1 / 47

Metodologi Antropologi Sosial

Metodologi Antropologi Sosial . Kualitatif VS Kuantitatif. Secara teoritis ada dua perspektif utama yg sampai sekarang men-dominasi pemikiran dlm ilmu-ilmu sosial: Positivisme  Auguste Comte dan Emile Durkheim. Phenomenologis  Ma r x Weber. Ciri-ciri Positivisme.

xandy
Download Presentation

Metodologi Antropologi Sosial

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Metodologi Antropologi Sosial

  2. Kualitatif VS Kuantitatif Secara teoritis ada dua perspektif utama yg sampai sekarang men-dominasi pemikiran dlm ilmu-ilmu sosial: • Positivisme  Auguste Comtedan Emile Durkheim. • Phenomenologis  Marx Weber.

  3. Ciri-ciri Positivisme 1. Melihat ilmu alam sbg model untuk semua ilmu (termasuk ilmu sosial), di mana aspek yang diteliti, konsep2, harus dioperasionalkan dan dikuantifi-kasikan, serta menginginkan supaya penelitian bersifat bebas nilai dan objektif, padahal ilmu sosial (termasuk anthropologi) merupakan fenomena yang kompleks, karena sasarannya manusia bukan benda mati.

  4. lanjutan 2. Operasionalisasi dan kuantifikasi konsep mengakibatkan reduksion-isme permasalahan penelitian, shg tidak mewarnai lagi realitas. 3. Norma dan nilai seorang ilmuwan tak dapat dihapus, dan masalah penelitian ilmu sosial (antropologi) memiliki relevansi yang berbeda-beda.

  5. Positivisme: kuantitatif Menurut Durkheim: • Mencari dan mengartikan fakta/gejala sosial berdasar acuan/sudut pandang peneliti. Di sini sumber fakta (yang di-teliti) diberlakukan sebagai objek. • Gejala sosial hanya dapat diterangkan oleh gejala sosial lainnya. Artinya per-lu dikaji hubungan antara suatu gejala dengan gejala lainnya.

  6. lanjutan Durkheim menyarankan: • Agar fakta/gejala sosial dianggap sbg benda atau sesuatu yg secara eksternal mempenga-ruhi tingkah laku manusia. Dengan demikian “sesuatu” itu dpt diukur dan ukuran itu ditetap-kan oleh peneliti sendiri, bukan oleh yg diteliti  memungkinkan untukmembuktikan secara ststistik adanya hubungan antara variabel-variabel yg telah didefi-nisikan secara operasional (pembua-tan definisi operasional)

  7. lanjutan • Data kuantitatif didasarkan pada peng-gunaan instrumen yg memberikan ke-rangka standar (kuesioner terstruktur) dlm usaha mengumpulkan data yg terbatas pada respon tertentu yg ditetapkan sebelumnya atau terbatas pada kategori-kategori yang akan dianalisa. • Data/fakta/variabel-variabel yg menjelas-kan suatu setting dlm penelitian ditetap-kan ke dalam kategori2 yang dibakukan ke dalam nilai-nilai menurut angka.

  8. Phenomenologis: Kualitatif • Max Weber, mementingkan perhatian pada pemahaman thd tingkahlaku manusia melalui kerangka acuan si pelaku tingkahlaku itu sendiri. Artinya, peneliti harus berusaha untukmemahami (verstehen) tingkahlaku manusia melalui “kacamata” orang yg ditelitinya  bagaimana persepsi orang tsb ttg gejala sosial, ttg lingkungannya, ttg dunia ini  yang dicari oleh adalah pemahaman subjektif thd gejala sosial yang menjadikan mereka me-ngerti mengapa orang mempunyai tingkah-laku tertentu.

  9. lanjutan • Pendekatan kualitatif bertujuan untuk mencari ukuran dari pengalaman2 orang secaramendalam dengan data yang pada umumnya tak terbatas, dlm usaha menemukan bagaimana kehidupan, pengalaman2, dan interaksi2 orang yg ada maknanya bagi mereka (yang diteliti), berdasarkan pemikiran/ pandangan mereka, menurut istilah mereka, dan dlm lingkungan alamiah mereka sendiri.

  10. lanjutan • Metode kualitatif mencari data untuk mengerti tentang persepsi, perasaan2, dan pengetahuan2 orang2 melalui wawancara yang intensif dan mendalam.

  11. Data Kualitatif • Deskripsi yg rinci tentang situasi, kejadian2, orang, interaksi2 dan perilaku, nukilan langsung dari orang ttg pengalaman2, sikap, kepercayaan, dan pikirannya, serta kutipan2 atau segala dokumen, surat-surat, rekaman2, dan sejarah kasus. • M.Q.Patton (1982): ukuran kualitatif adalah dari deskripsi yang rinci, kutipan langsung dan dokumentasi kasus, yang semuanya merupakan data mentah (raw data) dari dunia empiris.

