html5-img
1 / 13

Tabel 1. Nilai kuat Acuan (MPa), kadar air 15%

PERTEMUAN 3 ALAT SAMBUNG. Tabel 1. Nilai kuat Acuan (MPa), kadar air 15%. Bila pemeriksaan dilakuan atas dasar pengukuran berat jenis, langkah2 menghitung kuat acuan sbb : Kerapatan ρ (kadar air di bawah 30%) – satuan kg/cm3 Kadar air, m% (m<30)

vince
Download Presentation

Tabel 1. Nilai kuat Acuan (MPa), kadar air 15%

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PERTEMUAN 3ALAT SAMBUNG Tabel 1. Nilai kuat Acuan (MPa), kadar air 15%

  2. Bila pemeriksaan dilakuan atas dasar pengukuran berat jenis, langkah2 menghitung kuat acuan sbb : • Kerapatan ρ (kadar air di bawah 30%) – satuan kg/cm3 • Kadar air, m% (m<30) • Hitung berat jenis pada m%, dg rumus Gm=ρ/[1.000(1+m/100)] • Hitung berat jenis dasar Gb = Gm/[1+0,265aGm], dg a = (30-m)/30 • Hitung berat jenis pada kadar air 15% (G15) dg rumus : G15 = Gb/(1-0,133 Gb) 6. Hitung estimasi kuat acuan dengan rumus (G=G15) : Ew (MPa) = 16.500G0.7 Tabel 2. Nilai rasio tahanan Kelas Mutu Nilai rasio tahanan A 0,80 B 0,63 C 0,50

  3. Pingul adalah sudut yang tidak sempurna pada sepotong kayu gergajian, sehingga penampang lintangnya tidak merupakan segi empat lagi. Tabel 3. Cacat maksimum untuk setiap kelas mutu kayu

  4. Tabel 4. Faktor waktu (λ) Kombinasi pembebanan Faktor waktu (λ) 1,4D 0,6 1,2D + 1,6L + 0,5 (La atau H) 0,7 jika L dari gudang 0,8 jika L dari ruangan umum 1,25 jika L dari kejut 1,2D+1,6L(La atau H)+(0,5L atau 0,8W) 0,8 1,2D+1,3W+0,5L+0,5 (La atau H) 1,0 1,2D + 1,0E + 0,5L 1,0 0,9D + (1,3W atau 1,0E) 1,0

  5. Tabel 5. Faktor tahanan, Ø Jenis Simbol Nilai Tekan Øc 0,90 Lentur Øb 0,85 Stabilitas Øs 0,85 Tarik Øt 0,80 Geser/puntir Øv 0,75 Sambungan Øz 0,65

  6. PENGENALAN ALAT SAMBUNG KAYU Beberapahal yang menyebabkanrendahnyakekuatansambunganpadakonstruksikayuyaitu : • Terjadinyapenguranganluastampang. • Terjadinyapenyimpanganarahserat • Terbatasnyaluassambungan Ciri-cirialatsambung yang baik • Penguranganluaskayu yang digunakanuntukmenempatkanalatsambungrelatifkecilatau nol. • Memilikinilai banding antarakuatdukungsambungandengankuatultimitbatang yang disambung yang tinggi. • Menunjukkanperilakupelelhansebelummencapaikeruntuhan • Memilikiangkapenyebaranpanas yang rendah • Murahdanmudahpemasangannya.

  7. Jenis-jenissambungan Sambungandaptdibedakanmenjadisambungansatuirisan (menyambungduabatangkayu), duairisandanseterusnya. Menurutsifatgaya yang bekerja : sambungandesak, sambungantarik, dansambunganmomen. Jenis-JenisAlatSambung : • Lem • AlatSambungMekanik • Paku • Baut • Timber connectors • Pasakkayukoubler • Cincinbelah (split ring) • Pelatgeser (shear plate) • Spike grids • Toothed ring, single/double sided tooted plate 3. Metal plate connector (punched plate, nail plate dan joist hanger)

  8. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada sambungan ; • Eksentrisitas • Sesaran / Slip • Mata kayu

  9. ANALISIS SAMBUNGAN PAKU Tabel 6. Tahanan lateral acuan satu paku (Z) pada sambungan dengan satu irisan yang menyambung dua komponen.

  10. Dengan : p = kedalaman penetrasi efektif batang alat pengencang pada komponen pemegang (lihat gambar 20) KD = 2,2 untuk D ≤ 4,3 mm = 0,38D +0,56 untuk 4,3 mm ≤ D ≤ 6,4 mm = 3,0 untuk D ≥ 6,4 mm Re = Fem/Fes Fe = kuat tumpu kayu = 114,5G1,84 (N/mm2) dimana G adalah berat jenis kayu kering oven Fyb = kuat lentur paku (lihat tabel 9)

  11. Geometrik sambungan paku • Spasi “dalam satu baris” (a) • Pada semua arah garis kerja beban lateral terhadap arah serat kayu, spasi minimum antar alat pengencang dalam suatu baris diambil sebesar 10 D bila digunakan pelat sisi dari kayu, dan minimal 7 D untuk pelat sisi dari baja. • Spasi “antar baris” (b) • Pada semua arah garis kerja beban lateral terhadap arah serat kayu, spasi minimum antar baris adalah 5D • Jarak Ujung • Jarak minimum dari ujung komponen struktur ke pusat alat pengencang terdekat diambil sebagai berikut : • Untuk beban tarik lateral • 15 D untuk pelat sisi dari kayu • 10 D untuk pelat sisi dari baja • Untuk beban tekan lateral • 10 D untuk pelat sisi dari kayu • 5 D untuk pelat sisi dari baja • Jarak tepi dengan beban (d) = 10 D • Jarak tepi yang tidak dibebani (e) = 5 D

  12. Faktor koreksi sambungan paku • Kedalaman penetrasi (Cd) Tahanan lateral acuan dikalikan dengan faktor kedalaman penetrasi (p) p≥12D→Cd=1,00; 6D≤p≤12D→Cd=p/12D; p ≤6D →Cd=0,00 • Serat ujung (Ceg) Tahanan lateral acuan harus dikalikan dengan faktor serat ujung, Ceg=0,67, untuk alat pengencang yang ditanmkan ke dalam serat ujung kayu • Sambungan paku miring (Ctn) Untuk kondisi tertentu, penempatan paku pada kayu harus dilakukan secara miring (tidak tegak lurus) eperti Gambar 22. Pada sambungan seperti ini, tahanan lateral acuan harus dikalikan dengan faktor paku miring, Ctn, sebesar 0,83. • Sambungan diafragma (Cdi) Faktor koreksi ini hanya berlaku untuk sambungan rangka kayu dengan plywood seperti pada struktur diafragma atau shear wall (dinding geser). Nilai faktor koreksi ini umumnya lebih besar dari pada 1,00.

  13. TERIMA KASIH

More Related