1 / 48

DESIAN PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

DESIAN PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. Oleh : SAKIM. PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh 3 ( tiga ) faktor , yaitu : 1. Guru dan organisasi sekolah sebagai mediator pendidikan 2. Murid sebagai subyek dalam proses

yagil
Download Presentation

DESIAN PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. DESIAN PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Oleh : SAKIM

  2. PENDAHULUAN Keberhasilanpendidikanditentukanoleh 3 (tiga) faktor, yaitu: 1. Gurudanorganisasisekolah sebagai mediator pendidikan 2. Muridsebagaisubyekdalamproses pendidikan 3. Peranaktifkeluargadan masyarakat

  3. Guru menjadifaktor yang paling signifikandalammenentukankeberhasilanprosespembelajarankarenagurulah yang selaluberinteraksidenganmuriddalamprosestersebut.

  4. Berbagai program perludirancangdandilaksanakandalamrangkameningkatkankeberhasilanprosespembelajaransecaraberkesinambungan. • Bukanhanyaolehpemerintah, tetapisangatmungkinuntukdilaksanakanbersamastakholder yang ada.

  5. Dunia pendidikan merupakan dunia yang senantiasa berkembang dan dinamis. • Ledakan informasi mendorong insan pendidikan untuk selalu menyerap informasi yang berkembang. Paradigma dan perubahan proses pembelajaran harus didesain oleh guru untuk menciptkan pemebelajaran aktif peserta didik

  6. Oleh karena itu menyiapkan kemampuan keterampilan pembelajaran dengan pendekatan sainstifik ( mengamati, menanya, menalar/mengasosiasi, mencoba dan mengkomunikasikan) sehingga para guru senantisa mengup-grade informasi menjadi penting artinya. Begitu juga peserta didik akan sangat terbantu dengan proses pembelajaran yang dikembangkan oleh guru.

  7. LATAR BELAKANG • Masih Rendahnyakualitas sekolahsecaraumum • Indeks Kemampuan Membaca di Jawa Barat baru 0,001 % (Koran Pikiran Rakyat) • Tingkat Kemampuan membaca Siswa SD Indonesia paling rendah di tingkat Asia

  8. 60–70 % kesuksesan pendidikan bertumpu pada pihak guru • Rata-rata guru hanya menguasai 45% bahan ajar • Lebihdari 60% guru SD, 50% guru SMP dan 20% guru SMA masihunderqualified(Dedi S., 2001)

  9. Hanyasekitar 38% guru sekolahtingkatdasar yang memenuhistandarkualifikasipemerintah (World Bank, 2001) • 80% guru madrasahtidakmenguasaimateri (Pikiran Rakyat, 2006) • Rata-rata skor SAT (Scholastic AptitudeTest) Verbal ditahun 1991 menurunsampaibatasterendahdalam 20 tahunterakhir. Skorsiswaterpandaijugamenurun • Perlunya program-program yang strategisdanefektifdalammengatasimasalahpendidikan.

  10. TANTANG INTERNAL Tantangan internal antara lain terkaitdengankondisipendidikandikaitkandengantuntutanpendidikan yang mengacukepada 8 (delapan) StandarNasionalPendidikan yang meliputistandarisi, standarproses, standarkompetensilulusan, standarpendidikdantenagakependidikan, standarsaranadanprasarana, standarpengelolaan, standarpembiayaan, danstandarpenilaianpendidikan.

  11. TANTANGAN INTERNAL Tantangan internal lainnyaterkaitdenganperkembanganpenduduk Indonesia dilihatdaripertumbuhanpendudukusiaproduktif. Saatinijumlahpenduduk Indonesia usiaproduktif (15-64 tahun) lebihbanyakdariusiatidakproduktif (anak-anakberusia 0-14 tahundanorangtuaberusia 65 tahunkeatas). Jumlahpendudukusiaproduktifiniakanmencapaipuncaknyapadatahun 2020-2035 padasaatangkanyamencapai 70%.

  12. BAGAIMANA ? Olehsebabitutantanganbesar yang dihadapiadalahbagaimanamengupayakan agar sumberdayamanusiausiaproduktif yang melimpahinidapatditransformasikanmenjadisumberdayamanusia yang memilikikompetensidanketerampilanmelaluipendidikan agar tidakmenjadibeban.

  13. TANTANGAN EKSTERNAL • Tantanganeksternalantara lain terkaitdenganarusglobalisasidanberbagaiisu yang terkaitdenganmasalahlingkunganhidup, kemajuanteknologidaninformasi, kebangkitanindustrikreatifdanbudaya, danperkembanganpendidikanditingkatinternasional.

  14. TANTANGAN EKSTERNAL • Arusglobalisasiakanmenggeserpolahidupmasyarakatdariagrarisdanperniagaantradisionalmenjadimasyarakatindustridanperdagangan modern sepertidapatterlihatdiWorld Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA).