  12. lanjutan • Data kualitatif dikumpulkan sebagai tuturan yang terbuka atau melalui pertanyaan terbuka (open-ended) yg menyajikan pertanyaan yang sangat elementer, tanpa menetapkan kegiatan2, program atau pengalaman orang terlebih dahulu, dan juga tanpa melakukan pedoman kategori thd se-jumlah jawaban yang merupakan respon dari orang yang diwawancarai.

  13. lanjutan Empat unsur dasar dlm mengumpulkan data kualitatif (John Lofland dan Patton,1982): 1. Peneliti hrs cukup dekat dgn orang2 dan situasi yang ditelitinya, shg memungkin-kan dia dpt memahami apa yg terjadi secara mendlm dan rinci. 2. Peneliti hrs mencoba menangkap apa yg sebenarnya terjadi/berlangsung, dan apa yg sebenarnya dikatakan oleh orang-orang tentang fakta yang diterimanya.

  14. lanjutan 3. Data kualitatif terdiridari suatu jumlah yang besar dari deskripsi yang lengkap tentang orang, aktivitas-aktivitasnya dan interaksi-interaksinya. 4. Data kualitatif mengetengahkan nukil-an langsung dari orang, mencakup apa yang dikatakannya dan dituliskannya.

  15. Hubungan Setera Antara Peneliti - Tineliti • Keberpihakan secara sadar, bukan kebebasan nilai. Artinya peneliti hrs mengidentifikasikan dirinya berpihak pada subjek penelitian. Keberpihakan ini harus diperlakukan secara sadar dengan sikap berjarak yang kritis dan dialektis.

  16. lanjutan 2. Pandangan dr bawah,ygmerupakan konsekuensi dr azas pertama.Pandangan dr bawah memerlukan pemahaman realitas dan merupakan proses “declassing “ (melepas-kan kelas sendiri) dengan menggunakan empati dan fleksi-bilitas pribadi untuk menyesuaikan diri dgn norma dan bentuk tingkahlaku yg terutama berbeda dgn diri sikap seseorang

  17. lanjutan 3. Partisipasi. Pembentukan wawasan tak dapat diperoleh melalui refleksi atau observasi dari luar. Dalam hal ini parti-sipasi merupakan refleksi bersama mengenai proses sosial yang ditujukan untuk memperdalam kesadaran peneliti dan tineliti yang menjadi subjek penelitiannya.

  18. lanjutan 4. Berkomunikasi dialogikal dgn cara mem beri penekanan pd “pertukaran tempat” antara peneliti dan tineliti yang memungkin-kan interpretasi masing2 terbuka bagi disku-si. Pertukaran berarti berbagi tujuan peneli-tian, yg berarti bhw tineliti turut menentu-kan konsep dan kategori dari variabel penelitian. Ini berarti perlu demokratisasi proses penelitian dari bawah. Hubungan kekuasaan yang timpang antara peneliti dan tineliti harus dihilangkan selama penelitian berlangsung.

  19. Keunggulan Metode Kualitatif • Mampu menganalisis realita secara mendalam. • Bersifat subjektif: eksplorasi, deskripsi dan interpretasi lebih mendapat ruang dan mengundang lebih banyak kreatifitas dari pada penelitian kuantitatif. • Mempunyai potensi bagi peneliti untuk dpt mengembangkan operasionalisasi konsep yang disesuaikan dgn berlangsungnya proses penelitian, sehingga mendekati realita.

  20. lanjutan 4. Peneliti mempunyai keleluasaan dalam me- nyusun proses penelitian dan dalam meng-analisis catatan lapangan.Selama materi empiris mendukung argumentasi peneliti, maka penelitiannya sahih, namun demikian dia hrs mempertanggungjawabkannya dlm laporan mengenai bagaimana pengumpulan analisis dan intepretasi data. 5. Memungkinkan adanya kedekatan emosi-onalantara peneliti dgn yang diteliti.

  21. Antroplogi Sosial? Antropologi Sosial termasuk ke dalam ilmu pengetahuan yang harus mempergunakan pendekatan kualitatif dalam penelitiannya

  22. Kajian AntropologiSosial • Secara tradisional berasal dari hasil kajian-kajian terhadap kelompok-kelompok masyarakat yang berskala kecil, relatif terisolasi dan sederhana secara sosial, politik dan ekonomi. • Sedangkan penelitinya adalah para antropolog dari masyarakat modern dan beradab yang berasal dari Eropa dan Amerika. → Studi tentang “other culture”

  23. Lanjutan Meskipun pada saat kini, masyarakat yang dulu dianggap primitif itu sudahhampir punah karena hidupnya sudah lebih maju, tapi peninggalan teori, konsep, metode, dan pendekatan antropologi hasil dari kajian terhadap kelompok-kelompok inib tetap mendominasi paradigma antopologi.

