1 / 7

MASALAH FIQH KONTEMPORER BIDANG ZAKAT DAN HAJI

VI. MASALAH FIQH KONTEMPORER BIDANG ZAKAT DAN HAJI.

yered
Download Presentation

MASALAH FIQH KONTEMPORER BIDANG ZAKAT DAN HAJI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. VI MASALAH FIQH KONTEMPORER BIDANG ZAKAT DAN HAJI

  2. A. ZAKAT HASIL PROFESI * Diantarapenghasilan yang besarjumlahnyadewasainiadalahdarikerjaprofesi, seperti : konsultan, pengacara, dokterspe-sialis, pegawainegeridanswasta, pejabatnegara, dsb. * SelarasdengankondisisosialekonomimasyarakatMadinahpadawaktuitu, Nabimenentukanjenisharta yang wajibdiza-katimeliputi : 1. hasilpertanian, 2. peternakan, 3. perdagang- an, 4. hasiltambang, 5. uang, 6. barangtemuan/ rikaz. * Hukum Islam mengenalkonseprelatifitas, kontekstualitas, danperubahan. * Tujuanhukum Islam adalahmewujudkankemaslahatanumatmanusia di duniadanakhirat.

  3. *MASALAH; * Apakah harta hasil profesi wajib dikenai zakat ?, Bagaimana menentukan nisab dan kadar zakatnya ? * J A W A B ; * Harta hasil kerja profesi wajib dizakati. * ALASAN / DALIL ; 1. QS.Al-Baqarah : 267:*Kata Ma dalam ayat ini meliputi semua penghasilan, terma- suk hasil profesi, (kriteria pokok : hasil kerja non dagang). * Istilah infaq di sini dpt dimaknai infaq wajib (zakat) 2. Qiyas: * Jika harta hasil pertanian yang hanya 13 kwintal saja wajib dizakati, maka adil jika hasil profesi yang lebih banyak diwa- jibkan zakatnya. 3. Logika : * Nabi tidak memasukkan hasil profesi sbg yg wajib dizakati karena waktu itu belum menjadi pekerjaan yg bernilai ekon.

  4. * Zakat sangat vital untuk merealisasikan keislaman dan mewu- judkan keharmonisan hubungan antara sesama manusia, serta kepedulian sosial. Itulah makanya UU no. 38/99 ttg Pengelolaan Zakat, Ps.11 (2) menetapkan jenis harta yg wajib dizakati cukup luas, tms hasil pendapatan dan jasa.* NISAB ZAKAT HASIL PROFESI * Menetapkan nisabnya : Diqiyaskan dengan tijarah, yakni peng- hasilan ditotal selama satu tahun, dikurangi kebutuhan pokok keluarga dan biaya profesi ( menurut Kep Dirjen Bimas Islm dn Urusan haji, hanya dikurangi biaya jabatan). Jika sisanya masih cukup untuk membeli emas seberat 93,6 / 84 gram, maka cukup memenuhi nisab dan wajib dizakati. * Jika diqiyaskan tijarah, maka hasil profesi terkena aturan haul, Sabda Rasul ; Barang siapa mendapatkan penghasilan, tidak ada kewajiban zakat sehingga melewati satu thn *KADAR ZAKAT : * Kadar zakat hasil profesi adalah 2,5 % (Amin Rais dan Jalaludin Rahmat menetapkan 20 % disamakan dengan rikaz.

  5. B. HAJI AMANAH DAN BPIH PEMBERIAN * Haji amanah adalah berhaji untuk orang lain, misal: anak meng- hajikan orang tua, atau seseorang menghajikan org lain, krn yg bersangkutan ada uzur, atau telah meninggal. * Islam mengajarkan agar anak berbakti kpd ortu dan bahagiakan * Diantara syarat wajib haji adalah istita’ah: sehat jasmani/ruhani, aman perjalanannya, ada transportasinya, ada biayanya. *MASALAH * Seseorang berniat kuat untuk berhaji, namun kesehatannya tdk ada atau BPIH tidak cukup. Anaknya atau anak-anaknya secra kolektif mau dan mampu menghajikan ortunya. Bolehkah anak atau orang lain menghaji amanahkan ortu/ or lain? * J A W A B: * Anak atau orang lain yg telah berhaji boleh menghajikan ortu atau orang lain. * ALASAN / DALIL : 1. HR. Bukhari dan lain-lain :Seorang wanita bertanya: Ya Rasulallah, sungguh Allah mewa- jibkan pada hambaNya berhaji, Paduka tahu bhw ayah saya

  6. sudah tua renta yang tak punya kemampuan, ia berjalan dgn kur- sinya, apakah saya boleh berhaji untuknya ?. Nabi menjawab: boleh. Dan hal ini terjadi pada wkt haji wada’. 2. HR.Abu Dawud : Sahabat berhaji dengan menyebut untuk Subrumah, Rasul ber- tanya: siapa Subrumah itu?, Sahabat menjawab, ia saudara de- katku, Rasul bertanya : apakah kamu pernah berhaji?, dijawab: belum. Rasul Bersabda: hendaklah kamu berhaji untukmu, lalu berhajilah untuk Subrumah.3. Logika: * Haji seseorang tdk tergantung pada melaksanakan sendiri dn biaya sendiri, bisa oleh orang lain dan biaya or lain (kemam- puan tdk musti segalanya dari dan oleh diri pribadi). * Orang yg henda mewujudkan ketaatan pada syari’at serta ber- maksud memperoleh fadilah dari hikmah haji tidak boleh di- halangi oleh keterbatasan diri. *Mengenai BPIH yg berasal dari or lain / anak/ instansi boleh di- pakai berhaji dan tdk menghalangi istita’ah, sebab yg menentu- kan sah/ tdknya haji adalah terpenuhinya syarat –rukun- wajib hj

  7. BPIH bukanlah syarat, rukun, atau wajib haji. Namun BPIH tersebut haruslah halal. Rasul bersabda: Sesungguhnya Allah mencintai yg suci / halal tidak menerima kecuali yang baik/ halal. 4. Qaidah : * Kesulitan menarik pada kemudahan * Kemelaratan haruslah dihilangkan * dll.

More Related