1 / 8

Johan Kristanto D4 Komputer Multimedia , STIKOM Surabaya

PEMBUATAN FILM DENGAN PENGGABUNGAN UNSUR LIVE SHOOT DAN 3D ANIMASI DALAM ASPEK PRODUKSI BERJUDUL “DARK DAYLIGHT”. Johan Kristanto D4 Komputer Multimedia , STIKOM Surabaya. Latar belakang.

washi
Download Presentation

Johan Kristanto D4 Komputer Multimedia , STIKOM Surabaya

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PEMBUATAN FILM DENGAN PENGGABUNGAN UNSUR LIVE SHOOT DAN 3D ANIMASI DALAM ASPEK PRODUKSI BERJUDUL “DARK DAYLIGHT” Johan Kristanto D4 Komputer Multimedia, STIKOM Surabaya

  2. Latarbelakang • Film-film tersebut dianggap berhasil menciptakan suatu suasana atau peristiwa yang tidak mungkin dilakukan hanya dengan teknik film live shot. Dengan perpaduan live shot dan animasi komputer, maka imajinasi dan keinginan pembuat film dapat diwujudkankan. Dalam buku The Making Of 3D Animation Movie using 3DStudio Max (Djalle, 2006), dijelaskan bahwa animasi 3D adalah pengembangan dari animasi 2D. Model yang diperlihatkan dengan menggunakan animasi 3D akan tampak semakin hidup dan nyata, mendekati wujud aslinya. • Berangkat dari fenomena tersebut, proyek tugas akhir yang akan dibuat, yaitu membuat film animasi yang memadukan antara live shot dan animasi 3D yang berjudul “Dark Daylight”. Film ini berceritakan tentang kehidupan seseorang tentara di medan perang yang dihadapkan pada dua pilihan, dimana ia harus memilih dengan bijak diantara kedua pilihan itu. Film ini akan dikerjakan oleh 2 orang, yaitu penulis I (Johan Kristanto) dan penulis ke II (Taufik Rahmadhani). Harapan dari film gabungan live shot dan 3D animation dapat memacu calon-calon animator untuk segera memproduksi film animasi yang lebih baik sehingga menumbuhkan persaingan yang sehat di dunia animasi Indonesia.

  3. METODE Kepustakaan • a. PengetahuanDasar Film Animasi Indonesia olehGatotPrakosa yang secaragarisbesarnyaberisitentangpengetahuandasartentanganimasi. • b. The Making Of 3D Animation Movie using 3D Studio Max olehZaharuddin G. Djalle yang memaparkanberbagaicaradanteknik yang digunakandalammembuatanimasi 3D. • c. PraktisMembuat Game 3D oleh Samuel Henry yang berisitentangcara modeling, teksturinghingga rendering 3D. • d. Membuat Film Indie ItuGampangolehAskurifalBaksinberisitentangcarapembuatan film indie.

  4. METODE Wawancara • Metode wawancara ini dilakukan oleh penulis guna mencari masukan dan ide dari beberapa narasumber :. • a. Bapak Karsam, MA., Ph.D, beliau adalah salah satu dosen Multimedia di STIKOM Surabaya, pemantapan ide dan konsep. Beliau juga membimbing dalam pengerjaan laporan tertulis. • b. Mochammad Kurniawan A.md, beliau adalah seorang animator yang telah lama terjun dalam dunia animasi, mengenai teknik dan cara produksi film animasi.

  5. Ide dan Konsep Awal Film • Berawal dari penulis menonton film animasi lokal ditelivisi yang menggabungkan antara live shot dan animasi 3D, tetapi penulis merasa cerita yang diangkat serta hasil pengerjaan kurang baik. Oleh karena itu penulis berkeinginan untuk mencoba membuat suatu film gabungan antara live shot, animasi 3D dan spesial efek. Karena dari sebagian besar film animasi yang beredar di Indonesia, penulis belum menemukan film animasi yang secara baik terkemas, sehingga dapat menyamai kualitas film Hollywood. Penulis ingin mencoba melakukan eksperimen lebih jauh dalam pembuatan film, sehingga mampu mewarnai film-film lokal yang telah beredar. • Penulis mencoba menjadikan animasi 3D sebagai background serta live shot untuk karakternya, serta menambahkan spesial efek untuk adegan perang. Penulis ingin membuktikan bahwa setidaknya para animator lokal tidak kalah dan mampu menghasilkan karya yang baik dan layak dinikmati masyarakat di Indonesia. • Penggunaan bahasa Inggris dan subtitle bahasa Indonesia dalam film bertujuan agar kedepannya apabila film ter-upload di internet maka masyarakat di seluruh dunia dapat turut menikmati dan mengerti. Karena bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional.

  6. PRODUKSI • Pengambilan Live Shot • Pembuatan 3D modelling • Proses Keying Video • ProsesPenggabungan Live Shot Dan 3D • Rendering Akhir

  7. KESIMPULAN • 1. Padaprosesproduksipenulisberhasilmenggunakanunsurgabunganantara live shot dan 3D animation teknikmemasukkan video kedalam material 3D dandirendermenjadisatukesatuan. • 2. Teknikpenggabungan video menjadi material 3D dapatmempercepatprosesproduksi film yang menggunakanteknikgabunganantara live shot dan 3D animation.

  8. SARAN • Sinematografi yang baik menjadi kunci utama dalam pembuatan film perang sehingga pesan dapat tersampaikan kepenonton lewat gambar tanpa harus melalui kata-kata. • Menetukan jadwal kerja dan target sebelum memulai pembuatan film sangat membantu dalam merealisasikan film. • Komputer yang memiliki spesifikasi tinggi sangat dibutuhkan dalam pembuatan film animasi, terutama guna merender 3D yang membutuhkan waktu lama. • Jangan takut untuk berimprovisasi saat proses produksi. Karena pada kenyataannya proses produksi kadang-kadang tidak sama dengan rencana yang kita buat. • Persiapkan planning cadangan dalam jadwal, sehingga proses produksi tidak terhenti dan dapat terus berlanjut walaupun ada halangan. • Ambil masukan-masukan yang baik dari para crew dan pemain saat proses produksi. Terkadang masukan mereka dapat membantu proses produksi. • Pemberian imbalan pada pemain terkadang perlu dilakukan, hal ini agar mereka dapat lebih bersemangat dalam bekerja

More Related