  24. Etnografi dan Etnologi • Secara teoritis dan metodologis, antropologi terbagi ke dalam dua peringkat. Peringkat ba-wah disebut etnografi, sedangkan peringkat atas adalah etnologi. • Pada peringkat bawah, melalui hasil karya etnografi lapangan, seorang akhli antropologi sosial disebut sebagai etnografer. Sedangkan pada peringkat atas melalui karya komparatif dia berupaya membangun teori-teori, dan dengan demikian dia akan menjadi seorang akhli etnologi.

  25. Etnografi • Etnografi adalah metode penelitian lapa-ngan yang dilaksanakan secara menda-lam melalui keterlibatan langsung peneliti dalam masyarakat yang ditelitinya dengan mengambil satu kelompok sosial tertentu sebagai kasus. Secara tradisional, kelom-pok sosial itu adalah sebuah suku bangsa → deskripsi mengenai masyarakat dan budaya suatu suku bangsa tertentu. • Etnografi adalah kerja lapangan sekaligus hasil/ buku laporannya.

  26. Lanjutan • Etnografi dianggap sebagai fondasi dari antropologi sosial. • Ciri khas dari metode penelitian etnografi adalah kajian kasus dengan cara hidup bersama masyarakat yang diteliti dalam waktu yang cukup lama (bulanan, tahunan), dilakukan dengan pendekatan holistik-integratif, thick description, dan analisis kualitatif dalam rangka mencapai native’s point of viev

  27. Lanjutan • Teknik pokok dalam rangka pengum-pulan data adalah observasi, partisi-pasi dan wawancara mendalam. • Metode etnografi biasanya tidak menggunakan analisis statistik yang bersifat kuantitatif, supervisial dan segmented

  28. Lanjutan • Bagaimanapun, etnografi adalah pekerjaan tingkat awal dari seorang akhli antropologi sosial yang profesional. • Etnografi adalah satu pekerjaan inisiasi bagi seseorang yang ingin menjadi akhli antropologi yang profesional. • Seseorang tidak mungkin diakui sbg seorang akhli antropologi profesional jika sebelumnya dia tidak melakukan sebuah etnografi dan melaporkan hasil penelitiannya.

  29. Lanjutan • Jika seorang etnografer tetap tinggal menggeluti kegiatannya tanpa ada usaha untuk meningkatkan ke peringkat yang lebih tinggi, maka dia tidak akan pernah mewnjadi seorang etnologi, atau akhli antropologi yang sesungguhnya.

  30. Lanjutan • Tingkat pekerjaan yang harus dilakukan selanjutnya adalah apa yang disebut sebagai comparative study, baik secara diakronis maupun secara sinkronis. Dalam fase ini dia tidak lagi wajib pergi ke lapangan, seperti yang dia lakukan dulu waktu menghasilkan sebuah etnografi, tapi dia bekerja di perpustakaan.

  31. Lanjutan • Setelah memilih topik tertentu sebagai fokus penelitiannya, etnografer mulai melakukan pekerjaan perbandingan. Misalnya dia memilih topik tentang upacara kematian. Dia membanding-bandingkan upacara-upacara tersebut di antara beberapa suku bangsa di dunia. Dari hasil perbandingan ini akan muncul sebuah generalisasi, atau sebuah teori tentang upacara kematian. • Ini adalah perbandingan sinkronis, yaitu membandingkan berbagai upacara kematian pada berbagai suku bangsa pada masa kini.

  32. Lanjutan Akhli antropologi ini juga dapat melakukan perbandingan secara diakronis, misalnya membandingkan sistem pertanian di praktikan orang di Mesopotamia 10.000 thn yang lalu, dengan yang dipraktikan mereka pada 5.000 tahun yang lalu, dan dengan praktik pada masa kini. Hasilnya adalah sebuah teori tentang perkembangan sistem pertanian di Mesopotamia

  33. Lanjutan • Contoh lain: buku The Religion of Java adalah karya Clifford Geertz sebagai seorang etnografer, sedangkan buku Islam Observed dan Peddlers and Princess adalah karya Geertz sebagai seorang etnolog atau antropolog. • Ada satu jarak waktu dan jarak kemampuan teoritis seorang etnografer dan seorang antropolog.