  15. TANTANGAN EKSTERNAL • Tantanganeksternaljugaterkaitdenganpergeserankekuatanekonomidunia, pengaruhdanimbasteknosainssertamutu, investasi, dantransformasibidangpendidikan.

  16. TANTANGAN EKSTERNAL • Keikutsertaan Indonesia didalamstudi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejaktahun 1999 jugamenunjukkanbahwacapaiananak-anak Indonesia tidakmenggembirakandalambeberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal inidisebabkanantara lain banyaknyamateriuji yang ditanyakandi TIMSS dan PISA tidakterdapatdalamkurikulum Indonesia.

  17. PenyempurnaanPolaPikir • Polapembelajaran yang berpusatpada guru menjadipembelajaranberpusatpadapesertadidik. Pesertadidikharusmemilikipilihan-pilihanterhadapmateri yang dipelajariuntukmemilikikompetensi yang sama;

  18. PERUBAHAN POLA PIKIR • Polapembelajaransatuarah (interaksi guru-pesertadidik) menjadipembelajaraninteraktif (interaktif guru-pesertadidik-masyarakat-lingkunganalam, sumber/media lainnya);

  19. PERUBAHAN POLA PIKIR • Polapembelajaranterisolasimenjadipembelajaransecarajejaring (pesertadidikdapatmenimbailmudarisiapasajadandarimanasaja yang dapatdihubungisertadiperolehmelalui internet);

  20. PERUBAHAN POLA PIKIR • Polapembelajaranpasifmenjadipembelajaranaktif-mencari (pembelajaransiswaaktifmencarisemakindiperkuatdengan model pembelajaranpendekatansains);

  21. PERUBAHAN POLA PIKIR • Polabelajarsendirimenjadibelajarkelompok (berbasistim); Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; • Polapembelajaranberbasismassalmenjadikebutuhanpelanggan (users) denganmemperkuatpengembanganpotensikhusus yang dimilikisetiappesertadidik;

  22. PERUBAHAN POLA PIKIR • Polapembelajaranilmupengetahuantunggal (monodiscipline) menjadipembelajaranilmupengetahuanjamak (multidisciplines); dan • Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran AKTIF SERTA BERPIKIR KRITIS.

  23. Konsep Pendekatan Pembelajaran Saintifik

  24. Kriteria • Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. • Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. • Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.

  25. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran. • Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. • Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. • Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

  26. Langkah-Langkah Pembelajaran Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu:sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sikap (Tahu Mengapa) Produktif Inovatif Kreatif Afektif Keterampilan (Tahu Bagaimana) Pengetahuan (Tahu Apa) Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

  27. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah yang meliputi 5M : mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengomunikasikan untuk semua mata pelajaran.

  28. Langkah-Langkah Pembelajaran Observing (mengamati) Questioning (menanya) Associating (menalar) Experimen-ting (mencoba) communicating (mengomunikasikan) Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran

  29. LangkahPembelajaran

  30. KOMPONEN RPP

  31. B. PenilaianAutentik dan Tuntutan Kurikulum 2013 • Penilaiantersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. • Penilaianautentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik. • Penilaianautentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan standar tes berbasis norma, pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat

  32. . • Penilaianautentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan peserta didik. • Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai. • Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi.

  33. Pada penilaianautentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah. • Penilaianautentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. • Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja. • Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan.

  34. Penilaianautentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek. • Penilaianautentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya. • Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remedial harus dilakukan.

  35. C. PenilaianAutentik dan PembelajaranAutentik • Penilaianautentik mengharuskan pembelajaran yang autentik pula. • Menurut Ormiston, belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di luar sekolah. • Penilaianautentik terdiri dari berbagai teknik penilaian.Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada.

  36. Penilaianautentik akan bermakna bagi guru untuk menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang berbeda. • Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telah memainkan peran aktif dan kreatif. • Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka.

  37. Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi dengan pendekatan scientific, memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang adadiluar sekolah. • Guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab untuk tetap pada tugas. • Penilaianautentik pun mendorong peserta didik mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru.

  38. 10. Pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik.” Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus memenuhi kriteria tertentu: • Mengetahuibagaimanamenilaikekuatandan kelemahan pesertadidikserta desain pembelajaran. • Mengetahui bagaimanacara membimbingpesertadidikuntukmengembangkanpengetahuanmerekasebelumnyadengancaramengajukanpertanyaandanmenyediakansumberdayamemadaibagipesertadidikuntukmelakukan akuisisipengetahuan. • Menjadipengasuh proses pembelajaran,melihatinformasibaru,danmengasimilasikanpemahamanpeserta didik. • Menjadikreatiftentangbagaimanaproses belajar pesertadidikdapatdiperluasdengan menimba pengalaman dariduniadi luartemboksekolah.

  39. D. Jenis-jenisPenilaianAutentik • Penilaian Kinerja • Penilaian Proyek • Penilaian Portofolio • Penilaian Tertulis

  40. TERIMA KASIH

More Related