal fremitus kanan = kiri • Perkusi: Sonor di seluruh lapangan paru • Auskultasi:SD Vesikuler, STTidak ada STATUS GENERALIS
Abdomen Inspeksi : Tampak datar Palpasi : Supel, nyeri tekan (+) regio epigastrik, umbilikal, hipogastrik, inguinal dextra, massa (-), massa (-), hepar/lien tidak teraba Perkusi : Timpani seluruh lapangan abdomen Auskultasi : Bising usus (+) meningkat • Ekstremitas : Ekstremitas superior tidak ada edema danekstremitas inferior terdapat edema, kemerahan, dan nyeri.
PEMERIKSAAN PENUNJANG • Pemeriksaan Laboratorium
PERITONITIS DEFINISI Apendisitismerupakanperadangan pada appendiks vermiformis. Appendiks. Sjamsuhidajat (2002) membagi apendisitis menjadi apendisitis akut, apendisitis rekuren, dan apendisitis kronik.
Epidemiologi • terjadi pada 8,6% laki-laki dan 6,7% wanita • insidensi tertinggi pada dekade kedua atau ketiga • Anak yang lebih muda memiliki resiko tinggi sebesar 50 – 85% mengalami perforasi. • Apendisitis pada pediatrik rata-rata terjadi saat usia 6 – 10 tahun. • Appendicitis akut merupakan kasus bedah emergensi yang paling sering ditemukan pada anak-anak dan remaja
etiologi • Etiologi apendisitis akut adalah infeksi bakteri (bakteri anaerob) • Fecalith merupakan penyebab umum obstruksi Appendiks • Penyebab lainnya adalah hipertrofi jaringan limfoid, sisa barium dari pemeriksaan roentgen, diet rendah serat, dan parasit.
Pada anak-anak, karena omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan terjadinya perforasi.
Manifestasi Klinis • Gejala Klinis • Gejala utama : nyeri perut, apendisitis akut khasnya adalah radang mendadak pada appendiks yang memberikan gejala lokal • Awalnya nyeri dirasakan difus terpusat di periumbilical, kemudian terlokalisir di RLQ, kadang disertai kram yang hilang timbul. • Durasi nyeri berkisar antara 1-12 jam, dengan rata-rata 4-6 jam • Demam, anoreksia, muntah, obstipasi
Tanda Klinis • Inspeksi Kadang sudah terlihat waktu penderita berjalan sambil bungkuk dan memegang perut. Penderita tampak kesakitan. Kembung sering terlihat pada penderita dengan komplikasi perforasi.
Palpasi Nyeri tekan di Mc. Burney, nyeri lepas, dan defans muscular lokal.Rovsing sign (+), Blumberg sign (+), nyerikananbawahbila peritoneum bergeraksepertinafasdalam, berjalan, batuk, mengedan. Auskultasi Peristaltik usus sering normal. Peristaltik dapat hilang karena ileus paralitik pada peritonitis generalisata akibat appendisitis perforata.
Pemeriksaan Penunjang • Pemeriksaan Laboratorium • Abdominal X-Ray • USG • Barium enema • CtScan • Laparoskopi • Histopatologi
diagnosis • Semua penderita dengan suspek Apendisitis akut dibuat skor Alvarado untuk membantu penegakan diagnosis. • Skorpenilaianyaitu0-4: tidak mungkin apendisitis, 5-6: samar-samar, 7-8: mungkin apendisiitis, 9-10: kemungkinan besar apendisitis
penatalaksanaan • Farmakologi : obat asimtomatik, antibiotik • Tindakan Bedah : Operasi cito
komplikasi • Masa periapendikular • Apendisitis perforata
prognosis • Dengan diagnosis yang akurat serta pembedahan tingkat mortalitas dan morbiditas penyakit ini sangat kecil. • Keterlambatan diagnosis akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas bila terjadi komplikasi. • Serangan berulang dapat terjadi bila appendiks tidak diangkat.