  34. Lanjutan Tujuan Ilmu Antropologi Sosiokultural

  35. Teknik Pengumpulan Data Ada beberapa teknik pengumpul-an data yang sering dipakai dlm penelitian antropologi: • Teknik Bola Salju • Pengamatan berperanserta • Wawancara mendalam • Triangulasi • Catatan harian

  36. Teknik Bola Salju Bertanya dengan cara “menggelinding- kan bola salju sampai bola salju tersebut berhenti karena tidak mampu mengge- linding lagi” (mencari data dari berbagai sumber atas petunjuk sumber-sumber sebelumnya sampai jenuh) dengan cara: • Bertanya kepada teman, saudara, & kontak pribadi. • Terlibat bersama masyarakat • Mendekati organisasi & badan terkait

  37. Pengamatan Berperanserta Alasan penggunaan: • melihat, merasakan, memaknai dunia, peristiwa & gejala sosial menurut subyek penelitian • pembentukan pengetahuan bersama (intersubyektifitas). Pedoman pengamatan berperanserta: • pembatasan sasaran pengamatan. • didasarkan “kerangka pemikiran”. Kekurangan teknik pengamatan berperanserta: • going native / etnosentris. • masalah validitas

  38. WawancaraMendalam • temu muka berulang antara peneliti & subyek penelitian • memahami pandangan subyek penelitian tentang hidupnya, pengalamannya, situasi sosial • suasana kesetaraan, akrab, & informal. Wawancara mendalam sesuai pada situasi: • aspek penelitian jelas & tepat dirumuskan. • ajang dan subyek penelitian tidak terjangkau. • kendala waktu. • tergantung ajang atau orang dalam skala luas. • menjelaskan pengalaman manusia. Kelemahan wawancara mendalam: • kemungkinan pemalsuan, penipuan, pelebih-lebihan, dan penyimpangan (distorsi). • orang mengatakan & melakukan hal berbeda dalam situasi berbeda. • peluang terjauhkan dari konteks.

  39. Triangulasi Tipe triangulasi: • triangulasi data • triangulasi peneliti • triangulasi teori • triangulasi teknik metodologis

  40. Catatan Harian Catatan Harian merupanInstrumen utamadalam penelitian antropologi Jenis catatan harian: • catatan fakta • catatan teori • catatan metodologis Dua bagian: bagian deskriptif, bagian reflektif/memo. Catatan fakta bagian deskriptif: • gambaran diri subyek penelitian • rekonstruksi dialog • deskripsi latar fisik • catatan tentang peristiwa khusus • gambaran kegiatan Penulisan catatan harian: • identitas catatan. • pencatatan dalam waktu sehari atau semalam.

  41. Studi Kasus • Batasan: • Studi aras mikro • Menyorot satu atau beberapa kasus • Multi metode • Tipe studi kasus: • Studi kasus intrinsik: pemahaman satu kasus • Studi kasus instrumental: kajian suatu kasus untuk isu dan wawasan teoritis • Studi kasus kolektif: kajian sejumlah kasus serupa atau berbeda untuk memahami gejala, populasi, kondisi umum

  42. Studi Kasus • Alasan: • Pertanyaan penelitian “mengapa” atau “bagaimana” • Kecil peluang untuk mengontrol peristiwa/ gejala sosial • Meneliti gejala masa kini/kontemporer • Implikasi pertanyaan: • Eksplorasi, mencari, menjajagi bagaimana? • Eksplanasi, menerangkan  mengapa? • Deskripsi, memaparkan  bagaimana, mengapa? • Generalisasi untuk perumuman proposisi teoritis

  43. Prosedur Studi Kasus • Penetapan kasus: tema/topik  alasan/ tujuan  tipe studi kasus  pemilihan kasus • Penentuan pumpunan studi: unit kasus yang diteliti  pertanyaan  informasi cara lembaga • Konseptualisasi (simultan/siklikal): pengumpulan  pengolahan  penafsiran/ analisis • Perumuman: perumuman analitis  penteorian

  44. Analisis Data • Analisis dilaksanakan terus menerus sepanjang penelitian, siklus dan interaktif MASAPENGUMPULANDATA REDUKSI DATA PENYAJIAN DATA PENARIKAN KESIMPULAN

  45. Analisis Data: Reduksi • Reduksi data: pemilihan, penyederhanaan, pengabstrakan, tansformasi data • Kegiatan: • Meringkas data • Mengkode • Menelusur tema • Membuat gugus-gugus • Membuat partisi • Menulis memo • Reduksi: • Seleksi ketat • Ringkasan • Menggolongkan ke pola yang lebih luas

  46. Analisis Data : Penyajian • Penyajian data: sekumpulan informasi yang memungkinkan pengambilan kesimpulan • Bentuk: • Teks naratif • Matriks, grafik, jaringan, bagan

  47. Penarikan Kesimpulan • Meliputi: • Mencari arti benda dan tindakan • mencari pola • Penjelasan • Konfigurasi • alur sebab akibat • Proposisi • Verifikasi kesimpulan selama penelitian: • Memikir ulang selama penulisan • Tinjauan ulang catatan lapangan • Tinjauan kembali dan tukar pikiran antar teman sejawat • Upaya meluaskan kesimpulan

More Related