1 / 14

MULTIKULTURALISME KYAI

MULTIKULTURALISME KYAI. Prof. Dr. H. Nur Syam, MSi Guru Besar Sosiologi IAIN Sunan Ampel. PENGERTIAN.

yardley
Download Presentation

MULTIKULTURALISME KYAI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MULTIKULTURALISME KYAI Prof. Dr. H. Nur Syam, MSi Guru Besar Sosiologi IAIN Sunan Ampel

  2. PENGERTIAN • Multikulturalisme adalah seperangkat ide atau gagasan yang menghasilkan aliran yang berpandangan bahwa terdapat variasi budaya di dalam kehidupan masyarakat. Yang terjadi adalah adanya kesetaraan budaya, sehingga antara satu entitas budaya dengan budaya lainnya tidaklah berada di dalam suasana bertanding untuk memenangkan pertarungan.

  3. PENGERTIAN KEBUDAYAAN • kebudayaan adalah seperangkat pengetahuan yang dimiliki manusia yang dijadikan sebagai pedoman untuk menginterpretasikan tindakan dan dalam menghadapi lingkungannya. Setiap entitas masyarakat pastilah memiliki kebudayaan dan bisa jadi berbeda dengan lainnya. Etnis Jawa, Cina, Arab dan sebagainya pastilah memiliki pengetahuan kebudayaan yang satu dengan lainnya sangat berbeda

  4. MONOKULTURALISME • Gagasan monokulturalitas di tengah kehidupan sosial yang kompleks, sesungguhnya terjebak ke dalam kubangan berpikir yang a-historis. Sungguh merupakan cara berpikir yang sangat bertentangan dengan kaidah masyarakat yang bersuku-suku, berbangsa-bangsa dan dilahirkan dalam kenyataan sosial yang multikultural dan plural

  5. BENTUK KEKERASAN SOSIAL 1. Kekerasan aktual • Perusakan terhadap fasilitas umum dan pribadi • Perusakan tempat ibadah • Kekerasan terhadap umat agama lain (hubungan antar umat beragama) • Kekerasan terhadap umat seagama (hubungan interen umat beragama) 2. Kekerasan simbolik • Munculnya peraturan diskriminatif • Munculnya tulisan-tulisan provokatif tentang truth claimed yang berlebihan

  6. KEKERASAN AGAMA • Survey LSI: 16,9% setuju radikalisme FPI, 11% setuju radikalisme MMI, 3,3% setuju agenda HTI dan 59,1% setuju agenda MUI (Maret 2005) • Survey PPIM: 67,2% setuju ajaran Islam yang membolehkan pemukulan thd anak usia 10th yang tidak salat, 61,4% setuju untuk memerangi orang non muslim, 53,1% setuju hukuman untuk tafsir al-Qur.an secara liberal dipenjara, 49% setuju membela perang dengan non muslim, 47% setuju pelarangan Ahmadiyah, 20% setuju dengan bom Bali, 18% setuju perusakan gereja, 37,2% setuju larangan mengucapkan selamat hari natal. (Juni 2006)

  7. KYAI FUNDAMENTALIS • Kyai yang memiliki pandangan bahwa hubungan antara negara dan agama bercorak integrated (menyatu) sebagaimana pandangan Hasan Al Banna, Al Maududi. Islam adalah ajaran yang syumuliyah, dan khilafah Islamiyah perlu diterapkan, syariah Islam perlu diterapkan secara formal.

  8. KYAI MODERAT • Kyai yang berpandangan bahwa hubungan antara negara dan agama bercorak simbiosis mutualisme. Agama membutuhkan negara dan negara membutuhkan agama. Syariah Islam diterapkan secara substansial.

  9. KYAI FRAGMATIS • Kyai yang berpandangan bahwa yang penting adalah aspek manfaat dari hubungan antara agama dan negara itu memberi manfaat bagi rakyat. Tidak penting apakah corak hubungan tersebut integrated atau terpisah atau simbiosis mutualisme yang penting syariah Islam menjadi acuan di dalam kehidupan sosial dan kenegaraan.

  10. KYAI SAHAL DAN NU • “…NU berkeyakinan bahwa syariat Islam dapat diimplementasikan tanpa harus menunggu atau melalui institusi formal. NU lebih mengidealkan substansi nilai-nilai syariah terimplementasi di dalam masyarakat ketimbang mengidealisasikan institusi. Kehadiran institusi formal bukan jaminan untuk terwujudnya nilai-nilai syariah di dalam masyarakat. Apalagi NU sudah berkesimpulan bahwa NKRI dengan dasar Pancasila sudah merupakan bentuk final bagi bangsa Indonesia”.

  11. DIEN SYAMSUDIN DAN MUHAMMADIYAH • “hubungan antara Islam dan negara adalah hubungan yang simbiotik mutualisme. negara membutuhkan agama sebagai pijakan moralitasnya, dan agama membutuhkan negara untuk mengembangkan agama dimaksud.” • Indonesia merupakan contoh model hubungan negara yang simbiotik mutualisme

  12. YANG HARUS DILAKUKAN • Memahami bahwa masyarakat Indonesia ini plural dan multikultural • Memahami bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang memiliki perbedaan dalam hal etnis, ras dan agama • Memahami bahwa masyarakat Indonesia terdiri bari berbagai ragam budaya, tradisi dan kebiasaan.

  13. MEMBANGUN SOLIDARITAS • Pembangunan bisa dilakukan jika terjadi keteraturan sosial • Pembangunan bisa dilakukan jika terdapat kerukunan antar suku, etnis dan agama • Pembangunan bisa dilakukan jika terdapat kerukunan antar umat beragama, intern umat beragama dan antar pemerintah dengan umat beragama.

  14. AKHIRNYA • Terima kasih • Thanks You • Syukron Katsiron • Selamat berkarya bagi Indonesia

More Related